Maafkan Aku. Aku Pergi Membawa Benihmu
Alisa wanita cantik yang berprofesi sebagai dokter umum itu, keluar dari poli kandungan dengan wajah yang berseri seri, dia tidak sabar untuk pulang memberikan kejutan kepada suami dan keluarganya, karena dia di nyatakan hamil, sungguh dia sangat berharap dalam kehamilannya ini, karena dia tau suaminya sangat menyukai anak anak, dan juga berharap dia hamil, namun impian mempunyai anak itu baru terwujud setelah 5th pernikahan mereka, dan dimana hari ini adalah hari ulang tahun sang suami, dia akan memberikan kado yang sangat bearti ini kepada suaminya, senyum tak pernah luntur dari bibir tipis dokter cantik itu, dia berjalan penuh semangat di lorong rumah sakit itu, menuju ke parkiran mobil, karena sudah tidak sabar untuk pulang ke rumah, menyiapkan kejutan untuk sang suami dan keluarga suaminya.
"Wiihhh.... Buru buru banget dok?" tanya rekan seprofesinya.
"Hehehe... Iya dok, saya sudah tidak sabar untuk sampai di rumah." kekeh Alisa dengan senyum yang terus menghiasi bibir mungil itu.
"Wiihhh.... Kayaknya ada yang lagi bahagia nih?" kekeh teman Alisa
"Kepo." kekeh Alisa terus berjalan dengan wajah berseri seri.
Tak lama mengendarai mobil, sampai lah Alisa di rumah, dengan langkah penuh sangat dia masuk ke dalam rumah.
"Assalam mu'alaikum...." Alisa membaca salam masuk ke dalam rumah besar itu.
"Wa'alaikum salam." jawab mereka serempak dari dalam rumah.
"Loh.... Kalian kok sudah ada di rumah?" kaget Alisa melihat keluarga suaminya berkumpul di ruang tengah itu, memang mereka akan mengadakan pesta ulang tahun Rafael suami Alisa, namun itu nanti malam, tidak siang ini, tapi kenapa mereka sudah berkumpul, membuat Alisa sedikit bingung, dan di situ juga ada sang suami yang menatapnya dengan pandangan tak menentu.
Alisa menyalami Opa Oma dan ke dua mertuanya, tak lupa juga dia mencium tangan sang suami dengan penuh takzim.
"Alisa, duduk lah..." ujar Bu Sarah mertua Alisa.
Dengan patuh Alisa duduk di samping sang suami.
Deg...
Jantung Alisa mendadak berdetak tak menentu, melihat wanita yang ada di hadapannya, yang tersenyum remeh kepadanya, dengan memangku seorang gadis kecil, di yakini umurnya mungkin baru 3th.
Alisa menoleh kepada sang suami, namun suaminya tidak sedikit pun menatap Alisa, yang ada hanya mandangan lurus ke depan.
*Ada apa ini?* gumam Alisa dalam hati.
"Alisa, kau tau bukan, kau menikah dengan anak saya hanya sebatas kontrak, karena pengantin wanitanya pergi saat itu, dan kami juga menikahkan kamu dengan Rafael tidak dengan gratis juga, kami memberi imbalan dengan membiayai perawatan ayahmu saat itu." ujar bu Sarah yang lansung pada intinya, dia memang dari dulu kurang menyukai Alisa, karena gadis itu hanya wanita miskin, tidak sepandan dengan anaknya, yang dia sukai hanya Anita calon istri anaknya, yang telah pergi meninggalkan Rafael di detik detik mereka mereka akan menikah.
Duar.....
Bagai petir menyambar hati Alisa, mendengar ucapan mertuanya itu.
"Ma..." Sentak Rafael dan sang suami.
"Sarah..." pekik oma Rafael.
"Apa sih, biarkan saja dia harus tau itu, tidak usah bertele tele untuk mengakhiri itu semua." ketus mama Rafael.
Sungguh hati Alisa perih mendengar ucapan mertuanya itu.
"Maksud mama apa?" tanya Alisa sendu.
"Kau bisa melihat dengan mata kau bukan, di depan mu ada seorang wanita cantik dan berkelas, dia itu Anita calon anak saya." sinis ibu mertuanya.
