NovelToon NovelToon
Hutang Cinta Liam & Elena

Hutang Cinta Liam & Elena

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Playboy / Konflik etika / Beda Usia / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Berawal dari Elena yang menolong seorang pria asing saat sedang mendaki gunung, membuat Elena harus kehilangan seluruh tabungan yang dia simpan untuk masa depannya. Sementara pria itu kabur melarikan diri dari rumah sakit keesokan harinya dengan meninggalkan sepucuk surat.
Kesal karena merasa tertipu, Elena bertekad membuat Liam untuk membayar hutangnya beserta bunganya.
Tapi dirinya malah terjebak dalam situasi romantis dan berbahaya.
Kelanjutannya bisa dibaca sendiri ya, masih on going...

Dukung terus Author, bisa like, vote, komen atau follow.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21 - Tinggal Berdua

Di jalanan gang deaerah red light distrik. Piper dan Julia dengan pakaian se*ksi berdiri diantara perempuan lain yang juga melakukan hal yang sama.

Setiap kali ada seseorang yang melewati mereka, tak peduli pria atau wanita semua wanita selain Piper dan Julia akan berusaha merayu mereka.

"Apa yang kalian lakukan?!!! Kenapa kalian diam saja?" protes Holden dan Sophia melalui alat pendengaran ditelinga keduanya dan  memantau dari sebuah mobil van tak jauh dari lokasi mereka.

Mau tak mau Piper dan Julia pun bersikap layaknya seorang P-S-K sungguhan,  "Kita sudah menunggu selama 3 jam tapi dia tidak menampakkan hidungnya. Mungkin dia tidak datang" kata Julia.

"Bagaimana ini Liam?" tanya Sophia didalam van.

"Kurasa kita harus mundur terlebih dahulu, dan kita akan memantau lagi besok. Kelihatannya kehadiran Piper dan Julia juga membuat sebagian orang tidak nyaman" kata Liam seraya menunjuk ke arah pria dan wanita yang berbisik dan berjalan menghampiri kedua rekannya.

...****************...

Sementara ditempat lain, Elena akhirnya memutuskan untuk mengambil pekerjaan sebagai model bersama dengan Naomi. Setelah mereka janji bertemu di sebuah halte terdekat,mereka bersama - sama menuju ke lokasi pemotretan.

"Aku yakin kau pasti akan senang dengan pekerjaan ini. Bayarannya cukup tinggi" kata Naomi lagi.

"Ya, semoga saja"

Mereka sampai di sebuah bangunan yang bertuliskan nama studio pemotretan, saat mereka masuk rupanya sudah banyak model yang berkumpul disana. Tanpa banyak bicara Naomi dan Elena segera diarahkan ke ruang rias untuk mengganti baju mereka.

Tapi saat mereka akan mengganti bajunya, Elena menemui kejanggalan. "Naomi, bukankah kau bilang kita akan menjadi model pakaian?" tanya Elena di bilik ganti disamping Naomi.

"Iya kau benar, model pakaian. Memangnya kenapa?" tanya Naomi.

"Tidak, bukan apa - apa" Elena urung menanyakan soal apa yang tadi dia lihat dalam perjalanan masuk ke ruang ganti itu. Di sebuah ruangan yang sedikit terbuka, Elena melihat seorang wanita yang memakai pakaian dalam, bergaya dengan pose yang cukup vulgar. Tapi saat Elena melihat pakaian yang akan dikenakannya sekarang, semua tampak normal baginya. Tidak ada yang salah dengan pakaian itu.

Bahkan saat mereka menjalani sesi pemotretan sampai semuanya berakhir, tidak ada hal luar biasa yang terjadi. "Mungkin hanya perasaanku saja, tapi lebih baik aku tidak lagi menerima tawaran di tempat ini" firasat Elena berkata begitu.

...****************...

"Sayang sekali kau menolak tawaran mereka untuk ikut pemotretan minggu depan" kata Naomi sebelum mereka berpisah menuju tempat tinggal mereka masing - masing.

