Kaisar fikir setelah memiliki anak Jasmine akan berubah menjadi istri dan ibu yang baik, tapi ternyata dia salah.
Jasmine justru menjadikan Nala adiknya sebagai pengasuh anaknya serta mengurus semua keperluan Kaisar.
"Satu langkah lagi kamu keluar dari rumah, aku pastikan kita bercerai!" Kaisar.
Akankah keputusan Kaisar untuk bercerai dengan Jasmine adalah keputusan yang tepat dimana setelahnya dia menikahi Nala-adik Jasmine sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 21 Bertengkar
"Kak Jasmine, maaf, bukankah selama ini Kakak mengabaikan Mas Kaisar, kenapa setelah bercerai Kakak justru terus mengejarnya?" tanya Nala membuat Jasmine seketika menoleh ke belakang tidak menyangka bila Nala akan bertanya demikian.
Saat ini mereka masih duduk didalam mobil menunggu Kaisar yang menyusun barang dibagasi karena mama Elena membawakan makanan untuk pelayan di rumah pria itu.
Selama ini Nala hanya diam saja melihat suaminya memberi perhatian pada Jasmine karena wanita itu sedang mengandung anak suaminya, namun lama kelamaan ia tidak tahan juga karena Jasmine justru tidak tahu diri dan memanfaatkan kehamilannya.
Meskipun Jasmine adalah kakaknya dan ia menyayangi wanita itu namun untuk urusan suami dia tidak ingin berbagi.
"Apa kamu bilang?" tanya Jasmine menatap tajam pada Nala.
"Kakak hanya mantan istri yang kebetulan mengandung anak Mas Kaisar dan aku minta kakak sedikit tahu diri karena dia itu suamiku," kata Nala semakin membuat Jasmine naik pitam.
Jasmine menurunkan sandaran kursi kemudian menarik rambut Nala membuat Erlan yang sudah tidur terkejut dan menangis. Sementara Nala meringis menahan sakit di kepalanya sembari menepuk punggung Erlan.
"Kamu yang menggoda Kaisar, kamu juga yang merebut Kaisar! Dan sekarang kamu minta aku tahu diri? Seharusnya kamu yang tahu diri, Nala, kembalikan dia padaku!"
Jasmine terus menjambak Nala tanpa mengherani Erlan yang sudah menangis kencang merasa kasihan pada Nala dan takut pada Jasmine.
"Aku nggak pernah merebut Mas kaisar dari Kakak tapi kakak sendiri yang menyia-nyiakannya hingga dia berpaling padaku," balas Nala yang tidak terima Jasmine terus menyalahkan dirinya.
Nala merasa tidak melakukan apa yang Jasmine tuduhkan sehingga ia tidak terima sang kakak menyalahkan dirinya.
Kaisar yang mendengar keributan di dalam mobil segera membuka mobil dan alangkah terkejutnya dia melihat Nala dijambak Jasmine dan Erlan menangis kencang.
"Apa yang kamu lakukan, Jasmine?" Kaisar melepaskan tangan Jasmine dari rambut Nala kemudian menarik tangan wanita itu keluar dari mobil.
Jasmine menghentakkan tangannya yang dicekal Kaisar, dia belum puas memberi pelajaran pada Nala karena sudah berani menegur dirinya.
Oma langsung menghampiri Kaisar dan Jasmine yang bertengkar dan Mama Elena langsung membuka pintu mobil dan menggendong Erlan yang menangis.
"Ada apa ini?" tanya Oma menatap Kaisar dan Jasmine bergantian.
"Dia menjambak istriku, Oma," jawab Kaisar dengan rahang yang mengetat menatap nyalang pada Jasmine.
"Nala menghinaku, Oma, dia mengataiku nggak tahu diri," jawab Jasmine memasang wajah memelas.
"Nala nggak salah karena kamu memang nggak tahu diri!" sahut Kaisar masih dengan emosi yang gebu-gebu.
"STOP! Apa-apaan kalian malah bertengkar seperti ini," kata Oma menghentikan perdebatan diantara Kaisar dan Jasmine. Wanita paruh baya itu kemudian menatap Kaisar lalu berkata, "Jasmine sedang hamil anakmu, Kaisar, kamu nggak seharusnya berkata kasar seperti itu padanya. Kamu masih bisa bicarakan baik-baik dengannya."
Oma memeluk Jasmine yang menangis karena Kaisar lebih membela Nala dibandingkan dirinya. Jujur saja hal itu menyakiti dirinya yang masih mencintai pria itu.
Hati kecil Jasmine menjerit ingin dibela juga namun apalah daya dirinya hanyalah mantan istri yang sudah tidak dicintai.
