NovelToon NovelToon
Mr. D

Mr. D

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:962
Nilai: 5
Nama Author: Nedl's

Menikah dengan pria yang bahkan belum pernah ia temui? Gila!

Ceira Putri Anggraini tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Dari seorang gadis yatim piatu yang berjuang di tengah kemiskinan, kini ia menjadi istri dari Daniel Dartanto, pria berusia 30 tahun yang kaya, dingin, dan penuh misteri.

Pernikahan ini terjadi karena utang budi. Tapi bagi Daniel, Ceira hanyalah kewajiban.

Satu atap dengan pria yang nyaris tak tersentuh emosi, Ceira harus bertahan dari tatapan tajam, sikap dingin, dan rahasia besar yang disembunyikan seorang Daniel.

Namun, semakin lama ia mengenal Daniel, semakin banyak pertanyaan muncul.

Siapa sosok yang diam-diam Daniel kunjungi di rumah sakit?
Kenapa hatinya mulai berdebar di dekat pria yang awalnya ia benci?

Dan yang paling penting—sampai kapan ia bisa bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nedl's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9 Kehebohan Ceira di Rumah Mertua

Dua hari setelah kejadian malam itu, rumah keluarga Dartanto menjadi lebih ramai dari biasanya. Penyebabnya? Yup sudah pasti Ceira.

Setelah kejadian di apartemen, keesokan harinya Gina—mertua kesayangannya—memutuskan untuk menyeret Ceira ke rumah nya karena sudah sangat merindukan menantu kesayangan itu.

Ditambah lagi, Daniel benar-benar sibuk hingga tidak bisa pulang ke apartemen. Lelaki itu menghabiskan waktu di kantor dan bahkan tidur di kamar pribadinya yang memang disiapkan apabila sewaktu-waktu Daniel ingin beristirahat di kantor.

Beban pekerjaannya sedang menggila, ditambah lagi seseorang yang terbaring di rumah sakit terus menghantui pikirannya. Dengan kondisi seperti itu, pulang ke apartemen bukanlah pilihan yang memungkinkan saat ini.

Sementara itu, di rumah, Ceira justru sedang mendalami petualangan barunya.

Pagi itu, setelah sarapan, Gina pamit untuk pergi arisan bersama teman-temannya. “Ceira, kamu di rumah dulu, ya? Kalau butuh apa-apa, tinggal panggil saja Mbok Minah atau asisten lainnya.”

Ceira mengangguk dengan semangat. “Baik, Mama Gina! Hati-hati di jalan, ya. Jangan lupa beli kue enak buat Ceira!”

Gina tertawa dan mencubit pipi menantu kesayangannya sebelum akhirnya pergi. Begitu Gina menghilang dari pandangan, Ceira mendengus bosan.

“Enaknya ngapain, ya?” gumamnya.

Akhirnya, ia memutuskan untuk berkeliling rumah.

“Kapan lagi bisa home tour di rumah mertua sendiri? Mana rumahnya gede banget lagi, Mama Gina gak ada niatan gitu untuk memperkecil rumahnya atau di jadiin kos-kosan,” katanya sambil nyengir.

Rumah ini benar-benar besar. Mungkin butuh waktu berjam-jam untuk mengelilinginya. Setiap sudutnya terasa mewah, dengan desain klasik yang tetap elegan. Ceira melewati berbagai ruangan, mulai dari ruang tamu yang megah, perpustakaan mini yang penuh buku-buku tebal (yang sudah pasti tidak akan dia baca, tentu saja. Dia benci belajar), hingga ruang piano yang tampak jarang digunakan.

Setelah puas menjelajah bagian dalam rumah, ia akhirnya sampai di halaman belakang.

Dan di sanalah ia menemukan sesuatu yang sangat menarik.

“WAAAHHH!! TAMAN MINIIII!!”

Mata Ceira berbinar penuh kegembiraan saat melihat taman kecil yang dipenuhi bunga-bunga cantik. Ada air mancur mini, beberapa kursi taman yang nyaman, serta gazebo mungil yang terlihat adem. Dengan penuh semangat, ia berlari menuju taman itu dan berputar-putar sambil sesekali menyapa bunga-bunga di sana.

“Selamat pagi, bunga-bunga cantik! Apa kabar kalian hari ini?” katanya dengan ceria.

Jika ada orang yang melihat, mungkin mereka akan mengira Ceira sudah gila.

