NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nur Aini

Caca terpaksa harus menikah dengan suami adiknya yang tengah terbaring sakit di salah satu kamar rumah sakit.

"Kak, aku mohon, menikahlah dengan abang Alden!" Ucap Lisa, sang adik di waktu terakhirnya.

Caca menggeleng tak setuju. Begitu juga dengan Alden. Tapi mendengar Lisa terus memohon dengan suara seraknya yang nyaris hilang dan dengan raut wajahnya yang menahan segala rasa sakitnya, Caca pun akhirnya menyetujui permohonan terakhir adiknya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Yuk langsung saja intip serial novel terbaru Author!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Aku orangnya

Caca memilih melamun di koridor sambil menikmati angin pagi yang setidaknya mendinginkan hati dan pikirannya yang sempat terbakar amarah.

"Umi.. apa yang harus aku lakukan?!"

Diusapnya wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang terasa sejuk.

Sementara Alden keluar dari kamar mandi dengan sudah berpakaian rapi. Dia siap untuk berangkat ke kantor.

Sebentar dia menatap punggung Caca yang bermenung di koridor. Kemudian, dia melangkah pergi meninggalkan kamar untuk segera berangkat ke kantor tanpa berpamitan lagi pada Caca.

"Den, sarapannya hampir siap!" Seru Yuni berlari menghampiri Alden yang hendak membuka pintu rumah.

"Aku sarapan di kantor saja, bik."

"Baik den." Sahut Yuni sambil membukakan pintu.

"Antarkan sarapan untuk Caca ke atas. Makan siang dan malam juga antarkan ke atas. Bibik langsung yang harus mengantarkan ke atas." Titahnya.

"Baik den."

Alden pun berlalu pergi meninggalkan rumah, tanpa menyadari ternyata mamanya mendengar apa yang dia perintahkan pada Yuni.

"Nenek sihir itu bukan lawan sembarangan. Aku harus bergerak cepat untuk mengusirnya dari rumahku." Gumamnya dalam hati.

Sementara itu, dari koridor kamar di lantai atas Caca melihat Alden masuk ke mobilnya. Saat itulah dia menyadari ternyata Alden sudah meninggalkannya sendirian tanpa pamit.

Dengan cepat Caca berlari berharap bisa mengejar Alden. Dia berniat menumpang untuk diantarkan ke apartemennya. Ya, Caca harus berganti pakaian dan mengambil berkas yang harus dia bawa ke kantor. Tapi, Alden malah meninggalkannya begitu saja.

Melihat Caca berlari menuruni anak tangga, lansung di hentikan oleh Yuni yang baru saja menutup pintu setelah Alden keluar dari rumah.

"Non kenapa terburu buru?" Tanya Yuni.

"Aku harus mengejar Alden, bik." Ucapnya menyebut Alden dengan nama.

"Kamu masih memanggil suamimu dengan nama?" Itu suara Adnan yang sedang melangkah menuruni anak tangga.

"Papa!" Seru Caca menunduk merasa tidak enak ditegur oleh mertuanya.

"Apa Alden tidak mengajari kamu cara memanggilnya?"

"Bukan begitu pa. Tapi, kami butuh waktu untuk bisa menyesuaikan diri." Jawab Caca.

"Berani sekali kamu menjawab mertuamu." Seru Nadin menghampiri suaminya.

"Maafkan aku, pa, ma."

"Tidak apa. Papa paham, kalian masih menyesuaikan diri. Terlebih belum satu minggu kepergian Khalisa. Papa yang harusnya minta maaf, karena terlalu buru buru menuntut agar kalian segera menjadi pasangan yang harmonis dan mesra."

Adnan mengatakan itu sambil meraih tangan Caca dan mengelusnya lembut. Adnan melakukan itu untuk menenangkan dan membesarkan hati menantunya itu.

"Kamu mau kemana? Kenapa buru buru mengejar suamimu?" Tanya Adnan kemudian.

"Itu, pa. Tadinya aku mau minta antar ke apartemen untuk mengambil beberapa berkas dan juga pakaian untuk kerja."

"Kamu sudah mau masuk kerja?"

"Iya, pa."

"Ya sudah, kalau gitu kita sarapan dulu. Nanti biar papa yang antar kamu."

"Terimakasih, pa."

Adnan tersenyum sambil merangkul menantunya melangkah menuju meja makan.

Nadin mengekor dibelakang suaminya dengan wajah kesal dan tidak suka melihat Caca yang bahkan mampu mengendalikan suaminya.

