Awalnya Su Lingyu adalah penggarap spiritual dari zaman modern. Namun karena sebuah kecelakaan konyol, ia terpaksa memasuki sebuah dunia novel percintaan zaman kuno, menjadi selir Pangeran Bupati Bo Mingchen sekaligus karakter penjahat wanita yang akan berakhir menyedihkan.
Su Lingyu tidak mau berakhir menyedihkan. Jadi dia dengan patuh menandatangani perjanjian perceraian lalu pergi. Dengan tubuh koi nya yang makmur, Su Lingyu berhasil melalui semua masalah yang timbul setelah bergesekan dengan pemeran utama wanita.
Namun, kenapa rasanya ada yang salah dengan plotnya? Dan apa yang salah dengan Bo Mingchen yang perlahan menipunya kembali ke istana pangeran bupati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kaisar Bo Memberi Su Lingyu Gelar
Memikirkan masa lalu, Kaisar Bo akhirnya yakin jika harta yang dimaksud adalah milik pedagang kaya itu, siapa yang tahu bahwa semua hartanya akan ditinggalkan di rumah lama yang hanya menjadi tempat peristirahatan semata.
Kaisar Bo merasa sakit kepala. Gadis miskin yang tidak memiliki identitas di depannya saat ini kini berubah menjadi pewaris dari harta benda dari pedagang kaya itu.
Apakah ini namanya keberuntungan setelah ditimpa kemalangan?
Tiba-tiba saja Kaisar Bo merasa kasihan dengan keponakannya yang malang. Sekarang, membandingkan harta yang mungkin dimiliki Su Lingyu, milik Bo Mingchen bukanlah apa-apa bukan?
“...” Bo Mingchen mendapatkan tatapan simpati dari Kaisar Bo dan Permaisuri De pun menjadi bingung.
Kaisar Bo akhirnya menghela napas lagi dan lagi. “Jika itu benar, maka aku akan mengirim seseorang untuk memeriksa semua barang yang ditemukan, lalu mencatatnya untuk membandingkan kepemilikan yang ditinggalkan pedagang kaya itu.”
Su Lingyu yang terdiam dari awal sampai akhir pun langsung menjawab dengan suara datar. “Terima kasih, Yang Mulia Kaisar.”
Kaisar Bo merasa ini bukan masalah besar. Lagi pula dia juga penasaran dengan harta apa saja yang dimiliki pedagang kaya itu sebelumnya. Ia berbisik di telinga Permaisuri De.
“Aku akan diam-diam pergi untuk memeriksanya sendiri. Jika ada perhiasan yang bagus, aku akan memintanya dari gadis itu untukmu, bagaimana?” tanyanya dengan suara lembut.
Sudut mulut Permaisuri De sedikit berkedut. “Jangan melecehkan rakyat.”
“Tentu saja tidak akan. Aku adalah kaisar yang baik.”
“...” Su Lingyu mendengar apa yang keduanya bisikan. Indera pendengarannya tajam.
Kemudian, Bo Mingchen menyenggol lengannya. Su Lingyu ingat jika dia datang untuk memberikan sesuatu pada Kaisar. Su Lingyu benar-benar tidak mau bicara, namun demi harta yang harus dipertahankan, ia pun harus buka suara.
“Kaisar, karena aku telah menemukan harta itu, ada sesuatu yang ingin kuberikan pada Yang Mulia sebagai bentuk ucapan terima kasih.”
Kaisar Bo penasaran. “Oh, apa itu?”
Su Lingyu memberikan kotak cendana itu pada kasim di samping Kaisar Bo. Kemudian kaisar sendiri membuka dan melihat isinya, lalu terkejut.
“Ginseng?”
“Ya, Kaisar. Untuk mengetahui berapa umur ginseng itu, mohon pada Kaisar memanggil ahlinya.” Su Lingyu sangat percaya diri.
Kaisar Bo tidak ragu untuk memanggil tabib istana. Ia sangat ingin tahu berapa umur ginseng tersebut. Jika dilihat-lihat, harusnya sudah berusia beberapa ratus tahun.
Ketika tabib istana datang sesuai pesanan, Kaisar Bo menyerahkan kotak cendana itu padanya.
“Periksalah berapa umur ginseng ini kira-kiranya?”
Tabib istana yang sudah tua itu melihat ginseng, membelai akarnya dengan hati-hati kemudian sedikit ketakutan. Tangannya yang memegang kotak cendana yang tidak berat itu pun sedikit gemetar.
Kaisar Bo merasa tidak senang dengan perilakunya. “Aku tahu kamu sudah tua, tapi jangan sampai menjatuhkan ginsengku!”
Tabib istana tidak tersinggung sama sekali karena dia bahkan lebih gembira dari pada kaisar saat ini. Ia mengambil napas dalam-dalam dan memberi tahunya tentang umur ginseng tersebut.
