NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:811.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling

Marcell menghubungi seseorang kepercayaannya dan memintanya untuk segera mengambil semua barang-barang berharga miliknya yang masih ada di rumah orang tuanya. Setelah tahu kebenarannya, ia tak lagi respect pada orang tuanya sendiri. Hatinya sudah kecewa berat, dan akan sangat sulit untuk bisa memaafkan mereka.

("Halo, Remon. Segeralah kamu ambil semua barang-barangku yang ada di rumah orang tuaku, tanpa terkecuali. Ingat, jangan sampai ada yang terlewatkan. Aku pasrahkan semuanya padamu, dan kamu harus bisa menghandle semua.")

Marcell khawatir barang-barang yang ditinggalkan akan dikuasai oleh saudara-saudara yang lain. Ibunya sendiri juga sangat tamak dan serakah, ingin mengambil semua yang dimilikinya.

Tak ingin kerja kerasnya raib begitu saja, ia berniat untuk mengambil apa yang dimilikinya.

("Baik Tuan. Tapi kalau boleh tau, apakah Tuan sekarang ada di lokasi?" tanya Remon.)

Asisten pribadinya itu begitu setia menemaninya dari titik nol. Remon sudah seperti saudaranya sendiri, semenjak ia putuskan untuk terjun ke dunia bisnis, pria yang tak lain teman kuliahnya itu setia dan selalu mendukungnya.

("Tidak, Aku baru pulang dari rumah Mama. Sekarang aku lagi perjalanan pulang. Bisakah hari ini juga kau bertindak? Nanti kalau misalnya Mamaku marah, kau abaikan saja, yang paling penting kau tak mengambil barang-barang mereka, ambil saja milikku, semua ada di kamarku. Nanti kalau kau kebingungan, langsung hubungi aku saja."

("Baik Tuan, Siap laksanakan!")

Bukannya pulang, Marcell berniat untuk kembali menengok anak-anaknya. Mendapatkan kesempatan untuk mendekatkan diri pada si kembar, menjadi kebahagiaan tersendiri baginya.

'Kembar,' ucapnya dengan tersenyum sendiri. Ia masih tidak percaya kalau sekarang bukan lagi anak muda, tapi sudah menjadi Bapak dari dua anaknya yang mulai beranjak gede.

Penyesalan yang terlalu dalam ketika mengingat dirinya begitu jahat, menceraikan Devina tanpa mau mendengarkan penjelasan darinya.

'Andai saja dulu aku tidak emosi, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi. Begitu bodohnya aku terlalu mempercayai ucapan orang tuaku, yang jelas-jelas memiliki keinginan untuk menghancurkan rumah tanggaku. Kejam sekali Mama telah tega memisahkan aku dengan istriku. Memangnya Devina punya salah apa hingga membuatnya begitu benci. Devina gadis yang baik, dia juga sangat perhatian padaku, tapi kenapa Mama tega memfitnahnya?'

Marcell mengetuk-ngetuk dasboard dengan pikirannya yang masih kacau.

'Dengan sikap Mama yang jutek kayak gitu, bukannya aku tambah sayang, yang ada aku makin ilfeel.'

Selama perjalanannya menuju kediaman Devina, dia menggerutu sendiri menyesali perlakuannya terhadap orang orang yang disayanginya selama ini.

Tak henti-hentinya dia menyalahkan keluarganya yang terlalu ikut campur urusan rumah tangganya hingga membuatnya hancur berantakan.

"Akhirnya sampai juga, lelah bener hari ini. Tapi nggak papa, yang penting sekarang aku sudah bisa dipertemukan lagi dengan anak-anakku. Walaupun Devina masih bersikap dingin padaku, tapi setidaknya aku masih ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan."

Dengan membuka seatbell Marcell menggerutu. Diraihnya dua paperbag yang berisi makanan untuk dijadikan oleh-oleh untuk anak-anaknya.

"Semoga saja mereka suka. Aku tidak tau apa kesukaan anak-anak, tapi anak kecil biasanya suka sama ayam goreng."

Pria itu mengulas senyumnya dengan melangkahkan kakinya keluar dari mobil dan menutupnya kembali. Dengan berjalan penuh percaya diri ia datangi lagi rumah mantan istrinya.

Hampir satu setengah jam perjalanan, akhirnya dia tiba di kontrakan Devina. Rumah kecil berukuran 5m X 10m, yang menjadi tempat berlindung Devina bersama kedua anaknya, terasa sangat kecil dan sederhana.

"Permisi, assalamualaikum."

Setibanya di depan pintu, dia mengetuk pintunya. Dia berharap ada perubahan di hati Devina dan memberikan sambutan hangat untuknya.

Seorang wanita yang tengah berada di dapur menyiapkan makanan, berjalan tergopoh-gopoh untuk membukakan pintunya.

"Waalaikumsalam, tunggu sebentar."

Devina menyahut knop pintu dan membukanya. Didapatinya kembali wajah pria yang tak lagi asing baginya. Dengan memasang muka datar, Devina berdiri di tengah-tengah pintu dengan menatapnya jengkel.

"Kamu lagi? Ngapain kamu datang lagi ke sini? Mentang-mentang dikasih izin buat ketemu sama anak-anak saja nggak henti-hentinya datang. Malu sama tetangga. Mereka pasti bakalan mengira kalau aku udah masukin laki-laki yang bukan muhrimku. Lebih baik kamu pulang saja, bisa lain kali ketemu sama anak-anak, jangan sering-sering."

