Penghangat Ranjang Mafia

Dunia mafia, sebuah dunia yang penuh dengan kekerasan dan kekuasaan tanpa ampun. Di sini, yang kuatlah yang berkuasa, dan yang lemah menjadi budak dari kekuatan yang tak terbendung. Setiap langkah di dunia ini diatur oleh aturan tak tertulis yang ditegakkan oleh kekerasan dan intimidasi.

Para pemimpin mafia duduk di atas tahta kekuasaan, menjalankan operasi mereka dengan tangan besi dan hati yang dingin. Mereka mengendalikan segala hal, mulai dari perdagangan narkobbaa hingga pencucian uang, dan mereka tidak akan ragu untuk menyingkirkan siapa pun yang mengganggu jalannya.

Bagi mereka yang berada di bawah, hidup dalam bayang-bayang ketakutan dan penderitaan adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari. Mereka menjadi korban dari kekuasaan para bos mafia, dipaksa untuk melakukan tugas-tugas yang tak manusiawi dan hidup dalam ketakutan akan hukuman yang kejam.

Di jalanan yang gelap dan tersembunyi, pertempuran antar kelompok mafia sering kali terjadi. Persaingan untuk menguasai wilayah dan sumber daya menjadi sumber konflik yang tak ada habisnya. Darah tumpah dan nyawa melayang bukanlah hal yang langka, karena setiap pihak berusaha keras untuk mempertahankan atau memperluas kekuasaannya.

Namun, di balik kekerasan dan kekejaman yang melanda, ada juga kisah-kisah keberanian dan kesetiaan. Beberapa individu dalam dunia mafia menunjukkan loyalitas terhadap kelompok mereka, rela melakukan segala hal demi melindungi keluarga mereka.

Dunia mafia adalah medan perang tanpa belas kasihan, di mana hanya yang paling kuat yang bisa bertahan hidup. Bagi mereka yang terjebak di dalamnya, tidak ada jalan keluar yang mudah. Mereka harus siap menghadapi konsekuensi dari keputusan-keputusan yang mereka ambil, karena di dunia ini, harga diri, kehormatan, dan bahkan nyawa mereka menjadi taruhannya.

"Tuan, ini adalah uang hasil transaksi semalam," kata Sean sambil menyerahkan sebuah koper penuh dengan uang pada Zayne.

"Bagus sekali, Sean. Kau memang tidak pernah mengecewakan," ucap Zayne dengan nada dingin dan datar.

"Tuan, ada gerak-gerik mencurigakan yang berhasil terpantau dari beberapa anak buah saya di markas kita di Guangzhou. Beberapa orang tak dikenal keluar masuk markas, dan setiap kali mereka datang, pasti ada orang-orang kita yang kehilangan nyawa. Mereka datang dengan menyamar, ada yang sebagai tukang antar makanan dan beberapa profesi lainnya," jelas Sean.

Zayne mendengarkan dengan serius, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun. "Lakukan penyelidikan lebih lanjut. Aku ingin tau siapa mereka dan apa tujuannya," perintahnya dengan nada dingin.

Sean mengangguk. "Baik, Tuan. Aku akan segera menindaklanjuti ini dan memberitahukan hasilnya secepat mungkin."

Zayne hanya mengangguk sekali sebagai tanggapan, tidak menambahkan kata-kata lagi. Dia memperhatikan Sean yang segera pergi meninggalkannya.

Setelah Sean pergi, Zayne memandang uang dalam koper dengan dingin. Bagi dia, uang tersebut hanyalah alat untuk menjalankan bisnisnya, tanpa ada sentimen emosional terkait. Bagi Zayne, dunia ini keras dan tidak mengenal belas kasihan.

Dalam keheningan ruangan, Zayne merenung tentang masalah yang baru saja disampaikan oleh Sean. Dia tahu betul bahwa di dunia mafia, tidak ada ruang untuk kelemahan. Setiap ancaman harus ditindak dengan tegas dan tanpa ampun.

Sementara itu, di luar sana, di jalanan yang gelap, pertempuran antar kelompok mafia masih terus berlangsung. Dunia mereka adalah dunia kekerasan dan pengkhianatan, tempat hanya yang paling kuat yang bisa bertahan hidup. Dan Zayne, dengan dinginnya, akan terus menjalani perannya sebagai pemimpin yang tak terbantahkan di dalamnya.

🌺🌺🌺

Jacob merenung dalam keheningan, matanya menyipit saat memikirkan rencananya. Meskipun tidak terlalu yakin, dia percaya bahwa Jessica adalah kelemahan Zayne. Wanita itu memiliki pengaruh yang kuat terhadap Zayne, dan Jacob yakin bahwa dengan memanfaatkannya, dia bisa menghancurkan Zayne.

