Arumi est belle Razade, namanya cukup panjang. Razade adalah nama belakang keluarga besar dari mama angkatnya yang berasal dari Bali. Ia sendiri dibuang ke Los Angeles, karena kelahirannya membuat keluarga Razade menanggung malu. Maklumlah, mereka orang kaya raya dan berkasta tinggi.
Di saat neneknya sudah tiada dan Covid sudah berlalu, Arumi dipaksa pulang ke Bali disaat mama angkatnya dikremasi. Alasannya karena ia punya kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai hak yang ia terima saat ini. Tidak ada kata menolak, itu tabu dan tidak punya adab. Dipungut dari bayi, dipelihara, disayang, disekoĺahin sampai bergelar S1 Tehnik Informatika.
Apakah patut membangkang?
Ia menyadari dan harus membalas budi. Walaupun ia kini yatim piatu di Bali, ia berusaha belajar dan menerima beban berat dari keluarga besar.
Disaat terpuruk dan menjadi cemohan keluarga papanya, ada seorang pemuda mengulurkan tangan, membantunya dan menjeratnya kedalam surga dan neraka dunia.
Hallo guys, happy reading.
*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HARI PERTAMA KERJA
Arumi buru-buru naik ke ojek online. Ia sudah terlambat dua puluh lima menit, dari waktu yang telah di tentukan oleh pak Budi, HRD Hotel The Sixth Sense.
Hari pertama ia sengaja naik ojek online, takut kena macet di jalan. Maklumlah, akhir-akhir ini sering kali macet. Seolah ribuan orang memilih tinggal di Bali atau berbisnis disini.
Banyak orang berbondong-bondong ke Bali, mengais rejeki. Bahkan turis asing ikut berjualan sayur di Bali. Perlu dikaji ulang peraturan yang mengizinkan turis berkunjung supaya tidak kecolongan.
Pulaunya kecil tapi indah. Alamnya masih natural, banyak pantai berpasir putih dan air laut yang biru, yang membuat para peselancar datang, mereka berlomba menaklukan ombak.
Disamping itu adat istiadatnya yang kental, tidak tergerus oleh zaman dan pengaruh asing, membuat Bali semakin unik. Itu yang menarik turis asing serta domestik untuk memenuhi Bali.
Di Bali tidak mungkin kelaparan, karena makanan di seluruh dunia ada. Ribuan Hotel, Villa, Homestay dan kamar kost, ada disini.
Mencari uang di Bali sangat mudah dan menghabiskannya juga sekejap. Karena apa yang diingini ada. Harus tebal imam dan punya komitmen.
Bali sangat religius, seolah tanah, pohon dan apa yang ada di alam, punya nyawa. Hidup dan sangat magis.
Disamping sisi indahnya ada juga sisi gelapnya, yaitu Black Magic yang ditakuti. Atau LEAK. Tapi mereka percaya, jika tidak bersalah, tidak mungkin kena Sihir.
"Apakah nona bicara dengan saya?" tanya pak ojek membuyarkan lamunan Arumi.
"Pak ngebut dikit, saya sudah telat." sahut Arumi sambil menikmati jalan raya yang indah.
Di kiri-kanan jalan banyak terdapat pohon perindang dan taman-taman mini didepan rumah penduduk.
"Ya nona, tolong pegangan."
Motor Lexi merah itu berlari kencang, Arumi yang tidak pernah naik motor merasa takut juga. Tapi ia akui pak ojek termasuk berani salip kiri kanan. Sampai di sebuah tikungan....
"Bruukkk...Braankkk.."
"Aduuhhhh...."
Arumi terpelanting jatuh, mobil dan motor yang melintas berhenti seketika. Teriakan orang-orang membuat Arumi berusaha berdiri, ia ingin tahu keadaan pak ojek. Untung ia memakai helm ninja.
Seseorang membantunya bangun dan memapahnya ke pinggir jalan. Dengan badan gemetar Arumi duduk di trotoar.
"Are you okay, is anyone sick?" tanya seorang bapak penuh perhatian.
"Kaki dan siku tangan yang sakit." ucap Arumi meringis. Kata-katanya agak cadel, seperti bule yang berbahasa Indonesia.
"Ternyata bisa berbahasa Indonesia."
"Sudah dipanggilkan ambulans, nona tenang saja."
"Silahkan minum nona."
Seorang ibu menyodorkan air mineral.
"Terimakasih, bu." ucap Arumi terharu. Orang yang mengerumuninya semua bersimpati pada kejadian ini. Mereka baik dan menghibur Arumi.
"Nona bule yang menetap di pulau ini?"
"Saya asli sini, tapi baru kemarin pulang dari Los Angeles."
"Berarti nona blasteran?"
"Ya, kebetulan nenek Kanada, ibu Jakarta dan papa Jepang."
"Owh...pantas seperti bule, tapi putihnya seperti jepang. Untung sudah bisa bahasa Indonesia." ucap mereka silih berganti.
Perbincangan mereka terhenti ketika ada yang berteriak, laki-laki yang di tabrak marah-marah kepada pak ojek.
"Brengs*k!! Aku tidak terima, kau harus mengganti motor ini. Kau yang menabrak duluan!!" teriak laki-laki yang pipi dan sudut bibirnya berdarah. Rupanya dia itu ojek oline juga.
