NovelToon NovelToon
Dicintai Sepenuh Hati Oleh Suami Express

Dicintai Sepenuh Hati Oleh Suami Express

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:45.3k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

"Kamu istriku. Aku akan menerima kekurangan mu dan terimalah kekurangan ku sebagai seorang suami." Abhaya Chandra.

Akibat masyarakat yang memiliki tradisi kolot, mereka terpaksa melakukan pernikahan di bawah tangan hanya karena berteduh dari hujan di sebuah pos kampling. Dua orang yang tidak saling mengenal itu diikat dalam ikatan yang sakral secara tiba-tiba.

Qiana Nadhifa, gadis yang dikenal pendiam dan jarang keluar rumah itu pun seketika menjadi hujatan masyarakat. Pembelaan yang dilakukan sia-sia karena ada orang yang mengambil keuntungan dari kejadian yang menimpanya. Sehingga tidak ada yang mempercayai perkataannya ataupun perkataan laki-laki yang dipaksa menikahinya, Abhaya Chandra. Termasuk sang ibu yang justru membencinya.

Apakah pernikahan keduanya berujung keberkahan Allah?

Author Note: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan setting cerita, semua murni kebetulan. Semoga pembaca suka dengan karya keempat saya...
Terimakasih atas dukungannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Polyphonic

"Ini ponselnya, Mas." Qiana menyerahkan ponsel dan kantong kresek kepada Chandra.

"Apa ini?"

"Celana dalam." bisik Qiana dengan malu-malu.

"Memangnya kamu tahu ukuran ku?" tanya Chandra yang tidak habis pikir dengan istrinya yang membelikannya celana dalam.

"Kira-kira saja, Mas." Chandra hanya tersenyum melihat sikap istrinya yang menundukkan kepalanya.

Sebenarnya, Qiana mengira-ngira tinggi badan Chandra sebagai gambaran untuk pedagang underwear. Dari gambaran Qiana, pedagang underwear menyarankan untuk mengambil ukuran L. Jadi, Qiana tidak sepenuhnya berbohong, tetapi  ia juga tidak berani mengungkapkan kebenarannya karena malu. Merasa suaminya hanya diam, Qiana segera pamit untuk memasak.

"Kabur dia." gumam Chandra yang membawa kantong kresek ke dalam kamar.

Di dalam kantong kresek yang diberikan Qiana tidak hanya berisi celana dalam, ada celana pendek dan kaos oblong serta kemeja dan celana bahan. Chandra terkesan dengan pilihan sang istri. Ukurannya pas untuknya dan warnanya juga sesuai seleranya. Ada pula charger type C untuk ponselnya. Yang menjadi pertanyaannya sekarang ini adalah uang yang digunakan Qiana untuk belanja.

Setelah Qiana pergi bekerja pagi ini, Chandra yang di rumah sendiri merasa bosan tidak ada kegiatan. Ponsel pun di bawa Qiana untuk di charger. Ia memutuskan untuk membersihkan rumput yang ada samping-samping rumah Qiana. Rumah yang terletak diantara danau dan tanah pertanian itu sangatlah asri, tetapi karena rumput ilalang yang tinggi di samping rumah membuatnya terlihat tidak terawat. Ia pun membersihkan rumput dengan alat seadanya yang ia temukan di dapur, sampai adik Qiana, Afifah pulang sekolah.

"Mas sedang apa?"

"Jangan banyak tanya, mending bantu-bantu sini."

"Tidak mau. Gatal!" Afifah pun berlari masuk ke dalam rumah.

Tetapi tak lama kemudian, Afifah kembali dengan membawa segelas es teh ditangannya yang kemudian ia letakkan di sebelah Chandra. Tanpa sungkan Chandra segera meminum es teh tersebut setelah mengucapkan terimakasih. Es teh di hari yang panas ini memang sangatlah pas.

Afifah tidak beranjak dari sana, dengan alasan berteduh di bawah pohon kersen ia justru menemani kakak iparnya sampai selesai. Ketika Chandra selesai menumpuk semua rumput yang telah ia potong, ia pun duduk di sebelah Afifah yang asyik memainkan game di ponselnya. Iseng-iseng, Chandra membuka percakapan untuk mencari tahu tentang Qiana dari Afifah. Afifah pun bercerita tentang kakak perempuan yang paling ia takuti.

Menurut Afifah, kakaknya pendiam dan jutek di mata orang lain. Tetapi di matanya, Qiana adalah sosok yang super galak. Jika dirinya salah sedikit saja pasti langsung di tegur dan kena omel. Chandra kemudian menyinggung bagaimana dengan ibunya, apakah tidak mengomelinya?

