NovelToon NovelToon
Cewek Galak Itu Milikku

Cewek Galak Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Playboy / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: nlras

playboy x cewek bar bar x musuh jadi cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nlras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31 | Masa Depan Naura Hancur?

Sinar matahari menggelitik wajah Naura. Tirai memang sengaja di buka agar si penghuni kamar segera bangun. Suara desahan pelan keluar dari mulut Naura. Naura perlahan mengerjap-ngerjapkan matanya, cahaya silau membuat matanya menyipit.

"Arggh....Kepala gue pusing banget," keluh Naura sambil memegang kepalanya.

Matanya mendelik saat menyadari pakaian yang dia pakai saat ini bukanlah miliknya dan beberapa kancing bajunya di bagian atas terbuka. Nafas Naura mendadak sesak, dia juga mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar. Dia tidak tahu berada dimana sekarang.

"G-gue dimana ini?" Naura semakin panik, pikirannya tidak bisa berpikir positif lagi.

Naura memaksa otaknya untuk berpikir keras mengingat kejadian semalam. Dia hanya mengingat kalau dirinya pergi ke night club bersama Zaidan, kemudian Zaidan memaksanya untuk minum dan mereka pergi dari sana. Hanya sampai disitu Naura mengingat.

"Zaidan...," ucapnya lirih. Apa jangan-jangan Zaidan yang sudah melakukan hal yang tidak-tidak pada dirinya.

Mata Naura berkaca-kaca, dia meremas baju yang dia gunakan. Merasa dirinya sudah tidak suci lagi. Naura bergegas untuk turun darai ranjang, berencana untuk melarikan diri dari sana.

"Aaawww," ringis Naura. Keningnya menabrak sesuatu saat dirinya membuka pintu kamar.

Naura terdiam ketika melihat siapa yang di tabrak. Bukanlah Zaidan, melainkan sosok yang sudah sangat dekat dengan dirinya. Cowok yang selalu menyebutnya sebagai asisten, sosok itu adalah Arga. Seringaian tajam Arga persembahkan untuk Naura, menyambut paginya yang indah ini.

"Lo...." ucap Naura tertahan

"Ya," jawab Arga seakan tahu tentang apa yang Naura pikirkan.

Plak! Naura menampar wajah Arga. Dia tidak percaya kalau Arga yang sudah melakukan semua ini, merebut sesuatu yang beharga darinya. Arga mengelus pipinya yang terasa panas, tidak sedikit pun dia menyalahkan Naura karena tamparan itu. Dia tahu kalau Naura sedang kalut karena melihat dirinya tiba-tiba bangun di kamar orang lain dengan kondisi yang cukup berantakan.

"kenapa lo jahat banget sih sama gue, Ga!" Suara Naura bergetar, sebentar lagi air matanya akan jatuh membasahi pipinya. Arga memilih untuk diam, dia meneliti wajah Naura yang kini memerah. Kemudian pandangannya turun kebawah, dada bagian atas milik Naura terbuka, matanya sangat sulit berpaling dari sana. Naura yang menyadari tatapan mesum Arga dia langsung menutup dadanya.

"Kenapa lo lakuin ini sama gue,Ga? Kenapa? Hah?" Akhirnya air mata Naura jatuh, untuk pertama kalinya Arga melihat Naura menangis. Arga tertegun, tidak tega melihat Naura sekarang. Terlihat kacau dan frustasi. Naura menyandarkan punggungnya ke pintu, dia mengacak-ngacak rambutnya.

"Gue mau mati aja!" ucap Naura penuh penekanan.

"Ya silahkan," jawab Arga begitu santainya.

Naura tidak bisa untuk berpikir jernih lagi, makin yakin kalau Arga sudah melakukan sesuatu kepada dirinya. Dia berlari memasuki kamar, matanya bergerak cepat, mencari sesuatu.

Praakk! Gelas yang berada di atas nakas sengaja dia jatuhkan. Dia mengambil serpihan kaca yang berserakan. Ternyata sebesar itu dampak psikologi yang Arga berikan. Arga mendelik ketika melihat Naura yang ingin menyayat pergelangan tangannya dengan serpihan gelas yang pecah.

"Naura!" Arga berlari ke arah Naura dan membentaknya. Arga memukul keras tangan Naura, kepingan kaca tadi terjatuh.

"Lo udah gila hah? Apa-apaan sih. Gue udah mati-matian buat ngejagain lo, tapi bisa-bisanya lo mau bunuh diri. Udah bodoh, gila lagi!" Nafas Arga memburu. Hampir saja pergelangan tangan Naura terluka. Untung saja Arga mempunyai kebiasaan yang baik, selalu menggunakan sandal di dalam rumah. Tidak perlu khawatir kakinya menginjak serpihan gelas karena ulan Naura.

"Lo yang udah gila! Mana ada lo ngejagain gue, yang ada lo udah ngehancurin masa depan gue, Arga!" Tangis Naura semakin deras.

Arga berdecak, dia mengangkat tubuh Naura. Kalau gadis itu bergerak dari sana, sudah pasti kakinya akan terluka karena terkena serpihan kaca. Arga tidak perduli dengan teriakan dan pukulan Naura, dia membawa Naura ke tempat yang lebih aman.

"Kenapa lo jadi mikir kalau gue yang udah ngehancurin masa depan lo? Bukannya lo semalam pergi ke night club itu sama Zaidan? Lo minum minuman yang udah dia pesan terus lo gak sadarkan diri? Coba deh lo ingat-ingat lagi," suruh Arga. Dia menurunkan Naura di sofa, mendudukkan gadis itu disana.

Naura hanya terdiam. Tangannya meremas kuat piyama yang dia gunakan.

