NovelToon NovelToon
HIJRAH ITU CINTA

HIJRAH ITU CINTA

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Aisha Naziya Almahyra telah menjalin hubungan selama tiga tahun dengan kekasihnya yang bernama Ikhbar Shaqr Akhdan. Hubungan mereka sudah sangat jauh.

Hingga suatu hari kedua orang tua mereka mengetahuinya, dan memisahkan mereka dengan memasukan keduanya ke pesantren.

Tiga tahun kemudian, Aisha yang ingin mengikuti pengajian terkejut saat mengetahui yang menjadi ustadnya adalah Ikhbar. Hatinya senang karena dipertemukan lagi dalam keadaan telah hijrah.

Namun, kenyataan pahit harus Aisha terima saat usai pengajian seorang wanita dengan bayi berusia satu tahun menghampiri Ikhbar dan memanggil Abi.

Aisha akhirnya kembali ke rumah, tanpa sempat bertemu Ikhbar. Hingga suatu hari dia dijodohkan dengan seorang anak ustad yang bernama Ghibran Naufal Rizal. Apakah Aisha akan menerima perjodohan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Bertemu Ikhbar

Aisha memilih duduk di sudut ruangan. Matanya tidak pernah menatap ke arah Ikhbar, tapi kehadirannya diketahui pria itu karena dia melihat Ghibran.

Aisha hanya mencatat bagian yang dia rasa penting dan perlu dipelajari. Seorang ibu mendekatinya.

"Ustad Ikhbar selalu memandang ke arah kamu, Nak. Apa kamu mengenalnya?" tanya ibu itu.

"Tentu saja saya mengenalnya, Bu. Seperti Ibu yang juga mengenalnya," jawab Aisha dengan lembut dan tidak lupa tersenyum.

"Tapi pandangan matanya berbeda. Seperti mengenal kamu sangat dekat," ucap ibu itu lagi.

Aisha menarik napas lega. Selalu saja ada orang-orang seperti ibu ini. Bukannya mendengar tausiah, justru mengajak ghibah.

"Maaf, Bu. Aku tak tahu soal itu. Aku mau dengar ceramah dulu. Lagi pula aku telah bersuami, dan Ustad Ikhbar juga memiliki anak istri," jawab Aisha masih dengan suara lembutnya agar ibu itu tidak tersinggung.

Aisha kembali fokus ke buku catatannya. Dia tidak pedulikan ibu itu lagi. Satu jam telah berlalu, akhirnya Ikhbar selesai memberikan tausiah. Wanita itu langsung keluar dari mesjid, menunggu sang suami.

Aisha merasa lengannya dipeluk seseorang. Dia membalikan tubuhnya dan tersenyum begitu tahu suaminya yang melakukan itu.

"Sudah lama menunggunya, Sayang?" tanya Ghibran dengan suara pelan.

"Tak juga. Mas kemana?" tanya Aisha. Dia menunggu sudah lebih dari lima belas menit di sini.

"Aku tadi bicara dengan seorang ustad. Maaf membuat kamu menunggu," ucap Ghibran dengan raut wajah menyesal.

"Tidak apa, Mas. Jangan minta maaf. Kamu tak salah," ujar Aisha.

Aisha memeluk lengan suaminya saat berjalan menuju mobil mereka yang terparkir di halaman mesjid. Saat akan masuk sampai ke mobil, seseorang memanggil Ghibran. Dia tahu betul suara itu.

"Kak Ghibran ...," panggil Ikhbar.

Ghibran menghentikan langkahnya. Ikhbar berjalan mendekati mereka. Pria itu tersenyum sama kedua pengantin baru itu.

"Kak Ghibran mau pulang?" tanya Ikhbar.

"Mau ke rumah ibu, menginap di sana. Aku ingin bicara tentang resepsi pernikahan kami. Kamu sendiri saja, mana Annisa dan si kecil?" tanya Ghibran.

"Mereka tidak ikut. Tadi Annisa kurang enak badan."

"Oh, gitu. Aku pamit dulu ya. Takut kemalaman sampai rumah ibu," pamit Ghibran.

"Silakan, Kak! Titip salam untuk ayah dan ibu. Sudah lama juga tidak main ke rumah," ujar Ikhbar.

"Nanti aku sampaikan. Mainlah ke rumah kapan ada waktu. Ibu pasti sudah kangen dengan Aqila."

"Ya, Kak." Hanya itu jawaban Ikhbar. Matanya melirik ke arah Aisha yang hanya berdiri diam terpaku tanpa bicara sepatah kata pun.

Ghibran masuk ke mobil setelah istrinya Aisha masuk. Dia segera meninggalkan halaman mesjid. Ikhbar memandangi kepergian mereka hingga mobil itu hilang dari pandangan.

"Kamu pasti sangat dendam dan membenciku, Aisha. Aku bisa memahaminya. Dua kali aku melakukan kesalahan, dan menyebabkan meninggalnya kedua orang tuamu. Jika saja waktu dapat di putar kembali, aku tidak akan pernah meninggalkan kamu dan bertanggung jawab atas apa yang pernah aku lakukan," gumam Ikhbar dalam hatinya.

Dalam mobil Aisha masih terus diam. Hingga Ghibran meraih tangan sang istri dan mengecupnya. Dia tahu istrinya masih canggung jika bertemu Ikhbar.

"Sayang, kenapa diam? Kamu lapar banget, ya? Kita makan di warung tenda saja, apa mau?" tanya Ghibran.

"Tak masalah, Mas. Aku sudah biasa makan di warung," jawab Aisha.

Ghibran melajukan mobilnya menuju satu warung tenda. Dia memarkirkan di samping warung itu. Dengan menggandeng tangan Aisha dia masuk ke warung itu.

"Kamu lapar tidak, Aisha?" tanya Ghibran lagi.

