Dia adalah seorang pria yang sangat tampan dan kaya raya, hidupnya merasa lebih sempurna setelah kehadiran seorang istri yang sangat cantik.
Tapi dengan teganya sang istri berselingkuh dengan kakak tirinya, kemudian mereka membunuh Bryan secara sadis demi mendapatkan seluruh kekayaan yang Bryan miliki.
Bryan diberikan kesempatan untuk hidup kembali oleh sistem, tapi dia harus menyelesaikan misi dari sistem, yaitu dia harus bisa membuat banyak wanita takluk kepadanya, dengan syarat dia harus menyembunyikan identitas aslinya dan menyamar menjadi seorang ojek online.
Apakah Bryan sanggup menaklukkan hati para wanita target sistem dalam waktu satu bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Aku malam ini tidur dimana?" tanya Luna kepada Bryan, karena di rumahnya Bryan hanya memiliki satu kamar. Sehingga dia tidak tahu harus tidur dimana malam ini.
Saat itu Bryan dan Luna masih menikmati makan malam mereka, walaupun hanya dengan mendoan dan telur ceplok saja. Dan minumannya pun hanya segelas air putih saja. Tapi bagi mereka tidak masalah, yang penting perut mereka kenyang, dan masakan Luna memang sangat lezat di lidah. Membuat Bryan ingin memakan orangnya juga.
"Kamu tidur di kamar aja, biar aku tidur di kursi." jawab Bryan, dia sudah selesai makannya, kemudian dia mengambil segelas air putih yang telah tersedia diatas meja, lalu meneguknya.
Luna merasa tidak enak pada Bryan, Bryan sudah banyak membantunya, masa dia harus mengalah juga membiarkan Luna tidur nyaman di kamar, sementara Bryan harus tidur di kursi panjang yang tua.
"Biar aku aja yang tidur di kursi, kamu yang tidur di kamar." kata Luna, memilih untuk mengalah.
Lagian selama ini Luna selalu tidur di gudang, kakak tiri dan ibu tirinya akan marah jika Luna ketahuan tidur di dalam kamar. Mereka mewajibkan Luna untuk selalu tidur di gudang bersama barang-barang bekas yang sudah tak terpakai lagi di gudang sana.
"Udah, gak apa-apa. Kamu aja yang tidur di kamar." Bryan sebagai seorang pria memang dituntut untuk mengalah.
Bryan dan Luna memang sudah sama-sama pernah diperlakukan sadis oleh yang namanya saudara tiri, walaupun disini Bryan yang lebih parah, setelah dia cacat gara-gara kecelakaan, dia di kurung di ruang bawah tanah, yang dimana disana terdapat tikus yang begitu banyak, bahkan setiap hari dia harus disiksa oleh Jordan tanpa belas kasihan. Jadi pantas saja jika Bryan begitu sangat dendam kepada saudara tirinya itu.
"Kamu aja yang tidur di kamar, Juan!" Luna tetap pada pendiriannya, sebagai seorang tamu dia ingin mengalah kepada Bryan.
"Gak apa-apa, kamu aja yang tidur di kamar, Luna!" Sebagai seorang tuan rumah, Bryan pun harus memberikan tempat ternyaman untuk tamunya.
"Biar aku aja yang tidur di kursi!" Luna keukeuh ingin mengalah.
"Gak usah, biar aku yang tidur di kursi, Luna." Begitu juga Bryan, dia masih bersikeras untuk mengalah.
Diantara mereka malah ingin saling mengalah.
[Tuan bilang saja biar kalian tidur berdua yang di kamar, semakin meningkatkan kekuatan semakin bagus.]
Mungkin sistem merasa gregetan dengan Bryan dan Luna yang berusaha untuk saling mengalah, hanya perkara sebuah kamar. Padahal tadi di dapur mereka berciuman begitu panas, sistem pikir mengapa mereka tidak melanjutkan kegiatan panas mereka saja di dalam kamar sana, sistem pun tak paham dengan dua manusia dihadapannya.
"Ya udah kalau kamu maksa, makasih ya sudah mengizinkan aku tidur di kamar, Juan." Akhirnya Luna menyetujui keputusan Bryan.
Bryan menghela nafas, padahal dari awal memang begitu seharusnya tanpa harus perlu berdebat, seandainya ada kamus untuk bisa memahami perasaan wanita dia pasti akan membelinya.
Bryan menganggukkan kepalanya. "Iya sama-sama, Luna."
"Oh iya Juan, apa kamu punya baju yang kecil? Aku dari pagi belum ganti pakaian." Tanya Luna dengan malu-malu, lagi-lagi dia harus merepotkan Bryan, sangat merasa tidak enak hati.
Bryan yang memiliki badan tinggi dan kekar, sementara Luna yang sedikit mungil, tidak mungkin ada pakaian Bryan yang cukup untuk badan semungil Luna, yang ada dipakai sarung untuk Luna.
"Bajuku akan pasti akan kelonggaran di badan kamu, biar kita beli saja malam ini." Bryan merasa hal itu tak masalah, karena niat Bryan membelikan baju untuk Luna bukan untuk memikat hati Luna, tapi dia tulus ingin menolongnya.
