NovelToon NovelToon
Keluarga Untuk Safina

Keluarga Untuk Safina

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak / Ibu Tiri / Istri ideal
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Windersone

Secara kebetulan aku bertemu dengan keluarga kecil itu, hadir sebagai seorang istri terutama ibu pengganti untuk anak pria itu yang berstatus duda saat menikahiku.

Sungguh berat ujiannya menghadapi mereka, bukan hanya satu, tapi empat. Namun, karena anak bungsunya yang paling menempel padaku, membuatku terpaksa bersabar. Mungkinkah aku akan mendapatkan cintanya mereka semua? Termasuk Ayah mereka?

Kami menikah tanpa cinta, hanya karena Delia, anak bungsu pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windersone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hasil Jalur Langit

🌻🌻🌻

Kakiku melangkah lambat di ruang tamu setelah memasuki rumah di pagi buta. Lambatnya langkahku karena pikiran yang penuh dengan ajakan menikah dari pria yang kembali aku temui semalam dan semalaman ini menjaga putrinya bersamanya. Gadis itu tidak bisa aku tinggalkan sampai akhirnya mau dibujuk pagi ini dengan janji akan menemuinya siang nanti sehabis sekolah, soalnya aku mengajar dulu.

“Baru pulang?” Suara ibu membuatku berhenti melangkah dengan perasaan kaget dan menoleh ke arah pintu dapur.

Ibu berdiri di sana dalam dengan celemek hitam yang kotor karena tepung berdiri di sana. Ekspresi yang ditunjukkan ibu tampak marah, tetapi wanita tercantik sedunia bagiku itu berusaha meredam amarah. Seperti biasa, ibu ingin mendengar penjelasan dariku dulu sebelum marah. Teknik parenting yang ditanamkan ibu kepadaku sejak kecil cukup bagus dan itu membuatku tidak kekurangan kasih sayang seorang ayah. Sejak usiaku lima tahun, aku tinggal bertiga bersama ibu dan kakak perempuanku yang sekarang sudah menikah dan ikut suaminya. Jadi, selama delapan tahun terakhir hanya aku dan ibu yang tinggal di rumah sederhana itu. Satu lagi yang aku sadari, mungkin karakter yang aku miliki sekarang berasal dari ibu yang sangat paham akan dunia mengenali tingkah laku manusia.

***

Semua yang aku alami sejak kemarin bersama gadis bernama Delia itu sudah aku ceritakan kepada ibu. Kemarahan ibu hilang langsung setelah mendengar ceritaku dan ekspresi ibu tampak prihatin setelah aku menceritakan mengenai keluarga pria itu yang ternyata bernama Lintang Bhaskara. Namanya cukup mahal, tetapi sepertinya tidak dengan kehidupannya.

Ibu tertegun diam mendengar cerita, tampak berpikir.

“Menurut Ibu, bagaimana?” Meminta saran kepada ibu aku rasa sangat dibutuhkan.

“Kalau menurutmu? Ibu hanya mau bilang, menikah itu hanya satu kali dan dalam pernikahan itu yang kita cari bukan hanya kebahagiaan dari salah satu pihak, tapi kedua pihak.”

“Ibu tidak setuju kalau aku dinikahi olehnya?” Perkataan ibu membuatku mendeskripsikan sendiri maksudnya.

“Jadi, kamu sudah berpikir untuk menerima pernikahan itu?”

“A?” Seketika aku jadi terperangah kaget dengan sergapan ibu.

“Mendingan kamu laporan sama pemilik hati. Salat istikharah dan minta petunjuk, minta solusi sama yang di atas. Ibu bisa akan mendukung keputusanmu. Tapi, perlu diingat, bukan hanya suami, anak-anaknya juga menjadi tanggung jawabmu,” ucap ibu.

“Tidak. Ibu membiarkan Fina dinikahi duda empat anak? Iya kali, Bu. Dia masih muda, masih bisa mendapatkan pria lajang tanpa menanggung beban dari awal!” Kakakku, Kak Fifi berseru dari pintu rumah, lalu menghampiri kami.

“Kakak,” lirihku dan berdiri, memeluknya dalam kerinduan.

“Tidak. Kamu tidak boleh menikah dengah pria itu. Empat anak, Fina …! Kamu tahu sendiri bagaimana pandangan anak-anak mengenai ibu tiri. Satu anak mungkin dekat denganmu, anak yang lainnya bagaimana? Dia juga menikahimu bukan karena cinta,” ucap kakakku itu, berusaha membuatku mengerti maksud perkataannya.

“Cinta bisa tumbuh setelah menikah, Fi. Malahan, itu lebih bagus,” sela ibu.

“Ibu …!”

“Biarkan adikmu yang mengambil keputusan. Jika disuruh memilih, tentu kita akan memiliki pria lajang, mapan, tidak beranak. Tapi, semua tergantung Fina dan takdir terutama. Biarkan adikmu berpikir.” Ibu menasihati Kak Fifi.

Nasihat dari ibu membuat Kak Fifi diam, meskipun aku tahu rasa kesal muncul di hatinya. Namun, kami tidak ingin berdebat dengan ibu, kami menghormati dan menghargai nasihatnya. Sepertinya saran dari ibu juga bisa aku ambil, jalur langit itu bisa aku gunakan karena aku benar-benar bingung.

