Amelia seorang gadis cantik yang bekerja sebagai sekretaris, disampingbitu Amelia juga masih merupakan mahasiswi yang sedang menyelesaikan S2 nya.
Hari itu Amelia harus pulang sedikit malam karena adanya perubahan jadwal perkuliahan, dan malam itu Amelia harus sendiri menunggu kendaraan umum sendiri.
Amelia berdiri di halte seorang diri, dengan kemeja dan rok spannya ada dua sosok laki laki yang terus menatapnya.
" Cantik sendirian aja " ucap salah satu laki laki itu
Amelia tak menghiraukannya, ia hanya menatap lurus menunggu angkutan umum.
" Sombong banget sih, mending sini sama Abang" ucap teman laki laki tersebut
Amelia yang mulai gelisah, sedikit berpindah dari tempat sebelumnya namun sayangnya usahanya gagal kedua laki laki itu terus mendekat kearahnya.
" Neng, berapa semalaman yuk kita seneng seneng " kedua laki laki itu mendekati Amelia
Belum sempat Amelia menjawab, ada sebuah mobil berhenti tepat di halte.
" Masuk " ucap orang yang ada di mobil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Caramel_Machiato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Amel perlahan membuka matanya, namun begitu ia sadar ia melihat jika dirinya berada disebuah kamar yang baru pertama ia lihat.
Begitu ia menolehkan wajahnya, ia melihat Dion yang juga masih tertidur dengan pulas.
Ini bukan kali pertama bagi Amel melihat wajah Dion dari dekat, namun entah kenapa wajahnya yang tampan membuat Amel ingin terus menatap.
Amel langsung menyadarinya dirinya, ia langsung mencari ponselnya dan betapa terkejutnya ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.
" Gue tidur selama itu, dan ini gue dimana yah " tanya Amel sambil melihat sekitar
" Kamu sudah bangun " ucap Dion yang masih memejamkan matanya
" Pak Dion, u..udah pak. Kita dimana yah Pak ? " tanya Amel dengan gugup
" Hotel " jawab Dion singkat sambil membuka matanya
" Hotel ? Bapa ngapain bawa saya kesini ? " tanya Amel dengan raut wajahnya yang terkejut
" Kamu tadi tidur pulas, jadi saya ga tega bangunin kamu. Dan kebetulan saya juga ngantuk, jadi yasudah saya kesini " ucap Dion dengan santai
Dion bangun dan ikut duduk, ia melihat raut wajah Amel yang panik.
" Saya ingin seperti ini setiap hari, saya ingin saat saya membuka mata kamu adalah orang pertama yang saya lihat " kata Dion sambil menarik wajah Amel agar menatap dirinya
Dion mengusap pelan bibir Amel, hal itu membuat jantung Amel kembali berdegup dengan kencang.
" Jangan kayak gini Pak " ucap Amel memberikan diri
" Kenapa ? " tanya Dion dengan lembut
" Saya ga suka dengan hubungan yang tidak jelas, terlebih saya tau bapa tidak ingin hubungan yang serius. Biarkan saya memilih pasangan saya pak, dan anggap kita tak pernah melakukan apapun pak kemarin " jawab Amel
" Apa kamu tidak memiliki perasaan sedikitpun kepada saya Amel ? Sedikit saja " kata Dion kembali dan Amel membuang wajahnya dari Dion.
" Engga ada pak, saya sudah memiliki perasaan kepada laki laki lain " jawab Amel
" Tatap saya Amel, bilang kalau kamu tidak memiliki perasaan apapun kepada saya " ucap Dion sambil meraih wajah Amel
" Katakan Amel " kata Dion kembali yang kini keduanya saling bertatapan
" Sa..saya.. Saya " ucap Amel gugup
" Katakan Amel " ucap Dion yang masih menunggu
" Saya ga memiliki perasaan apapun ke pak Dion " Amel mencoba memberanikan dirinya.
Dion tersebut tipis, dan mengangguk dengan pelan.
" Baiklah " jawab Dion dengan singkat
Dion turun dari ranjang dan berjalan menuju toilet, Amel langsung menghembuskan nafasnya dengan kasar.
" Coba aja kalau Pak Dion mau jalanin hubungan serius, dan andai orangtuanya juga Nerima mungkin aku bisa nunggu pak " ucap Amel pelan
Amel langsung merapikan dirinya, dan duduk menunggu Dion keluar dari toilet.
" Pak Dion kita bisa pulang sekarang? " tanya Amel begitu Dion keluar dari toilet, dan Dion hanya menjawab dengan anggukan.
Dion langsung mengambil jasnya, ia jalan lebih dulu dan diikuti oleh Amel.
Tak ada percakapan lagi setelah itu, selama di perjalanan pun Dion hanya diam begitu juga dengan Amel.
Mobil Dion berhenti tepat di halaman rumah Amel, namun Dion masih tak mengucapkan sepatah katapun kepada Amel
" Terimakasih pak sudah mengantarkan saya pulang, bapa hati hati di jalan " kata Amel sebelum turun namun Dion hanya diam
Amel pun langsung turun dari dalam mobil Dion, dan tak butuh waktu lama Dion langsung pergi meninggalkan halaman rumah Amel.
