menurutmu apa yang akan terjadi jika aku tau, dirimu hanya seorang wanita pendukung dalam sebuah kisah cinta yang fenomenal.
mungkin seseorang akan memiliki beberapa pendapat berbeda tapi bagi wanwan dia akan menjauhkan diri dari pahlawan dan pergi sejauh mungkin.
Hanya saja semakin dia jauh maka pahlawan pria semakin dekat dan..
Pahlawan pria baru akan mendekat.
Ada jari emas tapi hampir tidak berguna.
ini karena dia hanya lah sosok peran pendukung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
Wanwan yang tertidur hanya bangun sebelum gelap.Mungkin tubuh ini sedang menyesuaikan diri dengan jiwa yang baru.
Jadi wanwan kelelahan dan hanya bangun jam segini.
Dan lagi lagi dia melewat jam makan malam.
Oh perlu dikatakan,jam makan malam di sini berkisar antara jam lima sampai jam enam sore.Ini karena kebanyakan warna desa ingin menghemat biaya minyak lampu.Hal ini juga berlaku untuk keluarga Han.
Karena itu ketika wanwan bangun, tidak ada lagi makan malam untuk nya.Meski baru saja tiba di dunia yang aneh tapi wanwan cukup mengerti dengan rutinitas ini.
Bukankah dia juga pernah mengikuti reality show di pedesaan yang tertinggal.Karena ini dia juga agak familiar dengan kehidupan di pedesaan.
Tidak mau membiarkan perutnya lapar dia langsung teringat dengan ubi jalar yang dikuburkannya tadi.Dengan cepat dia mengeluarkan sepotong ubi jalar dari ruang angkasa dan pada dasarnya ubi jalar yang matang ini masih panas seolah-olah baru saja keluar dari pemanggangan.
Tidak peduli dengan rasa panas dia langsung membukanya dan menggigitnya tanpa berhati hati. Rasanya seperti anda adalah seorang pengemis yang sedang mencuri makanan.
Tidak sampai lima menit sepotong ubi jalar hanya menyisakan kulit hitamnya saja.
Wanwan merasa perutnya setengah kenyang tapi dia sangat puas dengan sepotong ubi jalar dibandingkan dengan semangkuk bubur sorgum.
Mungkin karena lapar, dia merasa ini adalah ubi jalar paling manis yang pernah dia rasakan dalam dua kehidupan.
Kulit ubi jalar langsung dilempar ke luar angkasa.Dia tidak ingin mengambil resiko hanya karena sepotong ubi jalar.
Dengan cepat dia langsung membersihkan mulutnya agar tidak ada sisa kejahatan.Setelah itu Wanwan kembali berbaring dan bersikap seolah-olah dia adalah seorang pesakitan.
Wanwan tidak menyangka jika kemampuan aktingnya sekarang mampu menyelamatkan hidupnya.
Lama berbaring, Wanwan mengantuk lagi tapi kemudian pintu kamar terbuka dan ibunya datang untuk memeriksa kan kondisi wanwan.Dia meletakkan tangannya di atas dahi wanwan dan menemukan sedikit keringat di dahi anak itu.
Padahal keringat itu didapatkan karena makan ubi jalar panas dengan cara terburu-buru.Tapi Ibu han malah berpikir ini reaksi demam yang belum selesai.
Mata wanwan terbuka dengan lemah dia berseru "ibu...ibu aku lapar"
"Uh makan ..makan.. makan, jika kau punya tenaga ,pergi dan katakan pada nenek mu. Aku tidak bisa meminta jatah untuk mu jika kau terus-menerus pingsan seperti sekarang "
Dia bicara seperti itu namun sebenarnya ada semangkuk bubur ubi jalar manis di tangan nya.
Siapa bilang ibu Han tidak memiliki hati.
"Ayahmu sudah memohon kepada nenek agar menyisakan jatahmu. Tapi gara-gara ini Ayah harus menggantikanmu mengambil rumput babi di gunung. Lihat apa yang sudah kau lakukan ayahmu belum kembali sampai sekarang"
Deg...
Rasa terima kasih tadi langsung hilang berkat pembicaraan ini. Rupanya semangkuk bubur ubi jalar ini bukan karya dari sang Ibu melainkan ayahnya yang bodoh.
"Ayah.. Apa dia sudah makan?"
