NovelToon NovelToon
Transmigrasi Gadis Pengacara

Transmigrasi Gadis Pengacara

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Beda Dunia / Iblis / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Nara Stephana, pengacara cemerlang yang muak pada dunia nyata. Perjodohan yang memenjarakan kebebasannya hanya menambah luka di hatinya. Dia melarikan diri pada sebuah rumah tua—dan takdirnya berubah saat ia menemukan lemari antik yang menyimpan gaun bak milik seorang ratu.

Saat gaun itu membalut tubuhnya, dunia seakan berhenti bernafas, menyeretnya ke kerajaan bayangan yang berdiri di atas pijakan rahasia dan intrik. Sebagai penasihat, Nara tak gentar melawan hukum-hukum kuno yang bagaikan rantai berkarat mengekang rakyatnya. Namun, di tengah pertempuran logika, ia terseret dalam pusaran persaingan dua pangeran. Salah satu dari mereka, dengan identitas yang tersembunyi di balik topeng, menyalakan bara di hatinya yang dingin.

Di antara bayangan yang membisikkan keabadian dan cahaya yang menawarkan kebebasan, Nara harus memilih. Apakah ia akan kembali ke dunia nyata yang mengiris jiwanya, atau berjuang untuk cinta dan takhta yang menjadikannya utuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masuk Ke Istana

"Dia adalah pengawal ku. Aku adalah pangeran Raze, dan kau tahu siapa itu Raze?"

Pertanyaan itu membuat Nara membeku. Tentu dia tahu siapa itu Raze. Ia sedang berdiri tepat di depannya. Raze, salah satu pangeran yang diceritakan Uto. Nara sudah bertemu dengan salah satu pangeran, itu artinya, dia tinggal menemukan sisanya yang bernama Arven. Dengan begitu, ia bisa menganalisa siapa pangeran yang telah menariknya ke dunia bayangan. Begitu yang Nara tekankan dalam pikiran.

Nara kemudian berfikir keras untuk menjawab. Salah bicara bisa berakibat buruk.

"Pangeran Raze?" Nara mengulangi dengan suara pelan, mencoba mengulur waktu. Ia berpura-pura berfikir sejenak.

Raze menyilangkan tangan di dadanya. Alisnya terangkat dengan ekspresi penuh rasa ingin tahu, atau mungkin kecurigaan. "Ya, Pangeran Raze. Kau pasti pernah mendengar namanya."

Nara mengangguk pelan. "Tentu saja. Siapa yang tidak mengenal Pangeran Raze? Dia Pangeran yang sangat kuat, pintar, dan..." Ia berhenti sejenak, menimbang kata-katanya, "...berpendirian teguh."

"Berpendirian teguh?" Raze mengulang dengan nada sinis, sudut bibirnya terangkat sedikit. "Itu cara tersopan mengatakan kerasa kepala bukan?"

Nara tersenyum kaku, berusaha menghindari tatapan Raze. "Aku hanya mengatakan apa yang orang katakan tentangnya."

"Hmmph, begitu rupanya." Raze mendekat satu langkah, membuat jarak mereka semakin kecil. "Lalu apa tanggapan mu tentangnya?"

Itu jebakan, Nara tahu itu. Raze selalu ingin dengar pujian ketimbang dikritik. Tapi jika terlalu memuji, itu akan tampak mencurigakan. Nara menarik nafas dalam, mencoba menjawab sesuai kata hatinya.

"Menurutku, kata kuat dan pintar yang kudengar seperti perumpamaan untuk orang yang luar biasa. Namun, berpendirian teguh itu sendiri terdengar seperti memiliki ambisi yang besar. Jadi aku menarik kesimpulan, bahwa Pangeran Raze orang luar biasa yang berambisi."

Raze menyipitkan matanya, seolah mencoba membaca pikiran Nara. "Kau memberi penilaian seperti kau banyak tahu tentangku."

Nara memaksakan senyumnya. "Hanya ulasan dari apa yang aku dengar."

Raze menatap Nara beberapa detik lebih lama. "Setidaknya kau tidak berbicara omong kosong seperti yang lain. Tadi aku dengar, kau menyebut Junto bahwa dia makan tidak bayar, dan malah menyerang dirimu. Apakah itu benar?"