“Melapor pada yang mulia, jika tidak ada yang salah, harusnya ginseng ini sudah lebih dari seribu tahun lamanya. Ini ginseng tertua yang pernah aku temui.”
“Apa?”
Kaisar Bo membelalakkan mata dan Permaisuri De tertegun. Suasana tiba-tiba saja menjadi hening ketika mengetahui berapa usia ginseng tersebut. Setelah memastikan tidak ada yang salah, Kaisar Bo buru-buru mengambil kotak cendana itu lagi dan menjaganya dengan baik.
Ginseng seribu tahun … ini sangat berharga. Bahkan jika dia sakit suatu hari nanti, rasanya pasti akan berdarah ketika memotong akar ginseng untuk dijadikan obat.
Karena Su Lingyu memberikan ginseng ini, Kaisar Bo akhirnya membuat keputusan yang pasti tanpa memedulikan keponakannya lagi.
Dulu, ia merasa gadis itu tidak layak untuk keponakannya. Sekarang dia pikir jika keponakannyalah yang tidak layak untuknya.
Untungnya hal ini hanya ada di hati Kaisar Bo saja. Jika Bo Mingchen mengetahuinya, pasti akan muntah darah sampai pingsan.
Kaisar Bo berdiskusi dengan Permaisuri De lebih dulu sebelum mengambil keputusan yang diinginkannya. Permaisuri De merasa Su Lingyu sudah berjasa bagi Kaisar Bo dengan memberikan obat kelas tinggi, layak mendapatkan gelar.
“Nona Su, karena ketulusanmu untuk memberikan ginseng itu pada yang mulia, kamu pantas mendapatkan penghargaan luar biasa. Maka ambilah gelar putri daerah di sisi timur ibu kota. Dan kamu akan diberi gelar Putri Daerah Chang Li.” Suara Permaisuri De terdengar lembut namun bertenaga.
Su Lingyu kebingungan. Apa itu putri daerah Chang Li? Apakah bisa dimakan atau ditukar dengan uang?
Ia ingin bertanya namun Bo Mingchen segera memintanya untuk berterima kasih pada kaisar dan permaisuri. Jangankan Su Lingyu yang bingung saat ini, Bo Mingchen sendiri terkejut.
Karena tatapan Bo Mingchen yang memperingati, Su Lingyu buru-buru bersujud dan berterima kasih atas gelar yang baru saja didapatnya. Ini adalah etika orang-orang di zaman kuno ini ketika mendapatkan sebuah rahmat dari kaisar.
Saat keluar dari istana kekaisaran, Su Lingyu masih sedikit linglung.
“Apa itu gelar putri daerah?” tanyanya.
Bo Mingchen menjelaskannya dengan sabar. “Artinya, kamu memiliki kekuasaan satu tingkat di bawah ku.”
“Hah? Kenapa bisa begitu? Bukankah aku datang hanya untuk memberikan ginseng? Kenapa ini menjadi pemberian gelar segala?”
Melihat betapa tidak tahu apa-apa Su Lingyu tentang masalah ini, Bo Mingchen hanya bisa menjelaskannya ketika naik kereta.
“Kamu memberikan ginseng berusia sepuluh abad pada kaisar yang sudah merupakan hal baik. Belum lagi kamu juga mewarisi harta kekayaan yang ditinggalkan oleh pedagang kaya pada masanya. Dua hal ini seharusnya sudah cukup untuk mengangkatmu menjadi bangsawan kelas satu.”
Bukankah Su Lingyu berkata sebelumnya bahwa dirinya merasa sia-sia memberikan ginseng secara percuma pada Kaisar Bo?
Sekarang berkat ginseng itu, Su Lingyu naik sebagai putri daerah yang sekaligus juga bangsawan kelas satu. Ini menunjukkan ketulusan Permaisuri De dan Kaisar Bo untuknya.
“Di masa depan, kamu akan bekerja sama denganku.”
“Kenapa? Haruskah aku bekerja juga? Aku sudah kaya dan hanya ingin bersantai,” keluh gadis itu.
Jika tahu harus bekerja, lebih baik dia membuang gelar putri daerah dan mintalah uang pada Kaisar Bo.
“Lalu, bukankah kamu bupati? Apa hubungannya pekerjaanku ada hubungannya denganmu?” Su Lingyu mengerutkan kening.
Kenapa dia harus terjerat dengannya lagi dan lagi?
“Aku adalah bupati prefektur Chang Li, kita tinggal di wilayah ibu kota bagian timur sekarang. Kamu adalah putri daerah dari prefektur yang kupegang untuk diurus. Bukankah normal bagi kita bekerja sama?” Sudut mulut Bo Mingchen berkedut sedikit. Jelaskan saja perlahan dan biarkan gadis itu tahu.
Benar saja, Su Lingyu mengangguk paham. “Ternyata kamu adalah bupati prefektur Chang Li, kenapa aku tidak tahu selama ini?” gumamnya.
“...” Kamu hanya tidak berniat tahu, pikir pria itu.