"Hum baru tahu masalah apa yang sudah kau buat dengan pingsan? Tuhan.. kenapa aku melahirkan anak yang tidak berguna seperti ini. Ayahmu sudah lelah seharian dan dia hanya bisa memakan setengah jatahnya hanya untuk anak yang tidak berguna. Aku yang tidak mampu melahirkan anak laki-laki.. tuhan apa dosaku di kehidupan sebelumnya??"
Ibu berkata dengan keras kemudian beberapa orang langsung masuk ke kamar.Wanwan langsung tahu itu adalah nenek dan dua bibi.
"Wanwan Kakak sudah makan bangun dan pergi bereskan peralatan dapur. Keluarga ini tidak menampung pemalas"kata bibi pertama dengan angkuh.
Bibi ketiga juga memiliki reaksi yang sama. Tapi dia hanya memperlihatkan di permukaan, mungkin dia lebih menjaga sikap dibandingkan dengan bibi pertama.
Nenek meliriknya sebentar dan melihat dengan cemas ketika semangkuk di jalar itu dihabiskan oleh wanwan dalam satu suap.
Hari nenek langsung gelap ketika mangkok ini kosong.
Ini bukan semangkuk bubur ubi jalar tapi bagi Nenek ini adalah harta karun.Jika wanwan tidak memakannya, mangkuk ini bisa di simpan dan di tambahkan dalam hidangan besok.Seorang gadis adalah milik keluarga lain setelah dia menikah dan membuat mereka gemuk adalah hal yang sia-sia.
Jika wanwan tidak demam mungkin dia akan memberikan hukuman untuk gadis ini karena tidak pergi mengambil poin sepanjang hari.
Wanwan sadar jika dia bertindak melawan maka keluarganya yang akan mendapat hukuman nanti terutama dengan ayahnya yang patuh.
Jadi dia bangkit dengan wajah yang masih berkeringat.Di depan mata nenek dia bertatih-tatih dan pergi ke dapur.
Katanya ingin mencuci mangkok yang dia makan tadi tapi..
Prak...
Mangkuk itu jatuh dan pecah. Nenek yang mendengar itu langsung terbalik dan berlari ke dapur ketika dia melihat mangkuk ini pecah hatinya serasa tercabik-cabik.
Harga mangkok saat ini hanya 2 sen tapi 2 sen ini sangat berharga untuk warga desa yang hanya mendapatkan pendapatan mereka pada saat panen. Bahkan mereka akan sangat enggan mengeluarkan dua sen ketika sedang sakit.
"Oh tidak apa yang kau lakukan, kau... kau.. memecahkan mangkuk ku?'
Wanwan dengan wajah ketakutannya dia memandang neneknya dan mencoba berjongkok untuk membersihkan mangkuk yang pecah. Katanya pecah namun sebenarnya ini hanya retak dengan sedikit sumbing di atasnya.
"Nenek maaf aku tidak sengaja kepalaku pusing dan tanganku lemah"
"Apa? jika kau pusing kenapa pergi ke dapur. Apa kau sedang mencoba membuat aku bangkrut? Kau pikir uang di keluarga ini banyak sampai harus membeli mangkuk lagi? tidak boleh sekarang mangkuk pecah ini adalah milikmu .Ketika kau makan kau tidak bisa mengambil mangkuk lain. Apa kau mengerti?"
Wanwan terlihat seperti akan menangis namun dia masih mengangguk dengan lemah. Meskipun nenek merasa tidak nyaman melihat mangkuk itu tapi dia masih cukup puas karena cucu ini masih patuh pada dirinya.
Wanwan bergerak lagi ingin mengambil panci dan mencucinya. Tapi siapa sangka..
Gedubrak..
"Tidak. Ibu pancinya...
Kali ini Bibi pertama langsung meraung melihat panci itu jatuh. Nenek juga terkejut sampai mulutnya menganga lebar.Yang paling terkejut di sini adalah ibu Han, dia seperti akan pingsan ketika melihat panci itu jatuh ke lantai.
Bibi pertama buru-buru mengambil panci dan melihatnya kiri dan kanan mencoba mencari tahu apakah ada lubang di sana gara-gara jatuh. Setelah mendapati tidak ada lubang di sini dia mengurut dadanya dengan lega.