Entah kenapa Amel merasa sedikit bersalah, namun ia juga tau ia dan Dion tak akan mungkin bisa bersama
***
Keesokan pagi begitu Amel sampai di ruangannya, lagi lagi ia mendapatkan sebuah bunga mawar dan coklat hangat.
Amel tersenyum senang dengan hadiah hadiah kecil tersebut, ia pun langsung menyeruput coklat hangat tersebut.
Namun kali ini ada sebuah coklat, Amel menebak jika ini semua masih pemberian Dika.
" Lucu amat sih Kak, pake diem diem gini " kata Amel sendiri
Amel langsung bersiap untuk melakukan pekerjaannya hari ini, ia mulai menyusun semua pekerjaannya.
Tok.. Tok.. Tok..
Seseorang mengetuk pintu ruangan Amel.
" Ya masuk " ucap Amel
Tak lama pintu pun terbuka, Amel melihat seorang perempuan masuk kedalam ruangan Amel.
" Permisi, saya ingin bertemu dengan Pak Dion apa bisa ? " tanya perempuan itu
" Maaf dengan siapa yah ? " tanya Amel dengan lembut
" Nama saya Celine, pak Dionnya ada ? " ulang wanita itu kembali
Amel melihat Celine begitu cantik, bahkan ia merasa tak ada apa apanya dengan dirinya.
" Ada, saya hubungi dulu yah mba silahkan tunggu " kata Amel meraih gagang telpon diatas meja
Amel menghubungi Dion, dan tak lama Dion mengangkat panggilan Amel.
" Ada apa ? " saut Dion dengan ketus
" Permisi Pak, ada yang ingin bertemu dengan Bapak dengan Ibu Celine " ucap Amel sambil melirik ke arah Celine
" Suruh keruangan saya " ucap Dion yang kemudian mematikan panggilan tersebut
Setelah panggilan terputus Amel mempersilahkan Celine untuk pergi ke ruangan Dion.
Celine begitu senang bisa bertemu dengan Dion, dan ditambah Dion mempersilahkan dirinya untuk masuk
" Dion " panggil Celin dengan manja
Dion melirik dan setelahnya kembali menatap layar laptop nya.
" Dion, kamu udah sarapan belum ? Kita sarapan yuk " ajak Celin sambil mendekati Dion
" Menjauh dari gue, gue emang izinin Lo masuk bukan berarti Lo bebas deketin gue " bentak Dion membuat Celine terkejut
" Kenapa Dion ? Aku cuma — " ucapan Celine terhenti ketika Dion bangun dari kursi miliknya
" Mau Lo apa sih Cel ? Mau Lo apa ? " tanya Dion dengan tatapan dingin
" Dion, aku tuh suka sama kamu. Aku mau kita pacaran, terus nikah. " jelas Celine
" Lo tuh terlalu murahan Celine, gue tau Lo cuma mengincar harta gue..!! Lo mau duit kan ? Berapa ? Biar gue kasih sekarang, lagian apa uang lo belum cukup yah sebagai simpenan ? " ucap Dion yang membuat Celine terkejut
" Jaga ya ucapan kamu Dion, aku bukan wanita seperti itu " kata Celine
" Lo bisa Cel nipu keluarga gue, tapi engga dengan gue. Gue juga bisa aja kasih bukti ini ke keluarga gue, atau bisa kasih ke keluarga besar Lo juga yah " Dion mengeluarkan ponselnya
Celine semakin takut dengan ancaman Dion, ia sendiri bingung kenapa Dion bisa mengetahui semuanya.
" Oke oke, tapi gue lakuin terpaksa Dion. Keluarga gue juga maksa supaya kita nikah, dan gue harus nurutin keinginan mereka " ucap Celine
" Gue ga perduli Celine, yang jelas gue ga tertarik sama perempuan murahan kayak Lo " Dion memegang wajah Celine
Prakk
Tangan Celine melayang menampar wajah Dion, bukannya kesakitan justru Dion memberikan senyuman dingin kepada Celin.
" Lo itu perempuan haus belaian Celine, gue tau itu jadi lo gausah deh pura pura di depan gue " kata Dion semakin membuat Celine kesal
" Lo sendiri gimana ? lo sendiri suka sesama jenis kan ? Buktinya sampai sekarang ga ada satu perempuan yang mau sama Lo " ucap Celine yang tak lagi lembut
Dion mendorong tubuh Celin hingga terjatuh diatas sofa, Celine yang takut mencoba untuk bangun
" Kenapa ? Takut ? " ucap Dion sembari membuka kancing kemejanya
" Ga..!! Gue mau pergi dari sini " ucap Celine sambil kembali bangun
Celine langsung mendorong Dion untuk menjauh, setelah itu ia langsung pergi dari ruangan Dion.
Dion hanya tersenyum begitu Celine pergi, setidaknya ia sudah berhasil menyingkirkan Celine sekarang.
" Tinggal satu lagi, setelah itu semua beres " ucap Dion sendiri