Saking bahagianya, ia bahkan memetik satu bunga mawar dan menyelipkannya di telinga. Dengan rambut tergerai dan wajah sumringah, ia tampak semakin cantik. Lalu, ia melihat kolam mini di sudut taman dan langsung mendekat. Tanpa berpikir panjang, ia mencelupkan tangannya ke dalam air dan mulai memercik-mercikannya ke udara.

“Hihihi, seru banget!”

Setelah puas bermain air, Ceira akhirnya duduk di gazebo yang ada di taman. Angin sepoi-sepoi berhembus, membuatnya semakin nyaman. Ia menghela napas panjang dan tersenyum puas.

“Hidup itu harus dinikmati seperti ini …,” gumamnya.

Namun, kedamaian itu tidak bertahan lama.

Dari samping gazebo, terdengar suara geraman pelan. Ceira menoleh dan melihat seekor anjing besar sedang menatapnya dengan tajam.

“Oh? Anjing?”

Anjing itu berbulu cokelat, dengan mata hitam yang tampak tajam. Perawakannya memang terlihat menggemaskan, tetapi tubuhnya yang besar dan otot-ototnya yang kokoh cukup menunjukkan bahwa ini bukan anjing biasa.

“Ih, lucu banget!!” Ceira berseru kegirangan.

Namun, sebelum ia bisa mendekat, anjing itu menggonggong keras.

“GRRRRRR!!!!”

Ceira langsung membatu. “Eh … Kok dari suaranya terdengar galak!”

Ia mundur perlahan, tapi anjing itu justru semakin menggonggong. Hingga akhirnya…...

“WOOF! WOOF!!”

Anjing itu berlari ke arahnya!

“AAAAAAAHHHH!!!!”

Ceira menjerit sekeras mungkin dan langsung berlari sekencang-kencangnya.

“TOLONGGGG!! ADA ANJING GALAK!!”

Anjing itu mengejarnya dengan kecepatan penuh. Ceira berlari ke sana ke mari, melewati taman, naik ke teras, lalu masuk ke dalam rumah.

Para asisten rumah tangga yang sedang bekerja sontak panik. “Ya Tuhan! Ada apa ini?!”

“ADA ANJING LIAR!!”

“BUKAN ANJING LIAR, ITU PELIHARAAN NYONYA!!”

Tapi siapa peduli? Yang jelas, sekarang rumah menjadi kacau balau. Para asisten pun ikut lari ketakutan, padahal yang dikejar hanya Ceira.

“JANGAN LARI! MALAH TAMBAH PANIK DIA!!”

“TAPI KAMI TAKUT!!”

Sontak, rumah itu berubah menjadi ajang kejar-kejaran yang dramatis. Ceira melompat ke sofa, bersembunyi di balik meja, bahkan nyaris terjatuh saat menaiki tangga.

“Tuhan, kenapa di rumah ini ada anjing galak begini?!”

Teriakannya makin menggema seisi rumah. Setelah hampir 30 menit kejar-kejaran sengit yang membuat seluruh rumah berantakan, akhirnya pawang anjing yang bernama Pak Dadang datang.

“Cukup, Taro! Duduk!”

Anjing itu langsung berhenti dan duduk diam. Lidahnya menjulur, tampak seolah tak terjadi apa-apa. Sementara itu, Ceira sudah terduduk di lantai dengan napas ngos-ngosan.

“Pak… Dadang…” ucapnya lemah.

“Ya, nona Ceira?”

“Kenapa anjingnya galak banget?”

Pak Dadang terkekeh. “Dia nggak galak, nona Ceira. Dia cuma nggak suka diganggu saat tidur.”

Ceira membeku. “…JADI AKU YANG SALAH?!”

Ia menoleh ke sekeliling, melihat rumah yang sudah seperti kapal pecah. Kursi terbalik, vas bunga pecah, taplak meja berantakan. Matanya membelalak.

“Oh tidak … Mama Gina pasti bakal ngamuk….”

Ceira langsung ingin menangis.

Pak Dadang mencoba menenangkan. “Nggak apa-apa, nanti kita bereskan. Tapi lain kali jangan ganggu Taro kalau lagi tidur, ya?”

Ceira hanya bisa mengangguk lemah. Dalam hati, ia bersumpah akan menjauhi anjing itu sampai kapan pun.