"Lalu..." ujar Alisa yang mulai paham, dan hatinya perih mendengar ucapan sang mertua, dan juga tidak ada pembelaan sedikit pun dari suaminya, mungkinkah ini akhir kisahnya. Ahhh... Sudah lah, ini memang Alisa yang salah, karena berani bermain hati dalam pernikahannya, karena dia tau pernikahan yang dia jalani hanya pernikahan kontrak, menjadi istri pengganti.
Tapi bolehkah Alisa egois, pernikahan yang dia jalani tidak lah sebentar, bukan 5 hari, 5 minggu, atau 5 bulan, ini 5 th, bagaimana bisa Alisa tidak menggunakan hatinya dalam pernikahan ini, suaminya yang memperlakukannya dengan baik, bahkan tiada hari berbagi peluh, hingga saat ini dia hamil, bisa kah dia mempertahankan pernikahannya ini? sepertinya tidak, suaminya tidak membela dirinya sama sekali, hanya duduk diam tanpa kata seperti patung, miris sungguh miris hidupnya.
"Mas..." panggil Alisa lirih.
Laki laki itu hanya diam tanpa kata, pikirannya benar benar kacau saat ini, setelah sekian lama dia berpisah dengan wanita masa lalunya, kini wanita itu kembali hadir, membuat dunianya berantakan.
"Mas, apa mas ingin aku pergi dari hidup mas?" tanya Alisa serak.
Rafael hanya diam, tak bergeming sedikit pun.
"Kau sudah tau jawabanya bukan, sekarang pergilah ambil barang barang mu, tinggalkan rumah ini, Anita akan kembali pada posisinya." sinis ibu mertua Alisa itu.
Tanpa banyak kata, Alisa bangkit dari duduknya, dan berjalan menaiki lift di rumah itu, untuk sampai ke kamar yang biasa dia tempati bersama sang suami, mungkin sebentar lagi kamar ini akan di tempati oleh wanita lain bersama suaminya itu.
"Tuhan... Takdir macam apa ini." gumam Alisa menyapu air mata di pipinya, dia menangis pilu di kamar itu, menumpahkan rasa sedihnya.
"Nak, maafkan mama, mama tidak bisa memberikan keluarga lengkap kepadamu, dan mama tidak mau papamu tau klau kamu ada di sini nak, maafkan mama, mama egois, mama janji akan memberikan kasih sayang kepada kamu nak, sehat sehat di dalam ya sayang, kita mulai hidup baru kita." gumam Alisa bercucuran air mata, dan mengelus perut ratanya, niat hati ingin memberi kejutan di hari spesial suaminya, namun yang ada dia yang mendapatkan kejutan.
Dengan langkah gontai Alisa mengambil pakain yang dia beli memakai uangnya sendiri, dia tidak membawa pakaian yang di belikan oleh suaminya yang sebentar lagi mungkin akan menjadi mantan, dia tidak berminat membawa barang barang branded yang memenuhi lemari itu, semua perhiasannya pun Alisa tidak membawanya sama sekali.
Setelah memasukan pakaiannya ke dalam koper berukuran sedang, Alisa menatap sekeliling kamarnya, sebelum dia ke luar dari kamar itu.
Huufff....
"Semangat Alisa, hidup mu tidak akan berhenti hanya masalah ini, jangan lemah Alisa, ada anak yang akan membutuhkan dirimu, ada orang tua yang juga membutuhkan mu, jangan sedih berlarut Alisa, semua akan baik baik saja." gumam Alisa menyemangati hati imutnya.
Alisa menggeret kopernya keluar dan menemui penghuni rumah itu kembali.
"Sudah selesai." ujar bu Sarah menatap sinis Alisa.
"Sudah, tante." Alisa mengganti panggilannya kepada mertuanya itu.
"Mas, aku pergi, aku menunggu surat cerai darimu, ini... Aku kembalikan cincin nikah kita, dan aku kembalikan semua yang bukan hak aku." ujar Alisa mengeluarkan kunci mobil dan beberapa kartu ATM yang di berikan oleh Rafael kepadanya.
"Alisa..." gumam Rafael.
Alisa hanya tersenyum miris.
"Berbahagialah mas, cinta pertama kamu sudah kembali, aku undur diri." ujar Alisa menyalami tangan calon mantan suaminya itu, mungkin ini terakhir kalinya dia akan melakukan hal itu.
