NovelToon NovelToon
Gadis Kecil

Gadis Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kinanovia

Gadis kecil yang bernama amora, merupakan gadis yang cantik dan lemah lembut
Amora berasal dari keluarga berada, namun hidupnya tidak bahagia
Ayah yang sangat ia sayangi meninggal dunia karena kecelakaan, dan ibunya dari dulu sangat membencinya bahkan tidak mengharapkan kehadirannya di dunia ini
Apakah hidup Amora akan terus menyedihkan?
Apakah ia akan bahagia? Ikuti kisah hidup Amora

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinanovia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhatian dari Ibu

Keesokan harinya

Pagi ini terlihat cerah, matahari sudah mulai menampakkan dirinya. Sinarnya sungguh menghangatkan.

Di kamar, Amora sudah bangun dan hendak ke kamar mandi. Hari ini hatinya begitu gembira, sepertinya kejadian kemarin malam masih tak menyurutkan senyumannya.

Sedangkan di dapur bi Rose terlihat sedang menyiapkan sarapan dengan bantuan Lea.

Ya... Lea kemarin malam kembali ke rumah majikannya setelah tak lama Amora berlalu ke kamarnya.

Nilam keluar kamar hendak ke ruang dapur, ketika di depan pintu dapur ia memanggil bi Rose yang sedang sibuk memasak

"Bibi Rose... " seru Nilam

Bibi Rose pun menoleh ke arah Nilam, begitu juga dengan Lea, ia sedikit menundukkan kepalanya dan tersenyum kepada majikannya itu untuk memberikan sapaan. Nilam merasa heran, sejak kapan Lea kembali ke rumah ini, pikirnya.

Pandangannya kini teralihkan pada Lea, "sejak kapan kamu pulang?" tanya Nilam pada Lea

"Kemarin malam nyonya" Jawab Lea dengan sopan

"Apa orang tuamu sudah sembuh?" tanyanya lagi

"Sudah nyonya, berkat nyonya Nilam saya bisa membawa ibu saya ke rumah sakit untuk berobat dan sekarang kondisinya sudah membaik" jelasnya

"Syukurlah kalau begitu"

"Kembali lah bekerja, aku ingin berbicara dengan bibi Rose"

"Baik nyonya"

Bibi Rose hendak menghampiri majikannya, ia merasa penasaran kenapa sepagi ini majikannya ingin berbicara dengannya. Apa ada hal yang penting, batinnya.

"Ada apa nyonya?" tanya bibi Rose setelah sampai di hadapan Nilam

"Kenapa kemarin bibi membiarkan Amora membantu bibi menyiapkan makan malam? Bibi kan tau Amora sedang sakit?" Tanya Nilam

"Maaf nyonya, saya sudah meminta nona Amora untuk istirahat di kamarnya, tetapi nona menolak. Nona merasa bosan di kamar seharian" jawabnya sopan

Nilam menghela nafasnya, "anak itu benar-benar keras kepala" gerutu Nilam. Ia seakan lupa bahwa dirinya pun keras kepala, mungkin sifatnya itu yang ia turunkan pada Amora.

" Seharusnya bibi memaksanya untuk masuk ke kamar, jangan membiarkan dia membantu bibi" tegas Nilam

"Saya tidak bisa memaksa nona Amora, saya kasihan jika harus memaksanya nyonya, saya takut nona Amora akan sedih"

"Baiklah, tapi hari ini tolong jangan biarkan Amora melakukan pekerjaan apapun. Sebaiknya hari ini dia tidak usah berangkat lagi, suruh dia istirahat saja. Apa bibi mengerti?" seru Nilam

"Iya nyonya, saya mengerti"

"Lanjutkan pekerjaan bibi"

"Iya nyonya, saya permisi"

Bibi rose pun berlalu ke dapur untuk menyiapkan sarapan, disana masih ada Lea yang sedang memasak.

Setelah berbicara dengan bibi Rose, Nilam hendak kembali ke kamarnya untuk membersihkan dirinya.

Dari dapur, Lea melihat ke arah pintu dapur seolah sedang memastikan bahwa majikannya benar-benar telah pergi dari sana.

"Nyonya berbicara apa bi? sepertinya serius sekali? apa bibi di marahi oleh nyonya? apa bibi membuat kesalahan?" begitu banyak yang ia tanyakan pada bibi Rose karena penasaran, namun ia bertanya dengan nada yang lirih, takut majikannya mendengar apa yang ia tanyakan pada bibi Rose.

Bibi Rose menghela nafasnya mendengar pertanyaan dari Lea, " Nyonya marah karena kemarin nona membantu bibi menyiapkan makan malam, padahal nona sedang sakit"

"Nona Amora sedang sakit?" ia kaget mengetahui bahwa anak majikannya itu sakit, karena ia baru pulang dari rumah orang tuanya.

