NovelToon NovelToon
Become The Duchess Of Lala Land

Become The Duchess Of Lala Land

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Dunia Lain / Masuk ke dalam novel
Popularitas:108.1k
Nilai: 5
Nama Author: Harsie Alive

Hahh.... hahh...

arrkkkkhh!! Ampun!! ampun!! sakit sekali!!

kumohon, aku mohon ampun buuu....

Suaraku bergetar memohon ampun pada ibu Tiriku yang menjambak rambutku dan menampar wajahku berkali-kali. Tatapannya yang tajam dan pukulannya yang kasar tak akan ku lupakan bahkan sampai aku mati.

ini kah takdirku? aku hanya ingin hidup bahagia, meski hanya sehari saja. Jika aku hidup kembali, kumohon Tuhan, Langit, Dewa atau apapun itu, kumohon berikan aku setetes kebahagiaan agar dahagaku terpuaskan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi 3

Di sinilah Shuvin dan kedua anak itu berada. Di ruangan kamar Evan kecil yang hidup bagaikan robot padahal jaman itu robot belum ditemukan.

Setelah melihat semua yang terjadi pada masa kecil Evan, Shuvin akhirnya menyadari berasal dari mana sifat tak manusiawi, kejam dan lemah terhadap cinta yang dimiliki oleh Evan.

Dari luar dia terlihat sangat kejam dan mengerikan bahkan ditakuti oleh jenderal perang negeri lain. Tetapi di dalam dirinya dia hancur dan rapuh, dia hanya seorang anak yang tidak memiliki harapan akan kebahagiaan.

Seorang putra yang lahir dengan tuntutan besar di pundaknya demi menuntaskan keserakahan kedua orangtuanya.

Hidupnya tak pernah bahagia, senyuman pun jarang menghampirinya.

Shuvin dan kedua anak itu berdiri di sisi ruangan sedang di hadapan mereka ada Evan yang berusia 15 tahun. Berdiri dengan memegang pedang penuh sihir, menunduk dengan wajah dingin dan datar. Tak bergeming sedikitpun sebelum kedua orangtuanya memintanya bicara.

"Bagaimana hasil buruanmu?" Tanya Duke Riot dengan wajah dan tatapan mengerikan.

"Hey kalian ini bicara pada anak kalian bukan pada patung, dasar orang tua peot bau tanah sialan!!" Pekik Shuvin dari tempatnya berdiri. Sayang sekali ucapannya itu sama sekali tak berarti.

Gadis dan anak laki-laki itu hanya geleng-geleng kepala menghadapi tingkah Shuvin yang kian bar bar.

Evan mengangkat kepalanya dengan tatapan datar," Seekor beruang besar dan satu monster tingkat tiga," jawabnya datar tanpa emosi.

Monster tingkat tiga adalah monster dengan tingkat paling tinggi diantara semua monster yang pernah menyerang kekaisaran Chester. Sedang beruang hanyalah hewan buruan biasa.

Plak!!! Plak!! Plak!!

Slakkk!!!

"Berikan cambuk itu padaku, tahan dia!" Murka sang Duke tak bisa dibendung, dengan penuh amarah dia menatap Evan.

" Hanya segitu!? Padahal kau kulatih selama sepuluh tahun, tapi kekuatanmu hanya segitu saja!?"

"DASAR BAJINGAN TIDAK BERGUNA, ANAK SIALAN, ANAK SIALAN KAU!!!" Pekik pria itu sambil melayangkan cambuknya.

Shuvin yang melihat itu refleks berlari dan mencoba menahan tangan sang Duke tapi sayangnya yang mereka lihat saat ini adlah rekaman masa kela Evan.

"Jangan!!"

"Hentikan semua ini!!"

"HENTIKAN INI PRIA PEOT SIALAN!!!" Pekik Shuvin histeris. Dia tak kuasa menahan air matanya lagi, dia menangis sejadi-jadinya di hadapan mereka. Tapi tak seorang pun peduli.

Cambuk itu terus mendarat di tubuh Evan, di kulit putih bersih yang kini penuh noda luka itu.

Shuvin menangis sesenggukan. Semua masa lalu Evan dia lihat bergantian, Evan selalu direndahkan bahkan oleh para bangsawan dan temannya di akademi. Bahkan Evan tak dianggap anak oleh Duke dan Duchess, hidupnya tak lebih dari sekedar boneka Duke dan Duchess untuk memperluas kekuasaan mereka.

