HIJRAH ITU CINTA

HIJRAH ITU CINTA

Bab 1. Foto Dan Video

"Apa perempuan dalam foto dan video itu benar kamu?" tanya Ayah dengan suara tinggi. Pria paruh baya itu memperlihatkan foto dan video yang beredar di grup chat tempat tinggalnya.

Dengan tangan gemetar Aisha mengambil ponsel yang ayahnya sodorkan. Dia melihat foto dan video yang beredar itu.

Dadanya terasa sesak melihatnya, karena itu benar dirinya. Aisha tidak percaya jika foto dan video itu bisa beredar. Bukankah Ikhbar sang kekasih mengatakan jika semua itu hanya untuk di simpan saja sebagai kenangan.

"Benar itu kamu!?" tanya Ayah dengan bentakan.

Ayah mendekati Aisha, lalu menarik baju anaknya agar berdiri. Pria itu lalu mengangkat tangannya dan menampar pipi kiri dan kanan putrinya. Tamparan yang begitu keras membuat gadis itu terhuyung dan jatuh.

Ibu yang melihat itu berteriak, dan memegang tangan ayah yang masih ingin menampar pipi putrinya itu. Ibu mengerti jika ayah sangat kecewa dan marah, tapi dia juga tidak tega melihat anak gadisnya di tampar.

Aisha memegang pipinya yang terasa panas. Darah segar mengucur dari sudut bibir gadis itu.

"Apa kamu sudah tidak takut dosa sehingga melakukan hal gila seperti itu? Kamu seperti anak yang tidak pernah di didik agama! Di mana mau ayah taruh wajah ini. Pasti saat ini seluruh kampung sedang membicarakan aibmu ini!" teriak ayah.

"Ayah, sabar. Jangan marah-marah. Ingat, jika ayah memiliki riwayat jantung dan darah tinggi," ucap Ibu berusaha menenangkan suaminya.

Dengan menahan rasa sakit di pipi, Aisha merangkak dan bersimpuh di kaki ayahnya. Dia memegang kedua kaki pria paruh baya itu.

"Ayah, maafkan Aisha. Aisha janji tidak akan mengulangnya lagi," ucap gadis itu dengan suara terbata.

Tanpa di duga, ayah menendang tubuh Aisha sehingga gadis itu kembali tersungkur ke lantai. Ibu menutup mulutnya agar tidak berteriak.

"Sudahlah, Ayah. Jangan lakukan kekerasan. Kita bicarakan baik-baik," ucap Ibu.

"Tidak ada gunanya bicara baik-baik! Semua telah terjadi. Seluruh kampung telah tahu aib anak kita. Aku malu memiliki anak seperti kamu. Jika tahu besarnya kamu akan seperti ini, lebih baik kamu tidak dilahirkan!" ucap Ayah dengan suara lantang.

"Istighfar, Ayah. Tidak baik berkata begitu. Sama saja ayah menyalahkan takdir," ucap Ibu.

Ayah lalu berjalan meninggalkan Ibu dan Aisha. Dia masuk ke kamar dan menguncinya.

Gadis itu lalu mendekati ibunya. Bersimpuh di kaki wanita yang telah melahirkan dirinya.

"Ibu, maafkan Aisha," ucap Aisha dengan terbata karena menangis.

"Kenapa kamu tidak pernah berpikir saat melakukan itu, Nak? Apa selama ini Ibu kurang dalam mendidik dan mengajari kamu? Ibu telah gagal. Semua salah Ibu." Ibu bicara sambil menangis.

"Ibu tidak salah. Ini murni kesalahanku," ucap Aisha.

Ibu duduk dan memijat kepalanya yang terasa sangat pusing. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Sebagai seseorang yang dihormati di kampung, tentu ayah sangat malu dengan apa yang telah Aisha lakukan.

Ayah seorang yang cukup disegani, karena dia salah satu warga yang terkenal taat beribadah. Pasti pria itu sangat terpukul saat melihat kenyataan jika putrinya memiliki aib yang sangat memalukan.

Cukup lama ibu dan anak itu terdiam. Akhirnya ibu buka suara. Dia meminta Aisha kembali meminta maaf pada ayahnya dan segeralah bertaubat. Jauhi zina.

"Baikkah, Bu. Aku akan lakukan apa pun yang ayah pinta nantinya akan aku lakukan," kata Aisha.

Aisha berjalan ke kamar ayahnya. Mengetuk sambil memanggil. Cukup lama melakukan itu tapi tidak ada sahutan.

Ibu lalu mengajak Aisha untuk makan malam. Setelah itu Ibu memanggil ayah, tapi tetap tidak ada sahutan.