***

Tahu apa hasil dari jalur langit itu?

Hatiku bergerak menerima pernikahan itu karena tumbuh tekad di hatiku untuk membawa anggota keluarga kecil itu ke hal yang lebih positif dan baik. Ingin sedikit aku perbaiki karakter-karakter dari mereka yang menurutku tidak sesuai, seperti anak-anak Mas Lintang yang nakal-nakal setelah kepergian ibu mereka. Selain bisa menjadi ibu untuk Delia, aku ingin menjadi rekan yang baik untuk Shani, anak pertama Mas Lintang yang saat ini duduk di bangku kelas dua belas, Zien, anak keduanya yang sudah duduk di bangku kelas sembilan, dan Revan yang saat ini duduk di bangku kelas enam sekolah dasar. 17, 14, 10, 5, itulah urutan usia mereka, berurutan dari Shani, Zien, Revan, dan Delia.

Pernikahan telah terlaksana pagi tadi dengan acara yang diselenggarakan selayaknya acara pernikahan dua insan yang masih lajang, tetapi tidak terlalu mewah karena kendala uang. Namun, bisa aku hargai niat Mas Lintang yang tetap bersikukuh menyelenggarakan resepsi meskipun sudah aku tolak sebelumnya.

Seharusnya aku bahagia dalam acara itu, tetapi entah mengapa tidak ada kebahagiaan penuh ketika mengingat nasib diri sendiri. Namun, ada sedikit rasa bahagia ketika aku melihat senyuman di bibir Ibu, meskipun aku tahu senyuman itu berada di atas sedikit beban pikirannya.

TOK! TOK! TOK!

Suara pintu terdengar diketuk. Kepalaku menoleh ke belakang, kebetulan sedang duduk di bangku meja rias di kamarku. Resepsi pernikahan itu diselenggarakan di rumahku bersama cerita-cerita nyiyir dari para tetangga yang melambung sejak tahu aku akan dinikahi oleh duda beranak empat. Demi menjaga mental tetap sehat, aku berusaha mengabaikan mereka.

Pintu terbuka lebar, tetapi Mas Lintang masih saja mengetuk. Bisa aku sadari mengapa ia melakukan itu dan aku menghargainya.

“Masuk, Mas!” seruku.

Pria itu menganggukkan kepala dan melangkah masuk. Pintu kamar perlahan ditutup olehnya, lalu perlahan mendekati kasur. Dengan tingkah kikuk pria itu berbaring di atas kasur yang didekorasi dengan beberapa kelopak bunga berada di atasnya. Bukan hanya Mas Lintang, seketika aku juga jadi kikuk untuk bertingkah dan melajutkan tangan mengoles krim kulit ke tanganku sebelum tidur.

Kutunggu pria itu sampai tidur barulah aku akan menaiki kasur karena aku juga tidak tahu bagaimana cara menyikapi suasana tersebut.

Sesekali mataku memperhatikannya dari pantulan cermin yang kebetulan bisa mendapati keberadaan kasur. Kedua mata pria itu sudah terpejam, berarti sudah tidur.

Perlahan aku berdiri dari posisiku setelah satu jam lebih duduk di sana sampai pinggangku pegal rasanya. Langkah kakiku pelan saat berjalan menuju kasur, mengendap-endap seperti seorang pencuri sampai akhirnya berlabuh juga tubuh ini di atas kasur.

Baru beberapa detik berbaring, pria itu membuka mata dan menoleh ke arah meja yang ada di samping kasur, menatap ponselnya. Pria itu duduk dan mengambil gawai itu, memainkannya, menghubungi seseorang dengan ekspresi tidak tenang tergambar di wajah pria itu.

Namun, kelihatannya sambungan teleponnya tidak dijawab oleh orang yang dihubunginya. Melihat wajah tidak tenang itu membuatku tidak bisa tidur dan duduk, menyadarkan punggung di bagian kepala kasur.

“Kenapa?” tanyaku.

“Perasaanku tidak enak. Aku menghubungi Ibu, tapi dia tidak menjawab sambungan teleponku,” utar Mas Lintang.

Pria itu diam dan tampak sedang berpikir, mungkin pikiran buruk singgah di benaknya mengenai keluarganya.

1
LISA
Bener Kak..Shania over dosis bgt kurang ajarnya
Mariyam Iyam
lanjut
Darni Jambi
bagus,mendidik
Ig: Mywindersone: Terima kasih.
🥰🥰
total 1 replies
LISA
ya nih penasaran jg..koq bisa yg menculik itu mengkambinghitamkan Fina..pdhl Fina yg sudah menolong Shani..
LISA
Moga dgn kejadian itu Shani sadar dan tidak memusuhi Fina lg jg mau menerima Fina sebagai Mamanya
Darni Jambi
upnya yg rutin kak,
Darni Jambi
kok ngak up2 to mbk ditungguin, bagus critanya
LISA
Ya nih Kak
LISA
Pasti ibunya anak²
LISA
Ya Kak..Fina bijak bgt..salut deh sama Fina..istri yg pengertian
LISA
Pasti ke rmhnya Delia
LISA
Aq mampir Kak
Rina Nurvitasari
semangat terus thor
Rina Nurvitasari
mampir dulu thor semoga ceritanya menarik dan bikin penasaran...

semangat terus rhor💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!