Afifah menjawab dengan bangga jika dirinya tidak pernah mendapat omel dari sang ibu. Justru sang kakak lah yang kerap mendapat omelan. Entah tu karena kakaknya pulang telat, tidak memasak atau bersih-bersih, membantah dan lain-lain. Jika sang ibu sudah mengomel, kakaknya hanya akan diam dan menangis diam-diam di malam hari.

"Begitu kah kehidupan istri ku selama ini?" batin Chandra miris.

Dan dari penuturan Afifah, kakaknya bisa sekolah sampai SMK karena mendapatkan beasiswa dan kakak pertama mereka yang membantu uang pendaftaran. Sedangkan sekolahnya sekarang adalah hasil dari kakaknya bekerja dan sang ibu yang terkadang membawa dagangan ke pasar.

Selama kakaknya bekerja, gaji sang kakak akan diserahkan kepada sang ibu setengahnya dan sisanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan ongkos transportasi bekerja. 

Mendengar penuturan Afifah tersebut, Chandra tidak percaya jika uang 600 ribu bisa digunakan selama sebulan. Dilihat dari masakan yang disajikan Qiana beberapa waktu ini, setidaknya dalam sebulan pengeluarannya akan tembus 1 juta. Bagaimana cara Qiana menghematnya? Dan barang-barang yang ia belikan tidak kurang dari 300 ribu.

"Nanti saja aku tanyakan, sekarang aku harus mengabari ibu terlebih dahulu." gumam Chandra yang kemudian menyalakan ponselnya.

Beberapa notifikasi serempak masuk ke dalam ponselnya, termasuk debit dari rekeningnya senilai 5,6 juta. Ia tahu jika itu adalah pembayaran resign istrinya sehingga ia mengabaikannya.

"Maaf Bu, aku masih ada di kota Rembang. Aku menemukan jodoh disini, jadi belum bisa pulang."

"Baiklah Bu, setelah urusan istri ku selesai aku akan segera pulang. Lagipula cutiku hanya tersisa 8 hari lagi."

Chandra menutup panggilannya bersama sang ibu, bertepatan dengan Qiana yang masuk ke dalam kamar mengantarkan kopi dan sepiring pisang goreng. Inilah kesempatan Chandra.

"Tunggu Dek. Duduk sini dulu." Qiana menurut dan duduk di samping Chandra.

"Masukkan nomor ponselmu, agar aku bisa menghubungimu sewaktu-waktu."

Qiana menurut dan memasukkan nomor ponselnya di kontak suaminya. Tetapi ketika Chandra melakukan panggilan ke nomor Qiana, ia dibuat terkejut dengan ponsel Qiana. Perempuan seumur Qiana yang bahkan sudah bekerja, mengapa ponselnya kalah canggih dengan ponsel yang dimiliki Afifah, adiknya. Jaman sekarang, yang menggunakan ponsel polyphonic hanyalah para orang tua yang buta teknologi.

"Aku punya banyak PR rupanya." batin Chandra.

"Kenapa Mas?" tanya Qiana heran dengan diamnya Chandra.

"Tidak. Besok kita jalan-jalan ke kota bagaimana?" tanya Chandra mengalihkan pikirannya.

"Boleh, Mas. Tidak apa-apa kan kalau naik angkutan umum?" tanya Qiana ragu.

"Apa tidak ada penyewaan motor?" Bukan Chandra tidak mau menggunakan bus. Jika ingin jalan-jalan, menggunakan bus itu tidak efisien seperti menggunakan motor.

"Coba aku tanya teman ku dulu, Mas."

Qiana menghubungi seseorang dengan ponselnya. Setelah beberapa menit, Qiana menganggukkan ke arah Chandra dan mengakhiri teleponnya. Lalu mengatakan kepada Chandra jika mereka bisa menggunakan motor temannya yang saat ini bekerja di pulau Kalimantan. Qiana pamit ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan Chandra merebahkan tubuhnya sambil menyusun rencana untuk besok.

Terlebih dahulu, ia mencari wahana wisata, tempat makan, dan tempat belanja di sekitar kota Rembang dan rute yang harus ia lalui melalui aplikasi Map. Tak lupa membuat catatan apa saja yang harus ia beli untuk Qiana besok. Tidak seperti Jogja yang mempunyai Mall atau Pasar Beringharjo, Rembang hanya memiliki satu pasar kota. Jika membawa Qiana ke pasar, tidak menutup kemungkinan jika Qiana akan menawar harga yang ditawarkan oleh pedagang karena Qiana sudah familiar. Chandra akhirnya memutuskan untuk menandai beberapa toko rekomendasi aplikasi pencarian.

