Kinan harus menerima pinangan dari lelaki yang tidak ia cintai begitu pula sebaliknya, perjodohan yang ia terima dengan maksud untuk menghindar dari sasaran cinta brutal dari seorang pemuda yang ternyata putra seorang konglomerat.
Bisa kah Kinan memilih salah satu pria di antara mereka, tunangan yang kini menginginkankelanjutan hubungannya menjadi pernikahan sah atau pemuda yang telah mencintainya tanpa syarat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu odah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lepaskan Dia
Ares tergagap dengan wajah memerah.
"Ehm i ya....kita sarapan dulu lalu kita pulang."
Keduanya menikmati sarapan masing-masing, Ares dengan bubur ayamnya dan Kinan dengan mietiaw seafood.
"Karena memang perut yang belum nyaman Ares hanya menghabiskan berapa suap lalu minum vitamin yang ia pesan dari Alfin.
"Mas mau sekalian ke kantor?"tanya Kinan.
"Tidak aku antar kamu dulu ke mansion, oiya ..bagaimana apa kau suka dengan apartement tadi, atau ada yang ingin kau rubah?"
"Tak usah Mas...semua sudah bagus bahkan sangat bagus, sayang kalau harus di ganti."
"Toh itu semua bukan milikku nantinya"cicit kinan dalam hati.
Ares mengangguk setuju.
"Kalau begitu mulai besok kita pindah saja."
"Sebenarnya kenapa harus pindah Mas."
"Tentu saja agar kalian tak lagi saling bertemu" ucap Ares tapi tak terdengar oleh Kinan karena itu hanya suara hati Ares.
"Sebenarnya aku ingin belajar untuk hidup mandiri."
Kinan kembali melihat arah jalan dengan tatapan menerawang, alasan yang tak masuk akal baginya kalau Ares ingin mandiri lalu kenapa harus saat dengannya,rasanya akan percuma karena nantinya pun mereka akan berpisah.
Mobil memasuki area garasi mansion dan terdengar oleh Andita hingga wanita itu langsung menyambut kedatangan putra dan menantunya dengan senyum cerah.
"Kalian sudah pulang?bagaimana Kin ..apa kau suka tempatnya?"
Kinan mengangguk meski hatinya merasa jengah karena tatapan Andita bak memindai tubuhnya.
"Kalau begitu kau makan dulu lalu istirahat."
"Ehm kita sudah makan Bu.."
"Kalau begitu kau istirahat lah."
Kinan mengangguk kikuk, kenapa dia di suruh istirahat sedangkan hari masih pukul sepuluh pagi.
Ares hanya memutar matanya kearah lain karena ia tahu yang ada di pikiran Ibunya.
"Bu aku langsung ke kantor."
"Ah kau minum vitamin dulu Res.."
"Sudah Bu.." jawab Ares singkat sambil pergi dari mansion.
Setelah satu Jam perjalanan akhirnya Ares sampai di gedung Dd.Corp.
Dengan langkah panjang ia memasuki lobi dan sapaan hormat para karyawan yang berpapasan dengannya ia balas dengan anggukan ringan.
Namun langkahnya terhenti kala Alfin memberi isyarat agar ia berhenti.
"Ada apa Fin?"
"Tuan...ada Tuan Arkhan menunggu di ruangan Tuan."
"Mau apa dia?"
"Entahlah tapi dari wajahnya mungkin Tuan Arkhan sedang dalam suasana hati yang buruk."
Ares mengerutkan alisnya lalu berjalan cepat memasuki Lift.
Selama ini Arkhan tak pernah mau berurusan dengannya kecuali mungkin jika itu menyangkut Kinan.
Ares menarik tuas pintu setelah sebelumnya ia menarik nafas panjang, meski Arkhan adalah adik kandung satu-satu nya tapi ia tak akan pernah rela melepas Kinan.
Punggung bidang Arkhan terlihat jelas saat ia berdiri membelakangi Ares, entah sudah berapa lama adiknya berdiri mematung hanya memandang pemandangan parkiran dari balik kaca gedung.Rambut ikalnya ia kuncir setengah dengan setelah jas bewarna hitam Arkhan terlihat jauh lebih dewasa.
"Hmm ...ada apa gerangan yang membuat adikku menunggu kedatanganku?"sapa Ares hangat.
Arkhan perlahan membalikan tubuhnya dengan mata menatap tajam ke arah Ares.
"Lepaskan dia?"suaranya Arkhan berat dan tegas.
"Apa maksudmu? Dan siapa yang harus aku lepaskan?"tanya balik Ares.