Hingga tengah malam ayah tidak juga keluar dari kamar. Ibu dan Aisha yang menunggu di ruang keluarga menjadi gelisah dan kuatir. Kembali wanita yang telah melahirkan Aisha itu memanggil, tidak juga ada jawaban.

"Ibu, bagaimana jika kita buka paksa saja. Aku kuatir dengan ayah," ucap Aisha.

"Ibu juga memiliki rencana yang sama denganmu. Kita minta bantuan siapa?" tanya Ibu.

"Kita minta bantu sama Mas Adam saja. Dia pasti masih jualan jam segini," saran Aisha.

"Betul, Nak. Kamu coba temui Adam sana," ucap Ibu.

Adam tetangga Aisha yang membuka warung nasi goreng. Dia berjualan hingga pukul tiga pagi. Aisha berlari menuju warung Adam dan meminta bantuan pria itu.

Kebetulan warungnya baru saja di tutup. Adam lalu berjalan menuju rumah Aisha.

"Nak Adam, tolong bantu Ibu. Bapak Mengunci pintu dari dalam. Ibu kuatir karena dari sore tidak keluar dari kamar," ucap Ibu terbata.

"Apa ibu ada obeng untuk membuka gagang pintu ini?" tanya Adam.

"Ada, Mas. Biar aku ambilkan," jawab Aisha. Dia berlari menuju dapur lalu mengambil obeng yang ada di laci dekat lemari dapur. Setelah itu Aisha menyerahkan pada Adam.

Adam mencoba membuka gagang pintu dengan obeng. Cukup sulit juga dia membukanya. Setelah sepuluh menit mencoba, akhirnya pintu terbuka. Ibu dan Aisha langsung masuk dan berteriak saat melihat tubuh ayah yang tergeletak di lantai.

"Ayah, bangun. Aisha mohon maaf, Yah. Bangun, Yah!" teriak Aisha sambil mengguncang tubuh pria paruh baya itu.

Adam mendekati tubuh ayah Aisha dan menggendongnya. Dia lalu memeriksa denyut nadinya. Pria itu menggelengkan kepala.

"Maaf Bu, Aisha, sepertinya ayah kamu telah tiada," ucap Adam pelan dan hati-hati.

Ibu dan Aisha yang mendengar ucapan Adam sangat terkejut. Mereka lalu mendekati tubuh ayah.

"Tidak mungkin. Ayah pasti hanya pingsan. Ayah tidak mungkin pergi," ucap Aisha.

"Aku panggilkan Dokter Wati dulu. Untuk memastikan semuanya," ujar Adam.

Pria itu lalu berlari keluar rumah, dia menggunakan motor Aisha menuju ke rumah Dokter Wati. Aisha dan Ibu menangis di samping tubuh ayah.

"Ayah, bangunlah! Ayah tidak mungkin pergi'kan? Ayah tidak mungkin meninggalkan Aisha dan Ibu," ucap Aisha dengan suara terbata karena menangis.

Aisha mengguncang tubuh ayah dengan pelan. Ibu hanya menangis tanpa bisa mengucap sepatah kata pun.

"Ayah, bangun! Ayah boleh menamparku. Menendang ku, bahkan kalau perlu membunuhku karena telah membuat malu. Tapi ayah tidak boleh pergi. Jangan menghukum ku seberat ini," ucap Aisha.

Setengah jam menunggu, akhirnya Dokter Wati datang. Dia lalu memeriksa keadaan ayah. Setelah beberapa saat dia menghentikan pemeriksaan.

"Maaf Bu, Bapak telah pergi mendahului kita sekitar dua jam lalu," kata Dokter dengan suara pelan.

Aisha yang berdiri di samping tempat tidur sangat terkejut mendengar ucapan Dokter itu. Tubuhnya terasa lemah, dan dia terjatuh ke lantai.

...----------------...

Terpopuler

Comments

lucky gril

lucky gril

maaf mak memilih novel the end lebih seru mancing emosiiii nya😁

2024-07-05

1

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

Innalillahi wa innailaihi roji'un 😭😭😥
Permulaan yg menegangkan, mengerikan dan menyedihkan.. mengandung bawang

