Gairah Panas Laki Laki Dingin

Gairah Panas Laki Laki Dingin

BAB 1

Amelia Putri, gadis cantik berusia 26 tahun yang bekerja sebagai sekretaris seorang Direktur muda berusia 29 Tahun.

Amelia merupakan perempuan yang ceria dan mudah dekat dengan siapapun, namun dibalik ceria Amelia ia memiliki masalah keluarga yang menurutnya pahit

Sejak SMA kedua orangtuanya bercerai, Ibu Amelia selingkuh dengan laki laki lain dengan Alasan ayah Amelia yang tak mampu memenuhi ekonomi.

Sedangkan Ayah Amelia, ia hanya laki laki pengangguran yang terus meminta uang kepada Ibu Amelia. Uang tersebut pun bukan digunakan untuk kebutuhan, melainkan judi online dan mabok.

Saat itu Amelia memilih tinggal sendiri daripada harus ikut kepada kedua orangtuanya, kedua orangtuanya kini sudah memiliki keluarga baru. Namun entah kenapa, semenjak keduanya tau tentang pekerjaan Amelia yang sukses mereka terus meminta uang kepada Amelia.

Beberapa kali Amelia menolak memberikan, bukannya keduanya menyerah tapi justru mereka malah memaki bahkan tak segan datang kerumah Amelia dan memukul Amelia.

Semenjak saat itu Amelia mengalah, setiap bulan pasti ia akan mengirimkan uang kepada Ayah dan Ibunya.

Amelia juga kini meneruskan studi S2, ia harus bekerja sambil kuliah. Beruntung ia mendapatkan beasiswa, jadi uang yang ia keluarkan untuk kuliah tak terlalu besar.

Amelia bekerja sebagai sekretaris Direktur yang terkenal dingin, bahkan sudah 3 tahun Amelia bekerja tak pernah melihat atau mendengar atasannya memiliki kekasih.

Hingga banyak rumor mengatakan jika atasan Amelia itu suka terhadap sesama jenis, namun Amelia tak terlalu perduli yang ia lakukan ia hanya profesional dalam pekerjaannya.

Dion Mahendra, ya nama laki laki itu. Bertubuh tinggi, berkulit putih, hidung mancung dan memiliki wajah yang tampan.

Siapapun wanita yang melihat mungkin terpesona bahkan jatuh cinta, namun bagi Amelia sendiri Dion itu laki laki yang dingin bahkan tak pernah Amelia melihat sang atasan tersenyum untuk berkata panjang saja itu ia dengar jika saat meeting atau hal hal penting.

Pagi itu Amelia sudah rapih dengan blazer abu dan rok berwarna senada, ia selalu menaiki kendaraan umum untuk menghemat pengeluarannya.

Begitu sampai di kantor tempat ia bekerja, ia langsung menaiki lift menuju ruangannya bekerja dimana ruangannya itu bersebelahan dengan ruangan Dion dan para manager lainnya.

" Pagi Amel " sapa Yudi Manager keuangan yang selalu menggoda Amelia

" Pagi Pak Yudi " sapa Amelia balik dengan tersenyum

" Cantik banget Mel hari ini, pasti mau temenin si bos meeting keluar yah " ucap Yudi kembali

" Engga ko, so tau nih Pak Yudi. Dah Ah Amel mau ke ruangan dulu, takut dicariin si bos " jawab Amelia dengan santai

Amel kembali melangkah melewati rekan rekannya, begitu sampai diruangan ia langsung menyalakan laptop dan lain lainnya.

Amel langsung melihat jadwal Dion hari ini, beruntung hari ini Dion tak banyak jadwal dan hari ini lebih banyak stay di kantor.

" Untung aja kerjaan juga lagi ga banyak, gue bisa sambil belajar buat ujian juga " ucap Amel sendiri

Amel langsung mencetak jadwal Dion hari ini, setelahnya ia pun langsung memberikan kepada Dion

Tok.. Tok.. Tok..

Amel mengetuk pintu ruangan.

" Masuk " ucap suara dari dalam

Amel memegang handle pintu dan mendorongnya.

" Pagi Pak " sapa Amel dengan tersenyum, namun berbeda dengan laki laki yang ada di kursi kerja sana.