Sementara itu, di kantor, Daniel yang tengah sibuk menandatangani dokumen tiba-tiba bersin.

“Hachoo!!”

Ia mengernyit. “Siapa yang membicarakan aku?”

Ia tidak tahu bahwa di rumahnya, istrinya baru saja membuat heboh seluruh penghuni rumah.

Dan petualangan Ceira belum berakhir di sini.

...----------------...

Sementara di sebuah ruangan yang cukup sunyi. Hanya terdengar suara mesin medis yang berbunyi pelan, menandakan bahwa seseorang masih berjuang antara hidup dan mati. Wanita paruh baya itu berdiri di sisi ranjang, menatap lekat wajah pucat yang terbaring di sana. Matanya berkabut, menyimpan luka yang tak terkatakan.

"Nak, mama akan melakukan apa pun agar kamu bisa kembali dan mendapatkan posisi kamu yang seharusnya," bisiknya lirih, nyaris tak terdengar.

Tangan kurusnya menggenggam jemari dingin wanita muda yang terbaring tak sadarkan diri. Wajahnya penuh harap, seolah menanti keajaiban yang bisa membangunkan anaknya kapan saja.

Di sudut ruangan, seorang pria berdiri tegak. Asisten pribadi wanita paruh baya itu, seorang pria bertubuh tegap dengan setelan rapi, memandang pemandangan itu tanpa ekspresi.

"Nyonya, dokter mengatakan kondisinya masih belum stabil. Kita harus sedikit bersabar lagi," ucapnya hati-hati.

Wanita itu menghela napas panjang. Jemarinya sedikit gemetar saat menyentuh dahi putrinya. "Dia sudah terlalu lama tidur... Seharusnya dia tidak seperti ini." Suaranya mengandung keputusasaan yang begitu dalam.

Mendengar putri nya dalam kondisi yang semakin memburuk sejak dua hari lalu, membuat nya semakin gelisah dengan kemungkinan kemungkinan yang bisa saja terjadi kapan pun itu.

Asisten itu tidak menjawab. Dia hanya menunduk sedikit, menunjukkan rasa hormat sekaligus ketidakberdayaan.

Tatapan sang wanita kembali pada wajah pucat di hadapannya. Rambut panjang wanita itu tersisir rapi, meski warna kulitnya tampak lebih pucat dari biasanya. Garis-garis halus di wajahnya tetap memancarkan keanggunan, seolah menegaskan bahwa dia bukan orang sembarangan.

"Aku tidak bisa membiarkan Daniel hidup bahagia begitu saja, dia harus hidup dalam lingkaran rasa bersalahnya." Nada suaranya berubah, kali ini lebih tajam, lebih penuh dendam.

Asisten itu menarik napas dalam sebelum akhirnya berkata, "Lalu apa yang akan kita lakukan nyonya?"

Wanita itu menoleh, menatap asisten pribadinya kemudian tersenyum jahat.

"Kita lihat saja nanti."

Ruangan itu terasa semakin sunyi. Sejenak, hanya suara detak jantung dari monitor medis yang terdengar.

"Atur jadwal pertemuan ku lagi dengan Daniel. Aku lupa memberitahu nya sesuatu. Sesuatu yang sangat penting."

Asisten itu mengangguk pelan. "Baik nyonya."

Wanita itu tersenyum tipis, senyum yang sarat akan makna. "Dan ya satu lagi, tolong galih informasi lebih dalam tentang gadis muda yang dinikahi nya itu."

Asisten itu membungkuk kecil. "Baik, nyonya. Saya akan segera mendapatkannya."

"Bagus."

Wanita itu kembali menatap putrinya yang masih terbaring tak berdaya. Jemarinya mengusap lembut pipi pucat itu. "Mama berjanji, Nak. Mama tidak akan membiarkan siapa pun mengambil apa yang menjadi milikmu. Tidak peduli siapa pun itu."

Di luar ruangan, langit tampak mendung, seolah menandakan bahwa sesuatu yang besar akan segera terjadi.

Bersambung.......

1
seftiningseh@gmail.com
menurut aku novel nya bagus bgt aju aika bgt sama prolog nya bikin penasaran dan dari Simpsons nya juga bikin penasaran bgt
maka nya aku baru baca prolog nya

oh ya kak jangan lupa baca novel aju judul nya Istri kecil tuan mafia
Lalaluna: terimakasih kak, okaiii siap kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!