Dengan cermat, Jacob merencanakan langkah-langkahnya. Dia akan mendekati Jessica dengan hati-hati, menggunakan rayuan dan manipulasi untuk memenangkan kepercayaannya. Setelah berhasil memanipulasi Jessica, dia akan menggunakan wanita itu sebagai alat untuk mencapai tujuannya, menghancurkan Zayne.

"Selidiki terus tentang wanita itu, pastikan dia kelemahan bajingan itu atau bukan, dan cari tahu apa hubungan mereka berdua sampai-sampai dia mati-matian melindunginya," perintah Jacob pada Andy.

Andy mengangguk serius. "Baik, Tuan."

Jacob menatap Andy dengan tajam, memastikan bahwa pesannya sampai dengan jelas. Dia tahu pentingnya memahami kelemahan lawan, dan Jessica bisa menjadi kunci untuk menghancurkan Zayne.

Setelah Jacob pergi, Andy mengambil catatan dan memulai penyelidikan. Dia tahu bahwa pekerjaannya tidak mudah, tapi dia akan melakukan segala yang dia bisa untuk memenuhi perintah tuannya. Tapi Bagi Andy, kesetiaan pada Jacob adalah segala-galanya, bahkan jika itu berarti melangkah di jalur yang gelap dan berbahaya.

🌺🌺🌺

"Ge, kau sudah pulang. Lihatlah, aku sudah memasak makanan kesukaanmu, ayo makan malam sama-sama," ucap Jessica, sambil meraih tangan Zayne dan membawanya ke meja makan.

Mata Zayne langsung dimanjakan oleh berbagai hidangan lezat di atas meja. Senyum tipis menghiasi bibirnya, menghargai perhatian yang Jessica berikan padanya.

"Seharusnya kau tidak perlu repot-repot begini. Aku tidak ingin kau sampai kelelahan," ucapnya sambil menepuk lembut kepala berhelaian coklat milik Jessica.

Rona merah meluncur di pipi Jessica saat Zayne menyentuhnya. Wanita itu menepis tangan Zayne dengan lembut, lalu memalingkan wajahnya, berusaha menyembunyikan keraguan yang berkecamuk di dalamnya.

"Hanya memasak tidak akan membuatku kelelahan. Cepat duduk, kita makan malam sekarang," tukas Jessica dengan suara lembut, mencoba mengalihkan perhatian dari perasaannya yang kacau.

Mereka berdua menikmati makan malam dengan tenang. Tidak ada lagi obrolan di antara Jessica dan Zayne, hanya suara sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring.

Atmosfirnya hening, diisi oleh kehadiran mereka yang saling memahami namun juga terpisah oleh sekat-sekat yang tak terucap. Meskipun demikian, kehangatan dari momen ini terasa dalam diam, menunjukkan kedekatan yang terjalin di antara mereka, meskipun dalam keheningan.

Tiba-tiba, Jessica teringat sesuatu tentang peristiwa yang dialaminya tadi siang. "Ge, tadi siang saat aku kembali dari minimarket, ada orang yang terus mengawasi dan mengikutiku. Mereka terlihat sangat mencurigakan," ujarnya, suara gemetar karena ketegangan.

Sontak, gerakan tangan Zayne yang hendak memasukkan makanan ke dalam mulutnya terhenti. Dia menoleh dan menatap Jessica dengan pandangan serius. "Apa kau bilang, kau dibuntuti dan diawasi?" ulangnya, mata Zayne berkilat penuh kekhawatiran. Jessica mengangguk, mencoba mengendalikan rasa cemasnya.

"Aku sempat memotret mereka diam-diam, dan ini adalah mobil yang mereka gunakan," Jessica menyerahkan ponselnya pada Zayne. Mata Zayne menatap layar ponsel dengan intens, dan raut wajahnya menjadi lebih serius. Dia sangat yakin bahwa mobil itu adalah milik anak buah Jack, musuh bebuyutannya dalam dunia gelap.

Tegang, udara di sekitar mereka menjadi terasa semakin berat. Meskipun Zayne adalah sosok yang tenang dan tidak mudah panik, namun kehadiran ancaman baru ini membuatnya waspada dan siap bertindak.

Zayne tidak ingin Jessica terlibat dan menjadi incaran mereka. Dia menyadari bahwa dendam yang ada adalah miliknya, bukan Jessica, dan wanita itu tidak punya kaitan apa pun dengan konflik yang melibatkan dirinya.

Melindungi Jessica adalah prioritas baginya, karena dia tidak ingin dia sampai terluka atau terlibat dalam bahaya yang sama. Meskipun Zayne adalah sosok yang kuat dan mampu melindungi dirinya sendiri, namun kehadiran Jessica membuatnya tergerak untuk melindungi dan menjaganya dengan segenap kekuatan yang dimilikinya.

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG