Anissa terpaksa menerima perjodohan atas kehendak ayahnya, dengan pria matang bernama Prabu Sakti Darmanta.
Mendapat julukan nona Darmanta sesungguhnya bukan keinginan Anissa, karena pernikahan yang tengah dia jalani hanya sebagai batu loncatan saja.
Anissa sangka, dia diperistri karena Prabu mencintainya. Namun dia salah. Kehadiranya, sesungguhnya hanya dijadikan budak untuk merawat kekasihnya yang saat ini dalam masa pengobatan, akibat Deprsi berat.
Marah, kecewa, kesal seakan bertempur menjadi satu dalam jiwanya. Setelah dia tahu kebenaran dalam pernikahanya.
Prabu sendiri menyimpan rahasia besar atas kekasihnya itu. Seiring berjalanya waktu, Anissa berhasil membongkar kebenaran tentang rumah tangganya yang hampir kandas ditengah jalan.
Namum semuanya sudah terasa mati. Cinta yang dulu tersususn rapi, seolah hancur tanpa dia tahu kapan waktu yang tepat untuk merakitnya kembali.
Akankan Anissa masih bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31
Dalam perjalanan menuju Apartemen Adam, Anissa sejak tadi terdiam. Dia menatap kearah kaca, yang menunjukan pepohonan di sepanjang jalan Salatiga.
Ponselnya masih tergenggam. Sudah dari kemarin, dia mengaktifkan ponselnya, namun Prabu tidak sekalipun mengirimkan kabar untunya.
Pikiranya berkecamuk. Antara ingin kembali atau mengakhiri.
Entah mengapa, rasa rindu itu kian menyeruat di hatinya. Entah dia harus menyalahkan takdir, atau memang jalan hidupnya yang seperti ini.
Anissa menekan layar ponselnya. Dia menelisik benda pipih itu dengan tatapan culas, penug kekhawatiran. Whatsap Prabu terakhir dilihat menunjukan hari pertamanya Anissa pergi dari rumah. Jika di hitung, Prabu tidak pernah membuka ponselnya hampir 5 hari lamanya.
'Aku sungguh membencimu, Prabu!' gumam batin Anissa, disaat jemarinya menekan foto yang di kirimkan sang suami beberapa hari yang lalu. Foto tersebut menampakan setengah badan Prabu yang basah terkena guyuran air hujan, akibat mencarinya.
'Kamu bodoh! Untuk apa kamu melakukan semua itu, ha?' jerit batin Anissa kembali, seolah ingin menumpahkan kekesalannya pada pria di layar ponsel tersebut.
Kebencian itu mengakar, namun tidak tertanam kuat. Anissa menggeram, wajahnya menunjukan rasa keputusasaan.
"Dia kekasihmu?"
Anissa spontan langsung membalikan ponselnya dengan cepat.
"Pertanyaanmu sama sekali tidak membutuhkan jawaban!" pekik Anissa memalingkan wajahnya kearah kaca.
"Huh ...." desah Adam pelan. Dia kemudian menyandarkan punggungnya pada jok mobil, sambil melipat tanganya kedada. "Jika mungkin dia kekasihmu ... Aku yakin, dia pasti buta!" lanjut Adam tersenyum smirk.
Anissa melirik sekilas Adam dengan tatapan sinis.
"Dia suamiku!" cetus Anissa.
Adam spontan memutar tubuhnya menatap Anisaa. Matanya membola, merasa terkejut dengan pernyataan yang baru saja dia dengar.
Begitupun juga Gara. Pria itu juga tak kalah terkejut. Pikiran kacau mulai muncul dalam kepalnya. Gara hanya takut, jika Anissa akan menghubungi suaminya, dan melaporkan dia beserta bosnya, atas kasus penculikan.
'Haduh ... Tuan-tuan. Anda dalam masalah besar, menculik istri orang'
"Lalu ... Dimana suamimu? Dan kenapa kamu selalu pergi kemanapun sendiri?" tanya Adam yang merasa bingun serta cemas, telah membawa pergi istri orang.
Anissa kembali melirik Adam sekilas, enggan menjawab pertanyaan yang menurutnya sangat menyebalkan.
*
*
*
"Kerahkan anak buahmu sekarang! Anissa berada di Salatiga," ujar Elang dengan Fahmi di sebrang telfon.
"Baik Tuan! Ini saya juga menuju pusat kota, siapa tahu Nyonya muda singgah di toko dekat sini." jawab Fahmi yang masih berada dalam mobil.
