NovelToon NovelToon
I Love Tentara

I Love Tentara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni / Pengawal
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Clavi Ra

Gadis yang baru saja lulus SMK langsung di kirim orang tuanya ke asrama militer yang sangat jauh dari perkotaan.

Dari situlah kesya bertemu dengan kapten
yang terkenal dingin dan tegas.

"Ih kenapa lo ngikutin gue mulu sih, suka lo sama gue heh"

"Kalo iya kenapa"

"Dasar kapten gila"

"Apa kamu bilang hah"


Mau tau kelanjutan kisahnya burun baca!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clavi Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

"Abi jangan pernah tinggalin gue ya" dengan mata terpejam aku mengatakan itu dengan memeluk Abi.

Sinar matahari menerobos masuk melalui jendela kamar ku, aku yang terusik pun perlahan-lahan membukak mataku dan pandangan pertama kali yang kuliah adalah wajah tampan Abi.

"Selamat pagi" Aku terlonjak kaget ketika tiba-tiba Abi mengeluarkan suara dengan mata yang masih terpejam.

"Pagi juga" jawabku deng intonasi sedikit kaku.

Lagi-lagi aku di buat kaget ketika Abi memegang keningku.

"Em udah turun panasnya" Abi membukak mata dan mendekatkan wajah nya ke wajah ku.

Aku rasa sekarang wajahku sudah berubah menjadi kepiting rebus.

Abi melihat ku secara intens "kenapa pipi kamu merah?"

Aku langsung mendorong Abi dan Bruk...

Abi terjatuh dari tempat tidur yang tidak terlalu tinggi itu. Kurasa itu cukup sakit.

"Eh sorry Bi gue gak sengaja" Aku membantu Abi berdiri.

"Iya gak papa lagian cuma segini gak sakit bagi saya" Aku yang iseng pun langsung menabok punggung Abi.

"Aw kenapa kamu pukul saya" aku hanya menunjukkan deretan gigiku.

"katanya gak sakit tapi gue tabok aja langsung Aw, aw, aw" aku menirukan gelagat Abi ketika tadi aku menabok punggungnya.

"Huh terserah kamu saja saya mau ke kamar saya saja" Aku yang masih Menjahili Abi pun terus mengikuti Abi keluar kamar.

Bruk...

"Aduh Bi kok berhenti sih" aku memegang jidat ku ketika bertubrukan dengan punggung tegap Abi.

"Kenapa bisa seperti ini" Aku yang tidak maksud dengan ucapan Abi pun langsung melihat apa yang Abi lihat.

Aku terkejut sampai menutup mulutku yang refleks terbuka.

Di depan ada pemandangan di mana para tentara sedang membersihkan asrama yang tergenang air dan jangan lupa deng atap yang sudah bolong.

"Woy bang gimana tidur semalem nyeyak ya sampai asrama di terjang badai aja lo masih enak-enakkan tidur, emang beda kalo tidur di temenin sama ayang" Bayu menghampiri kami sambil membawa ember dan lap yang bertengger di bahu kanannya.

"Enak saja kamu terus kenapa asrama jadi kaya gini" Abi membukak suara sebelum Bayu berkata yang tidak-tidak.

"Oh semalem ada angin gede terus bawa terbang semua gendeng yang ada di asrama, eh gak semuanya sih cuma sebagian" kata Bayu dengan cengiran khasnya.

Abi tidak merespon dia malah pergi dengan ember yang tadi di tangan Bayu.

"Mau kemana Bi" tanyaku yang masih anteng di tempat tadi.

"Beresin kekacauan ini, mau ikut" tawar Abi yang sudah mulai bergerak.

Aku yang sedang sangat semangat pun mengambil sapu yang di pegang oleh salah satu tentara yang juga sedang membersihkan asrama.

"OKE SEMUANYA AYO KITA BERSIHIN ASRAMA INI BERSAMA-SAMA YAAAAA" aku berteriak agar semua orang juga ikut semangat.

"YAAAA" jawab mereka serentak dengan semangat yang membara.

Kami pu mulai bekerja dengan saling gotong-royong agar pekerjaan cepat selesai.

Ada yang membuang air, benerin genteng, angkat barang, dan masih banyak lagi jadi gak akan ada yang nganggur di sini.

Sudah satu jam kita bergotong-royong membersihkan asrama ini dan akhirnya asrama menjadi bersih kembali.

"Uh akhirnya selesai juga" Aku duduk di lantai dan bersandar pada meja bundar yang ada di asrama.

Abi dan yang lainnya pun ikut duduk bersama ku dan terlihat wajah kami yang sudah di basahi oleh keringat.

Kriuk.... kriuk... kriuk.....