"Maaf, tapi aku sudah memiliki pekerjaan paruh waktu di tempat lain" kata Elena seraya tersenyum canggung.

"Tidak masalah, kau bisa menghubungiku kalau kau berubah pikiran. Ah, bis-ku sudah datang, aku pulang dulu" pamit Naomi.

"Naomi tunggu..."

"Ada apa?? Ehm" Elena sejenak ragu untuk mengatakan kecurigaannya.

"Lebih baik kau berhati - hati dengan mereka. Kurasa mereka bukan orang baik" seru Elena sambil berlari masuk ke bis-nya sendiri yang juga baru saja tiba di halte.

"Apa maksud Elena berkata begitu" batin Naomi.

Didalam bis, Elena diam mendengarkan musik tanpa menyadari dirinya sedang diikuti, sampai kemudian Allan yang sedang mengikuti dia berpindah tempat duduk lebih dekat dengan Elena, dan karena itu dia bisa mencium aroma yang sama yang dia cium sebelumnya.

Merasa ada yang tidak beres, Elena bergegas mengirim pesan kepada Liam memberitahu agar Liam bisa datang menjemputnya di halte dekat apartemen mereka.

...****************...

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam saat Elena turun di halte didekat apartemennya, dengan jurus langkah seribu Elena segera berlari menuju apartemen, tapi Allan pun juga melakukan hal yang sama, saat mereka berdua berbelok di jalanan yang sepi dengan cepat Allan menarik baju Elena sampai dia terjatuh.

"Si-siapa kau? Ughhh... Kau berbau busuk sekali!!" seru Elena seraya menutup hidungnya ditengah - tengah rasa takutnya.

Namun pria yang kini sudah berada di atasnya itu terlihat senang berhasil menangkap Elena. Dari sudut matanya Elena bisa tahu jika dia sedang tersenyum dibalik masker yang menutupi wajahnya.

"Lepaskan aku, breng*sek!!!" Sekuat tenaga Elena memberontak dan menendang ke udara, sampai pria itu berhasil terjatuh dari atas tubuhnya. Kesempatan itu tidak disia -siakan oleh Elena untuk kabur, namun lagi - lagi pria itu berhasil mengejar dan mendesaknya ke dinding, mencekiknya, membuat Elena kesulitan bernafas.

"Paman bodoh......!!!" lirih Elena.

"Maaf bocah, aku harus membunuhmu karena kau melihat sesuatu yang seharusnya tidak kau lihat" seru Allan mengarahkan ujung pisau dapur yang dipegangnya di udara kepada Elena.

"Mommmmm" seru Elena.

"Buaghhhh" pria itu terkapar dihadapan Elena.

"Elena, kau tidak apa - apa??" tanya Alice.

"Elena buka matamu" seru Alice lagi.

Pria itu menggeram, menahan nyeri di kepalanya. Perlahan - lahan dia bangkit terhuyung - huyung. "Breng*sek, siapa kau mendekati adikku? Apa kau seorang penculik??" tanya Alice dengan nada meninggi. Kakinya yang jenjang menendang Allan di bagian kepala, pria itu kembali terhuyung - huyung.

"Heh, aku belum selesai. Mau pergi kemana kau?" tanya Alice ketika Allan bersiap akan kabur, gadis itu menarik tubuh Allan dan menghajarnya lagi sampai pria itu benar - benar pingsan.

Tak lama kemudian, polisi patroli yang dipanggil oleh Elena pun tiba bersamaan dengan Liam yang menatap bingung pada Alice yang sedang menenangkan Elena di pelukannya.

"Apa yang terjadi?" tanya Liam.

Elena memicingkan mata melihat kehadiran Liam segera meneriaki pria itu, "Paman bodohhhh!!! Aku meminta paman menjemputku, kenapa kau tidak datang? Untung saja ada Alice" tanya Elena.

