Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Meja Makan
Tanpa di sadari oleh beberapa orang yang sedang berada di dapur, ternyata sedari tadi telah ada seseorang yang Melihat dan memperhatikan Maryam , oleh pasang mata dari kejauhan , , Siapa lagi jika bukan Reza, yang telah sedari tadi berdiri tepat di samping pintu lift.
***
Melihat Maryam yang akan kembali ke kamar ,Reza pun bergegas untuk segera kembali ke kamar.
Ceklek
Dengan langkah gontai Maryam masuk kedalam kamarnya. Maryam berencana menyiapkan keperluan Reza untuk kekantor pagi itu, Setelah berjalan beberapa langkah , terdengar suara bariton
"Apa kau merasa sudah sangat Hebat, Siap Dirimu dengan Lancang Melakukan Apa yang kamu inginkan ??" Ucap Reza
"Maksut tuan apa? " Maryam yang tidak memahami maksut ucapan Reza pun bertanya.
"Apakah kau Sudah Menjadi Nyonya besar Disini!!!, Sehingga Dengan Berani nya Kau Membantah Peraturan Kakek?" Timpal Reza kemudian
Maryam yang menyadari arah pembicaraan Reza , dan segera menjawab ,
"Apa maksut Tuan Reza dengan Saya Menggunakan Dapur ?, Maaf kan saya Jika memang menurut Tuan saya Telah lancang , Saya hanya merasa bosan " Jawab Maryam dengan Tenang.
Maryam yang merasa tidak memiliki kesalahan membuatnya dengan berani menjawab perkataan Reza. Namun Meskipun begitu Maryam hanyalah seorang wanita biasa. Bahkan hatinya terasa sangat rapuh saat ini.
Mendengar ucapan kasar yang di ucapkan Reza, seketika Mata Maryam berembun , Namun tidak sampai butiran itu menetes, segera Maryam menyapunya dengan kedua telapak tangannya.
"Cukup!!! Kau sudah terlalu banyak Bicara!!! Siapkan , Air mandi dan Baju-bajuku sekarang juga !! Ucap Reza dengan Sarkas kepada Maryam.
"Baik" Ucap Maryam sambil berlalu dari pandangan Reza.
Setelahnya Maryam menyiapkan Air mandi untuk Reza , Menyiapkan Handuk dan Perlengkapan mandi lainya. Maryam juga menyiapkan Setelah Jas yang akan dikenakan Reza untuk ke kantor , Menyiapkan Dasi dan juga sepatu yang akan di gunakan.
Didalam Walk On Closet Maryam tidak sedikitpun merasa bingung dengan begitu banyaknya baju-baju milik Reza, Maryam memang bukan gadis biasa, Sehingga jika hanya untuk memilih pakaian untuk ke kantor saja, itu bukan perkara sulit baginya.
Maryam Mencari perpaduan yang cocok Untuk di kenakan Reza, dengan cepat Satu Setel Jas dan kemeja dia pilih
, Serta Menyiapkan dasi yang akan di kenakan.
Selanjutnya Maryam Meletakkan semua Keperluan yang di butuhkan Reza diatas Kasur berukuran King Size tersebut. Setelah dirasa semua keperluan telah di siapkan, Maryam kembali ke ruangan kecil miliknya.
Meski Maryam masih merasa bosan, namun Reza seolah melarangnya keluar dari dalam kamar, Jadi Maryam memutuskan Kembali ke ruangan kecil miliknya,
Bahkan hanya sekedar memasak saja, Reza sudah sangat bereaksi dengan keras. Sehingga Maryam lebih memilih menyibukkan dirinya didalam ruang kecil tersebut dengan beberapa Tugas Akhir kuliahnya.
Ruangan Yang sebagian ornament nya terbuat dari kaca , sehingga setiap gerakan Maryam dapat di lihat oleh orang yang berada di luar. TmRuangan tersebut sengaja di desain untuk memudahkan Reza melakukan pekerjaan nya ketika berada di rumah.
Antara tempat tidur dan ruang keluarga memang tidak memiliki skat pintu, Sehingga menambah kesan Lebih luas. Hal itu dikarenakan supaya Reza lebih mudah keluar dan masuk antara kamar tidur dan ruang kerjanya.
Namun di dalam ruang kerja tersebut, memiliki Akses pintu untuk Keluar.
"Maryam !!"
"Ii..iya Tuan... Ada apa ? Bukankah sudah Saya siapkan semua ?" Ucap Maryam Terbata-bata.
"Berani Kamu menentang saya !!!" Jawab Reza dengan sinis
Maryam yang merasa tidak mengerti hanya menghembuskan Nafas kasar menghadapi sikap Reza.
"Disini kamu memang hanya dia anggap sebagai Pelayan Pribadinya, jadi bersabarlah Maryam!!" Ucap Maryam dalam hati.