"Syukurlah tidak ada yang bolong.Wanwan ada apa denganmu kenapa kau ceroboh sekali?"jeritnya yang tidak kalah marahnya. Ini bukan panci tapi ini adalah hal berharga di dalam rumah.
Jika anda tidak bisa tidak memiliki panci di rumah ,anda bisa membelinya ke koperasi pemasukan dan pengadaan. Tapi selain harga panci yang mahal ,anda juga harus mengeluarkan tiket besi.
Di desa mana bisa menemukan tiket berharga seperti itu. Jika pun ada harga tiket ini akan sangat mahal.
"Bibi aku... huhuhu... maaf aku tidak sengaja"kata Wanwan sambil menangis dengan rasa bersalah.
Aktingnya luar biasa alami.
"Kau...
Nenek tidak bisa berkata apa-apa. Dia semakin pusing dengan mangkuk dan sekarang dipusingkan dengan panci yang hampir bolong. Dengan kemarahan di dadanya dia berteriak dengan kencang," Jika kau pusing maka ,pergilah ke kamarmu jangan keluar dan jangan pernah memegang panci ku lagi"
Wanwan ingin tertawa tapi dia segera memberikan senyum penuh kepahitan.Dia berkata dengan nada terputus putus"Nenek..aku .. aku bisa melakukannya"
"Tidak tidak ..dengan dewa kehancuran sepertimu aku akan bangkrut dalam sekejap. Pergilah dari sini melihatmu saja aku sudah muak. Dasar pembuat onar kecil yang tidak tahu malu. Demam saja bisa menghancurkan harta-harta aku, ini benar-benar pembawa sial"
Nenek langsung mengucapkan kata-kata kotor yang membuat Wanwan merasa harus mencuci kupingnya setelah ini. Ibunya juga tidak senang dengan kejadian ini karena dia takut disalahkan. Tapi dia juga tidak bisa berdiam diri saja jadi dia menarik Wanwan kamar lagi.
"Jangan bergerak jika kau sakit.Kau hanya tahu menyusahkan ibu saja sepanjang hari sama sekali tidak berpikir bagaimana meringankan beban ibumu. Dewa..
Hanya seperti itu, orang-orang di tahun 70-an bener-bener tidak boleh menyebut hal-hal tentang dewa maupun Tuhan. Jika ada yang mendengarnya maka anda akan dilaporkan dengan ideologi feodal. Ketika Ibu marah dia akan menyebut itu secara refleks tetapi akan langsung menutup mulutnya karena tidak ingin ditangkap.
Wanwan hanya meringis dan memegang kepalanya seolah-olah dia benar-benar pusing. Ibu ingin mengutuknya beberapa kata lagi tapi melihat putrinya dengan perilaku seperti itu dia langsung pergi dengan kesal.
Ditinggal sendirian di dalam kamar wanwan tiba-tiba membuka matanya. Wajah lemah lesu dan lunglai tadi langsung sirna tanpa jejak sama sekali.
Jika kau berpikir dirinya benar-benar sakit maka itu salah. Ini semua adalah akting untuk menyelamatkan diri dalam kondisi darurat.
"Huh siapa suruh aku mencuci mangkok? Hehehe"
Sejurus kemudian pintu kamar terbuka lagi rupanya itu adalah ayah dan dua saudara wanwan.
Meimei pertama kali masuk dia tersenyum dan menyerahkan sebutir telur panggang kepada wanwan seolah-olah Dia sedang memberikan harta karun.
"Ayah tidak berhasil menemukan ayam hutan tapi dia menemukan sarang ayam di gunung. Ayah berhasil mendapatkan 8 telur sekaligus, dia menyimpan 3 dan menyerahkan sisanya kepada nenek. Nenek tidak tahu tentang tiga butir telur ini.Jadi makan cepat ya"
Wanwan tidak lagi lapar seperti yang mereka pikirkan tapi dia juga tidak bisa menolak pemberian orang lain. Lagi pula sebutir telur ini adalah hal yang sangat berharga dan jarang dimakan warga Desa seperti mereka.
