Become The Duchess Of Lala Land
"AKU TIDAK MAU MENIKAH!!!'
Plakkk!!
"Beraninya kau melawanku anak haram sialan!!"
Tamparan keras mendarat di pipi gadis berusia 20 tahun, bertubuh kecil dan kurus dengan wajah cantik tapi penuh dengan luka.
Dia berdiri sambil memegang pipinya yang memerah karena tamparan juga karena panasnya sinar matahari.
Rambutnya dijambak sekuat tenaga sampai rambutnya yang sudah tipis itu rontok dan berjatuhan ke lantai.
Angin panas bertiup, langit bersinar terlalu indah untuk momen menyedihkan ini. Shuvin menangis sesenggukan sambil menatap pasrah pada ibu tirinya. Pipinya terasa sangat sakit terlebih hatinya.
"Kenapa harus aku!? Kalian yang punya utang kan!?"
"Kenapa tidak jual anak kesayangan kalian itu saja!!!" Pekiknya sekuat tenaga sampai paru-parunya terasa sangat sesak.
Plak!! Plak! Plak!!
Lagi dan lagi, tamparan mendarat kasar di wajah cantiknya yang pucat pasi itu. Rambut tipisnya berjatuhan ke atas lantai, darah segar memenuhi kerongkongannya saat ini.
"Tidak tahu diri!"
"Kau sama seperti pelacur itu! Ibumu yang hina itu!!"
"Mati saja kau, kalau tidak mau mengikuti keinginan ku!!" Ucap wanita itu dengan penuh amarah.
Shuvin menangis sesenggukan. Hidupnya sudah tersiksa sejak dia lahir. Ibunya adalah seorang pelacur rendahan yang menjebak ayahnya hingga lahirlah gadis yang tidak diinginkan itu.
Shuvin menatap langit, tubuhnya sudah menderita sakit yang teramat sangat. Bertahun-tahun kanker tulang telah menggerogoti tubuhnya, membuat sekujur tubuhnya rontok perlahan-lahan. Tetapi seolah menutup mata, mereka tidak peduli dengan penyakit Shuvin dan terus menyiksanya seperti di neraka.
Air mata gadis itu berjatuhan, hatinya hancur sekali.
"Tuhan.... Ku mohon... Aku hanya ingin hidup bahagia...aku hanya ingin hidup bahagia!!" Gumamnya kala pandangan matanya semakin kabur.
Brukk!!!
Tubuhnya yang kurus dan kecil ambruk ke atas lantai. Darah segar keluar dari mulutnya, seketika tubuhnya menjadi dingin. Jantungnya kini berhenti berdetak.
Ibu dan saudara tirinya saling menatap dengan wajah panik, demikian para pelayan juga seisi kediaman itu.
Dia telah meninggal dunia!
Kanker itu menggerogoti tubuhnya, sampai akhirnya Shuvin tidak pernah menyicipi apa yang disebut orang sebagai kebahagiaan.
"Hiks hiks hiks.... Sakit.... Kumohon... Jangan pukul lagi... Hiks hiks hiks...."
"Nyonya!"
"Nyonya bangunlah!!"
"Nyonya Shu bangunlah!!" Suara seorang pelayan berhasil membangunkan Shuvin dari mimpi buruknya.
" Harrkkk!!!" Pekiknya histeris sambil menekan kepalanya yang terasa berdenyut. Pusing dan berat rasanya begitu dia bangun.
Shuvin mengerjapkan kedua matanya, menatap ke sana ke mari dengan wajah terkejut dan bingung.
"Ini di mana!?" Ucapnya kaget menatap ruangan serba merah dengan ornamen bernuansa Eropa itu. Kasur besar berukuran King Size menjadi tempat pembaringannya.
Aroma mawar tercium jelas di kamar itu, ukiran dan lukisan antik dari jaman bangsawan Eropa terpajang kokoh di sana.
Dia mengusap kedua matanya dengan ragu, memastikan apakah kanker sudah membuatnya gila?
"Di mana ini!?" Tanyanya pada pelayan yang berdiri di sampingnya.
Pelayan itu gemetar ketakutan sambil menundukkan kepalanya.
"Di-di kamar Nyonya dengan Duke," jelasnya pelan.
Shuvin mengernyitkan keningnya heran," heh jangan bercanda, jawab yang serius!" Ucapnya dengan nada meninggi karena rasa takut dan aneh yang membuatnya gugup.
Srukkk!!!
Sontak pelayan itu duduk berlutut di atas lantai dengan wajah menyentuh lantai. Dia bisa melihat ketakutan luar biasa yang menguasai tubuh sang pelayan.
"Ketakutan!? Kenapa dengan orang aneh ini!?" Pikir Shuvin.
Dia merasa asing, apa mungkin dia sedang dipaksa melakoni sebuah peran dalam film kolosal dari western!?
Ini terlalu nyata!
"Jelaskan apa yang terjadi!?" Tanya Shuvin penasaran.
"A-ampun nyonya, ini kamar anda dan Duke, se-semalam adalah hari resepsi pernikahan kalian dan malam pertama pernikahan, tetapi anda mengamuk dan marah karena Duke meninggalkan anda sendirian,"
"Anda mengamuk dan memilih meminum semua anggur dalam ruangan ini hingga berakhir mabuk," tuturnya sambil mempertaruhkan nyawanya di hadapan wanita itu.
Shuvin semakin heran," prfffthhh bahahhahahahahahah.... Bahahahhahahah..." Tawanya begitu keras.