"Iya benar. Tanyakan saja pada dirinya."

"Nara!"

Refleks, Nara, Raze, dan Junto menoleh ke arah suara tersebut. Disana berdiri Uto, membawa dua tanghulu di tangannya dengan tatapan lurus ke arahnya. Raze langsung menatap Uto dengan tatapan selidik, berusaha mencari tahu apa hubungannya lelaki itu dengan Nona cantik bergaun ungu tersebut. Sementara itu, Nara sedikit terlihat bingung, meskipun ada sedikit senyum muncul di bibirnya.

Uto mendekat, menyurukkan tanghulu ke arah Nara lalu berkata, "Ayo pulang, udah malam. Kakak cemas kalau kamu sampai kelelahan--" Ucapannya pada Nara berhenti sejenak. Uto menyapa Pangeran Raze dengan penuh hormat agar sesuatunya berjalan lancar.

"Yang Mulia Pangeran, ampuni saya yang tidak melihat keberadaan Anda." Begitu katanya, sambil membungkukan badan. "Maafkan adik saya yang tidak hormat ini." Uto sedang berlagak sebagai kakak, membuat Nara melipatkan dahi.

Raze menyipitkan matanya lalu tersenyum kecil seperti seseorang yang baru saja mendapatkan ide licik. Dia menatap Nara dengan serius dan berkata pada Uto, "Adikmu telah menciptakan persinggungan dengan anggota kerajaan. Dia bilang Junto melakukan hal tidak terpuji bahkan tertuduh telah menyerangnya. Aku ingin menanyakan kepada Junto, apakah yang dikatakan Nona ini benar?" Tatapan Raze beralih ke sang pengawal.

"Itu salah paham Pangeran. Justru Nona ini telah menghina otoritas Kerajaan."

Nara membelalakkan matanya terkejut. "Apa kamu bilang? Aku tidak pernah bikin masalah dengan penghinaan seperti itu! Tunjukkan bukti kalau aku memang bersalah."

"Apakah dirimu juga bisa memberikan bukti bahwa kau juga tidak bersalah, Nona--- Nara." Raze tersenyum simpul. Nara hanya bisa terpaku, karena ia sulit membuktikan. Satu-satunya cara hanya menemui pemilik kedai. Tapi rasanya itu tidak mungkin, melihat Pak tua itu juga gemetar menghadapi Junto. Bisa-bisa beliau memberikan keterangan palsu saking takutnya berurusan dengan Raze.

Nara terlihat bingung dan panik. Sementara Uto merasakan kelicikan Raze sudah mulai bekerja.

"Nara, adikku. Kau seharusnya tidak bersikap seperti ini pada anggota istana. Aku tidak habis pikir denganmu, adik. Berani-beraninya membuat persinggungan macam ini."

Mendengar itu Nara rasanya muak. Uto itu bukan pemandu, tapi menjerumuskan. Begitu kira-kira Nara menerjemahkan. Bukannya membantu, tapi malah drama. Yang pertama menghilang meski ribuan panah serampangan menuju tubuh Nara. Dan sekarang, Uto malah seolah-olah membuat situasi menjadi pelik.

"Yang Mulia Pangeran, hukum saja adikku jika memang bersalah."

Nara mendelik tajam ke Uto. Dia ingin menendang tulang keringnya, namun lebih dulu diberi isyarat oleh laki-laki itu. Nara mengerti meskipun sedikit kesal. Dia tidak terbiasa dituduh tanpa bukti, dan harus nerima begitu saja.

"Tentu saja aku akan menahannya sementara, sebelum semuanya jelas. Junto, bawa Nona ini ke dalam istana."

"Baik Pangeran."

"Yang Mulia Pangeran, bolehkah saya sebagai kakak memeluk adik untuk terakhir kalinya?" Uto menjegal Junto yang sudah ingin membawa Nara. Ada yang mau Uto pesan ke wanita tersebut.

"Sebentar saja!"

Dalam pelukan, Uto membisikkan kalimat agar Nara memakan tanghulu yang sudah ia berikan ramuan kuat. Nara mengarungi dua dunia, dimana saat ia tertidur justru ia terbangun lagi, dan itu cukup membuatnya lelah.

