Buat yang gak suka gerah, harap melipir!
Bukan bacaan untuk anak yang belum cukup umur.
Ketika Aishe didorong ke laut oleh Farhan tunangan tercintanya, semua rasa cinta berubah menjadi tekad untuk membunuhnya.
Aishe tidak pernah berpikir bahwa Farhan hanya mencintai uangnya, dan tega berselingkuh bahkan mendorongnya ke laut.
Ketika ombak menelan tubuh Aishe, dirinya berpikir akan mati, namun keberuntungan berpihak padanya. Aishe terdampar di sebuah pulau kosong selama 59 hari hingga suatu hari dia diselamatkan oleh Diego, seorang pengusaha yang tampan namun lumpuh.
Dengan kekuatan dan kekayaan Diego, Aishe memiliki identitas baru dan wajah baru, dia bahkan menjadi sekretaris pribadi Diego. Diego, pria yang kaya dan berkuasalah yang dapat membantunya membalas dendam pada Farhan.
Setelah balas dendam selesai, senyuman menyeramkan muncul di wajah Diego, yang membuat jantung Aishe berdegup kencang menunggu kalimat selanjutnya.
"Sekarang giliranmu untuk membalas budi padaku."
Aishe menatap pria yang mendekat di depannya, dalam hati dia berkata, "Lolos dari mulut buaya, malah masuk ke mulut singa."
Ini bukan novel garis lurus yang bisa diambil banyak pelajarannya. Jadi kalian bisa berhenti jika alir terasa berputar-putar, membosankan, jelek dan yang lain.
Silakan kembali tanpa meninggalkan kesan buru di komentar.
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KAY_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Diego - -
Benar, kau harus mencabik-cabik tubuhnya, mengoyak hati dan jantungnya hingga tak tersisa. Itu akan lebih menyenangkan dari pada melihat musuhmu masih bernapas meski dari balik jeruji besi.
Lima menit setelah Farhan memasuki ruangan, Ashan masuk sembari membawa beberapa dokumen. Negosiasi yang mereka bicarakan, terdengar dengan jelas di telinga Aishe dan Diego.
"Apa Anda setuju, Tuan Ashan?" tanya Farhan diakhiri senyum merekah, berharap pengajuan pinjamannya segera mendapat persetujuan.
Namun, Ashan dengan santai menyandarkan punggungnya dan bersedekap tangan. Matanya memincing tajam dengan senyum meremehkan.
"Tapi kesepakatan ini tidak menguntungkan BIN, Pak Farhan," ucapnya. "Apa Anda sedang bermain-main dengan kami?"
Farhan terlihat tegang, dia bahkan menegakkan punggungnya. "Tidak, Tuan Ashan. Saya … maksudnya, kami, kami serius."
"Pengajuan proposal pinjaman 50 juta Lira, dengan suku bunga 10 persen dalam jangka waktu 15 tahun. Apa itu keseriusan Haley?"
Farhan menelan salivanya kasar. "Saya akan menaikkannya. Anda tidak perlu khawatir." Senyumnya mengembang, bersamaan dengan bulir keringat yang menetes dari keningnya.
"Tidak perlu!" Ashan menegakkan punggungnya. "Kau hanya perlu mengubah jangka waktunya saja. Lima tahun, rasanya cukup untuk Halley."
"Li-lima?" Mata Farhan terbelalak.
"Kenapa, apa itu terlalu lama? Kalau begitu dua tahun. Bagaimana?"
Bulir keringat Farhan bercucuran semakin banyak, jatuh menetes membasahi kerah bajunya. Padahal, suhu di ruangan sudah cukup dingin.
"Tu-tuan, itu …."
Ashan menepuk pundak Farhan, berusaha menenangkannya. "Jangan khawatir, aku akan menurunkan bunganya. Lima persen untuk dua tahun. Itu murah sekali."
Tatapan Ashan berpindah, memandangi cermin dua arah besar yang ada di dalam ruangan. Seolah memberi sinyal kepada dua orang yang sedang memperhatikan kesepakatan mereka dari balik cermin.
Di posisi Aishe dan Diego yang memperhatikan mereka dari balik cermin.
"Anda mau membawa Halley jatuh bersamanya?" tanya Aishe mencoba menebak taktik Ashan. "Pendapatan bersih Halley hanya lima sampai sepuluh juta Lira per tahun. Halley tidak akan sangup membayar dalam jangka waktu dua tahun."
Wanita ini cukup cerdas.
Diego menarik dua sudut bibirnya ke atas, merasa puas akan respon wanita yang duduk di sebelahnya. "Jika ingin balas dendam, jangan setengah-setengah!"
Perkataan Diego membuat Aishe mengalihkan pandangan dari musuhnya dan melihat Diego.
Mereka kembali beradu pandang. Namun kali ini, lebih lama dari biasanya. Perasaan mengagumi tiba-tiba membuat Diego menyingkap rambut Aishe dan mendekatkan bibirnya hingga meraih bibir Aishe.
Jantung Aishe mendadak berdegup kencang, padahal, ini buka pertama kalinya mereka saling bercumbu mesra.
Jangan jatuh cinta padanya, Aishe. Jangan jatuh cinta.
Perasaan adalah bagian yang paling sulit di tawar. Ketika pikiran memberinya perintah untuk tidak jatuh cinta, dia justru bertindak sesuka hati.
Hingga tanpa sadar, Aishe menikmati setiap kecupan yang di berikan Diego.
Bukan tidak peduli dengan larangan yang dia buat sendiri, tetapi perasaannya sudah mendorongnya hingga mundur sangat jauh. Membiarkan hatinya terbuka kembali, dan menerima segala perlakuan lembut Diego.
Aishe dengan sadar membuka bibirnya, menjulurkan lidahnya hingga masuk ke dalam mulut Diego. Menjelajah seluruh ruang, dan bertarung dengan hangat.
Diego membelitkan kedua tangannya ke tubuh ramping Aishe. Mengerayang bebas menjelajahi punggung mulusnya. Aishe pun mulai larut dalam buai cumbuan Diego. Tangan cantik nan lentik tiba-tiba meraih rambut Diego dan mencengkramnya.
"Tu-tuan, kita sedang di kantor," ucapnga ketika Diego melepaskan bibir Aishe yang sudah sedikit bengkak.
"Aku tidak masalah."
"Ta-tapi …."
Diego kembali menjadi liar. Dia menunjukkan senyum liciknya, kemudian menarik tangan Aishe hingga membuat gadis itu duduk di pangguannya.
"Sudah aku bilang, tidak masalah!" Diego kembali ******* bibir Aishe dan membuatnya bungkam.
Tepat pada saat itu, Ashan sedang membawa dokumen yang baru di tanda tangani Farhan dan menerobos masuk tanpa mengetuk pintu. Dia sempat memanggil tuannya, tapi ketika melihat Diego bercumbu, Ashan berbalik badan dan pergi dari sana.
Aih … aku perlu berhati-hati mulai sekarang. Jadi tangan kanannya sungguh tidak mudah.
...☆TBC☆...
Vote dan Hadiah jangan sampai lupa 💋💋