NovelToon NovelToon
Memeluk Cinta

Memeluk Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Genta Senja

Alena harus melunasi hutang kakaknya dan juga membayar tebusan kakaknya yang dipenjara akibat fitnah. Akhirnya Alena meminjam uang pada bosnya, Bima si CEO. Ia diberi pinjaman dengan syarat nikah kontrak dan berikan keturunan laki-laki.

Celakanya Alena tidak tahu kalau Bima sudah menikah sebelumnya dan hanya membutuhkan anak darinya saja. Begitu anak lahir, Alena dipisahkan dari anaknya. Perawatan yang tidak maksimal membuat anaknya meninggal dunia.

Melihat keterpurukan Alena dan dendam membara membuat Bima membongkar bahwa semua hanya skenario keluarganya. Ia terpaksa mengikuti dan tidak pernah bermaksud menjebak Alena sebab ia benar2 mencintainya.

Akankah Alena memaafkan semua kesalahan Bima saat akhirnya laki-laki itu menceritakan semua fakta yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Genta Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15 Deeptalk Woman

Bima hari ini masih sibuk dengan urusannya sendiri. Lagi-lagi Alena harus menghabiskan waktu sendiri. Jelas dia sangat bahagia. Ia pun menghubungi Sendy, mengajaknya jalan-jalan menikmati Singapura.

Siang itu setelah makan siang, keduanya menikmati film bersama di hotel tempat Sendy menginap.

"Kamu sudah menikah, Kak?" tanya Alena. Matanya masih terus fokus menatap layar TV.

"Aku belum menikah. Masih betah sendiri," jawab Sendy cuek.

"Paling enak kalau masih single, bisa bebas menikmati waktu sendiri. Pokok bebas, deh. Iya, kan?"

Sendy mengangguk membenarkan. "Honestly, even sekarang aku sendiri...sebenarnya aku pernah nikah. Sebut aja aku janda."

"Well...ada anak?"

Sendy menggeleng. "Rahimmu diangkat setelah keguguran anak pertama. Sejak itu, suamiku sangat dingin. Selang setahun kemudian, ia layangkan surat cerai padaku. Alasannya...karena aku mandul."

"Jahat sekali."

"Sangat. Ia bahkan mengambil gak kepemilikan apartemen yang kami beli berdua." Sendy menghela nafas panjang.

"Semangat."

Sendy tersenyum. "Iya, pasti. Makanya untuk mengisi kesendirian, aku sering travelling kayak gini. Healing biar gak stres."

"Kalau aku...masih jomblo," Alena tersenyum canggung. Ia sebenarnya ingin menceritakan soal statusnya. Hanya saja, perjanjian itu mengikat lidahnya. Ini harus rahasia.

"Aku sempat hampir bunuh diri waktu itu. Untung saja ada seseorang yang menyelamatkan aku. Ibu panti."

Alena mengernyit. "Ibu panti?"

Sendy mengangguk. "Iya, sebenarnya aku ini yatim piatu. Saat usia sepuluh tahun, ada keluarga kaya yang mengadopsiku. Cuman, kalau lagi suntuk...aku pasti pulang ke panti. Orang tua angkatku terlalu sibuk. Hehe..."

"Mereka jarang di rumah?"

Sendy mengangguk lagi. "Terkadang aku minder. Latar belakang anak panti asuhan biasanya dianggap anak buangan."

"Sama. Aku juga dari panti. Dulu, waktu masih usia lima tahun, aku diadopsi oleh orang tua angkatku. Sayangnya, mereka meninggal dalam kecelakaan."

Sendy menatap tidak percaya sekaligus senang. "Pantas kita langsung cocok. Rupanya karena latar belakang kita sama."

Alena tidak menyangka bahwa ia akan berkenalan dengan teman perempuan yang berlatar belakang sama dengan dirinya.

"Lapar, kita makan di bawah atau pesan aja?" Sendy memegang perutnya.

"Aku lagi malas keluar. Kita pesan aja ya, Kak. Aku yang..."

"No. Big damn no. Aku yang traktir kali ini." Sendy beranjak meraih telpon hotel.

"Aku lagi pengen makan nasi goreng nih. Pake telur setengah matang."

"Jangan ah. Cobain menu rekomendasi aku. Kamu pasti suka. Ini makanan jadi menu andalan di hotel ini. Gimana?"

"Mm...boleh deh. Jadi penasaran."

Sendy tersenyum. Sesaat kemudian ia bercakap dengan seseorang lewat telfon. Memesan beberapa menu, lengkap dengan minumannya.

Tak lama kemudian, makanan mereka tiba. Keduanya menikmati makan siang di balkon hotel.

