NovelToon NovelToon
Memeluk Yudistira

Memeluk Yudistira

Status: tamat
Genre:Tamat / ketos / Playboy / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Gulla

Ini tentang Naomi si gadis cantik ber-hoodie merah yang dibenci ibu dan kakaknya karena dianggap sebagai penyebab kematian sang ayah.

Sejak bertemu dengan Yudistira hidupnya berubah. Tanpa sadar Naomi jatuh cinta dengan Yudistira. Pria yang selalu ada untuknya.

Namun sayangnya mereka dipisahkan oleh satu garis keyanikan. Terlebih lagi tiba-tiba Naomi divonis mengidap kanker leukimia.

Apakah semesta memberikan Naomi kesempatan untuk memperjuangkan cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gulla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Naomi kira ia hanya akan memasak untuk Yudistira namun pemikirannya salah, Pandawa ikut begitu juga teman-temannya. Sekarang di rumah yang Naomi tempati ada 11 orang. Mereka duduk diruang tamu sambil membicarakan sesuatu katanya ini menyangkut masa depannya. Kadang Naomi heran padahal ia yang balapan dengan Geovano tapi kenapa mereka yang ribut. Naomi hanya memasak nasi goreng dengan tambahan sosis dan telur maklum ia harus membuat untuk 11 orang plus dirinya. Sekarang ia sedang mengulek bumbu.

“Maaf gara-gara temen saya kamu jadi repot.” Yudistira datang membantu. Awalnya ia hanya ingin berdua dengan Naomi. Tapi adik-adik laknatnya malah mengikutinya plus membawa teman-teman.

“Nggak papa kak,” Naomi tidak bisa menolak. Pria itu sudah begitu baik padanya.

“Aku bantu.” Kemudian Yudistira memotong sosis menjadi bagian kecil. Ia tidak tahu masak memasak jadi ia hanya menolong untuk potong memotong saja.

“Biar aku saja kak.”

“Saya lebih suka disini sama kamu.” Nampaknya Yudistira tidak merasa bahwa perkataanya mempengaruhi Naomi.

Deg!

Naomi menatap Yudistira yang sedang memotong sebentar, perkataan pria itu sanggup membuat hatinya berdebar. Ada apa dengan hatinya? Kenapa sekarang mudah sekali berdebar kencang? Hanya karena kata-kata manis Yudistira.

“Kenapa bengong?” tanya Yudistira merasa ada yang aneh dengan Naomi.

“Enggak kenapa-kenapa kok kak.” Yudistira tersenyum lalu melanjutkan potongannya.

***

“Jadi cewe kecil tadi pacar Yudistira?” tanya Satria salah satu anak futsal yang ikut gabung.

“Yoi, kakak ipar kecil.” balas Nakula.

“Gue kira Yudistira nggak suka cewek. Diam-diam doyan anak SMP.”

“Hahaha kaget ya lu, sama gue juga.”

“Mungkin Yudistira sudah menyerah dengan status jomblonya.”

“Bentar mumpung Yudistira lagi berduaan sama tuh cewek. Kita geledah HP nya Yudis buat cari tuh nomer cewek.” Bima mau memanfaatkan kesempatan sedikit mungkin.

“Bener lu.”

Kemudian Sadewa dan Bima menggeledah tas Yudistira yang ditinggal sedangkan Nakula menggeledah jaket. Yang lainnya hanya bisa menggelengkan kepala melihat ketiga orang itu. Mereka sudah biasa dengan tingkah ketiganya. Biasanya ketiga saudara itu malah menggeledah tas Yudistira hanya untuk mencari uang.

Arjuna menghembuskan napas bosan. Ia bangkit lalu mengelilingi ruangan. Ini adalah rumah bundanya dulu, ada beberapa kenangan di masa kecil disini. Ia tahu Yudistira menyukai Naomi hingga merelakan gadis itu menempati

rumah keluarga mereka.

“Lu nggak mau ikut bongkar HP Yudistira.” tanya Kiki salah satu teman mereka. Ia tahu hanya Arjuna yang paling waras jika disandingkan dengan Bima, Nakula dan Sadewa.