2024-04-22

1

🤎𝐀⃝🥀oMaDevi💜MD💜

🤎𝐀⃝🥀oMaDevi💜MD💜

like dulu nel🙏

2024-04-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Foto Dan Video
2 Bab 2. Pemakaman Ayah
3 Bab 3. Aku Pamit
4 Bab 4. Bertemu Kembali
5 Bab 5. Ikhbar dan Sang Istri
6 Bab 6. Ghibran
7 Bab 7. Maaf
8 Bab 8. Mantan Kekasih
9 Bab 9. Kedatangan Ghibran
10 Bab 10. Aku Menerima Kamu Apa Adanya!
11 Bab 11. Kedatangan Ikhbar
12 Bab 12. Pergilah Dari Rumahku!
13 Bab 13. Kepergian Ibu
14 Bab 14. Pemakaman Ibu
15 Bab 15. Jangan Menangis Lagi
16 Bab 16. Usir Mereka, Mas!
17 Bab 17. Masa lalu
18 Bab 18. Bertemu Annisa
19 Bab 19. Apartemen
20 Bab 20. Meminta Hak
21 Bab 21. Bertemu Ikhbar
22 Bab 22. Aku Bukan Pria Baik
23 Bab 23. Foto Siapa Itu?
24 Bab 24. Pesta Pernikahan
25 Bab 25. Syifa Sauqiya
26 Bab 26. Maafkan, Aku
27 Bab 27. Ke Rumah Sakit
28 Bab 28. Ke Panti Asuhan
29 Bab 29. Maaf, Aku Harus Pergi
30 Bab 30. Aib Aisha
31 Bab 31. Ke Makam Ayah
32 Bab 32. Kita Harus Pisah
33 Bab 33. Bertemu Ikhbar
34 Bab 34. Di Rumah Sakit
35 Bab 35. Pesan Dari Mas Ghibran
36 Bab 36. Ghibran Sakit
37 Bab 37. Ghibran Sadar
38 Bab 38. Mengusir Annisa
39 Bab 39. Jangan Suudzon
40 Bab 40. Kembali Ke Rumah
41 Bab 41. Bertemu Syifa
42 Bab 42. Membawa Syifa
43 Bab 43. Rencana Ke Rumah Ibu
44 Bab 44. Di Rumah Ibu
45 Bab 45. Kebahagiaan Aisha
46 Bab 46. Annisa dan Syifa
47 Bab 47. Di Apartemen
48 Bab 48. Soto Padang
49 Bab 49. Kumpul Keluarga
50 Bab 50. Jangan Sakiti Istriku!
51 Bab 51. Ke Rumah Sakit
52 Bab 52. Aisha Yang Telah Sadar
53 Bab 53. Di Taman Rumah Sakit
54 Bab 54. Ke Rumah Ayah
55 Bab 55. Ayah Abdul
56 Bab 56. Kembali Ke Rumah
57 Bab 57. Kedatangan Ibu Mertua
58 Bab 58. Ibu Nur Dan Annisa
59 Bab 59. Ibu Sambung
60 Bab 60. Tasyakuran Empat Bulanan
61 Bab 61. Sarapan Pagi
62 Bab 62. Ayah Abdul
63 Bab 63. Ngidam Seblak
64 Bab 64. Kecelakaan
65 Bab 65. Pasca Operasi
66 Bab 66. Perdebatan Aisha dan Ibu
67 Bab 67. Di Kamar Hotel
68 Bab 68. Aisha Yang Posesif
69 Bab 69. Kemarahan Ikhbar
70 Bab 70. Mamanya Ikhbar
71 Bab 71. Syifa Minta Izin Bermain
72 Bab 72. Boneka Syifa
73 Bab 73. Menggugat Cerai
74 Bab 74. Kesedihan Ikhbar
75 Bab 75. Liburan
76 Bab 76. Rahasia Pak Abdul
77 Bab 77. Sarapan Pagi
78 Bab 78. Makan Malam
79 Bab 79. Pengkhianat Ayah
80 Bab 80. Kedatangan Ayah Abdul
81 Bab 81. Izin Ke Luar Kota
82 Bab 82. Rachel
83 Bab 83. Bertemu Ghibran
84 Bab 84. Ibu Nur
85 Bab 85. Kecelakaan
86 Bab 86. Bayi Rachel
87 Bab 87. Ayah Abdul
88 Bab 88. Hana Kayla Maira
89 Bab 89. Pemakaman Pak Abdul
90 Bab 90. Bayi Pak Abdul
91 Bab 91. Amarah Melly
92 Bab 92. Tangisan Aisha
93 Bab 93. Ibu Nur dan Tante Melly
94 Bab 94. Gugatan Perceraian
95 Bab 95. Bertemu Ikhbar
96 Bab 96. Kandungan Aisha
97 Bab 97. Menjelang Lahiran
98 Bab 98. Ruang Operasi
99 Bab 99. Ruang ICU
100 Bab 100. Aisha Yang Telah Sadar
101 Bab 101. Anindya Yalanda Ghaaliya
102 Bab 102. Aqiqah
103 Bab 103. Kisah Berakhir
104 Promo Novel LIHAT AKU, GUS!