"Aku akan bicara baik padanya kalau dia juga memperlakukan Nala dengan baik," balas Kaisar.
"Nala pantas disebut pelakor, Kaisar, karena dia sudah merebut kamu dari Jasmine. Dan seharusnya kamu lebih memperhatikan Jasmine yang sedang hamil dari pada Nala," kata Khayla ikut bicara karena tidak tega melihat Jasmine dibentak-bentak Kaisar padahal wanita itu sedang hamil.
Kaisar menatap Khayla dengan sinis kemudian berkata, "tahu apa kamu tentang kami? Sebaiknya kamu nggak usah ikut campur dan urusi saja rumah tanggamu sendiri."
Khayla akan bicara lagi namun tangannya ditarik oleh Rangga menjauh dari Kaisar agar tidak lagi ikut campur urusan mereka.
Kaisar kemudian menghampiri Nala yang baru saja keluar dari mobil. Menangkup kedua pipi Nala dan merapihkan rambut wanita itu yang berantakan kemudian mengecup kening Nala. "Kamu nggak apa-apa, Sayang?" tanya Kaisar yang merasa miris dengan keadaan Nala.
Nala menggeleng pelan. "Aku nggak apa-apa, Mas," kata Nala berusaha tersenyum padahal hatinya sakit.
Sakit karena perlakuan kasar Jasmine dan sakit karena harus membiarkan suaminya memperhatikan wanita lain.
Kalau boleh memilih dia ingin menikah dengan bujangan saja bukan dengan duda anak satu yang istrinya masih mengharapkan kembali.
Namun kini ia sudah mencintai Kaisar bahkan sudah menyerahkan kesuciannya pada pria itu dan dia akan berusaha keras mempertahankan rumah tangganya.
"Kita pulang sekarang ya," kata Kaisar yang langsung diangguki kepala oleh Nala.
Kaisar kemudian menghampiri Mama Elena yang menggendong Erlan kemudian mengambil alih anak itu.
"Apa nggak sebaiknya kalian menginap aja di rumah Mama?" tanya Mama Elena.
"Nggak, Ma, kami pulang aja," jawab Kaisar kemudian menyalimi sang Mama dan membukakan pintu mobil untuk Nala.
Setelah memastikan Nala duduk dengan nyaman Kaisar menyerahkan Erlan pada wanita itu dan ia segera duduk di balik kemudi dan melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah sang Mama.
Jasmine mengepal kuat menatap kepergian mobil Kaisar. Gara-gara Nala ia tidak jadi diantar pulang oleh Kaisar padahal ia ingin menghabiskan banyak waktu dengan pria itu dan berwisata masa lalu.
Oma mengajak Jasmine masuk ke dalam rumah dan meminta wanita itu untuk menginap karena tidak baik pulang sendiri saat larut malam seperti ini.
Sementara Kayla yang ditarik suaminya kini menempati salah satu kamar tamu yang ada di rumah itu.
Khayla menghentakkan tangannya yang dicekal Rangga. "Kamu apa-apaan sih, Mas, aku belum selesai bicara sama Kaisar," kata Khayla yang tidak terima Rangga membawanya pergi karena masih ada yang ingin dia katakan pada Kaisar. Ia mengusap pergelangan tangannya yang memerah dan sakit.
“Kamu yang apa-apaan, Khayla, sudah aku katakan jangan ikut campur urusan Kaisar tapi kamu masih saja ikut campur," balas Rangga yang tidak enak pada Kaisar karena istrinya itu ikut bicara.
Khayla menatap sebal pada Rangga kemudian berkata, “aku hanya ingin Kaisar rujuk lagi dengan Jasmine, Mas, aku nggak suka Kaisar menikah dengan Nala.”
“Terserah Kaisar mau menikah dengan siapa, kamu nggak usah ikut campur urusan dia. Malu, Khayla, rumah tangga kita aja nggak jelas tapi kamu malah ngurusin Kaisar," balas Rangga.
“Aku hanya ingin yang terbaik untuk Kaisar dan keponakanku, Mas," kata Khayla lagi membela diri.
“Hanya Kaisar yang tahu mana yang terbaik untuk dia dan Erlan. Jadi kamu nggak usah lagi ikut campur urusannya."
“Seenggaknya aku udah bantu menyadarkannya.”
“Nggak ada yang perlu disadarkan karena Kaisar baik-baik aja. Kamu dari pada mengurusi Kaisar mending urusi aja diri kamu sendiri dan rumah tangga kita. Kapan kamu hamil dan memberi aku anak?”
Khayla memutar bola matanya malas. Berdebat dengan Rangga pasti ujung-ujungnya soal anak dan dia malas sekali membahasnya.
giliran udah pisah nyari nyari perhatian kaisar..