"Pasangkan Ini !!!" Ucap Reza singkat dengan menyodorkan dasi Yang akan dia kenakan.
Maryam hanya pasrah dengan perlakuan kasar suaminya, lalu mengambil dasi dari tangan Reza dan Mulai memasangkan di leher jenjangnya. Maryam tidak merasa kesulitan karena hal itu juga sering dia lakukan kepada Abinya Ketika Sesekali Abinya menghadiri Acara penting.
Maryam merasa Tubuh Reza sangat tinggi sehingga dia harus sedikit berjinjit untuk menggapai lehernya dan memakaikan dasi.
"Wangi" !!
Gumam Reza dalam hati , ketika Maryam mendekat ke arahnya dan Lebih dekat dari biasanya, sehingga Reza dapat mencium Aroma Tubuh Maryam yang sangat Wangi.
"Sudah siap Tuan" Ucap Maryam kemudian.
Maryam sedikit di buat kaget ketika Mendongakkan kepala , mendapati Reza yang berdiri Mematung dengan Mata terpejam, seolah dia sedang berfikir dan kemudian mengendus sesuatu dari hidungnya.
Maryam yang merasa Mungkin saja Reza terganggu dengan Aroma tubuhnya, karna tadi berada di dapur untuk memasak, Seketika Maryam menyadari dan Mundur satu langkah.
Reza segera membuka kedua bola matanya, karena merasa Wangi dari tubuh Maryam semakin menjauh.
***
Setelahnya Reza melihat penampilannya melalui pantulan cermin besar di kamar, Merasa pakaian yang dikenakannya memiliki perpaduan Yang sangat sempurna. Seketika berucap
"Lumayan Juga selernya" , ucapan yang hanya keluar dari dalam hatinya.
"Oya Bersikap baik lah, Ingat!!! Jangan Pernah mengatakaan semua pada kakek ataupun nenek" Ketus Reza memperingati Maryam.
"Baik Tuan" jawab Maryam singkat.
Reza dan Maryam bergegas untuk turun ke lantai bawah untuk melaksanakan Sarapan pagi bersama kakek dan neneknya.
Assalamualaikum kakake, Nenek Maryam menyapa keduanya yang telah lebih dulu duduk di meja makan menanti kedatangan dirinya juga Reza.
"Siapkan!!" Ucap kakek Amar singkat, kepada para Pelayan untuk menyiapkan makanan mereka.
Hening, itulah yang dirasakan Maryam , Tidak ada satu orangpun yang berbicara ketika mereka sedang di meja makan.
Maryam pun Mengikuti kebiasaan yang ada di keluarga barunya tersebut, dengat tidak berbicara saat makan.
"Siapa Yang Masak Pagi ini !!!" Ucap Reza Dengan nada keras.
Kakek Amar yang melihat Tingkah cucunya hanya terdiam memperhatikan. Berbeda dengan para pelayan yang ada di sana , mereka merasa sangat takut jika Tuan Reza memarahi mereka dan memecat nya saat itu juga.
"Bi Siti!! " ucap Reza
"Ii..iya tuan Muda ?" Jawab bi Siti kemudian
"Siapa yang membuat masakan Pagi ini ??" Tanya Reza lagi. Maryam masih tetap diam dan memperhatikan tingkah Arogan dari sang CEO. Maryam merasa sudah terbiasa dengan sikap kasarnya.
"Maaf tuan, Pagi tadi Nona Maryam yang membuat semua hidangan untuk Sarapan " Jawab bi siti pelan dengan pandangan menunduk.
Reza yang merasa sangat kaget, seketika terdiam, mengetahui jika Maryam lah yang menyiapkan sarapan mereka pagi itu.
Merasa Sangat Familiar dengan rasa masakan yang saat ini dia makan, Tanpa sadar Reza menghabiskan Seluruh Udang Asam manis yang ada di Piring Besar tersebut.
Semua orang yang melihatnya pun merasa sangat heran dan bingung, tidak biasanya majikanya itu menghabiskan banyak makanan di pagi hari, tak jarang justru Reza Pergi ke kantor tanpa Sarapan sebelumnya.
Para pelayan yang ada disana hanya saling pandang satu sama lain. Tak terkecuali Kakek Amar dan nenek Halimah Meskipun sedikit merasa heran dengan tingkah cucunya. Namun setelah itu kakek Amar memahami Alasan kenapa Reza makan seperti orang yang sedang kelaparan.
Meskipun ada rasa heran dengan Sikap Reza, Maryam tetap memilih untuk diam, dan menghabiskan sisa makanan di piring miliknya.
Maryam hanya mengambil sedikit makanan tapi dia Menyelesaikan makannya Lebih dari yang lain , lama karena Harus menjibak sedikit-demi sedikit cadar yang dia gunakan ketika memasukkan nasi kedalam mulut.