Tut!
Panggilan terputus sepihak. Fahmi lalu meletakan kembali ponselnya di jok samping. Dia sudah membuka handle pintu mobilnya ingin keluar.
Drrt! Drrt!
Fahmi mengurungkan niatnya, saat ponselnya berbunyi kembali.
'Nomor siapa ini?' batinya. Namun detik selanjutnya, Fahmi langsung menggeser tombol hijau.
"Hallo, dengan siapa?"
"Hallo den ... Ya ALLAH gusti den, ini bagaimana ... Tuan muda malah kabur dari rumah sakit?" cemas mbok Minah di sebrang.
Fahmi spontan membolakan mata tajam. Masalah satu saja belum terselesaikan, ini malah di tambah dengan kepergian Tuannya secara mendadak.
"Memangnya, tadi mbkok Marni kemana?"
"Tadi bibi tinggal mandi sebentar den, tapi malah di gunakan kesempatan Tuan untuk kabur," papar mbok Minah yang saat ini tengah meminjam ponsel suster.
"Mbok Minah tidak usah panik! Tuan tau dia akan kemana. Mungkin sebentar lagi akan menghubungi saya. Dia pasti mencari Nyonya muda di sekitar sini."
Karena terlalu cemas, hingga membuat mbok Minah lupa siapa Tuan mudanya itu.
"Ya sudah, Simbok langsung pulang saja ke Magelang! Titep Tuan muda ya Den ...."
Setelah itu Fahmi memutus kembali panggilannya. Dia hanya berjalan ke tengah pusat kota, sambil membawa foto Anissa yang di kirimkan oleh Prabu.
Sambil menunggu kabar dari sang anak buah. Di tengah rasa sakitnya, Prabu kini berjuang mati-matian untuk mencari keberadaan sang istri.
"Tolong berhenti sebentar, Pak!" pintanya pada sopir taxi online.
"Baik Nak!"
Prabu mengambil ponsel yang sudah lama tidak dia sentuh, sejak pertama kali kepergian istrinya.
Dia membuka aplikasi hijau berlogo ponsel, lalu segera menghubungi nomor Anissa.
'Prabu?'
Degh!!!
Jantung Anissa berpacu, saat nomor asing sang suami berdering di layar ponselnya.
Anissa begitu bimbang. Wajahnya tampak kalut, bingung apa yang harus dia lakukan.
dah tau penyakitan mlh nikah tp nyiksa istrinya bawa pulang wanita lain pula.
semoga smpat minta maaf ke anisa sebelum mati tu si Prabu.
✨🦋1 Atap Terbagi 2 Surga ✨🦋
udah update lagi ya dibab 62. nanti sudah bisa dibaca 🤗😍
alasan ibu mertua minta cucu, bkn alasan krn kau saja yg ingin di tiduri suamimu.
tp ya gimana secara suaminya kaya raya sayang banget kan kl di tinggalkan, pdhl mumpung blm jebol perawan lbih baik cerai sekarang. Anisa yg bucin duluan 🤣🤣. lemah
mending ganti kartu atau HP di jual ganti baru trus menghilang. balik nnti kl sdh sukses. itu baru wanita keren. tp kl cm wanita pasrah mau tersiksa dng pernikahan gk sehat bukan wanita keren, tp wanita lemah dan bodoh.
jaman sdh berubah wanita tak bisa di tindas.
yg utang kn bpk nya ngapain mau di nikahkan untuk lunas hutang. mnding #kabur saja dulu# di luar negri hidup lbih enak cari kerja gampang.
karena ini Annisa terkejut, bisa diganti ke rasa sakit seolah sembilu pisau ada di dadanya. maknanya, Annisa merasa tersakiti banget
setahuku, penulisan dialog yang benar itu seperti ini.
"Mas? Aku tak suka dengan panggilanmu itu Terlalu menjijikan untuk didengar, Annisa," ucap Parbu dingin dengan ekspresi seolah diri Annisa ini sebegitu menjijikan di mata Prabu.
Tahu maksudnya?
"BLA BLA BLA,/!/?/." kata/ucap/bantah/seru.
Boleh kasih jawaban kenapa setiap pertanyaan di dialog ada dobel tanda baca. semisal, ?? dan ?!. Bisa jelaskan maksud dan mungkin kamu tahu rumus struktur dialog ini dapet dr mana? referensi nya mungkin.