"Opa... Jaga kesehatan, jangan lupa minum vitamin." ujar Alisa menyalimi tangan opa mertuanya itu.
"Nak, maaf." ucap laki laki tua itu memeluk cucu menantunya yang sangat dia sayangi, cucu menantu yang selalu memperhatikannya, memasakan makanan untuk dirinya dan sang istri, cucu menantu yang selalu memperhatikan semua hal untuk dia dan sang istri.
"Oma akan merindukan mu hiks... huaaa...." pecah sudah tangis wanita tua itu memeluk calon cucu menantunya.
"Masa kita sudah sampai oma, aku pergi oma, jaga diri baik baik, jangan telat makan, dan minum vitamin ya oma." ujar Alisa mencium ke dua telapak tangan oma Lisa itu.
"Om, aku pergi." ujar Alisa kepada papa mertuanya.
Pak Elang lansung membawa Alisa kedalam pelukannya.
"Hidup lah yang baik nak, maafkan anak saya." ujar pak Elang yang juga sangat menyayangi Alisa, Alisa mengangguk dalam dekapan ayah mertuanya itu.
"Sudah sudah.... Terlalu lama untuk basa basi, segera lah angkat kaki dari sini." sinis ibu mertuanya itu.
Tanpa banyak kata, Alisa keluar dari rumah itu dengan langkah kaki yang mantab, tanpa menoleh sedikitpun kebelakang.
Dia pergi menuju gerbang utama rumah besar suaminya itu dengan berjalan kaki, dan menggeret kopernya.
"Non...." panggil sang bibi berkaca kaca, di samping sang bibi juga berdiri para pekerja lainnya di sana.
"Bi..." seru Alisa mendekat dan memeluk Alisa penuh kasih.
"Tuan muda benar benar bodoh, melepaskan nona demi wanita si alan itu." emosi Nina.
"Memang seharusnya begitu Nin, jangan salahkan mas Rafael, saya yang telah menggeser tempat Anita, dan sekarang dia datang untuk mengambil posisinya." ujar Alisa berusaha tegar.
"Haa... Klau benar itu posisinya, kenapa dia pergi saat pernikahan mereka sudah tinggal hitungan jam, kenapa sekarang datang setelah tuan muda bahagia." gerutu yang lain.
"Aku pergi, jaga diri kalian baik baik." sela Alisa yang sudah tidak ingin mendengar nama laki laki itu lagi, yang hanya akan menambah rasa sakit di hatinya.
"Nona Alisa juga hati hati, kami harap bisa menemukan laki laki yang tepat dan menyayangi nona dengan tulus, bukan akal bulus seperti di rumah ini."
Alisa hanya tersenyum hambar, keran taxi yang dia pesan sudah datang.
"Aku pergi ya...." ujar Alisa melambaikan tangannya.
"Jalan pak, sesuai aplikasi." ujar Alisa.
"Baik nona." ucap sang sopir.
"Selamat tinggal semua." gumam Alisa dalam hati.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Jetva
PELAJARAN...SESULIT APAPUN HIDUPMU..PASRAHKAN HIDUPMU KEPADA YG MENCIPTAKANMU...JANGAN JUAL HARGA DIRI DENGAN JALAN PINTAS WALAU UNTUK MENYELAMATKAN NYAWA SEKALIPUN...TUHAN TEMPAT KITA MEMINTA APAPUN DAN IA TAU APA YG KITA PERLUKAN...MENIKAH DGN PERJANJIAN ITU MERUGIKAN BAGI PIHAK WANITA...SDGKAN PRIA TDK ADA PENGARUH APAPUN...
2024-11-07
3
Nunik Wahyuni
hadir thorrr astaghfirullah suami macam apa ituuu Rafael .....kok bisa bisanya menerima sampah setelah di tgl pergi kembali tanpa rasa bersalah atau berdosa....pergi dr Alisa bawa anakmu bahagiakan dirimu sendiri 😭😭😭
2024-11-04
0
Reni Ajja Dech
Jika aku di posisi mu Alis,aku akan melakukan seperti yg kamu lakukan.tidak akan melihat ke belakang.kebahagian menantiku di depan.
2024-11-17
0