NovelToon NovelToon
Paman, I Love You!

Paman, I Love You!

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Beda Usia
Popularitas:277.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Terpaut usia yang cukup jauh membuat Nabila dan Bastian kesulitan untuk menyatakan cinta satu sama lain.

Tidak pernah ada dalam benak Nabila bahwa dia akan jatuh cinta kepada Bastian, sepupu dari Ayahnya, Akankah cinta keduanya bisa bersatu, ditengah pandangan orang lain tentang usia dan status keluarga?

Bagaimanakah Nabila dan Bastian mengatasi masalah yang akan menghalangi hubungan keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Empat Belas

Mama Yani tak langsung menjawab pertanyaan menantunya itu. Nabila lalu merubah duduknya menghadap wanita yang telah menjadi mertuanya.

"Apa maksud pertanyaan, Mama? Apa Mas Bastian mengatakan jika dia ingin poligami sehingga Mama meminta aku untuk menerima semua ini?" tanya Nabila lagi. Dia ingin jawaban yang jelas dan pasti dari wanita itu.

"Mama hanya mengatakan jika suami kamu ingin poligami, kamu juga harus setuju. Bukankah itu tidak dilarang agama, jika Bastian mampu menafkahi," balas Mama Yani sedikit sewot.

"Ma, mampu menurut agama itu bukan hanya masalah materi. Mampu dalam segala hal. Adil, jujur dan tak berat sebelah. Aku rasa itu bukan hal yang mudah dilakukan manusia biasa. Aisyah, istri nabi saja ada yang sempat cemburu padahal Beliau telah berbuat adil. Apa lagi aku yang manusia biasa. Aku menolak jika memang Mas Bastian ingin poligami!" jawab Nabila dengan tegas.

Nabila merasa dadanya sesak. Baru beberapa jam dia menjadi istri Bastian, sudah diberikan ujian. Membayangkan hal itu akan terjadi saja dia sudah merasa sakit. Apa lagi jika itu benar dialaminya.

"Kamu jangan marah, mama cuma mengatakan seandainya Bastian ingin poligami!" ucap Mama Yani dengan nada sedikit tinggi.

Beruntung mereka hanya tinggal berdua. Penata rias tadi telah keluar dari kamar. Jika tidak, tentu Nabila merasa sedikit malu karena di bentak wanita yang baru beberapa jam menjadi mertuanya.

"Hhmmm ...," dehem Bastian.

Mama Yani lalu berdiri dari duduknya melihat kedatangan sang putra. Dia dan Nabila sebenernya cukup terkejut dengan kehadiran pria itu yang secara tiba-tiba.

"Bastian, sejak kapan kamu datang? Kenapa diam saja?" tanya Mama Yani dengan suara sedikit gugup.

"Sejak tadi aku telah berdiri di ambang pintu!" jawab Bastian. Dia lalu mendekati Nabila. Mengecup pipinya. Hal itu membuat Nabila malu.

"Kenapa wajahmu jadi memerah begitu? Kamu malu, Sayang? Aku ini telah resmi menjadi suami kamu, kenapa harus malu?" tanya Bastian sambil tersenyum.

"Mama pamit ...!" ujar Mama Yani.

Baru saja mama Yani akan melangkah, tapi diurungkan karena mendengar suara Bastian. Ucapan yang ditujukan padanya itu sedikit pedas.

"Aku harap Mama jangan bicara hal yang tak penting lagi. Aku tak mau Nabila menjadi kepikiran dengan semua ucapan Mama. Aku tegaskan lagi, jika aku tak ada keinginan poligami!" tegas Bastian.

Mama Yani tak menjawab ucapan putranya. Dia kembali melangkahkan kakinya. Nabila lalu berdiri. Bastian langsung memeluk pinggang sang istri.

"Jangan masukan ke hati apa yang Mama katakan!" ujar Bastian.

"Bagaimana aku tak kepikiran. Baru saja aku dan Paman menjadi suami istri, Mama telah mengatakan hal yang tak aku suka," ucap Nabila.

"Paman ...? Aku bukan pamanmu lagi. Aku sekarang telah menjadi suami kamu! Tadi saja dengan Mama kamu sebut aku, Mas!" protes Bastian.

Nabila tersenyum melihat wajah cemberut suaminya. Bastian lalu mengecup bibir Nabila dengan lembut. Gadis itu jadi terkejut. Ini pertama kali bibirnya di sentuh.

"Jika saja aku tak mengingat pesta pernikahan kita, aku akan bawa kamu kabur ke suatu tempat, di mana hanya ada aku dan kamu," ucap Bastian dengan lembutnya. Hal itu kembali membuat wajah Nabila bersemu merah.

Saat Bastian ingin kembali mengecup bibir istrinya, terdengar suara langkah kaki mendekat, sehingga diurungkan. Keduanya melepaskan pelukan. Tenyata yang datang petugas WO, meminta mereka segera ke taman hotel tempat berlangsungnya pesta. Tamu undangan sudah menunggu.

Bastian dan Nabila keluar dari kamar dengan jalan bergandengan tangan. Keduanya tampak bahagia.

***

Taman hotel itu tampak sangat indah karena dihiasi bunga-bunga yang berwarna warni. Semua tamu undangan terkesima melihat kedua pengantin yang tampak sangat serasi. Tak akan ada yang tahu, jika jarak usia mereka terpaut cukup jauh.

"Terasa mimpi saja, aku sudah menjadi suami kamu saja," ucap Bastian dengan tersenyum.

"Aku juga tak menyangka jika akan menjadi istri, Paman!" jawab Nabila.

"Paman ...?" tanya Bastian dengan mata melotot.

"Maaf, Mas!" balas Nabila dengan tersenyum.

Bastian mengulurkan tangannya pada Nabila, agar gadis itu menggenggamnya.

"Kita berkeliling sejenak, Sayang. Ingin melihat dan menyapa semua tamu undangan yang hadir," ajak Bastian.

Tamu undangan sebagian besar adalah keluarga mereka. Sebagian lagi teman dan rekan kerja Bastian. Hanya sedikit teman kampus Nabila.

Nabila menyambut uluran tangan pria itu. Dia menjawab ajakan sang suami dengan anggukan..

Keduanya berjalan beriringan sambil melihat-lihat keindahan taman hotel yang dihiasi dengan dekorasi bernuansa flora dan fauna. Bunyi musik yang mengalun lembut dan suara canda tawa orang-orang membuat suasana terasa begitu hangat dan penuh kebahagiaan.

Bastian menunjuk ke arah meja tamu berucap, "Lihat, Sayang. Itulah keluarga kita yang sedang berkumpul di meja depan sana."

"Mereka tampak begitu bahagia. Aku begitu bersyukur bisa menikah denganmu, Mas, karena mereka semua bahagia atas pernikahan ini," balas Nabila.

Semua keluarga memang tampak bahagia, kecuali mama Yani. Nabila tidak begitu peduli. Dia tak ingin merusak hari bahagianya dengan memikirkan mertuanya itu.

Bastian sambil tersenyum berkata, "Aku juga begitu, Sayang. Kamu adalah hadiah terindah dalam hidupku."

Tidak jauh dari situ, terlihat seorang tamu gadis yang sedang menikmati buffet makanan yang tersaji. Wajahnya terlihat sangat puas dengan hidangan yang dia pilih.

Nabila menyengol Bastian, "Lihat, Mas. Arumi terlihat sangat menikmati hidangan. Apa yang dia makan, ya?

Bastian melihat ke arah Arumi, "Oh, dia pasti sedang menyantap hidangan ayam panggang dengan bumbu istimewa. Kamu mau mencicipinya juga?"

Mereka berdua berjalan mendekati meja di mana Arumi berada. Gadis itu tersenyum melihat kedua pengantin itu.

"Selamat menempuh hidup baru Tante dan Om. Semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warahmah!" ucap Arumi dengan tulusnya.

Bastian dan Nabila menjawab serempak, "Terima kasih, Arumi!"

Ketiganya bicara sebentar, setelah itu Nabila dan Bastian kembali melangkahkan kakinya. Konsep pernikahan mereka di buat santai. Tidak harus bersanding setiap saat. Seperti pesta kebun.

Setelah cukup berkeliling, barulah keduanya duduk di pelaminan. Menanti para tamu mengucapakan selamat dan doa mereka.

Saat matahari mulai terbenam, suasana semakin romantis dengan pencahayaan lampion-lampion cantik yang tersusun secara artistik di area taman.

Bastian menggenggam tangan Nabila dan berkata, "Lihatlah pemandangan ini, Sayang. Sepertinya semua bunga di dunia berkumpul di sini untuk merayakan pernikahan kita."

"Benar kata-katamu, Mas. Aku sangat beruntung memiliki seseorang sepertimu!" ucap Nabila tulus.

Nabila berharap sikap manis Bastian tidak akan pernah berubah, dan apa yang dikatakan mertuanya tadi hanyalah sebuah wacana semata.

Pesta pernikahan tersebut berjalan meriah dan penuh kebahagiaan. Para tamu terhibur dengan berbagai hiburan yang disediakan oleh keluarga mereka. Pada akhirnya, momen ini terasa begitu sempurna dan tak terlupakan.

Bastian lalu menggenggam tangan Nabila sambil berucap, "Terima kasih sudah menjadi bagian dalam kehidupanku, Sayang. Aku janji akan mencintaimu selamanya."

Nabila membalas dengan tersenyum bahagia dan berucap, "Aku juga berjanji untuk tetap mencintaimu dalam segala hal, Mas!"

"Berjanjilah, Nabila. Jika dalam perjalanan rumah tangga kita nantinya ada rintangan dan masalah, kamu tak akan pergi begitu saja meninggalkan aku. Kita akan menghadapi bersama!" ujar Bastian lagi.

...----------------...

1
Julaeha Fathurrahman
judul nya apa ni mah...buat cerita Arumi sama adiknya om.bastian
Julaeha Fathurrahman: jangan lama2 ya mah...
Mama Reni: Mama lagi mikir judulnya. ♥️♥️
total 2 replies
Leni
shabir cerai dr hana dapt yg lebih dr hana. posesif
Yulia Dhanty
udah d sana mom😘
Dưa Putra Jr.
udah Rilis yach
Mama Reni: udah. boleh cari di profil mama
total 1 replies
🌷💚SITI.R💚🌷
sebenarnya blm puasa krn di akhir cerita justru bikin nyesek sm kisah mm yani walau awal ga baik tp klu di hiamati sakit jg.
.
Fay
Luar biasa
🌷💚SITI.R💚🌷
ko tetep nyesek ya kasian jg mama yani..
🌷💚SITI.R💚🌷
dulu simpati atas kebaikan pa.rizki tp setelah selingkuh jd ilfil walau di perolehan poligami tp tetep ga suka apa lg caray membohongi istri sahy
🌷💚SITI.R💚🌷
kasian jg sm mm yuni sekian lama di bihongin
🌷💚SITI.R💚🌷
semangaat mama reni....
🌷💚SITI.R💚🌷
wah kejutan yg luar biasa buat bu yuni sm bastian..luar biasa
🌷💚SITI.R💚🌷
Assalamualaikum.apa kabar mama reni..maaf mam br baca lg.
hp br abis servis yg biasa buat baca novel..pas lihat sdh ada tulisan tamat
Siti Zuriah
lah ko cpt amat tamat nya thor
sharvik
arumi yg cantik. .
R_3DHE (sugar_babby)
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
bagus nabil jg mudah ditindas sama mertua dan pelakor
Ririn Nursisminingsih
kasian nabila bastianending jujur aja
Ririn Nursisminingsih
pada akhirnya kesabaran hana mnemukan lak2 terbaik yg saling mnyayangi...
Alivaaaa
syukurlah Hana mendapatkan jodoh yg lebih baik dari Gus Shabir 🥰
Rahma Inayah
ending yg bgus.di tunggu kelanjutan ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!