"So, posisi kamu sebagai apanya bos kamu?"

Alena pun menjelaskan kalau posisinya sebagai asisten pribadi. Ia bertugas mendampingi atasannya sesuai dengan kemauan atasannya itu.

"Pak Bima itu menjabat sebagai CEO di perusahaan tempat aku kerja. Aku dan beliau sedang menyelesaikan beberapa kerjaan di sini.

"Tapi kok...kamu malah bisa bersantai gini?"

"Dia lagi kasih aku libur sehari. Kebetulan atasan aku ada janji bertemu dengan family. Gitu..." Alena gugup saat menjawab pertanyaan Sendy.

"Sebagai sesama yatim piatu...dan sama-sama tidak kenal orang tua...aku jadi ngerasa nggak sendiri lagi." Sendy tersenyum tulus.

"Betul..." Alena ikut tersenyum. Kali ini ia jujur dengan perasaannya. Gugupnya seketika hilang.

"By the way...besok aku balik ke Indonesia. Keep contact terus, ya. Nanti kalau kamu balik, kita hangout lagi."

Alena mengangguk setuju. "Nanti aku kenalin ke kakak angkat aku. Dia pasti seneng banget kalau tahu adeknya punya sahabat baru yang asyik dan seru abis kayak Kak Sendy."

Keduanya saling berpelukan. Seharian penuh keduanya melewatkan dengan cara yang menyenangkan. Tak lupa mengabadikan momen dengan selfie.

Besoknya setelah Sendy kembali ke Indonesia, keduanya berkomunikasi lewat telfon. Kadang juga video call.

Alena melewatkan hari-hari terakhir di Singapura dengan lebih santai sebab punya teman meski lewat jarak jauh.

*****

"Teman kamu kemana? Apa masih ke sini?" tanya Bima sembari mengiris steak di piringnya. Keduanya tengah makan malam bersama.

"Sudah balik ke Indonesia, Pak."

"Apa kalian sudah lama saling kenal?"

Alena kembali menjelaskan kalau dirinya dengan Sendy hanyalah dua orang yang baru bertemu. Hanya saja banyak kesamaan yang ia miliki dengan Sendy. Keduanya juga bisa nyambung saat berbincang-bincang.

"Alena, saran saya...kamu tetap harus hati-hati dengan orang baru. Sebab kalau ternyata niatnya buruk, kamu hanya bisa menyesal nantinya."

Alena terdiam mendengar kata-kata Bima barusan. "Apa aku nggak salah dengar?" batin Alena heran dengan kepedulian Bima.

"Saya peduli sama kamu karena hanya ingin memastikan perjanjian kita tidak terhambat oleh masalah akibat kebodohan kamu yang sembarang percaya orang. Ngerti?"

"Iya Pak," jawab Alena jengah.

"Saya serius, Alena."

Alena menatap Bima tajam. "Saya tidak pernah sembarangan memilih siapapun masuk dalam hidup saya. Jadi, Bapak tenang saja."

Keduanya saling bertatapan cukup lama. Saling menahan rasa kesal. Hingga sebuah suara membuyarkan pandangan mereka.

Brak! Terdengar ada barang jatuh. Spontan keduanya menoleh ke sumber suara. Tampak Bibi Meri tengah memungut beberapa berkas yang jatuh ke lantai.

Alena berjalan mendekat, membantu Bibi Meri yang tampak kepayahan membawa barang hingga terjatuh.

"Terima kasih, Nona." Bibi Meri kembali menumpuk berkas tersebut, lalu bersiap mengangkatnya, tapi Alena mencegah.

"Biar Ale bantu. Mau dibawa kemana?"

"Nggak usah, Nona. Biar Bibi aja."

"Nggak apa, Ale kuat." Alena mengambil alih tumpukan berkas yang hendak diangkat Bibi Meri. "Dokumen ini, pasti di ruang perpus itu kan?"

Bibi Meri mengangguk. Alena langsung melangkah menuju ruang yang ia maksud tadi. Bima hanya melengos. "Saya pergi dulu, Bi. Lusa baru balik. Jaga Alena."

Bibi Meri mengangguk, berjalan di belakang Bima yang melangkah ke depan rumah. Setelah masuk mobil yang melaju meninggalkan pelataran rumah, wanita itu menutup pintu depan, pergi ke dapur.

Alena meletakkan berkas dokumen ke atas meja. Tanpa sengaja matanya tertuju pada foto yang dipajang di atas meja. Foto Bima dengan kedua orang tuanya.