"Nara, ini hari terakhir gue jadi pemadu lo. Setelah ini gue bakal pergi, dan nggak muncul lagi di hadapan lo selagi lo berada dalam istana."

"Pergilah Uto, gue bisa sendiri tanpa ada lo kok." Jawab Nara dengan nada tersirat kekecewaan. Uto menatapnya sedih. "Jangan sedih begitu Uto. Lo sendiri yang bilang jangan ada kata baper!" Kemudian Nara pasrah ikut dengan Raze, tanpa menoleh sedikit pun ke arah Uto berdiri.

...****...

Keesokan harinya, istana gempar oleh sebuah pengumuman yang tak terduga. Raze, sang pangeran malam mengumumkan pembatalan pernikahannya dengan anak Menteri Utama tanpa alasan yang jelas. Padahal tinggal sedikit lagi, Raze bisa mengambil tahta singgasana.

Berita itu menyebar dengan cepat ke seluruh pelosok istana, membuat para pejabat dan bangsawan berbisik penuh tanda tanya. Anak menteri yang gagal dinikahi Raze, terlihat keluar dari balairung dengan wajah pucat, tanpa sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Meskipun ini pernikahan politik, kegagalan ini tetap meninggalkan rasa sakit pada wanita tersebut. Beberapa orang mencoba menanyakan alasannya, tetapi dia hanya menggelengkan kepala sebelum akhirnya berlalu dari keramain.

Di sisi lain, Raze tampak tenang meski dikelilingi oleh tatapan penuh kecurigaan. Saat ditanya oleh penasihatnya, dia berkata bahwa ini keputusan pribadi yang tidak perlu diperdebatkan. Raze juga bilang kalau dia memiliki prioritas lain yang lebih penting saat ini."

Jawaban itu hanya menambah kebingungan. Ada yang menduga ini terkait masalah politik, tetapi sebagian lainnya percaya bahwa keputusan ini dipengaruhi oleh seseorang-- yang berhasil mengguncang hati sang pangeran.

Terlebih, seisi Istana tahu kalau Raze membawa seorang gadis masuk ke Istana. Sebenernya hari ini ada satu lagi kabar menggemparkan selain gagalnya pernikahan Raze. Yaitu kabar bahwa Nara..

.

.

Bersambung.

1
Teteh Lia
lanjut Kaka...
Teteh Lia
pangeran Arven udah ada pawangnya, nih...
Ikan
Et dah bocah
Zenun: hehehehe
total 1 replies
RE💜
mau ngungkit Nara ada hubungan sm iblis itu kan
Zenun: hmm bisa jadi
total 1 replies
F.T Zira
Raze lagi😮‍💨😮‍💨
Zenun: 😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
F.T Zira
oiiii.... ambil kesempatan amat sihhh🙈🙈🙈
Zenun: iya dong hehe
total 1 replies
F.T Zira
keksihnya kan si Nara..ehh🤭🤭
Zenun: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Dewi Payang
tisak/tidak
Zenun: 😁😁😁😁👍
total 1 replies
Dewi Payang
Ada yang nguping
Zenun: yuhuuu
total 1 replies
Dewi Payang
Ads/ada✌️✌️
Zenun: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Teteh Lia
definisi cinta buta atau keegoisan semata nih?
Zenun: egois kayanya
total 1 replies
Teteh Lia
yang udah dapet salam tempel mah jadi tenang ya,,, 🤭
Teteh Lia
Prit.... woy... maen sosor aja...
Zenun: hehehe
total 1 replies
Teteh Lia
jangan ngintip, bang.... ntar bintitan .
Zenun: 🙈🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
Ikan
Yeu bocah, baru dikiss doang udah ke mana-mana pikiran. Menjelalah kamar Ratu Athera weyyy
Zenun: xixixixi
Ikan: Emang agak lainn
total 3 replies
Ikan
Tok tok permisi dulu dah kata aku teh, asal nyosor aja kau
Zenun: Iiiih, tetep dibalikin atuh😁
Ikan: Ya, silakan. Tapi kalau udah distempel nggak bisa retur ya
total 3 replies
Dewi Payang
Ecieeee, yg kasih penjelasan🤭🤭🤭🤭
Dewi Payang
Haduh si Arven😁
Dewi Payang
Raze benar juga,
Zenun
Jangan, nanti keenakan😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!