Amel berjalan mendekat kearah Dion, ia pun meletakkan map yang ia bawa kepada Dion

" Ini untuk jadwal bapa hari ini Pak " ucap Amel menjelaskan

" Hmm " gumam Dion sambil membacanya

" Pak Dion, maaf kalau boleh hari ini saya mau izin pulang lebih awal karena ada ujian " ucap Amel

" Hmm " jawab Dion

" Boleh Pak ? " tanya Amel untuk memastikan

" Jam berapa ujian kamu ? " tanya Dion

" Jam 7 Pak, tapi karena ujian hari ini dosennya cukup ketat jadi saya mau datang lebih awal agar bisa dapat duduk belakang pak " jelas Amel

Dion yang sejak tadi hanya menatap map, kini beralih menatap Amel yang berdiri dihadapannya.

" Harus ? " tanya Dion singkat

" Maksudnya pak ? harus apa ya pak ? Harus ujian ? Ya harus Pak, kalau saya ga ujian nanti saya bisa-" ucapannya terpotong

" Harus kamu duduk di belakang? Berarti kamu ga yakin kalau bisa menjawab ujian kamu ? " Dion dengan cepat memotong ucapan Amel

" Yah harus ga harus sih Pak, tapi kalau bapa ga izinkan ga apa apa ko pak " jawab Amel kembali

" Kembali keruangan kamu " ucap Dion yang kini sudah kembali menatap layar laptopnya

" Maaf pak jadi saya diizinkan atau tidak yah pak ? " tanya Amel karena masih belum mendapatkan jawaban

" Belajar sana, saya gamau punya sekretaris bodoh. Hanya kali ini saya izinkan" ucap Dion

Bodoh ? Amel langsung menatap sinis kearah Dion sebelum ia pergi

" Baik pak, terimakasih kalau gitu saya kembali keruangan saya " ucap Amelia

Amel langsung keluar dari ruangan Dion dengan rasa kesal, begitu sampai diruangan ia langsung duduk dan mengambil kertas bekas di sampingnya.

" Dasar bos ga punya hati, ga punya perasaan, gue sumpahin punya istri yang bawel biar mampus sekalian lu pusing" ucap Amel sambil meremas kertas ditangannya

Dela yang baru saja masuk kedalam ruangan Amel, langsung mendekati sahabatnya itu.

" Kenapa sih Mel, ko kayaknya kesel banget " ucap Dela sambil tertawa kecil

Ini bukan kali pertama Dela melihat hal seperti itu, bahkan dulu Amel pernah mencetak foto Dion dan mencoret coret wajahnya dengan spidol merah.

" Lo tau Del, gue hari ini kan izin mau pulang cepet yah karena gue ada ujian si dosen Hutabarat. Ya gue jelasin kenapa gue mau pulang cepet mau duduk di belakang " jelas Amel dengan kesal

" Ya terus ? Lo diizinin kan ? " tanya Dela

" Iya, terus ya dia bilang gue suruh balik keruangan buat belajar katanya dia gamau punya sekretaris bodoh. Tuh mulut pengen gue remes rasanya " ucap Amelia sambil kembali meremas kertas yang ia pegang

" Duuh jangan dong Mel, nanti bibir Pak Dion yang seksi itu jadi jelek. Mending lu sumpel aja Mel " ucap Dela kembali

" Sumpel apa ? Kertas ini " Amel mengangkat kertas yang sudah hencur

" Sumpel pake bibir Lo, hahaha. Dah ah gue mau balik, jangan lupa sumpel yah Mel " ucap Dela sambil meninggalkan Amel

Amel yang mendengar langsung kembali meremas kertas, Amel tak bisa membayangkan ucapan Dela tadi

" Ciuman, gue rasa dia Deket cewe aja alergi. Gue yakin dia tuh gabisa apa apa, kaku. Pacaran sama cowo kayak dia tuh ngebosenin" ucap Amel sendiri

Amel menenangkan dirinya, ia pun langsung mengerjakan pekerjaannya dengan cepat agar ia bisa belajar nantinya.

Terpopuler

Comments

Arumi Kais

Arumi Kais

assalamualaikum, kak author hadir mhn izin mampir numpang baca 🙏

2024-06-15

0

Susanti Wahyuningsih

Susanti Wahyuningsih

q mampir thoorr,,,
penasaran sama cerita nya,,,, ☺

2024-06-11

0

Alifah Azzahra💙💙

Alifah Azzahra💙💙

Mampir yah Thor 🥰

2024-06-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!