Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
"Iya Bun Anin bentar lagi pulang, ini masih di resto."
"......"
"Iya Bunda sayang iya, Anin ke supermarket dulu. Ya udah Anin tutup telpon nya ya."
Anin mematikan ponselnya lalu memasukan nya kedalam tas slempang yang sering dia bawa.
"Aku balik duluan ya Lin, ini Bunda nyuruh aku belanja bahan makanan buat arisan nya."
Lina menganggukan kepalanya " Ok, hati hati jangan ngebut ngebut nyetir nya."
Setelah cipika cipiki Anin meninggalkan Lina yang terlihat masih berada di dalam cafe, namun setelah mobil Anin pergi dari cafe Lina juga bergegas pergi dari sana.
Sepanjang jalan pulang Anin melihat kanan kiri mencari supermarket untuk berbelanja bahan makanan pesanan Bunda. Setelah sekitar lima belas menit mencari, akhir nya Anin menemukan supermarket yang lumayan jauh dari cafe tadi.
Anin segera masuk kedalam supermarket setelah dia memarkirkan mobil nya. Setelah mengambil troli belanja Anin segera berburu bahan bahan yang sudah Bunda nya kirim lewat ponsel.
"Cumi,cumi cumi".
Anin terus saja berkomat kamit, sembari mengarahkan trolinya ke stand seefood,Bunda memesan cumi ,udang,serta ikan kerapu pada Anin dan itu harus ada.
Setelah mengambil cumi udang dan ikan kerapu, Anin kini menuju stand bumbu bumbu. Dengan berjalan santai sembari melihat lihat barang barang yang ada di sisi kanan dan kiri nya Anin malah tidak sengaja menabrak seseorang dengan trolinya.
Bruukkk...
Mata Anin membelalak saat tiba tiba troli nya menumbur sesuatu di depan nya "Maaf mas, saya tidak sengaja."
Anin hendak mendekat ke arah orang itu, namun langkahnya terhenti saat dia tahu siapa yang tidak sengaja tertabrak troli nya tadi.
'M-mas Tirta'
Bukan hanya Anin, orang itu pun sama terkejut nya melihat troli belanja siapa yang menabrak nya.
"Nin-Nindiya."
Gumaman nya masih terdengar oleh Anin, Seakan tersadar Anin segera membetulkan posisi troli nya agar sedikit menjauh dari Tirta lalu segera mendorong troli nya. Namun langkah nya terhenti saat tiba tiba troli belanjaan nya di tahan seseorang, siapa lagi kalau bukan Tirta.
"Saya sudah bilang saya tidak sengaja, tolong lepaskan tangan anda dari troli saya."
Anin memandang datar pada Tirta, tidak ada pandangan cinta dan memuja yang sering dia tunjukan dulu. Yang ada hanyalah pandangan benci dan muak itu yang bisa di lihat oleh mata sendu Tirta.
"Maaf."
Anin menyentak kasar tangan Tirta dari troli belanjanya, lalu menatap Tirta datar dan dalam. Seolah dari dalam mata coklat milik Anin itu mampu membuat Tirta terbakar, saat melihat kilatan amarah dari sorot mata gadis yang pernah mencintai nya itu.
"Maaf? Maaf untuk apa."
Tirta menghela nafas nya dalam dalam, tangan nya terulur hendak meraih telapak tangan Anin namun dengan cepat Anin menarik tangan nya dari troli agar Tirta tidak bisa meraih nya.
"Maafin mas Nindiya, maaf buat semua nya."
Anin mengalihkan pandangan nya ke arah lain tanpa berminat untuk memandang bahkan mendengar ocehan Tirta. Maaf? maaf untuk apa, semua nya sudah tidak berguna.
"Maafin Mas yang sudah menyakiti kamu,merusak kepercayaan kamu, merusak hubungan kita. Tapi sungguh mas tidak berniat melakukan semua itu,mas khilaf Nin mas gak ada niat buat khianatin kamu sungguh."