"Ma-maafkan aku, aku tidak membaca pesanmu. Siapa laki - laki itu?" tanya Liam yang belum mengetahui identitas Allan yang sudah digiring ke mobil patroli.

"Aku tidak tahu, dia hanya bilang akan membu*nuhku karena aku melihat sesuatu yang tidak seharusnya kulihat. Tapi dia memiliki bau yang sama dengan bau yang kucium saat itu" jelas Elena.

"Kau tidak apa - apa?" tanya Liam.

"Mana mungkin aku baik - baik saja, aku hampir mati tahu!!!" sentak Elena kesal.

Liam dan Alice saling memandang, selesai menghembuskan nafas kasar pria itu menyuruh Alice membawa Elena pulang agar dia dapat menenangkan diri sementara dia menyelesaikan urusannya disini.

...****************...

Sesampainya di apartemen, Elena melihat deretan koper berjajar di ruang tamu.

"Koper siapa itu?" tanya Elena.

"Ah itu, itu koperku. Aku diterima bekerja di kediaman Rockwood dan mulai malam ini aku akan tinggal di asrama yang mereka sediakan" senyum Alice.

"Kau diterima??? Selamat kak Alice. Aku senang akhirnya kau bukan pengangguran lagi" kata Elena.

"Bocah licik, kau memanggilku kak karena aku sudah menyelamatkanmu" tawanya.

"Baik-baiklah disini bersama kakakku. Mulai besok kalian sudah tinggal hanya berdua saja. Jadi kau bertugas menggantikan pekerjaanku disini, mencuci, membersihkan rumah dan memasak" kata Alice seraya tertawa terbahak - bahak.

"Apa??? Aku harus melakukan semua itu?" tanya Elena tak yakin.

"Tentu saja, kakakku sibuk dia tidak akan ada waktu diapartemennya. Membayar tenaga pembantu juga terlalu mahal, kau pikir rumah ini akan membersihkan dirinya sendiri, dan bajumu akan tercuci sendiri?" tanya Elena.

"Bisakah kau tetap tinggal?" pinta Elena memelas.

Alice menggeleng, "Kau sudah baik - baik saja kan? Kalau begitu aku pergi dulu. Aku kemari hanya untuk mengambil barang - barangku. Berdiamlah dirumah sampai kakakku datang!!!" seru Alice sebelum dia akhirnya benar - benar pergi meninggalkan Elena sendirian.

"Jangan mengacak - acak kamarku!!!" teriaknya lagi.

Sepi, sendiri, yang dirasakan Elena begitu Alice pergi dari apartemen mereka. "Jadi... mulai sekarang... aku akan tinggal berdua saja dengan paman Liam??" batin Elena yang entah kenapa rasa gugup mulai merayapi relung hatinya sendiri

...****************...

1
davil_14
bagus
Gabutz
lanjut thor yang banyak
Gabutz
akhirnya yang ditunggu tunggu
Risna Sari
seru
Gabutz
kpn update thor udh lama gak update aku bolak balik buat liat apa udh update atau belum tapi ternyata belum. lanjutttttt ya thor
Gabutz
masih nunggu update, tetap semangat dan sehat selalu yaa thor
Gabutz
kpn update thor?
Gabutz
double up ya thor
Gabutz: ganti yang kemarin gak update
total 1 replies
Gabutz
lanjut thor ceritamu makin seruuuu
Gabutz
lanjut
Gabutz
kyknya Elena tinggal dirumah aron karena permintaan Liam deh
Gabutz
lanjutttt double update thor
Gabutz
lanjuttttt
Neneng Dwi Nurhayati
keren ceritanya kak
Gabutz: pake sekaliiii malah
total 1 replies
Gabutz
lanjut
Gabutz
kpn update?
Gabutz
kapan double/triple updatenya thor 😀
Gabutz
lanjut thor
Gabutz
lanjutttt thor
Gabutz
lanjutttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!