Devina mengomel tanpa menyuruhnya masuk ke dalam rumah. Bukannya ia tak suka anaknya diperhatikan oleh Ayahnya sendiri, tapi ia tidak ingin digunjing buruk oleh tetangganya.

Mereka mengenalinya sebagai single parent, jika mereka melihatnya tengah memasukkan seorang laki-laki ke dalam kontrakan, pasti dugaan mereka bakalan buruk, bisa saja dicap sebagai wanita murahan.

"Ya ampun Vina! Aku datang ke sini untuk bertemu dengan anak-anak. Apakah aku salah ingin menemui anakku sendiri? Kamu nggak ada hak buat melarangku bertemu dengan anak-anak."

Marcell agak kecewa, ditolak kehadirannya oleh mantan istrinya. Ia sadar akan kesalahan yang diperbuatnya, tapi ia ingin memperbaikinya, ingin menebus kesalahannya yang sudah tega mentelantarkan anak-anaknya selama ini.

"Selama ini kamu ke mana saja? Sebelumnya kamu nggak pernah cari anak-anakmu, kamu bisa menikmati hidup mewah bergelimpangan harta, kamu tega telantarkan anak-anakmu. Sekarang setelah tahu keberadaan kami di sini, nggak henti-hentinya kamu datang menemui kami."

Hati yang sudah luka dan mati rasa sangat sulit untuk bisa di perbaiki. Kepercayaan yang selama ini ia berikan diabaikan hanya karena lebih percaya pada hasutan orang lain. Rumah tangga yang didambakan jadi hancur karena fitnah yang sangat keji.

"Vina, aku benar-benar minta maaf. Aku benar-benar menyesal dengan perbuatanku. Aku janji akan memperbaikinya lagi. Aku janji akan membuat kalian bahagia, tolonglah Vin, percayalah padaku, aku khilaf telah mempercayai hasutan keluargaku, tapi masa iya nggak ada secercah pun kamu ada niatan untuk memberiku maaf. Tuhan saja maha pemaaf, masa iya kita yang hanya manusia biasa tidak mau saling memaafkan."

Marcell tak mundur walaupun niat baiknya ditolak oleh mantan istrinya. Kini yang tengah ada di otaknya, hanya ingin bangkit untuk berjuang merebut hati Devina yang sudah beku. Dia tidak pernah rela jika anak-anaknya sampai jatuh di tangan yang salah, dia tidak ingin Devina menikah kembali dan menggantikan posisinya dengan orang lain.

"Aku mohon, izinkan aku untuk bertemu dengan anak-anak. Kamu nggak bisa egois dan melarangku untuk bertemu dengan mereka. Mereka itu darah dagingku, kau tak punya hak untuk menjauhkanku dari mereka."

Tangan kanan Marcell mendorong Devina perlahan masuk ke dalam rumah karena sudah menghalangi jalannya untuk bisa menemui anak-anaknya. Tak peduli walaupun Devina memelototinya dengan cacian yang begitu membuat hatinya terluka.

"Kak Marcell! Apa yang sudah kau lakukan?! Aku tidak mengizinkanmu masuk, tolong jangan seperti ini. Dulu kau tidak pernah peduli sama kami. Kau sudah mentelantarkan kami. Jangan seenaknya sendiri main masuk ke rumahnya orang, atau aku akan memanggil tetangga dan meneriakimu seperti maling!"

1
ardiana dili
lanjut
£rvina
Luar biasa
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
Rossyana Devi
kok jadi salah ibunya sih,padahal dalam mendidik anak bapaknya juga punya peranan penting
lusi edward
kesian punya suami egois gitu
ardiana dili
lanjut
dyah EkaPratiwi
Kog jadi salah mommynya mendidik anak itu tanggung jawab kedua orang tua
Nunik Wahyuni
udah Kenzo ga usah digubris mslh Erlan....km tgl blg ke Daddy mu buat ksh bodyguard utk Azalea...atau biarkan Azalea sekolah antar jemput pake sopir Daddy mu....beres Azalea amannn tanpa km hrs bertengkar Mulu ma Erlan 😎😎😎
ardiana dili
lanjut
Mulusmulyana
Kecewa
Astuti Tuti
Biasa
Nunik Wahyuni
gantung inihhh yuuk update ditunggu segera 😂😂😂
Nunik Wahyuni
erlan itu kudu diksh bogem mentah ma Kenzo kyknya 😡😡😡
Nunik Wahyuni
makin ga waras itu anak sekolah msh SMP sok jago smuax ....Lea lagi dijadikan taruhan bnr bnr kongslet otak Erlan....udah zo tglin mrk msk ke kelas percuma urusan ma org gila 😡😡😡
ardiana dili
lanjut
Nunik Wahyuni
bibit premium nya Daddy Marcell memang beda pola pikir nya cm manjanya ngabisin kesabaran Daddy dan mommy mrk 😂😍😂😍😂
Nunik Wahyuni
Devina dan Marcel memang ga ada sopir pribadi yg antar jemput lea .....kan mrk tajir melintir atau ksh bodyguard bayangan utk kedua anaknya biar anaknya keselamatan dan keamanan nya terjaga 😍😍💪💪
Nunik Wahyuni
hmmjh kurang greget ahhh pdhl tonjok dulu Lea berdarah kudunua erlan juga berdarah biar mikir 😡😡😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!