Dia menatap ke arah cermin sambil tertawa terbahak bahak tanpa tahu kalau tawanya membuat seisi kediaman gemetar ketakutan.
Mata gadis itu terlempar pada cermin, ada seorang gadis cantik yang menatapnya di sana. Gadis cantik dengan bibir kecil berbentuk hati, hidung mancung dan mata abu-abu yang sangat indah dipadukan dengan rambut silver berkilau.
"Hei berdiri lah!" Ucapnya pada pelayan itu.
Pelayan itu berdiri dengan tubuh gemetaran, sebuah kesialan baginya karena dia terpilih melayani nyonya kediaman itu.
"Siapa perempuan di cermin itu? Cantik sekali!" Ucap Shuvin dengan wajah terpana.
Pelayan bernama Lilian itu semakin ketakutan dengan tingkah majikannya.
"Apa lagi ini ya Tuhan, kenapa wanita ini banyak tingkah sekali!!!" Batinnya protes. Dia sangat takut kalau-kalau dia akan mati di kamar itu karena serangan brutal nyonya rumah.
"A-anda sendiri Duchess," ucap nya dengan gugup.
Mata Shuvin membulat sempurna. Dia spontan berdiri dengan wajah melongo sambil menatap cermin itu lebih teliti lagi.
Drap... Drap.... Drap!!
Dia berlari mendekati cermin, menatap wajah cantik dan tubuh sehat yang dia miliki, bukan tubuh kurus dan kecil, rambut lebat yang penuh warna bukan rambut tipis yang hampir botak karena kanker, bibir merah muda yang cantik bukan bibir pucat penuh luka dan mata indah yang bersinar terang bukan sepasang mata sayup bernoda bak panda karena kurang tidur.
"Apa yang terjadi!??" Ucapnya dengan nada terkejut.
Kliiiinhhhhhgg....
Seketika suara berdengung yang sangat menyakitkan menghampirinya, telinganya sakit bagai ditusuk jarum, suara itu membuat kepalanya terasa kosong, dia menekan kepalanya yang terasa sakit dan penuh penderitaan.
"Arrkhhhhhhhhh!!!!!!" Pekiknya histeris sambil menekan kepalanya.
Seketika semuanya kembali gelap, tubuh itu terhempas ke atas lantai.
Shuvin berada dalam kegelapan," tolong aku... Tolong aku...apa yang terjadi...tolong aku, siapapun!!" Pekiknya seolah tak bisa bernafas.
Paru-parunya bagai dicengkeram, suaranya semakin lama semakin memudar. Dia menangis, apakah dia tidak punya kesempatan sekali saja untuk mengecap kebahagiaan?
Tiba-tiba seberkas cahaya terang menghampirinya, jemarinya yang kasar dan penuh luka akibat kerja paksa ditarik oleh sebuah tangan yang sangat lembut.
Mata Shuvin terbuka, di hadapannya seorang wanita cantik berdiri sambil tersenyum. Wanita cantik, yang tak lain adalah dirinya sendiri dalam versi super glow up.
"Mulailah awal yang baru, hiduplah bahagia menurut versimu, balaskanlah dendamku dan temanilah Evan memimpin negeri ini," ucapnya.
" Si-siapa kau!? Apa yang terjadi!? Evan siapa!? Dendam apa!? Bahagia seperti apa maksud nona cantik!?" Tanya Shuvin dengan protes.
Gadis itu tersenyum sambil membelai wajah Shuvin," kembalilah, kau akan mengerti nanti!" Ucapnya sambil memeluk Shuvin dengan pelukan yang sangat hangat.
Ini kali pertama Shuvin dipeluk, seolah dia sedang dimanja, sedang dipangku oleh ibunya sendiri. Tanpa sadar, air mata Shuvin menetes, dia membalas pelukan wanita itu tanpa mengucapkan satu kata pun.
"Nyonya... Nyonya sadarlah!" Suara Lilian membangunkan Shuvin dari mimpi anehnya.
"Hahhhhh!!!" Dia mengirup oksigen sebanyak-banyaknya. Dadanya naik turun karena sesak, seolah dia baru saja kembali dari kematian.
Dan di sinilah dia berada, di atas kasur yang sama, di kamar yang sama dengan beberapa orang asing yang mengelilinginya dengan tatapan datar dan dingin.
"Sudah cukup kau berbuat kekacauan Shuvin!!"
"Aku tidak bisa mentolerir kekacauan yang kau buat, kau mempermalukan aku!!" Ucap pria bertubuh tegap dibalut pakaian bangsawan dengan tatapan mata hitam legam yang tajam. Dia terlihat sangat membenci wanita itu.
Shuvin mengernyitkan keningnya, seketika ingatan pemilik tubuh itu memenuhi kepalanya.
"Arrkhhhhhh...... Sa-sakit!!!" Pekiknya lagi histeris sampai membuat semua orang terkejut. Tapi tidak ada yang benar-benar peduli, bahkan suaminya pun tidak!
"CUKUP SHUVIN CUKUP SANDIWARAMU!!!" Hardik pria itu sambil menatap Shuvin dengan penuh murka.
"Keluar kalian semua!!" Titahnya dengan tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Oi Min
Shuvin..... klo dia lemah bagaimana dia bsa bertahan hidup di jaman kerajaan yg penuh dg intrik??
2024-08-10
0
Dede Mila
baca
2024-06-21
0
Hikam Sairi
baca
2024-06-17
0