"Tidak bisa. Nenek sihir ini tidak bisa dibiarkan lama lama disini. Bisa bisa suamiku pun tunduk padanya." Gumam Nadin dalam hatinya.

Setelah sarapan, Adnan mengantar Caca ke apartemennya. Setelah itu dia kembali ke perusahaannya.

Begitu sampai di apartemen kecilnya, Caca pun langsung mandi. Lalu ganti baju dan bersiap untuk berangkat ke kantor.

"Ya ampun, Caca!" Seru Loli satu satunya sahabat dekatnya di kantor saat melihat Caca yang baru datang.

"Kamu oke?"

Caca mengangguk merespon Loli.

"Aku turut berduka atas kepergian Lisa. Maaf ya, Ca aku tidak bisa hadir hari itu. Aku sedang di luar kota pada saat itu." Ucapnya merasa tidak enak hati pada sahabatnya itu.

"Tidak apa, Loli. Aku tahu kok kamu sibuk saat itu."

Loli tersenyum haru. Lalu sekali lagi dia memeluk Caca dengan erat.

"Kangen tau nggak sih. Lama amat cutinya. Seperti cuti nikah aja deh." Celetuk Loli asal.

Caca pun hanya bisa tersenyum saja menanggapi Loli. Andai Loli tahu apa yang dikatakannya adalah benar, bagaimana ya reaksinya.

"Eh iya Ca, hp kamu kenapa? Rusak ya, kok nggak bisa dihubungi.."

"Oya? Tapi hp-ku aktif kok." Sahut Caca sambil memperlihatkan layar hp-nya pada sahabatnya itu.

Sebenarnya Hp Caca ketinggalan di rumah mamanya dan hp-nya mati. Yang sekarang dia tunjukkan hp lamanya yang kebetulan dia tinggalkan di apartemen waktu itu. Untungnya Loli tidak curiga.

"Bang Haris nyariin kamu. Dari kemaren dia nelpon kamu nggak bisa katanya. Jadi, dia nelpon aku deh." Tutur Loli.

"Bang Haris?!" Ulang Caca tampak bingung.

Dia melupakan sosok Haris sejak hari kepergian Khalisa. Haris adalah sepupu Alden yang baru dikenalnya sekitar empat bulan terakhir. Itupun dikenalkan oleh Lisa.

...🍂🍂🍂...

Saat ini Caca dan Loli sedang makan siang di kantin kantor. Seperti biasa, mereka menggunakan kesempatan ini untuk mengobrol santai layaknya dua sahabat yang sudah lama tidak berjumpa.

"Bagaimana keadaan mama sama abi kamu, Ca?"

"Sejauh ini sih, Abi sudah baik baik saja. Abi juga sudah mulai kerja lagi. Yang masih sedih itu mama."

"Wajar sih. Tante Sarah kehilangan putri tercintanya." Sahut Loli.

"Eh tapi, suami Lisa apa kabar? Bagaimana keadaannya."

Caca tidak langsung menjawab. Dia malah terlihat bingung mendengar pertanyaan Loli yang menanyakan keadaan suami adiknya yang kini juga sudah menjadi suaminya.

"Dia sudah menikah lagi." Jawab Caca jujur.

Sekalian Caca ingin tahu bagaimana respon Loli tentang itu.

"Apa? Dia sudah menikah lagi. Secepat itu?"

Caca mengangguk.

"Kasihan Khalisa. Dia sangat mencintai suaminya. Eh baru beberapa hari meninggal suaminya sudah menikahi wanita lain. Jangan jangan Alden selingkuh sejak Khalisa mulai sakit sakitan." Celetuknya asal menebak.

"Lisa yang memaksa suaminya untuk menikah lagi. Pernikahan itu bahkan disaksikan langsung oleh Lisa disaat saat terakhirnya."

"Apa? Lisa yang memaksa suaminya menikah lagi? Dan Alden menikahi wanita itu disaat saat terakhir Lisa, disaksikan langsung oleh Lisa?!"

"Iya."

"Siapa wanita itu, apa dia mantan pacar suaminya?" Tebak loli dan Caca langsung menggeleng.

"Lalu siapa, Ca?"

"Aku." Ucap Caca sangat pelan nyaris tidak terdengar.

Awalnya Loli mengangguk, lalu sesaat kemudian dia terperangah kaget hampir berteriak, untunglah dia cepat menutup mulutnya dengan kedua tangannya sendiri.