Aku melihat Agung yang menyentuh perutnya, kurasa dia lapar. aku juga jadi merasa lapar karena sedari tadi kami belum makanan.

"Kalian lapar" Abi menanyakan ke setiap orang yang ada di sini.

"SIAP IYA" jawab mereka serentak termasuk aku.

"Tapi Bi mbok Iyem gak masak soalnya dapur juga kan kebanjiran dan semua bahan masakan kena air semua jadi gak ada makanan" aku tertunduk lesu.

Tadi aku membersihkan dapur bersama mbok Iyem dan mbok Iyem bercerita kalo hari ini tidak akan ada masakan karena semua bahan sudah tidak bisa di pakai dan untuk makan hari ini semuanya harus mencari sendiri-sendiri hingga bahan makanan di kirim kembali.

"Terus gimana nih bang gue udah laper banget" Agung yang masih memegang perutnya dan jangan lupa dengan wajah yang memelas.

"Gimana kalo kita pergi ke warung nya mpok Endang" saran Bayu yang sedari tadi hanya menyimak.

"Boleh, gimana sama yang lain" Abi menyetujui saran dari Bayu.

"SETUJU" jawab mereka serempak termasuk aku hehe.

Kami berjalan menuju warung yang tadi di bicarakan oleh Bayu.

Warung itu seperti warung makan pada umumnya hanya ye mbedakan warung itu adalah ada sepanduk yang bertuliskan warung makan mpok Endang dan jangan lupakan foto wanita yang sangat cantik itu.

Aku masuk bersama Abi dan yang lainnya lalu kami di sambut baik oleh wanita yang ber gincu marah itu.

"Waduh-waduh tumben sekali kalian datang kesini bareng-bareng ada apa nih?" tanya wanita itu yang memegang solat.

"Iya nih mpok kita kesini bareng-bareng karena Mbok Iyem gak masak" Jawab Bayu.

"Loh kok tumben gek masak mbok Iyem" mpok Endang

"Iya soalnya semua bahan yang ada di dapur udah gak layak di masak karena basah semua" Kataku yang ingin memberi penjelasan karena kurasa para tentara ini tidak akan faham.

"Yampun ini siapa kok cantik banget" mpok Endang menghampiriku dan mencubit pipiku.

"Oh dia Kesya, dia anak jendral Adi" Abi menyelamatkan ku dari cubitan maut itu.

"Oh anak jendral to, kalo gitu mau gak nak Kesya saya jodohin sama anak mpok yang ada di jakarta" ujar mpok Endang.

"Udah mpok jangan bicara terus lebih baik empok buatin makan untuk kita semua" Tiba-tiba Abi menyela seperti Abi marah tapi kenapa.

"Ayo kita duduk di sanah" Abi mengajakku ke tempat duduk yang dekat dengan jendela, dan di sanah terdapat pemandangan hamparan sawah.

Di sawah itu ada seorang petani yang sedang membajak sawah menggunakan kerbau.

"Bi emang di sini mayoritas warganya itu berprofesi sebagai petani ya" kataku yang masih fokus deng petani itu.

"Iya karena di sini banyak kekayaan alamnya tapi ada juga sebagai warga yang bernelayan" Aku hanya menggaguk paham.

"Makanan datang" mpok Endang menghampiri meja ku dan Abi dengan membawa dua buah piring yang sudah ada lauk pauknya dan dua es teh manis.

"Makasih ya empok" kataku ketika mpok Endang menata makanan di meja kami.

"Iya sama-sama non cantik, kalo gitu mpok pamit kedapur dulu ya" Aku dan Abi menggaguk dan tersenyum kepada empok Endang.

"Oh iya Bi kenapa mpok Endang di panggil mpok kenapa gak di panggil ibu, tante, atau apa gitu kenapah harus mpok?" tanyaku yang menggebu-gebu.

"Itu karena dulu almarhum suami mpok Endang itu orang Betawi terus dulu mpok Endang tinggal di jakarta makanyaa dia di panggil mpok" jelas Abi dan memberikan ku makanannya.

Aku melihat Abi yang menukar makanan kami "lo Bi kok di tuker sih" protes ku.

"Oh itu udah gak ada diri ikannya jadi kamu gampang buat makan itu" Aku hanya ber oh ria saja.

Aku pun mulai memakan ikan goreng kesukaan ku dan pastinya sudah tidak ada diri di ikan ini membuat ku leluasa untuk memakannya.

"Guys yang teraktir kita hari ini adalah ibu Kesya"

Uhuk... uhuk...... uhuk...

***

1
Anrai Dela Cruz
Suka sejak awal
Dálvaca
Mantap!
vera: makasih kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!