"Cih ..aku tahu kalau kau sudah mengerti tentang perasaanku, tentang tujuan hidupku dan tentang wanita yang menjadi impianku, jadi aku tak mau banyak kata, kau ceraikan Kinan sekarang juga."
Ares memundurkan wajahnya, baru kali ini ia melihat amarah di sirat mata sang adik begitu besar.
"Kurang ajar sekali rupanya kau dik, apa tak ada wanita lain di dunia ini hingga kakak iparmu sendiri akan kau rampas?"
"Cukup brengsek....setelah kasih sayang Ayah dan ibu kau rampas kini wanita yang aku cintai pun kau ambil, dan aku tahu kalau pernikahan ini hanyalah akalmu untuk membuat aku kembali hancur, ikatan pernikahan di antara kalian hanya sementara karena aku yakin kau tak mencintai Kinan begitupun sebaliknya...kau bukan pria yang Kinan impikan menjadi seorang suami, jadi lepaskan dia dan kembalilah kau dengan wanitamu."
"Meski aku tahu kinan tak mencintaiku tapi apakah kau yakin Kinan juga akan mencintaimu hah bocah ingusan...?"
"Brengsek sialan, andai aku tahu kau lah yang telah meminangnya aku bahkan rela menyerahkan semua saham hak ku untukmu asal kau jauhi Kinanku."
Ares masih berusaha tenang kala Arkhan menarik kerah bajunya dengan kencang.
"Kalau aku tak mau melepasnya kau mau apa heum? Apa kau mau merampasnya dari kakakmu sendiri? Apa kau yakin Kinan akan menerimamu menjadi suaminya kelak? Pria yang tanpa masa depan"balas Ares pedas.
"Kau tak mengenal Kinan, dia bukan wanita sembarangan, dia pasti tahu mana cinta yang tulus dan penuh kepalsuan, jadi sebelum dia tahu kau memiliki wanita lain maka ceraikan dia secepatnya."
Ares tersenyum sinis, begitu besar rasa cinta sang adik pada Kinan, tapi sayang ..Kinan hanya menganggapnya sebagai teman biasa.
"Lalu apa kau tahu kalau cintamu hanya sepihak? Kinan tak pernah menganggapmu sebagai seorang lelaki, dia hanya menganggapmu sebagai anak muridnya atau hanya sebatas adiknya saja" ucap Ares sinis.
"Heh dengar sialan...jika sekarang aku belum bisa mendapatkan hatinya maka ku pastikan dengan ketulusan cinta yang aku punya Kinan akan ku dapatkan, ia pasti akan mencintaiku"nada suara Arkkan jelas dan penuh percaya diri lalu meninggalkan ruangan.
Ares membetulkan jasnya setelah Arkhan melepasnya dengan kasar.
"Dasar adik sialan, beribu-ribu wanita di dunia ini kenapa kau mengincar kakak iparmu sendiri...."Ares bermonolog lirih namun masih bisa di dengar Alfin.
"Tuan Arkhan menyukai Mbak Kinan?"tanya Alfin polos membuat Ares ter kejut.
"Sejak kapan kau di sini?"
"Ehm sejak Tuan Arkhan keluar dari ruangan ini."
Ares menghempaskan pantatnya di sofa empuk lalu menyuruh Alfin untuk mengambil soft drink di lemari pendingin di sudut ruangan.
"Maaf Tuan, Mbak Kinan tadi kirim pesan kalau Tuan minta minuman bersoda harus di larang."
Ares menatap asistennya tajam, sampai detik ini ia belum memiliki nomor kontak istrinya sendiri, namun ada rasa aneh dalam hatinya kala mendengar larangan Kinan.
"Mana nomor kontaknya?"
"B buat apa Tuan..jangan marah pada Mbak Kinan Tuan, kasihan ..mbak Kinan hanya..."
"Haiistt cepat ..."
Alfin pasrah saat Ares merebut ponselnya.
"Berapa nomor Pin mu?"
"Tanggal ulang tahun saya Tuan."
"Sebutkan berapa brengsek..kau pikir tanggal ulang tahunmu penting bagiku hingga harus ku hapal!"
"Kosong enam kosong satu delapan satu."
Ares tersenyum smirk setelah berhasil mendapat nomor kontak istrinya.Namun senyumnya surut kala melihat poto profil Kinan.
"Kenapa hanya poto pungung???"
🤭
berdoa saja smg author berbaik hati sama mereka,semangat ares untuk mendapatkan hati kinan