"Loh kok bisa? Terus bagaimana dengan bang Haris, Ca? Bukankah kalian sudah memutuskan untuk ta'aruf.."

"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, Loli. Permohonan terakhir Lisa ingin menyaksikan sendiri suaminya menikahi aku dihadapannya. Aku juga tidak mau. Aku menolak, begitu juga dengan suaminya. Tapi, Lisa terus memohon. Aku setuju karena aku pikir setelah menikah malam itu, siangnya Alden akan langsung menceraikan aku dan keadaan Lisa mungkin saja akan kembali membaik. Setelah itu baru aku berencana menceritakan semuanya pada bang Haris, tapi.." Tutur Caca menjelaskan dengan suara pelan dan juga raut wajah yang bingung bercampur sedih.

Caca berani cerita pada Loli, karena Loli satu satunya sahabat terbaiknya tempat dia curhat menceritakan semua tentang dirinya. Dan yang terpenting, Loli sangat bisa diandalkan dalam menyimpan rahasia.

"Ya ampun, Ca. Lalu, apa akhirnya Alden menceraikan kamu?" Loli mengelus punggung tangan Caca. Dia prihatin pada sahabatnya itu.

Caca menggeleng.

"Kenapa?"

"Aku tidak tahu. Beberapa kali aku meminta supaya dia menceraikan aku. Terlebih keluarganya tidak suka padaku. Tapi, dia tidak mengatakan apapun selain memintaku untuk bertahan demi Khalisa."

"Ya ampun, Caca. Kasihan kamu. Kenapa si Alden malah menjadikan Khalisa sebagai alasan untuk menahanmu. Padahal dia juga tahukan hubunganmu dengan bang Haris?"

Caca mengangguk.

"Aku rasa Alden egois. Abang Haris sudah tahu tentang pernikahanmu dengan Alden?" sambung Loli yang membuat Caca kembali menggeleng.

"Tidak ada yang tahu selain keluarga." Sahut Caca.

"Kasihan bang Haris, Ca. Dia pasti akan sangat kecewa jika tahu kamu telah menikah dengan sepupunya sendiri. Dia akan merasa dikhianati."

"Entahlah, Loli. Aku sendiri juga bingung. Aku menikah pun demi Lisa. Aku tidak tahu sampai kapan Alden akan mempertahankan aku. Aku juga ingin memberitahu bang Haris tentang semua ini, tapi aku bingung bagaimana cara menjelaskannya.."

Caca tidak tahu harus bagaiamana sekarang. Dia tahu Haris pasti akan tersakiti. Tapi, dia tidak punya kuasa untuk membatalkan pernikahan yang jelas jelas sah secara agama dan lagi pula talak berada ditangan suami.

"Jika saja talak ada padaku, sudah aku akhiri pernikahan ini tepat setelah Lisa dimakamkan." Gumamnya.

"Ca, kamu yang sabar ya. Aku akan membantu mencari solusi terbaik untuk bisa memberitahu bang Haris tentang semua ini saat dia pulang besok." Ucap Loli.

Haris sedang menempuh pendidikan S2 nya di Jepang. Sekitar seminggu lagi Haris baru akan pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan kuliahnya itu.

1
Sweet Girl
klo hamil.... anak Jack atau anak Sopir Taxi?
Sweet Girl
Mending kamu jotos jotosan dulu sama Jack, Den...
biar tu pala dapat pencerahan.
Izma Sukmawati
Luar biasa
Sweet Girl
Sepertinya nAsibmu bakal kembali ke asal Alvin...
Sweet Girl
Kesindir deh tu... yg mengatasnamakan suami...
Sweet Girl
emang otakmu ya Alden...
udah Tor... pisahkan aja Alden sama Caca...
Sweet Girl
Hah....???
Sweet Girl
Innaalillahi...
Sweet Girl
Nah luuuu
Sweet Girl
Baguslah... punya pikiran gitu...
Sweet Girl
Rasain lu Yuuuu
Sweet Girl
percuma... kamu labil...
Sweet Girl
Nah Khan...
Sweet Girl
Kamu aja Bodoh Den...
Sweet Girl
Papamu lebih pinter dr kamu Alden...
Nopy Wiwik
tinggal kisah Alden,
Sweet Girl
Pasti Lisa yang sudah mengatur semuanya.
Sweet Girl
bwahahahaha hati hati lhoooo dok... nanti tak laporin lhooo
Sweet Girl
Lhaaa Podo ae on...
Sweet Girl
Dasar.... Mak Lampir... entar beneran sakit lho Mak lampir....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!