"Pantas saja.. hiks hiks hiks... Pantas saja Evan tumbuh menjadi pria yang tak punya hati, pria yang dingin dan tatapannya selalu penuh kesedihan, pantas saja!!" Pekik Shuvin sambil menangis tersedu-sedu menatap Evan muda yang disiksa, direndahkan, dibanding-bandingkan dengan putra keluarga lain bahkan semur hidupnya dia tak pernah mendapat apresiasi atas kerja kerasnya.

Shuvin menangis histeris. Kedua anak itu tak lagi bisa melanjutkan kala melihat Shuvin yang sangat terpukul menonton semua reka ulang masa muda Evan.

Anak lelaki itu berlari dan memeluk Shuvin dengan erat, mengusap kedua matanya sambil tersenyum," bertahanlah nona, bantulah Evan menghadapi semua ini, juga menghancurkan ketidakadilan yang dia terima," ucapnya penuh perhatian.

"Sekarang kembali lah, jalanilah hidup yang bahagia menurut versimu Shuvin, kami akan menantikan waktu saat kita bertemu di masa yang akan datang, kami bangga melihat kalian berdua, kami bangga menjadi bagian dari kalian!" Ucap Gadis itu sambil tersenyum hangat.

Keduanya memeluk Shuvin yang sedang menangis sesenggukan di tengah hamparan bunga itu, hingga akhirnya mereka menghilang bersama cahaya dan angin yang membawa kelopak bunga beterbangan memenuhi tempat itu.

Masa lalu yang kejam, bahkan keadaan Evan lebih kejam lagi jika dibanding dengan luka Shuvin baik di masa ini maupun di masa dia berasal.

Hati Shuvin tak rela melihat Evan terus terbelenggu dalam jeratan mengerikan itu. Sama seperti dirinya yang tidak pernah mengecap kebahagiaan, Evan pun memiliki masa yang sama.

Pantas saja Evan begitu mudahnya terjatuh dalam godaan pelayan mata-mata kerajaan York itu. Semua karena Evan haus akan perhatian, dia ingin memiliki seseorang yang mencintainya setulus hati.

Sedang Shuvin yang kini menjadi istrinya memaksanya menikah dengannya membuatnya merasa bahwa Shuvin saa saja dengan orangtuanya, teman-temannya dan semua bangsawan yang merendahkannya.

Shuvin bergumam sampai menangis tersedu-sedu dalam mimpinya. Membuat tidur Evan yang ada dalam pelukannya terganggu.

Hangat sang mentari mengusik tidur Evan juga gumaman halus dari bibir istrinya berhasil membuat Evan terbangun dari tidurnya hingga dia menyadari di mana dia berada dan di posisi apa dia tidur saat ini.

Shuvin memeluk Evan di dadanya, membuat Evan terbelalak saat merasakan wajahnya dan kepalanya bertemu dengan dada sintal milik istrinya.

"Ya ampun!" Gumamnya terkejut, tapi lirih tangis dari bibir Shuvin berhasil mengalihkan pikiran nya.

"Shuvin?" Ucapnya terhenyak saat merasakan tubuh Shuvin yang memeluknya erat gemetar hebat.

"Hiks hiks hiks...jangan... Jangan pukul lagi... Kasihan.. kasihani dia... Jangan pukul lagi..." Ucap Shuvin yang terbawa mimpinya.

Evan segera melepas pelukan Shuvin dan memperbaiki posisinya, dia menatap Shuvin khawatir. Demam istrinya semakin tinggi membuat raut khawati Evan tak kunjung hilang.

"Dia sampai bergumam karena demamnya, "

"Pelayan!! "

"Pelayan!!" Panggil Evan.

Tak beberapa lama seorang pelayan masuk ke dalam ruangan Shuvin.

"Anda memanggil saya tuan," jawab Dasha sambil membungkuk. Sebuah pantangan bagi mereka menatap majikan di atas tempat tidur, itu sebabnya dia menunduk sampai wajahnya tak terlihat.

"Panggilkan dayang Duchess ke sini juga cepat panggilkan tabib, nyonya sedang sakit!" Ucap Evan.

"Ba-baik tuan, akan segera saya lakukan!" Ucap Dasha yang telah terlihat panik saat mendengar kalau sang Duchess sedang sakit.

Dasha berlari terbirit-birit sambil menangis sesenggukan sepanjang jalan mengitari kediaman. Semua pelayan menatapnya heran, apa mungkin Duchess menghukumnya atau Duchess kembali ke setelan pabrik?

"Hey, Dasha apa yang terjadi padamu? Kenapa kau menangis? Apa Duchess memarahimu lagi!?" Senggak Lera heran.