Anin sebenarnya ingin tertawa mendengar ucapan mantan calon suami tersayang nya ini tapi dulu. Tidak berniat mengkhianati huh.
"Sudah selesai bicaranya, kalau sudah bisa anda lepaskan pegangan tangan anda dari troli belanjaan saya. Saya sedang sibuk jadi silahkan anda menyingkir dari jalan saya."
Tirta menghela nafas nya kembali, sebegitu benci nya kah Anindiya pada nya. Sebegitu terluka kah dia dengan keputusan nya. Dengan terpaksa Tirta menarik tangan nya dari troli Anin dan tidak menyia nyia kan kesempatan Anin pun segera menjauh dari Tirta. Namun saat beberapa langkah menjauh Anin berhenti dan menoleh ke arah Tirta yang masih mematung.
"Selingkuh itu bukan khilaf, tapi kebiasaan. Jadi suatu saat itu akan terjadi lagi, lagi dan lagi."
Setelah mengatakan itu Anin melanjutkan langkah nya, menjauh meninggalkan Tirta yang masih mematung. Mereka tidak tahu kalau interaksi mereka tengah diperhatikan seseorang dari balik stand makanan yang ada di sana.
👠
👠
👠
"Assalamualaikum, Anin pulang."
Anin membawa tiga kantong plastik belajaan nya, dan segera menuju dapur di mana Bunda sedang membuat sesuatu.
"Waalaikumsallam, gimana udah dapat semua pesanan Bunda."
Anin mengangkat belanjaan nya ke atas meja makan, lalu mendudukan dirinya di kursi sembari meneguk air putih yang baru dia tuangkan kedalam gelas sampai tandas.
"Kayak nya aus banget sih anak Bunda, padahal cuma di suruh belanja dikit doang."
Anin hanya tersenyum pada sang Bunda yang tengah menyusun kue kue di atas loyang.
"Iya Bun Anin capek abis ngadepin orang gak tau diri tadi."
Bunda mengalihkan pandangan nya pada Anin, matanya menyipit heran mendengar ucapan putri nya itu. Sedangkan Anin malah tersenyum melihat wajah heran Bunda padanya.
"Udah gak usah Bunda pikirin, entar malah kerutan di wajah bunda makin banyak loh."
Setelah mengucapkan itu Anin segera berlari dari sana, menghindari lemparan adonan kue yang sedang bunda pegang.
"Kak, nanti malam bantuin Bunda." Anin mengangkat jempol nya tanpa melihat ke arah Bunda, membuat wanita paruh baya itu hanya menggelengkan kepalanya.
Malam pun tiba, Anin sedang menyusun makanan ringan serta mimuman nya di atas karpet halus berbulu yang di bentangkan oleh Ayah di ruang tengah. Karena hanya ruangan itu yang terlebar di rumahnya, ruangan yang menjadi saksi bisu batal nya pernikahan nya saat itu karena di ruangan itulah seharusnya Tirta menikahinya saat itu, tapi ternyata...ah sudah lah.
"Jangan jauh jauh ngatur makanan nya, nanti mereka kangen."
Anin mendengus kesal mendengar ucapan sang Ayah yang sok muda itu padahal sudah kepala lima, tapi tubuhnya masih segar bugar seperti masih berusia 40 tahunan.
Tidak lama ibu ibu arisan datang,mereka datang bersama suami bahkan anak nya. Anin hanya memperhatikan kumpulan emak emak serta bapak bapak dari ujung ruangan sembari mengemil salad buah yang dia buat tadi.
"Eh jeung Mella, kenalin ini anak saya nama nya Nabilla".
Bunda hanya tersenyum lalu menyalami anak serta ibu itu dengan sopan.
"Hallo saya Mella, teman nya mama kamu."
"Hallo tante aku Nabilla, salam kenal"
Anin melihat bunda tersenyum pada kedua tamu nya itu yang terlihat eemmm glamour sekali dari tampilan nya, mereka pasti bukan orang sembarangan.