"Iya, nona sempat demam kemarin. Untung langsung bibi kompres, jadi panasnya langsung turun, walaupun... "

"Walaupun apa bi?" potong Lea, ia tak sabar mendengarnya, ia merasa khawatir dengan keadaan Amora.

"Walaupun masih lemas dan wajahnya masih terlihat pucat" jelas bibi Rose

Lea sangat menyayangi Amora, karena semenjak Amora bayi ialah yang merawat anak itu dengan bantuan bibi Rose. Jadi tak heran jika Lea merasa khawatir. Lea berpamitan kepada bibi Rose untuk melihat keadaan Amora di kamarnya. Setelah mendapat ijin, ia hendak menuju kamar Amora.

Ia mengetuk kamar Amora, setelah mendapat sahutan, Lea membuka pintu kamar Amora lalu masuk ke kamar tersebut. Amora terlihat sedang menyisir rambutnya di depan cermin, sepertinya anak itu baru selesai mandi.

"Ada apa bibi Rose?" Amora belum mengetahuj bahwa yang ada di kamarnya adalah Lea, karena yang ia tahu Lea belum pulang.

"Nona, ini bibi Lea"

Amora pun menoleh dan meletakkan sisir nya di meja. Ia beranjak berdiri hendak memeluk bibi Lea.

Bibi Lea membalas pelukan Amora.

"Bibi sejak kapan pulang? " sambil mendongakkan kepalanya agar dengan mudah melihat wajah bibinya itu.

"Bibi pulang kemarin malam nona, mungkin nona sudah tidur."

"Aku merindukanmu bibi" Amora memeluk bibinya dengan erat, seolah ia benar-benar merindukan wanita itu. Lea seumuran dengan Nilam, wajar saja mungkin Amora menganggap Lea sudah seperti ibunya sendiri. Ia tak pernah mendapat pelukan dari ibunya, namun ia bisa mendapatkan pelukan dari Lea, bibinya yang dari bayi mengasuhnya.

"Bibi juga sangat merindukanmu"

Lea melepaskan pelukannya, ia menatap anak itu sembari memberikan usapan di pipi Amora "Nona sakit apa?" tanya nya lirih

"Hanya demam biasa bibi, ini juga demamnya sudah turun. Bibi tidak perlu mengkhawatirkan ku"

"Tetap saja bibi khawatir nona, kenapa nona tiba-tiba sakit? bukankah nona ini gadis kecil yang kuat?" ucap Lea dengan menaikkan satu alisnya, wanita itu terlihat menggoda Amora.

"Karena aku berenang bibi, aku berenang terlalu lama sampai lupa waktu" jawabnya, matanya tak berani menatap bibinya.

Ia tahu Amora sedang berbohong, tapi ia pura-pura percaya di depan Amora.

"Ya sudah, hari ini nona harus banyak-banyak istirahat ya? kalau pekerjaan bibi sudah selesai, bibi akan menemani nona sampai nona bosan" ucapnya sembari mengatupkan kedua pipi Amora dengan gemas

Amora pun tertawa senang, " siap bibiku sayang"

"Ayo sarapan" ajak Lea

Amora menganggukkan kepalanya, ia terlihat menggandeng tangan Lea sepanjang menuju ke ruang makan. Rasanya anak itu sangat nyaman berada di dekat Lea.

Di ruang makan belum terlihat ada Nilam, mungkin ibunya itu sedang bersiap.

Amora duduk di tempat biasa, ia belum menyentuh makanannya yang telah di ambilkan oleh Lea karena menunggu ibunya terlebih dulu.

Selang beberapa menit, Nilam terlihat memasuki ruang makan.

"Selamat pagi bu" sapa Amora

"Hem... " balas Nilam

Seperti biasa jawaban Nilam hanya berdehem, Amora sudah terbiasa mendengarnya. Ia menerimanya dengan baik.

"Ibu mau sarapan apa? biar aku ambilkan ya?"

"Tidak perlu, makan saja makananmu"

"Iya bu" Amora tersenyum mendengar perkataan ibunya, ia menganggap jawaban ibunya yang tadi adalah sebuah perhatian.

Nilam pun sibuk mengoleskan selai nanas pada roti yang baru saja ia ambil. Ia mulai memakan rotinya, ia mengunyah dengan pelan. Matanya melirik ke arah Amora, ia melihat anak itu dari tadi tak berhenti tersenyum. Nilam pun ikut tersenyum walaupun senyumannya samar.

"Jangan lupa minum obat dan vitaminnya"

Ia berbicara tanpa melihat ke arah Amora.

Amora yang mendengar ibunya berbicara pun menoleh, ia sejenak meletakkan sendok dan garpu yang sedang ia pegang. Amora merasa senang karena ibunya mengajaknya berbicara.

"Iya bu"jawabnya dengan tersenyum

1
Murni Dewita
👣
Eunice Djojokusumo
Buruk
Eunice Djojokusumo
Kecewa
Yukishiro Enishi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
Yume✨
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Người này không tồn tại
Menyentuh jiwaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!