"Sedikit," jawab Aisha.

"Ayo, kita makan di sini saja, ya," ajak Ghibran sambil menunjuk warung tenda.

Mereka masuk ke dalam tenda dan duduk di sebuah meja kayu. Pemilik tenda langsung menyapa dan memberi menu.

"Mas Ghibran ? Sudah lama tidak datang," kata pemilik tenda.

"Apa kabar, Pak Agus? Aku sibuk beberapa hari belakangan," balas Ghibran.

"Tapi sekalinya datang sudah bawa gandengan aja," ucap Pak Agus dengan tersenyum.

"Ini istri saya, Pak. Aku telah menikah seminggu yang lalu. Nanti kalau resepsi aku undang," ujar Ghibran.

"Selamat ya Mas Ghibran. Sekarang mau pesan apa?" tanya Pak Agus.

"Kamu mau pesan apa, Sayang?" tanya Ghibran.

"Saya ingin mencoba sate ayam dan nasi goreng, Pak," pesan Aisha.

"Sementara saya ingin mencoba sup kaki sapi dan es teh," sambung Ghibran.

Pemilik tenda pun mengambil pesanan mereka dan segera memasak di dapur mini di belakang tenda. Beberapa menit kemudian, makanan yang dipesan dihidangkan.

"Mari, kita makan," ajak Ghibran.

"Makannya dicocol ke sambal kecap ya," kata pemilik tenda.

Ghibran dan Aisha pun mulai menikmati hidangan mereka. Sate ayam yang empuk dengan sambal kecap yang gurih membuat Aisha ketagihan. Nasi goreng yang tak kalah lezat dengan bumbu khas warung tenda itu juga memanjakan lidahnya.

"Sate ayamnya enak sekali, Mas. Kamu harus mencobanya," kata Aisha.

"Sudah pernah aku coba, rasanya memang enak. Ini warung tenda langgananku," sambung Ghibran.

Sambil makan, Ghibran mengajak istrinya bercerita tentang banyak hal. Dari rencana resepsi hingga pekerjaannya.

"Kamu ingin nonton film ini tidak, Sayang?" tanya Aisha. Dia melihat ada film baru yang ingin di tonton.

"Sudah lama sekali aku tidak pernah lagi nonton film layar lebar di bioskop," ujar Aisha lagi sambil tersenyum.

"Mungkin kita bisa pergi menonton beosk setelah magrib," ucap Ghibran.

"Maksud Mas kita pergi ke bioskop malam hari?" tanya Aisha.

"Mengapa tidak? Kita tidak lagi remaja yang harus pulang sebelum malam larut. Lagi pula kita sudah menikah, tak ada larangan berduaan," balas Ghibran.

"Benar juga," kata Aisha dengan tersenyum.

Mereka melanjutkan makan dan obrolan mereka sampai puas. Kedua belah pihak saling memuji, menggoda dan tersenyum. Setelah selesai makan, Ghibran dan Aisha membayar dan berpamitan ke pemilik tenda.

"Terima kasih, Pak Agus. Makanan dan minumannya enak sekali," kata Aisha.

"Sedap rasanya. Kami pasti akan datang lagi," sambung Ghibran.

"Silakan datang kapan saja," kata Pak Agus.

Ghibran dan Aisha keluar dari tenda dengan perut kenyang dan senyum di wajah mereka. Mereka melanjutkan perjalanan menikmati malam yang cerah, penuh canda tawa, dan tak menyangka makan di warung tenda ini juga bisa begitu menyenangkan.

Mereka sampai di rumah sudah cukup larut, sehingga ayah dan ibu telah tidur. Ghibran mengajak Aisha langsung menuju kamar.

"Kita bicara tentang resepsinya besok saja," ucap Ghibran. Aisha menganggukan kepala tanda setuju. Dalam hatinya masih ada rasa takut jika kedua orang tua Ghibran tahu masa lalunya.

...----------------...

Jangan lupa mampir juga ke novel anak online mama. Terima kasih.

1
ولدي انعم
Luar biasa
elly fitriyatun
Bener sikap km Aisha...jauhkan ulat bulu Anisa dr suami perfect km itu/Facepalm/
elly fitriyatun
Yg kuat aisha/Sob/
elly fitriyatun
waaauuuuwww bgt visualnya/Drool//Drool/
Anonymous
m
Reni Setia
makasih untuk novelnya thor
Anna Susiana
ni mertua ya dari dulu sifat jeleknya ga berubah rubah bikin orang saki hati
@Al🌈🌈
Bagus /Good/
Najmiati Zuroya
selalu suka ceritanya
Alvia Inayati
Luar biasa
Alvia Inayati
Buruk
hidagede1
Luar biasa
Sari Ramly
Lah ghibran dulu apa kabar bu nur…syifa kan hadir krn pergaulan bebas anakx bu nur…si yg paling merasa pinter didik anak…kaca mana kacaaaa ???
lucky gril
2 karya the end mak matathon bacanya sekeren itu karya mm 😍😍😍
Mama Reni: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
lucky gril
cerita anin mak khatam duluan😄
Mama Reni: Kebalik ya 🙈🙈
total 1 replies
lucky gril
stop mak mo gosok😂
lucky gril
karma di bayar tunai tuk pk abdul,dan rachel tp ada hana yg kata mak punya sifat kyk bu nur ngga mo disalahin😎
lucky gril
duh hana nurunin sifat mak tirinya nih ngga mo disalahin🤦‍♀️
lucky gril
ialah siapa yg betah dirumah tangga omong sm anak kandungnya ketus apalagi bu nur hanya ibu sambung lagaknya kayak ibu kandung😏
lucky gril
mana mau bu nur pisah,dia ngga ada apa apanya tanpa pk abdul😎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!