Bagaikan mimpi buruk yang sangat menakutkan, Cecilia tidak menyangka hidupnya sangat tragis sekali.
Lelaki yang baru tiga bulan di nikahinya, ternyata menyukai adik tirinya.
Lelaki yang baru di nikahinya itu, bersekongkol dengan adik tirinya dan Ibu tirinya, ingin merebut perusahaan Ayahnya, dan menguasai harta keluarga Cecilia.
Cecilia bertekad akan membalas semua apa yang telah dilakukan oleh ke tiga orang itu pada keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Di jemput.
Esoknya, jam delapan pagi Cecilia tampak duduk di kursi makan sedang menikmati sarapan pagi.
Gadis itu sudah rapi memakai pakaian formal dengan dandanan bersahaja, dia akan ke kantor Ayahnya pagi ini.
Hari ini Cecilia akan mendepak Layla untuk mengundurkan diri dari jabatan yang menjadi miliknya.
Dan akan melawan Nando, kalau mantan suaminya itu mencoba mempertahankan Layla sebagai Direktur, semua bukti ketidak bersalahannya sudah ada di tangannya.
Balas dendam di mulai hari ini, dia akan menuntut kembali mereka yang menjebloskan nya ke penjara.
Cecilia berdandan apa adanya, dia tidak ada berniat untuk pamer kecantikan dengan Layla
Tujuan Cecilia sekarang hanya untuk membalas sakit hati, dan merebut semua milik orang tuanya yang seharusnya menjadi miliknya sebagai ahli waris utama.
Gadis itu tidak berniat untuk memikat siapapun lagi dengan kondisinya yang sekarang, yang ada hanya ingin membalaskan sakit hati yang begitu dalam di dasar hatinya.
Dia tidak perduli dengan penampilannya, cantik atau tidak cantik, tubuhnya sudah tidak semulus dulu lagi, dia tidak berniat untuk membuat seseorang jatuh cinta padanya.
Cinta masa kecilnya sudah tertanam di dalam hatinya, membiarkannya terkubur di dasar hatinya.
Karena dia tidak bisa lagi untuk memamerkan sesuatu pada dirinya yang sudah cacat, dan tidak ada lagi yang enak di tatap pada tubuhnya yang cacat.
Mungkin saja cinta masa kecilnya sekarang sudah memiliki seseorang yang dicintainya, dan bisa jadi sudah menikah, dan mungkin sudah memiliki seorang anak.
Dan mengenai Layla adik tiri Cecilia, putri Ayahnya itu.
Cecilia mencurigai indentitasnya sebagai adik tirinya, karena saat usia Layla tiga tahun, Ibu tirinya itu datang dengan banjir air mata, menangis meminta pertanggungjawaban Ayahnya.
Saat itu usia Cecilia baru lima tahun, dan Ibu kandung Cecilia sangat terpukul dengan apa yang dikatakan Ibu tiri Cecilia.
Hari-hari yang penuh dengan penderitaan, Ibu Cecilia di madu Ayahnya, karena ingin bertanggung jawab pada Ibu tiri Cecilia.
Saat usia sepuluh tahun, Ibu kandung Cecilia meninggal karena depresi berat dan penyakit jantung yang kronis.
Saat Ayahnya mengetahui bahwa istri keduanya mempunyai niat tertentu menikah dengannya, semuanya sudah terlambat.
Ayah Cecilia didiagnosa memiliki penyakit dalam yang serius, yang sama seperti Ibunya.
Membuat Ayahnya menyesali karena terlalu mempercayai istri ke duanya tersebut, tapi semuanya sudah terlambat.
Pesan terakhir yang di ucapkan Ayahnya pada Cecilia, nama dalam surat wasiat sudah di rubahnya, bahwa semua hartanya atas nama Cecilia, bukan milik Gina Aquila, Ibu tiri Cecilia.
Cecilia bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju wastafel, kemudian mencuci piring dan gelasnya yang kotor.
Setelah selesai membersihkan peralatan makannya, dengan penuh percaya diri, gadis itu pun melangkahkan kakinya keluar dari apartemennya.
Di pelataran halaman apartemen, Cecilia di kejutkan oleh Arya yang sedang menunggunya berdiri di samping mobil mewah yang kemarin membawanya pulang.
Cecilia berdiri tidak bergerak memandang Arya, yang langsung memasang wajah tersenyum nya begitu melihat Cecilia.
"Pagi Nona, saya datang menjemput anda berangkat ke kantor, silahkan Nona!" sahut Arya membuka pintu mobil lebar-lebar untuk Cecilia.
Cecilia memandang Arya tidak berkedip.
"Silahkan Nona!" sahut Arya lagi mempersilahkan Cecilia untuk masuk ke dalam mobil.
"Aku bisa naik taksi, tidak perlu di antar!" sahut Cecilia menolak, lalu berjalan meninggalkan Arya dan mobil mewah yang menunggunya itu.
"Tidak! Nona, saya di tugaskan menjadi asisten anda untuk sementara ini, saya harus mengantar anda ke kantor, silahkan Nona!" Arya menghalangi jalan Cecilia yang akan pergi memanggil taksi.
Cecilia memandang Arya yang memandangnya dengan tatapan memohon.
Cecilia akhirnya mengalah, dan kemudian masuk ke dalam mobil mewah itu.
Dengan tersenyum senang, Arya menutup pintu mobil setelah Cecilia duduk dengan aman di dalam mobil.
Di dalam mobil, ternyata sopir yang sama sewaktu membawa Cecilia pulang dari penjara yang membawa mobil itu lagi.
Setelah Arya masuk dan duduk di kursi penumpang di sebelah sopir, mobil mewah itu pun perlahan meninggalkan pelataran apartemen Cecilia.
Bersambung.....