“Males.” Kemudian Arjuna mengambil salah satu buku yang ia temukan di lemari dekat foto-foto ibunya. Lebih baik ia membaca buku.

"Ketemu!!" Bima langsung berteriak.

“Jangan kenceng-kenceng!” Nakula langsung menggeplak kepala Bima.

“Adik nggak ada akhlaq kepala kakaknya sendiri di pukul.”

Nakula mengabaikan itu, ia langsung mengambil alih ponsel di genggaman Bima.

“Memang bisa dibuka ada passwordnya loh.”

“Gampang.” Benar saja hanya beberapa menit kunci di ponsel tersebut terbuka. Bagaimana itu bisa terjadi? Hanya Nakula dan Tuhan yang tahu.

“Kira-kira kakak pertama kasih nama tuh cewek siapa?”

“Entah tapi gue yakin Naomi jadi urutan pertama di pesan WhatsAppnya.”

“Mana mungkin!”

“Mau taruhan!”

“Kalau gue bener lu cuci kaos kaki gue selama sebulan.”

Tiba-tiba semua orang menatap ngeri ke arah Bima. Bima itu jarang mencuci kaos kaki padahal di rumah ada pembantu. Biasanya Bima lupa mencuci bodohnya ia malah pakai lagi kaos kakinya. Sampai Kalila —Bundanya sering mengomel bahkan selalu menanyakan perihal kaos kaki sudah di cuci atau belum.

“Apa Lo semua liat kaki gue? Mau cium bau surga?"

“Najis!"

“Yang ada bau neraka!!”

“Gimana berani nggak taruhan sama gue?”

“Kalau gue menang beliin gue jajanan selama sebulan.”

“Deal!”

“Deal!”

Beberapa orang mendekat ke arah Bima dan Nakula mereka penasaran. Seksama mereka membuka pesan WhatsApp Yudistira. Pertama kali yang mereka lihat adalah nama kontak Kelinci Kecil.

“Nahkan gue bilang apa, nggak mungkin Naomi.”

“Berisik! Diem dulu. Kita lihat dulu siapa si kelinci kecil."

Nakula tidak ingin kalah. Ia membuka foto profil si pemilik akun. Fotonya hanya memperlihatkan punggung gadis itu. Nakula yakin 100 persen orang itu Naomi berbeda dengan Bima yang tidak yakin. Mereka kemudian membaca

pesan satu persatu.

Naomi kamu pulang jam berapa?

“Yey gue yang menang.” Nakula bersorak menemukan nama Naomi dalam pesan Yudistira bersama kelinci kecil itu.

“Sial! Padahal dikit lagi gue hampir menang.” keluh Bima berarti ini tanda jika ia akan berbagi uang jajan dengan Nakula. Sialan!

“Sesuai perjanjian jajanin gue sebulan.”

“Hm.” Balas Bima malas, sedangkan Nakula mulai menyalin nomer HP Naomi. Mereka tidak menyangka jika Yudistira akan memberi nama kontak Naomi dengan nama kelinci. Aneh..

“Nih taruh lagi.” ujar Nakula memberikan ponsel tersebut pada Bima.

Bima meletakkan kembali ponsel milik Yudistira di dalam tas. Saat itu matanya berbinar melihat duit seratus ribu. Rezeki memang tidak kemana.

“Gue Nemu duit.”

“Ckckck mana ada nemu uang di tas Yudistira.” Arjuna melotot seakan menyuruh Bima meletakkan uang tersebut kembali ke tempatnya. Mau tidak mau Bima menurut. Sedangkan yang lain tertawa dengan sikap Bima yang aneh.

Kemudian Yudistira dengan Naomi datang membawa makanan. Orang-orang bersorak

senang mencium bau harum nasi goreng yang di buat Naomi. Perut mereka meronta ingin segera diisi. Ruangan jadi ramai karena rebutan mengambil nasi.

Naomi meringis, hanya dia wanita sendiri disini. Untungnya ia masak dengan porsi yang banyak. Memberi makan sebelas orang laki-laki sama seperti memberi makan tiga puluh orang perempuan. Naomi hanya kebagian sedikit,

ia tidak ingin mengecewakan tamu Yudistira.