Luna tidak mau merepotkan Bryan lagi, "Oh gak usah, Juan. Aku gak mau merepotkan kamu."
"Gak apa-apa, aku tunggu kamu di depan rumah ya." ucap Bryan, dia segera berdiri, meraih jaket dan kunci motornya yang tergeletak di kursi tamu, lalu segera berjalan keluar rumah.
Luna tak bisa menolaknya, karena dia memang membutuhkan pakaian ganti.
...****************...
Bryan sebenarnya paling malas mengantarkan wanita belanja, cara wanita memilih pakaian cukup memakan waktu berjam-jam, tapi yang dia beli paling hanya satu atau dua biji, paling parah tidak beli sama sekali dengan alasan tidak ada yang cocok.
Tapi demi meluluhkan hati Luna, apapun akan Bryan lakukan, dia cukup bersabar menunggu Luna memilih pakaian, entah pakaian apa yang ingin di beli wanita itu, sehingga hampir satu jam belum juga mendapatkan satu baju saja.
Bryan memergoki Luna sedang mengintip harga di balik pakaian yang ada di Mall itu, mungkinkah harga adalah salah satu alasan wanita belanja lama?
"Kamu beli aja semua pakaian yang kamu mau, Luna." Bryan sama sekali tidak keberatan jika Luna ingin membeli pakaian yang harganya mahal.
"Tapi harganya cukup mahal, Juan." Luna takut Bryan menjadi tekor karena dia tahu pekerjaan Bryan hanyalah seorang tukang ojek online.
"Gak apa-apa, kebetulan aku punya tabungan, apalagi kamu kerja di rumah aku, wajar lah jika aku membelikan baju untuk kamu." Jawab Bryan dengan santai, dia ingin Luna membeli pakaian sesuai dengan kesukaan dan seleranya, tanpa perlu dibebani dengan yang namanya harga.
Luna pun menganggukkan kepalanya, dia segera memilih pakaian yang dia suka.
Bryan tak sengaja melihat ada orang-orang berlarian keluar dari Mall, mereka terlihat panik sekali.
"Kebakaran!"
"Kebakaran!"
"Kebakaran!"
Semua orang berteriak sambil berlarian, telah terjadi peristiwa kebakaran yang terjadi di Mall tersebut, rupanya sumber apinya terdapat pada sebuah cafe yang ada di.Mall itu, tepatnya berada di lantai paling bawah.
Suara peringatan kebakaran mulai terdengar keras, membuat semua orang disana berhamburan keluar dari dalam Mall untuk menyelamatkan diri sendiri.
Bryan bergegas meraih tangan Luna, membawanya berlari untuk menyelamatkannya dari kobaran api.
Semua orang berusaha menjauhkan dirinya dari Mall tersebut, apalagi api sudah memulai membesar, sementara pemadam kebakaran masih berada dalam perhotelan. Begitupun Bryan dan Luna, mereka ikut berkumpul dengan masa yang berkerumun, setelah berhasil keluar dari Mall itu.
Terdengar suara tangis seorang ibu, dia menjerit-jerit memanggil nama anaknya, "Desi!"
"Anakku ada di dalam!"
"Arrrgghh.... Desi!"
Ibu tersebut hampir mau pingsan karena tidak tahu bagaimana nasib sang anak, saat itu dia meninggalkan anaknya yang berusia 10 tahun tersebut, di sebuah cafe yang ada di Mall tersebut, karena dia harus membawa dompet yang ketinggalan di dalam mobil.
Ketika ibu tersebut mau masuk lagi ke dalam Mall, ternyata telah dihalangi para security yang mengamankan orang-orang yang berada di Mall tersebut, jangan ada yang masuk ke dalam, justru mereka semua harus keluar dari Mall itu.
[Sistem mendeteksi ada 5 orang yang terjebak di dalam, Tuan.]
[Data para korban kebakaran yang ada di dalam Mall:
Nama: Desi
Usia : 10 tahun
Nama: Umar
Usia: 60 tahun
Nama: Saodah
Usia : 54 tahun
Nama: Reni
Usia: 30 tahun
Nama: Adit
Usia: 5 tahun]
Bryan merasa terketuk hatinya untuk menolong mereka, "Aku harus menolong mereka." ucapnya dengan pelan.
Luna terkejut ketika dia baru menyadari bahwa Bryan tidak ada di sampingnya, pria itu tiba-tiba menghilang. Matanya beredar mencari keberadaan Bryan di kerumunan sana.
Luna mendengar suara orang-orang menjerit diiringi sorakan, ketika melihat ada seorang pria yang memakai helm berwarna hitam dan memakai jaket ojek online berlari kencang masuk ke dalam Mall.
"Ada ojol yang berlari ke dalam!"
"Wah, siapa dia? Nekad sekali!"
"Apa mungkin dia Ksatria Berhelm Hitam itu?"
Prang...
Pria berhelm hitam itu masuk ke dalam dengan menendang dinding kaca.
Luna mengerutkan keningnya, apakah mungkin pria itu Bryan? Karena dia sangat mengenali helm yang dipakai oleh Bryan, walaupun sebenarnya helm itu telah pasaran, tapi karena kemunculan pria itu bersamaan dengan menghilangnya Bryan.