105 Promo Novel
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1. Foto Dan Video
2
Bab 2. Pemakaman Ayah
3
Bab 3. Aku Pamit
4
Bab 4. Bertemu Kembali
5
Bab 5. Ikhbar dan Sang Istri
6
Bab 6. Ghibran
7
Bab 7. Maaf
8
Bab 8. Mantan Kekasih
9
Bab 9. Kedatangan Ghibran
10
Bab 10. Aku Menerima Kamu Apa Adanya!
11
Bab 11. Kedatangan Ikhbar
12
Bab 12. Pergilah Dari Rumahku!
13
Bab 13. Kepergian Ibu
14
Bab 14. Pemakaman Ibu
15
Bab 15. Jangan Menangis Lagi
16
Bab 16. Usir Mereka, Mas!
17
Bab 17. Masa lalu
18
Bab 18. Bertemu Annisa
19
Bab 19. Apartemen
20
Bab 20. Meminta Hak
21
Bab 21. Bertemu Ikhbar
22
Bab 22. Aku Bukan Pria Baik
23
Bab 23. Foto Siapa Itu?
24
Bab 24. Pesta Pernikahan
25
Bab 25. Syifa Sauqiya
26
Bab 26. Maafkan, Aku
27
Bab 27. Ke Rumah Sakit
28
Bab 28. Ke Panti Asuhan
29
Bab 29. Maaf, Aku Harus Pergi
30
Bab 30. Aib Aisha
31
Bab 31. Ke Makam Ayah
32
Bab 32. Kita Harus Pisah
33
Bab 33. Bertemu Ikhbar
34
Bab 34. Di Rumah Sakit
35
Bab 35. Pesan Dari Mas Ghibran
36
Bab 36. Ghibran Sakit
37
Bab 37. Ghibran Sadar
38
Bab 38. Mengusir Annisa
39
Bab 39. Jangan Suudzon
40
Bab 40. Kembali Ke Rumah
41
Bab 41. Bertemu Syifa
42
Bab 42. Membawa Syifa
43
Bab 43. Rencana Ke Rumah Ibu
44
Bab 44. Di Rumah Ibu
45
Bab 45. Kebahagiaan Aisha
46
Bab 46. Annisa dan Syifa
47
Bab 47. Di Apartemen
48
Bab 48. Soto Padang
49
Bab 49. Kumpul Keluarga
50
Bab 50. Jangan Sakiti Istriku!
51
Bab 51. Ke Rumah Sakit
52
Bab 52. Aisha Yang Telah Sadar
53
Bab 53. Di Taman Rumah Sakit
54
Bab 54. Ke Rumah Ayah
55
Bab 55. Ayah Abdul
56
Bab 56. Kembali Ke Rumah
57
Bab 57. Kedatangan Ibu Mertua
58
Bab 58. Ibu Nur Dan Annisa
59
Bab 59. Ibu Sambung
60
Bab 60. Tasyakuran Empat Bulanan
61
Bab 61. Sarapan Pagi
62
Bab 62. Ayah Abdul
63
Bab 63. Ngidam Seblak
64
Bab 64. Kecelakaan
65
Bab 65. Pasca Operasi
66
Bab 66. Perdebatan Aisha dan Ibu
67
Bab 67. Di Kamar Hotel
68
Bab 68. Aisha Yang Posesif
69
Bab 69. Kemarahan Ikhbar
70
Bab 70. Mamanya Ikhbar
71
Bab 71. Syifa Minta Izin Bermain
72
Bab 72. Boneka Syifa
73
Bab 73. Menggugat Cerai
74
Bab 74. Kesedihan Ikhbar
75
Bab 75. Liburan
76
Bab 76. Rahasia Pak Abdul
77
Bab 77. Sarapan Pagi
78
Bab 78. Makan Malam
79
Bab 79. Pengkhianat Ayah
80
Bab 80. Kedatangan Ayah Abdul
81
Bab 81. Izin Ke Luar Kota
82
Bab 82. Rachel
83
Bab 83. Bertemu Ghibran
84
Bab 84. Ibu Nur
85
Bab 85. Kecelakaan
86
Bab 86. Bayi Rachel
87
Bab 87. Ayah Abdul
88
Bab 88. Hana Kayla Maira
89
Bab 89. Pemakaman Pak Abdul
90
Bab 90. Bayi Pak Abdul
91
Bab 91. Amarah Melly
92
Bab 92. Tangisan Aisha
93
Bab 93. Ibu Nur dan Tante Melly
94
Bab 94. Gugatan Perceraian
95
Bab 95. Bertemu Ikhbar
96
Bab 96. Kandungan Aisha
97
Bab 97. Menjelang Lahiran
98
Bab 98. Ruang Operasi
99
Bab 99. Ruang ICU
100
Bab 100. Aisha Yang Telah Sadar
101
Bab 101. Anindya Yalanda Ghaaliya
102
Bab 102. Aqiqah
103
Bab 103. Kisah Berakhir
104
Promo Novel LIHAT AKU, GUS!
105
Promo Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!