Dasha menggelengkan kepalanya, di hadapan seluruh pekerja rumah dia menangis sesenggukan," bukan.. hiks hiks hiks... Nyonya Duchess sakit parah, dia sampai bergumam!!" Teriaknya di sela tangisannya.

Prangg!!!

Brukkk!!

"A-Apa!!"

Semua yang mendengar ucapan Dasha sampai syok tak percaya. Bahkan Kim si kepala dapur sampai menjatuhkan nampan yang ada di tangannya saking kagetnya.

Mereka pikir Kondisi Shuvin sudah membaik, tak tahunya Dasha mengumumkan kondisi sang Duchess semakin memburuk yang membuat semua orang syok berat.

" Tunggu Apa lagi!? Cepat panggilkan tabib terbaik!!!" Pekik Dasha.

" Dan para dayang diminta tuan untuk ke kamar Duchess!!" Ucap Dasha.

"Baik!!"

Para dayang langsung berlari terbirit-birit menuju kamar majikan mereka. Sedang Juan sang butler segera melaju menggunakan kereta kuda untuk menjemput tabib desa dengan tangannya sendiri.

Juan berlari menuju ke halaman, tetapi langkahnya dihentikan oleh kerumunan penduduk yang berbaris di depan pekarangan rumah sambil menatap khawatir ke dalam kediaman pemimpin negeri itu.

" Ada apa ini Han!?" Tanya Juan pada ajudan Tristan yang berjaga di sana.

"Mereka sejak pagi buta berkumpul di sini menunggu kabar dari kediaman terkait kondisi nyonya. Mereka semua khawatir pada nyonya," terang Han sambil mengusap kasar wajahnya.

Bukan hanya para warga, para ksatria juga dibuat gusar setelah melihat Duchess mereka jatuh pingsan setelah bekerja terlalu keras selama berhari-hari tanpa makanan yang layak dan istirahat yang cukup.

Penduduk sudah mengetahui siapa Shuvin sebenarnya, fakta bahwa dialah Duchess membuat mereka semakin merasa bersalah.

Juan berlari ke deretan orang-orang itu, dilihatnya ada Roger dan Juvel anak Baron Greek di barisan itu.

" Roger!!"

"Juvel, di mana ibu kalian!?" Teriaknya.

Penduduk yang mendengar itu segera memberi jalan agar Juan menemui kedua anak itu.

" Ibu di kediaman sedang ayah berkeliling mempersiapkan desa!" Terang Roger.

"Bagaimana keadaan Duchess?" tanya mereka mewakili para penduduk.

Juan menghela nafas berat, dia tidak bisa menutupi ini," keadaannya tidak baik, kita butuh tabib terbaik, aku akan menjemput ibu kalian sekarang, nyonya dalam keadaan darurat!" Ucap Juan sedih.

Brukk...

Semua penduduk yang mendengar itu berteriak dan menangis sesenggukan saat tahu Duchess baik hati, lembut, ramah dan juga perhatian itu kini jatuh sakit setelah menolong mereka.

" Cepat panggil Baroness Olivia, hanya beliau tabib terbaik di desa kita, ayo cepat!!" Para penduduk yang memiliki kendaraan segera berbondong-bondong menuju kediaman Baron, untuk meminta tolong pada wanita itu.

1
Siau Yen
suka 👍👍👍
Sri Utami
ceritanya kereeeen👍👍😍
Narimah Ahmad
bru mulai ni,😍
Ririn Santi
kecolongan lg deh
Ririn Santi
hahahaha.......gak kuat ketawa, sakit perutku guling guling
Ririn Santi
pangeran kodok udah se frekuensi dg si gadis random
Nur Hayani
terharu sekali melihat keluarga Evan apalagi istrinya shuvin
Ririn Santi
benar" menegangkan
Ririn Santi
hahaha..... wir bang Toyib pulang
Ririn Santi
hais kurang kerjaan bgt , ngapain coba pakai ngicipin bulu pengerat begitu sih
Ririn Santi
kampret, Cok, hah ....random bgt si sulvin ini
Ririn Santi
haaaah .. sak karepmu lah shuv...shuv....
Ririn Santi
buat si duke kejedug dan menyesal sedalam dalamnya shuv
Ririn Santi
hahaha .....
hancur...hancur hatiku...😁😁😁😁
Ririn Santi
terharu, jd pingin nangis hiks...hiks....
Ririn Santi
toeng....toeng....
Ririn Santi
pada kagok pelayannya😁
Putri Kemuning
akhirnya.....
terimakasih thor sudah membuat karya ini
Nsaa Indri
the end .bahagia deh
Musdalifa Ifa
seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!