“Nggak salah Kak Yudis milih kakak ipar. Udah cantik pinter masak.” ujar Sadewa.

“Itulah alasan kenapa Yudistira menyerah dengan kejombloannya.” Ucapan Roy membuat seluruh orang tertawa.

Naomi tertunduk malu, ia dan Yudistira tidak memiliki hubungan apa-apa. Kenapa mereka berpikir seakan Naomi adalah pasangan Yudistira? Naomi hanya diam bingung mau berkata apa. Bahkan Yudistira tidak berusaha

menepisnya. Pria itu sibuk mengunyah makanannya. Jantung Naomi berdebar memikirkan hal yang tidak-tidak. Apakah Yudistira jatuh cinta padanya? Nafas Naomi terasa sesak memikirkan itu.

“Makan ini.” Yudistira memberikan bagian telur dadarnya pada Naomi.

Naomi terpaku dengan perhatian kecil yang diberikan Yudistira.

“Maaf gara-gara teman saya porsi makanmu berkurang.”

“Makasih kak.”

“Kalau mesra-mesraan lihat tempat dong mentang-mentang tuan rumah.” Roy menyenggol siku Yudistira menggodanya. Namun hanya dibalas senyum tipis oleh Yudistira.

“Jomblo cuma bisa menangis melihat keuwuan ini." Ujar Bima dengan nada cemburu. Sedangkan yang lain juga ikut pura-pura iri dengan kemesraan tuan rumah. Pipi Naomi merona karena di goda terus menerus. Rasanya ia ingin melambaikan tangan menyerah dengan semua ini.

Setelah makan mereka berkumpul melingkar di atas karpet. Naomi duduk di samping Yudistira, pria itu tidak membiarkan laki-laki manapun mendekati Naomi. Suasana jadi tegang, Naomi tidak tahu sebenarnya apa yang direncanakan Yudistira.

“Arjuna tolong sampaikan strategi yang lo punya?”

Arjuna tahu dari Bima jika Geovano adalah orang yang kasar. Bahkan disaat pertandingan berjalan orang itu bisa menggunakan cara kasar dan licik. Motor Bima dulu sampai lecet karena ulah Vano.

“Kita main damai, jangan bawa banyak pasukan. Gue nggak ada strategi, karena Vano ini orangnya nggak terduga. Kalau bawa polisi kita juga kena. Jadi main aman kita pakai cara kalem aja. Jangan ladenin emosinya dia.”

“Tahu sendiri dulu Bima hampir kena jebakan Vano. Untung cuma motornya aja yang sekarat.”

“Lagian Vano nggak bakal bisa jebak gue. Dia mah banci tanding sama cewek!" Bima menghardik Vano.

Naomi menggigit bibir bawahnya, ia baru tahu jika balapan tidak sesederhana yang ada dipikirannya. Ia menatap kesebelas cowok ini ragu, ia takut merepotkan mereka. Ia juga takut sesuatu yang buruk menerpa mereka. Ini

masalah pribadinya kenapa Yudistira harus terlibat.

“Jangan berpikir yang tidak-tidak." Suara Yudistira memecah lamunan Naomi.

“Aku rasa ini berlebihan. Aku jadi merepotkan banyak orang.” Naomi keberatan atas pertolongan yang Yudistira berikan.

“Sebagai atasan, kamu itu tanggung jawab saya, jadi jangan merasa sungkan atas semua perhatian yang saya berikan.” Balas Yudistira sambil mengelus rambut Naomi. Hati Naomi menghangat dengan sentuhan lembut yang

Yudistira berikan, namun apakah benar semua perhatian yang diberikan Yudistira hanya karena dia bawahan Yudistira? Bolehkah ia berharap hubungan yang lebih?

****

1
gulla daisy
sedih ceritanya tapi bagus
gulla daisy
Kasian Naomi
gulla daisy
Sedih banget novelnyaaa
wgulla_
ayo
Damiri
awas aja
Damiri
naomi sabar ya
Damiri
sedih jadi naomi
Damiri
lanjut
Damiri
bagusss
Damiri
lanjut suka kak
Damiri
bagus
Damiri
bagus sekali aku suka
Binti Masfufah
menarik
wgulla_: udh lanjut kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!