"Aku tidak punya uang, aku ingin damai." saut pak ojol yang menabrak. Dia terlihat paling parah, keningnya berdarah, tangan dan kaki berdarah. Lutut celananya robek.
"Mana cewek yang kau ajak, suruh ganti rugi. Enak saja ngumpet. Tanggung jawab dong!!"
"Dia tidak ada sangkut pautnya dengan saya. Dia penumpang."
"Dasar cewek miskin!!" makinya menyeruak masuk dan berdiri di depan Arumi yang sedang minum.
"Hee...apakah kupingmu tidak berfungsi? Ambil uangmu, bayar motorku!!" perintah pemuda itu galak.
"Kau yang ambil uangmu, bayar kerugian aku hari ini."
Arumi ikut berteriak, sambil mendelik. Sungguh ia tidak mengerti sikap laki-laki itu. Di antara orang-orang baik ada yang bikin sebel. Apa matanya buta kalau saat ini ia lagi bersedih?
"Dasar bule pelit, tidak punya empati. Kau ke sini bekerja, seenaknya merampas hak-hak kami. Kalian pengacau, bikin ulah terus menerus."
"Bicara yang benar, siapa kau bilang pelit dan pengacau. Dasar bodoh!!"
Pemuda itu marah dan menghina Arumi sedemikian rupa. Dia juga meludahi gadis itu saat Arumi tidak mau membayar ganti rugi.
Selama dua puluh satu tahun, belum pernah ada yang mengatakan, dia jelek atau merendahkannya. Tapi hari ini ia naik pitam karena ada manusia brutal yang meludahinya dan memancing emosinya.
"Baj*ngan kau!!"
"Makanya bayarrr..."
"Oke, kalau kalian tidak mau membayar aku akan panggil polisi. Aku ingin tahu apa kau betah dibalik jeruji besi."
"Ampun tuan saya akan cicil, tapi jangan di laporkan ke polisi." pak ojek yang dia tumpangi ketakutan.
"Kasi aku dua puluh lima juta saja, soalnya motor ini bukan milikku. Apa aku pakai ganti rugi jika kau tidak membayarku?"
Benar juga, tidak ada yang menyalahkan pemuda itu, semua mengerti. Namun pak ojek tidak berdaya, ia hanya bisa menangis.
Arumi akhirnya tidak sampai hati melihat pak ojek, ia mengambil cek dan menulis nominal dua puluh lima ribu.
"Ini aku ganti!!"
"Akhirnya waras juga otak kau. Makanya jangan banyak tingkah di pulau ini."
"Pergi kau!!" usir Arumi kesal.
Seumur-umur baru pertama kali ia bicara kasar kepada orang. Tapi laki-laki itu bikin muak, ingin sekali ia menendangnya atau memukul mulutnya yang lemes itu.
Saat ambulans datang semua membantu Arumi dan pak ojek naik ke ambulans. Arumi membuka helmnya menyerahkan kepada pak ojek. Motor pak ojek ditaruh d begitu saja di trotoar, karena rusak. Aman asal dikunci.
Pak ojek tidak habis-habisnya berterima kasih kepada Arumi. Walaupun gadis itu yang menyuruh ngebut, tapi pak ojek tidak mau menyalahkannya.
"Terimakasih nona, kalau sudah punya uang akan saya cicil sedikit demi sedikit."
"Santai saja pak, perbaiki motor bapak supaya bisa bekerja kembali. Maaf saya menyuruh bapak ngebut."
"Mungkin ini hari apes saya, tapi saya bersyukur nona menolong saya." ucap pak ojek menghapus keringatnya.
Tidak ada yang perlu diperbincangkan, saat mobil ambulans masuk rumah sakit.
Arumi langsung di ajak ke UGD, saat itu matanya bersirobok dengan sopir Taxi.
"Kamu disini?" dia menghampiri Arumi.
"Owh..jadi kamu yang kami ajak tabrakan. Dasar lemes, coba dari tadi buka helm, sudah aku tinju mvlvtmu itu." ketus Arumi.
"Hehe...jangan diminta uangnya lagi, sudah menjadi hak ku."
"G4rong, awas saja kau." ancam Arumi lalu masuk bilik perawatan.
Untunglah Arumi dan pak ojek, tidak parah lukanya, jadi mereka bisa cepat pulang dari rumah sakit.
Keluar dari UGD ia kembali bertemu sopir Taxi, Arumi berusaha menghindar.
"Aku antar pulang."
"Perset*n dengan kamu."
"Aku setia menunggumu sampai letih lesu tubuhku."
"Aku benci kau, penipu!!"
"Haruskah aku menggendongmu ke Taxi."
"Berani kau bertindak berutal, aku akan teriak maling." bentak Arumi.
****
ea gk bisa jalan...
Sakitnya ditinggal nikah, bakal terbayang bayang selalu di ingatan
klw di lempar ke kasur empuk...
kalau ke mulut buaya sakit...
klw ke lantai pecah...
tapi klw ke jidatmuuuu wahhhhhhh benjollll king
Ngeri ya Tuan Wijaya n Dayan inih..
Diam diam menghanyutkan