Dia mengambilnya dengan serius dan memandang ayah dan adik laki-lakinya
Bocah kecil usia 5 tahun itu juga berkeringat yang menimbulkan aroma tidak sedap, begitu juga dengan ayahnya. Seperti yang dikatakan oleh Ibu tadi, ayah terlihat lelah karena kesibukan sepanjang hari .Selain bekerja di ladang dia harus mengambil sekeranjang makanan babi untuk menggantikan poin untuk Wanwan. Tanpa beristirahat jeda makan malam,dia pergi lagi ke atas gunung dengan dua anaknya.
Untung saja mereka mendapatkan hasil jika tidak kemungkinan besar nenek akan marah lagi karena menurutnya mereka hanya akan menghabiskan uang secara sia-sia.
Memang bagus tapi bau nya itu loh.
Kau tau dengan berkeringat seperti ini seseorang pasti akan ingin mandi dan mandi sangat sekarang juga dikatakan hal yang mahal. Jika anda mandi di waktu seperti ini ,cuaca pasti akan dingin .Dan untuk mengatasi itu orang akan memanaskan air terlebih dahulu.
Nenek sangat pelit , dia akan menghitung jumlah kayu bakar yang bisa dihabiskan untuk satu hari. Bayangkan bagaimana marahnya nenek jika ayah dan adik laki-lakinya ini mengambil sepotong kayu bakar lagi untuk memanaskan air.
Tapi nenek tidak sepenuhnya disalahkan dengan fenomena ini. Bahkan kayu-kayu di pegunungan juga dilarang untuk diambil oleh warga. Jika pun mereka bisa mengambilnya itu hanya ranting-ranting yang jatuh .Atau jika anda beruntung anda bisa menemukan kayu mati.
Tapi kayu mati semacam ini sangat sulit ditemukan ketika semua warga menggunakan ini untuk memasak makanan di rumah mereka masing-masing.
Itulah kenapa nenek sangat pelit meskipun hanya sekedar kayu bakar saja. Tapi Wanwan yang berasal dari dunia modern sangat tidak nyaman dengan kondisi semacam ini.
Apalagi sekarang dia sangat berkeringat dan ada reaksi ingin mandi.
"Wanwan dengarkan kata kakakmu cepat makan jangan sampai nenek tahu.Azie apakah kau ingin mandi?"tanya ayah yang langsung fokus kepada Putra satu-satunya.
"Ayah besok saja hari ini aku lelah"kata bocah itu yang langsung membuka sepatunya dan naik ke tempat tidur.
Wanwan merasa ingin muntah ketika mencium aroma-aroma tidak sedap dari tubuh mereka. Daripada membuat nenek marah, mereka lebih suka tidur dengan kondisi ini.
Ayah juga tidak perlu mandi ,begitu juga dengan kakak perempuan. Ayah, ibu dan Azie tidur di atas ranjang yang sama.
Mungkin mereka akan tidur dalam kondisi seperti itu karena sudah terbiasa.Wanwan bersyukur karena mereka tidak tidur di ranjang yang sama tapi bagaimana dengan kakak perempuan.
Ups kakak perempuan ini akan menikah sebentar lagi tapi dia sama joroknya dengan ayah dan ibu.Tanpa pikir panjang dia hanya melepaskan sepatunya yang sudah bolong dan langsung berbaring di samping wanwan.
Wow .bau kaki...huek.
Wanwan hampir memutar matanya dan ingin pingsan mencium aroma-aroma itu.Dia tanpa sadar ingin menutup hidungnya tapi takut orang lain akan tersinggung.
Karena nya...
Huek...huek...
"Wanwan...!"
"Wanwan Ada apa denganmu nak apa kau masih merasakan pusing?"seru Ayah dengan khawatir.
Dia bangkit dari atas ranjangnya dan langsung menghampiri putrinya yang baru saja muntah. Dirinya berpikir muntah ini mungkin reaksi dari demam yang berkepanjangan.
Dia berniat untuk membantu tapi semakin dia datang, semakin kuat wanwan muntah.
Bahkan ubi jalar manis tadi juga keluar dari perut nya.
Sayang sekali.
Ibu menyesalkan wanwan muntah dan mengeluarkan semua yang sudah dia makan hari ini .Sementara Ayah sangat menyesalkan karena tidak bisa membawa putrinya pergi ke rumah sakit.
Ada juga kakak tertua yang terus bersedih karena ketidakmampuan dirinya sendiri untuk membantu.
Sementara hanya Wanwan yang tau kenapa dia bisa muntah.
Bau.
semangat