Mengkisahkan seorang wanita yang bernama Aluna, yang di jodohkan dengan paksa oleh kedua orang tua angkat nya, di jadikan sebagai pertukaran demi kelangsungan perusahaan.
memiliki tubuh yang gemuk membuat ia di ingin kan menjadi istri seorang laki-laki yang hanya berniat menjadikan nya mainan karena di nilai Aluna bisa menjadi mainan yang unik bagi nya, karena bertemu wanita cantik dan seksi bagi nya sudah lah biasa.
Hinaan cacian tak luput Aluna terima, namun ia berusaha ikhlas dan melewati semua dengan senyuman. karena meski ia menangis tak ada yang bisa menyelamatkan dari pernikahan yang sama sekali tak pernah ia inginkan.
Namun seiring berjalan nya pernikahan dan melewati hari bersama, timbullah benih cinta yang Aluna rasakan, hingga membuat nya ingin berubah diri nya lebih cantik dan memiliki tubuh yang bagus untuk laki-laki yang selama ini menghina nya.
Seperti apa Kisah Aluna, Yuk disimak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti_San, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17 - Sangat Keterlaluan
Setelah puas menghukum Aluna dengan meminta berdiri 2 jam, Rehan pun keluar dari kamar Aluna tanpa mengatakan apa pun. Rehan pergi, Aluna pun segera duduk di sofa, kaki nya terasa pegal dan keram karena berdiri terlalu lama, bagaimana pun kaki nya menahan beban yang sangat berat itu sangat sulit.
Pelayan Enna yang melihat Aluna tampak terengah-engah saat duduk tampak saat Enna melewati pintu kamar Aluna, Ia pun menghampiri majikan nya itu.
"Nona, nona baik-baik saja?." Tanya Pelayan Enna.
"Apa boleh kau ambilkan aku minum?." Ucap Aluna, Enna pun mengangguk dan dengan cepat mengambilkan minuman untuk Aluna.
"apa Tuan Rehan menyakiti Nona?." Tanya Enna, karena ia tahu kalau Rehan sangat tidak suka saat semua peralatan di ruangan nya di ganti plastik.
"Dia menyuruh ku berdiri berjam-jam nya hanya karena aku meminta mereka Menganti bahan plastik barang-barang nya, apa seperti itu cara dia menghukum seseorang." Ujar Aluna.
Enna terdiam, ia tak berani menjawab Aluna, karena takut ia akan salah bicara nanti, bagaimana pun Aluna adalah istri nya Rehan, ia juga takut menerima konsekuensi nya.
"Kenapa diam?." tanya Aluna heran.
"Maaf Nona." Jawab Enna.
"Katakan saja, aku juga korban seperti kalian." Kata Aluna lagi.
"Tidak Nona, kalau Tuan Rehan marah dan menghukum kami para pelayan mengunakan tamparan, dan kami kadang di suruh berendam di bak mandi Berjam-jam." Ucap Pelayan Enna.
"Apa?, itu sangat kejam, dia benar-benar kejam, tapi kenapa seperti nya mereka betah bekerja disini?." Ucap Aluna.
"Karena gaji nya besar Nona, Tapi Tuan Rehan sangat jarang menghukum kami, kecuali ada kesalahan yang bagi nya terlalu besar baru kami akan mendapatkan hukuman." Ucap Pelayan Enna.
"Tetap saja itu sangat buruk." Kata Aluna.
•••
Saat malam hari.
semua tampak berkumpul di meja makan seperti biasa, Aluna pun duduk di samping Suami nya itu, tempat duduk Aluna kini adalah tempat duduk khusus dirinya sebagai seorang istri Rehan.
"Dimana Herry?." Tanya Aluna saat tak melihat adik ipar nya makan bersama.
"Kak Herry memang pulang Selalu malam." Jawab Reni agak ketus. terpaksa menjawab karena takut kakak nya akan marah jika mencueki Aluna. Mendengar begitu Aluna pun mengangguk mengerti.
sesekali mata wanita itu melihat Rehan, Untuk memastikan apakah mood laki-laki itu baik hari ini.
Hingga saat makan malam usai, Semua pun membubarkan diri begitu saja, tak ada obrolan di antara mereka, Aluna melihat Rehan berjalan ke arah kamar nya pun lekas mengerjainya.
"Tuan, Tuan Rehan, boleh aku tanya sesuatu?." Ucap Aluna dari belakang mengejar Rehan.
Rehan mendengar pun menghentikan langkah nya. "Ada apa?." Tanpa membalikkan tubuh nya menatap Aluna.
"Tuan, Apa boleh saya ambil kelas fitnes, saya ingin menurunkan berat badan." Kata Aluna.
Mendengar hal Itu, Rehan tersenyum sinis. "Iya." Jawab Laki-laki itu lalu meninggalkan tempat itu. Mendengar ia di izinkan, Aluna pun tersenyum senang.
Saat Malam tiba, Aluna duduk di balkon kamar nya, melihat langit-langit malam yang di penuhi bintang-bintang.
"Hidup ini terlalu keras, membiarkan ku berjuang begitu keras saat ini." Kata Aluna berbicara sendiri.
"Tidak jika coba untuk di nikmati." Sebuah Suara mengagetkan Aluna.
Aluna pun mencari sumber suara, mendekati pagar balkon dan mencari, ia terkejut saat melihat Herry ada di sebelum dinding yang ternyata adalah kamar Herry.
"Herry." ucap Aluna, Herry hanya tersenyum tipis.
"Disitu kamar mu?." Tanya Aluna, Herry mengangguk.
Aluna tertawa saat mengetahui kamar mereka bersebelahan. "Ini seperti unit apartemen yang balkon nya bersebelahan." Kata Aluna.
Herry pun tersenyum mengangguk.
"Kenapa belum tidur?, bukan kah katanya kau akan fitnes besok?." Tanya Herry.
Aluna menatap Herry dengan heran, dari mana kau tahu?." Tanya Aluna.
Herry hanya tersenyum. karena saat ia pulang tadi, bertemu dengan Frans yang memberi tahu Ello supir Aluna untuk mengawasi Aluna, agar Aluna tidak melakukan kesalahan di luar sana, karena mulai besok Aluna akan mengambil kelas fitnes.
tak mendapatkan jawaban, Aluna pun teringat sesuatu yang membuat nya penasaran.
"kau dari mana, pulang Selarut ini?."Tanya Aluna.
"Kerja." Jawab Herry.
"Oh." Aluna membulat kan bibirnya.
"Aku masuk dulu ya Kakak ipar."Kata Herry mengakhiri obrolan singkat itu.
Aluna dengan senyum manis nya mengangguk.
"Dia sangat pendiam sekali."Batin Alun lalu kembali melihat langit-langit malam dan menikmati udara yang begitu sejuk.
ya ampuunnn