"Oh ya, anak aku ini udah mau nikah loh sama anak nya pejabat. Nanti kamu sekeluarga datang ya jeung."
Anin mendengar samar samar ibu ibu itu tengah bangga membicarakan anak gadis nya yang akan menikah dengan anak pejabat. Baru anak pejabat, belum anak presiden buk.
"Oh ya kapan anak kamu mau nikah, masa cuma gara gara batal nikah sama putra keluarga Mahendra anak kamu gak bisa nyari laki laki lain, eh tapi kalau anak kamu belum ada pengganti ponakan aku yang karyawan itu masih jomblo loh jeung Mellasiapa tahu ponakan ku mau sama anak kamu."
Bunda yang tadi nya tersenyum tulus, kini wajahnya berubah 180' datar setelah mendengar ucapan ceplas ceplos teman arisan itu.
"Silahkan menikmati makanan nya."
Bunda segera pergi dari sana, Dia tidak tahan mendengar putri sematawayang nya selalu mendapat ejekan dari orang orang. memangnya kenapa kalau Anin putri nya belum menemukan pengganti mantan calon menantunya itu, apa itu begitu merugikan hidup mereka.
Sedangkan Anin yang melihat dan mendengar ucapan ibu ibu itu hanya tersenyum miris. Apa begitu hina nya dia di mata orang orang hanya karena batal menikah.
Anin membawa mangkok kosong bekas salad nya menuju dapur, Anin terduduk di kursi meja makan sembari menyusut air matanya yang tiba tiba saja turun. Bukan Anin yang menginginkan semua ini, menginginkan pernikahan nya batal. Bukan, itu bukan keinginan nya, Anin juga ingin menikah dan bahagia bukan seperti ini.
Anin menelungkupkan wajah nya di meja, meredam tangisan serta sakit yang terasa kembali didalam hatinya.
"Kak!"
Anin segera mengangkat kepalanya saat mendengar suara Bunda, dan menyeka air matanya kasar. Dia segera berpura pura tidak apa apa sembari memegang bawang merah yang kebetulan masih ada di plastik yang terletak di meja makan.
"Iya Bun."
"Kamu nangis kak."
Anin pura pura berkedip"Enggak, siapa yang nangis orang Anin lagi potong bawang nih, pedih banget."
Bunda hanya terdiam, untuk apa Anin motong bawang kan masak nya sudah selesai. Tapi Bunda tidak bertanya lagi, dia menyerahkan semua nya pada Anin.
"Ada apa Bun."
Bunda menepuk dahinya "Nah kan Bunda lupa, itu di depan ada orang nyari kamu kak".
Anin mengerutkan dahinya"Siapa Bun?"
Bunda tidak bicara lagi dia menarik lengan Anin agar segera mengikuti nya, sesampainya di ruang tengah yang penuh dengan tamu arisan Bunda, Anin menyipitkan matanya melihat siapa yang tengah duduk dan mengobrol dengan Ayahnya serta tamu bapak bapak di sana.
Kak Damar
Anin mendengar para tamu ibu ibu kasak kusuk membicarakan laki laki yang tengah mengobrol dengan Ayah nya itu.
"Ya ampun ganteng banget, apa itu calon suami baru nya anaknya jeung Mella."
"Masa sih"
"Kayak nya iya, lihat laki laki ganteng itu akrab banget sama suami nya jeung Mella, saya yakin dia calon mantu nya jeung mella."
"Beruntung banget ya anak nya jeung mella itu, anak saya juga mau kalau ganteng kayak gituh mah kelihatan nya kaya lagi."
Anin dan Bunda hanya menghela nafas nya kasar mendengar ucapan ucapan yang keluar dari para tamu nya
Dasar manusia
**HALLO MET PAGI SEMUA
JANGAN LUPA GOYANG JEMPOL NYA PAGI INI UNTUK NGASIH LIKE VOTE DAN KOMEN NYA
SEE YOU NEXT PART
BABAYYYY....MUUUUUAAAACCCHHH**....