Anhe gadis yang telah di besarkan dalam lingkaran kegelapan. Hanya mengerti akan pembunuhan, membantai tanpa henti, tugas mematikan yang siap datang setiap waktu. Tanpa di duga gadis itu terbunuh saat menghadapi musuh besarnya. Dia bangkit kembali menjadi seorang gadis muda yang masih berusia lima belas tahun. Gadis dengan tubuh lemah, sakit-sakitan dan terbuang.
Anhe terlahir kembali sebagai putri kelima orang yang hampir dia bunuh. Di menit terakhir Tuan besarnya meminta untuk mundur dan pembunuhan di hentikan. Sehingga keluarga itu selamat dari pembantaian. Dan kini dia harus menjadi salah satu dari Putri perdana menteri pertahanan itu sendiri. Terjerat dalam skema keluarga besarnya bahkan keluarga kerajaan yang saling bertentangan.
Gadis pembunuh itu kini harus siap menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehidupan gadis manja
Para pekerja telah pergi saat waktu telah menunjukan sekitar pukul lima sore. Gadis yang ada di dalam kamar juga sudah mulai baikan. Tubuhnya tidak sepanas saat pagi tadi. Dia mengambil jubah tebal dan keluar kamar untuk merasakan udara segar di halaman depan. Pekerjaan masih terlihat hanya berjalan empat puluh persen saja. Masih akan membutuhkan waktu beberapa hari untuk menyelesaikan semuanya.
Pelayan Bi er bersama beberapa pelayan lainnya membantu untuk memindahkan barang Nona muda Li Anhe ke tempat lain. Nyonya tua Chao tidak ingin istirahat cucunya terganggu sehingga meminta para pelayan memindahkan barang menuju kamar di halaman lainnya.
Cahaya matahari sudah terasa hangat juga sejuk saat angin musim semi perlahan meniup wajahnya. Sudah beberapa waktu dirinya menjadi gadis manja Li Anhe. Gadis ini hanya mengerti tentang bagiamana menjaga tubuhnya agar tidak bekerja terlalu berat. Tangan halus tanpa goresan masih terasa asing bagi jiwa yang telah bersemayam di dalamnya.
"Nona muda, semua sudah siapa."
Li Anhe menatap pelayan pribadinya. "Baik."
Bi er menunjukkan jalan menuju halaman bagian timur. Membutuhkan waktu lima menit untuk bisa sampai di tempat itu. Halaman kediaman tidak terlalu besar bahkan bisa di bilang luasnya hanya sebagian dari kediaman yang ia tinggali sebelumnya. Saat gadis itu masuk ke dalam kamar suasana di sana sangat mirip dengan kamar sebelumnya. 'Rasa sayang Nyonya tua Chao terlalu besar,' gumamnya lirih dalam hati.
Menjelang malam, semua pelayan mulai menyalakan lentera juga lilin di dalam dan luar ruangan sebagai penerangan. Li Anhe berjalan keluar ingin sekali melihat keramaian yang terjadi. Pelayan wanita dengan senyuman indah mereka berlarian menyalakan lentera. Kebaikan Nyonya tua Chao terhadap para pelayan dan penjaga membuat semua orang terlihat bahagia.
Gadis itu berdiri menatap keramaian kecil yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Kabut malam perlahan menutup kehangatan menjadi rasa dingin. Angin malam juga cukup kuat menerbangkan gaun yang di kenakan Li Anhe. Rambut panjang terikat rapi dengan gaya Nona muda yang lembut. Membuat aura menyegarkan dari wajah gadis muda itu. Dia melangkah perlahan duduk di kursi halaman depan. Langit berbintang menjauhi kegelapan di angkasa. Cahaya rembulan juga terlihat menangkan. Hela nafas dalam menekan hatinya. "Apa ini yang seharusnya di nikmati seorang gadis muda?"
Dia bahkan tidak pernah membayangkan kehidupan seperti ini. Gadis yang telah di rawat penuh kasih sayang dari neneknya. Menikmati setiap waktunya dalam ketenangan. Tanpa kerja keras, tanpa memikirkan tugas, dan tanpa membunuh.
Bi er berjalannya mendekat diam di belakang Nona mudanya.
"Bi er, kamu memiliki keluarga?" keteguhan di hati Li Anhe melemah.
Pelayan Bi er tersenyum tipis, "Dulu saya memilikinya. Namun mereka telah menjual ku saat tidak ada makanan di rumah di usia ku yang masih tujuh tahunan. Untung saja Nona muda memilih Bi er untuk jadi pelayan di kediaman Li. Jika tidak mungkin saya akan di jual ke rumah hiburan."