Qiana yang sedang mencuci pakaian di kamar mandi, dihampiri oleh sang ibu yang mengatakan jika uang yang diberikan Qiana minggu kemarin sudah habis untuk membeli dagangan. Tetapi dagangan tidak bisa langsung dijual karena Ibu Ningsih membeli pisang yang masih ada di pohon. Menurut beliau, sekitar 2 minggu lagi baru bisa dipanen.

"Apa tidak rugi, Bu?" tanya Qiana khawatir.

"Kamu tahu apa tentang dagangan? Justru kalau di beli sekarang, tidak akan ada berani merebut."

Ya. Semakin hari, orang yang terjun menjadi pedagang seperti Ibu Ningsih semakin banyak dan bersaing. Ibu Ningsih yang tidak memiliki alat transportasi sendiri, menjadi kalah cepat dengan mereka yang memilikinya. Keputusan beliau untuk membeli pisang di pohon pun menjadi pilihan agar ketika waktunya panen, beliau tinggal menyewa ojek untuk mengambilnya.

Berbeda pikiran dengan Qiana yang khawatir ibunya rugi. Hal ini dilatarbelakangi pengalaman Qiana sejak SMP yang sudah ikut membantu sang ibu menjual dagangan ke pasar. Pisang, kelapa, jagung, ayam, atau apapun itu akan di bawa ke pasar pukul 02.00 pagi. Sampai pasar, jika beruntung akan mendapatkan pembeli yang memborong semuanya, jika tidak maka mereka akan menjual eceran sampai habis. Jika tidak habis, Qiana akan pulang terlebih dahulu setelah adzan subuh. Sedangkan Ibu Ningsih bisa sampai pukul 09.00 baru sampai rumah.

"Membantah pun percuma." batin Qiana.

Qiana pun mengatakan jika dirinya masih memiliki uang, nanti setelah selesai mencuci Qiana akan memberikannya kepada sang ibu. Segera setelah Qiana selesai bicara, Ibu Ningsih berlalu begitu saja meninggalkan Qiana tanpa repot untuk membantu.

Percakapan Qiana dan Ibu Ningsih tidak sengaja didengarkan oleh Chandra yang kebetulan ingin pergi ke kamar mandi. Chandra hanya bisa menghela nafas melihat istrinya diperlakukan tidak adil oleh ibunya sendiri.

1
Melki
next Thor
Umi Anis
baru baca uda grecep banget
Nur Hafidah
ceritanya menarik ditunggu lanjutannya
Meymei: siap kak, terimakasih dukungannya... 😊
total 1 replies
Nora♡~
Bagus Qiana berterus terang lah pada suami tentang trauma masa lalu mu agar suami mu faham dan membantu... mu mengatasi trauma yang Qiana hadapi demi kerukunan dan keutuhan Rumahtangga kalian gitu...lanjut..
Meymei: hihihi
Nora♡~: betul., betul.. betul..
total 3 replies
Nora♡~
Semoga Qiana❤Chandra bersatu sebagai suami isteri seutuhnya... gitu... lanjut..
Meymei: aamiin... makasih atas do'anya kakak.. 🥰
total 1 replies
Meymei
siap ka.. terimakasih atas dukungannya.. /Smile/
Nora♡~
lanjut.,,
Nur Hafidah
lkurang kerjaan bgt ngintipin pengantin baru
Meymei: hihihi ini real kak/Chuckle/
total 1 replies
ruth nona
ceritanya bagus cuma terlalu banyak narasinya. jadi dialog antar tokoh paling banyak 5x per bab nya
Meymei: hee iya kak, masih blm bisa banyakin dialognya 😅
total 1 replies
Nur Hafidah
senang nya qiana dapat kejutan dari suami
Meymei: iya kak/Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
Nur Hafidah
lanjut
Erni Nofiyanti
Qiana KK
bukan siapa
Meymei: iya kak, kemarin sdh sy koreksi to blm ditinjau ulang sama noveltoonnya
total 1 replies
Uswatul Khasana
lanjutt
Meymei: siap kak, terimakasih dukungannya.. /Pray/
total 1 replies
Uswatul Khasana
lanjut
Meymei: siap kak.. makasih dukungannya..
total 1 replies
Tati Suwarsih
ceritanya gercep...
Meymei: iya kak, biar gag keduluan orang 🤭
total 1 replies
langit
luar biasa
Meymei: terimakasih ka..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!