"Kalau senyum, sebenarnya ia terlihat baik. Sayangnya, foto sama aslinya benar-benar berbeda. Sudah dingin kayak es, sikapnya benar-benar tidak menyenangkan. Semoga Kak Tegar menepati janjinya untuk menebus hutang itu hanya dalam waktu satu tahun," gumam Alena bicara sendiri.

Gadis itu keluar ruangan, mendapati Bibi Meri berjalan masuk dapur, ia pun menyusul.

"Bi, Pak Bima kemana?"

"Pergi Nona. Katanya lusa baru balik."

"Aduh! Bukannya besok jadwal kembali ke Indonesia. Jangan-jangan ditunda lagi. Duh! Seenaknya sendiri!" gerutu Alena kesal.

"Sepertinya Nona harus banyak bersabar menghadapi Tuan Bima. Ya memang begitu orangnya." Wanita itu merangkul Alena.

"Ale nggak punya pilihan lain sepertinya," ujarnya menghela nafas panjang.

"Tenang...di sini ada Bibi Meri. Siap menemani..." Ia tersenyum lebar menatap Alena. Membuat gadis itu ikut tersenyum.

"Makasih, ya. Bibi baik banget." Alena memeluk hangat Bibi Meri.

1
Roeswartini
karya yg bagus setidaknya ada p.pesan moral yg tersampaikan lewat karya ini
Genta Senja: terima kasih Kak testimoninya....
total 1 replies
Lina Yanti
alena bima
Genta Senja: 🥰😍 "Terima kasih sudah mampir, Kak. Jangan bosan untuk datang lagi," jawab Alena dan Bima bersamaan.
total 1 replies
Genta Senja
makasih... kita sehari dan sepemikiran
Bilqies
sama sama menemukan sosok orang yang mereka rindukan
Genta Senja: betul banget... sisi ini Thor bener2 ikut merasa terharu. dua orang yang sama2 kehilangan menemukan teman untuk saling mengisi kekosongan...
total 1 replies
Bilqies
sabar Alena, semoga kakak mau cepat dapat uang untuk menebus mu yaa
Genta Senja: aamiin... doakan yang terbaik buat Alena, ya
total 1 replies
Bilqies
baik banget sih Sendy
Genta Senja: asiaaaaaap.... hehehehe
Bilqies: entah Thor semua keputusan ada di tanganmu 🤣🤣🤣
total 5 replies
Bilqies
hmm entar bakalan tumbuh Dnegan sendirinya juga kok
Genta Senja: kita lihat nanti... akan berakhir dimana... hehehehe.... hhh... 😄
Bilqies: benih2 cinta 😀😀
total 3 replies
Bilqies
selamat yaaa...
Genta Senja: "Terima kasih Kak Bliqies...," ujar Alena dengan senyum tulus terkhusus untukmu.
Bilqies: harus donk 😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
kasihkan aku aja Thor 🤣🤣🤣
Genta Senja: 😍😍😍😍😍😍😍😍🥰🥰🥰
Bilqies: 😀😀😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor,
Genta Senja: makasih kakak... selalu nyempetin mampir... jangan kapok mampir terus...
total 1 replies
Bilqies
sinis banget sih...
udah tau keles
Genta Senja: sabar kak... sabar...
total 1 replies
Genta Senja
yuk... dukung karya aku.... kasih penilaian di sini ya...
Lina Yanti
Elena bima
Genta Senja: ehem... Alena
total 1 replies
Lina Yanti
rahasia rukmini
Genta Senja: rahasia gelap
total 1 replies
Bilqies
aku mampir kak
Genta Senja: siap kakaaaaak
total 1 replies
xoxo_lloovvee
semangat thor, jangan lupa mampir ya 🤗
Genta Senja: siap... makasiiih... jangan lupa mampir lagi... nanti Thor juga akan mampir
total 1 replies
Bilqies
semangat terus Thor menulisnya...

jangan lupa mampir juga di karyaku
Genta Senja: siaaaaap
total 1 replies
Bilqies
gak nyangka kalau Bima beda agama dengan Alena...
Genta Senja: yaaah.... dunia akan selalu memiliki kejutan di setiap ceritanya... ☺
total 1 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor /Smile/
Genta Senja: makasih.... nanti Thor juga mampir lagi di karyanya Kak Bliqies
total 1 replies
Bilqies
awas bima nanti cemburu lagi ngeliat Alena Deket sama cowo lain 😬😬😬
Genta Senja: well.... jadi makin deg deg an...
Bilqies: pasti itu...
Karena kalau udah cemburu tandanya bima udah ada rasa sama Alena dan bima gak bakalan biarin yang udah jadi miliknya dekat sama cowo lain 😬😬😬
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!