(Rumah hiburan tempat seorang wanita menjual diri mereka kepada pria hidung belang)
Benar. Dia juga dulu memiliki keluarga. Namun ayah dan ibunya meninggalkanya saat usianya masih lima tahun kepada kelompok pembunuh bayaran. Dengan uang sepuluh koin yang mereka dapatkan. Harga untuk satu nyawa seorang putri kecil mereka. Senyuman ejekan terlintas di wajahnya. "Kehidupan ini benar-benar sangat konyol. Hanya demi mendapatkan sedikit uang untuk makan semua dapat di lakukan," dia menertawakan jalan hidupnya yang sangat berbeda dengan gadis manja Li Anhe. Putri perdana menteri pertahanan dan cucu dari seorang Nyonya bangsawan Chao. "Apa nenek sudah beristirahat?"
"Di jam ini biasanya Nyonya besar sedang berada di tempat pemujaan. Apa Nona muda ingin ikut berdoa?" Jelas pelayan Bi er.
"Tidak. Besok saja aku datang berkunjung," dia bangkit dari tempat duduknya berjalan menuju ke kekamar.
Setelah makan malam Li Anhe memilih untuk merenggangkan sedikit persendian yang mulai kaku di tubuhnya. Dia menggerakkan kakinya untuk berjalan di tempat selama sepuluh menit. "Huh," nafasnya sudah tidak beraturan. Keringat juga telah memenuhi wajahnya. Dia melepas dua lapis gaun bagian luar. Berlari mengelilingi ruangan kamar dari ujung satu ke ujung lainya. Dan mengulangi hingga kurang lebih lima belas menit. "Huh," dia menjatuhkan tubuhnya di lantai. "Aku sudah tidak sanggup lagi," nafasnya seperti tercekat di tenggorokan. "Bi er, ambilkan air minum."
Pelayannya yang masih diam memperhatikan keadaan di luar takut Nyonya tua Chao datang tiba-tiba. Langsung mendekat memberikan satu cangkir kecil air minum.
"Kurang. Ambilkan aku teko air," Li Anhe menunjuk kearah teko di atas meja. Pelayannya mengambil teko air lalu memberikannya kepada Nona mudanya. Li Anhe tanpa memikirkan pantas tidaknya, dia langsung menenggak habis air yang ada di dalam teko. "Ini menyegarkan," dia merebahkan kembali tubuhnya.
Gadis pelayan itu kini mulai terbiasa dengan perubahan sikap Nona mudanya.
Setelah beristirahat selama lima belas menit gadis itu melanjutkan kembali olehraganya. Dia tidak bisa membiarkan tubuh yang saat ini menjadi miliknya menjadi tidak berguna. Perenggangan yang dia lakukan berlangsung selama satu jam. Dan berakhir sekitar jam sembilan malam.
Di dalam bak mandi dengan kepulan asap mengaburkan bagian dalam air. Li Anhe menjatuhkan tubuhnya pada bagian dasar. Kedua matanya terpejam dengan menahan nafas untuk beberapa detik.
Byuuurr...
Gadis itu kembali kembali ke permukaan air mengambil nafas dalam beberapa kali. Dia ingin melatih pernafasannya secara bertahap. Gadis itu memundurkan tubuhnya bersandar di bak mandi. Sesekali dia memainkan air hangat yang sejuk dan segar. Tubuh penuh keringat sudah mulai kembali ke keadaan semula.
"Nona muda, anda sudah berendam selama satu jam. Waktunya untuk berganti baju," suara pelayannya terdengar dari luar kamar mandi.
"Aku sudah selesai," gadis itu bangkit tanpa busana menutup tubuhnya. Tubuh putih, bersih, cerah menandakan jika semua di rawat dengan sangat baik. Jari lentiknya mengambil handuk di bagian penyangga baju. Setelah setiap tetesan di sela bersih. Li Anhe mengambil baju gantinya untuk tidur. Pelayan Bi er masuk ke dalam kamar mandi membantu Nona mudanya berbenah.
Mereka keluar saat rambut Li Anhe sudah sebagian mengering. Kamar saling menempel dengan kamar mandi. Dengan pintu bagian dalam yang menyatu antara kedua ruangan. Memudahkan pemilik kamar untuk dapat keluar masuk kamar mandi tanpa perlu keluar melewati halaman depan.
Gadis itu duduk di depan kaca menatap tenang. Pelayannya Bi er membantunya merapikan rambut. Menyisir perlahan rambut hitam pekat dan panjang sampai ke bagian punggung bawah.
Baru saja Li Anhe akan kembali untuk tidur dia sudah merasakan pusing di kepalanya.
Haahcuihh...
Dia kembali bersin tanpa henti.
"Mulai lagi," gadis itu berjalan menuju tempat tidur membaringkan tubuhnya lalu menyelimuti seluruh tubuh sampai batas leher. Dia mulai terbiasa dengan keadaan dari tubuh gadis manja. "Bi er, jangan bilang ke nenek. Rebusan saja obat yang masih tersisa di dapur. Juga air rebusan jahe hangat."
"Baik," ujar pelayan Bi er menatap khawatir.
semangat dan sehat selalu
semangat terus dan bisa menciptakan banyak karya terbaik kedepan nya
lanjut