"Kalau lo lagi sama gue sih galak banget, dikit-dikit marah. Apapun selalu lo bawa pakai emosi. Giliran sama dia, lo malah nurut. Kemana kemampuan bela diri lo? Kalau suka sama orang sih boleh aja, tapi jangan bego banget deh Naura. Mau aja di ajak ketempat begituan. Udah gak ada harga dirinya lagi ya?" cerca Arga. Dia hanya ingin Naura sadar.

Dada Naura kini naik turun menahan emosinya. Kata-kata Arga itu menamparnya. Dia mendongak menatap wajah Arga, cowok itu terlihat tenang. Beda sekali dengan dirinya yang susah payah menahan diri untuk tidak dikendalikan dengan emosinya.

"Untung aja gue dateng kesana, dan ngelihat lo bareng dia. Udah berulang kali gue bilang sama lo buat ngejauhin Zaidan, tuh cowok itu gak semanis senyumannya. Gue yang sebagai sepupunya sekaligus musuhnya, gue tahu gimana busuknya tuh orang dan lo malah main-main sama dia. Lo tahu gak minuman yang lo minum kemarin udah di kasih apa?" tanya Arga. Naura hanya menggeleng lemah.

"Obat tidur! Lo dikasih obat tidur sama dia, habis itu dia bisa bebas mau ngapain aja sama tubuh lo! Gue emang playboy,Nau. Setiap hari gue selalu gandeng cewek yang beda. Tapi gue gak bajingan! Bukan penjahat yang ngejebak perempuan yang gak tahu apa-apa kayak lo! Sekarang coba deh mikir, kalau aja gue gak ada di sana dan gak tahu kalau lo jalan sama Zaidan. Kira-kira apa yang bakal terjadi nanti?"

Naura terisak dalam diamnya.

"Semua pakaian yang lo butuhin ada di lemari itu, mandi sana, habis itu kita sarapan. Lo gak perlu khawatir gue udah izin sama bokap lo," ucap Arga kemudian meninggalkan Naura yang membisu.

*

*

*

"Lo udah ngelakuin apa aja sama gue?" tanya Naura. Mereka berdua duduk di ruang makan, makanan sudah terhidang di a tas meja. Menunggu untuk di nikmati.

Arga langsung menoleh, kedua alisnya bertaut. Butuh waktu seperkian detik untuk Arga mencerna pertanyaan yang Naura berikan. Beberapa saat kemudian dia menyeringai, melihat wajah galak Naura yang mulai resah. Gadis itu terlihat lebih segar setelah mandi, baju yang dia gunakan juga pas di tubuhnya. Untung saja masih ada baju kakak perempuan Arga di rumah, jadi Arga tidak perlu repot-repot mencari pakaian untuk Naura.

"Makan." suruh Arga.

"Bisa gak jawab pertanyaan gue dulu, Arga! Gue tadi bangun dengan kondisi dimana gue udah ganti baju yang lain. Lo udah ngelakuin apa sama gue?" Naura menggeram, kedua rahangnya kemudian terkatup rapat. Rasa sesaknya tidak bisa dihindari. Selama mandi tadi, dia tidak berhenti untuk menangis, telah menyesali kebodohannya. Baru menyadari kenapa Satya terlalu protektif dengannya. Tidak ada laki-laki yang dapat di percaya di dunia ini.

"Ya menurut lo aja gimana, apa yang akan laki-laki lakuin kalau lihat cewek yang dibawah pengaruh obat tidur?" Arga malah membalikkan pertanyaan nya kepada Naura. Membuat gadis itu tertegun.

Tes! Kedua air mata Naura kembali terjatuh. Hari ini dia menunjukkan sisi lemahnya di hadapan Arga. Beberapa kali dia sudah menangis di depan Arga. Melihat Naura kembali menangis, terpaksa Arga beranjak dari kursinya, untuk pindah ke sebelah Naura.

"Gue kan udah bilang kalau gue itu gak sebrengsek dan sebajingan Zaidan. Lo gak perlu khawatir, gue gak ada nyentuh tubuh lo sedikitpun. Yang ganti baju lo itu juga maid di rumah ini," jelas Arga sambil menyeka air mata Naura.

"Seriusan?" tanya Nura dengan suara paraunya.

"Lagian juga lo iyu bukan selera gue, Naura. Apaan sih, depan belakang tepos gitu." Arga mencebik, dia malah menghina postur tubuh Naura.

Naura mendelik, dia menghapus sia air matanya.

"Lain kali lo jangan keras kepala," ucap Arga. Dia mencubit gemas pipi Naura yang memerah.

Makin kesini Naura makin sadar kalau Arga mempunyai beberapa kepribadian. Entah kenapa ketika Arga di sekolah dia sosok yang sangat menyebalkan berbanding terbalik dengan sekarang. Arga juga mengambilkan nasi untuk Naura, kemudian memilihkan lauk. Sesuai dengan kesukaan Naura, cumi bumbu balado.

"M-makasih," ucap Naura.

"Ya udah ayo makan, pasti lo lapar kan. Mana kemarin di ajak jalan gak di kasih makan," ledek Arga. Naura hanya bisa mendesis pelan.

1
rfah
semangat thorrrr nulisnyaa
azalea
jangan lupa di like yaa man temann :)
azalea
jangan lupa like gaisss:)
rfah
semangat thorrrr
Marry Pang
bagus
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
baguss
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
bagusss
Jannah Sakinah
semangat Thor nulisnya. rajin update ya🌺
ist_goliteratur
AAAAA jadi keinget teman aku, yang punya sifat yang hampir sama kayak Nau.
rfah
lanjuttt
azalea
bantu support yaa gaiss heheheh
rfah
lanjuttt
rfah
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!