Di awal kecelakaan yang menuntun dia harus pergi ke badan seorang wanita yang sebenarnya yang dia tidak ketahui.Membuat wanita itu mulai membiasakan hidup sebagai pemilik badan ini,sampai semuanya ia ketahui betapa berat penderitaan yang dialami pemilik badan ini.
Disaat itulah wanita itu bertekad merubah jalan kehidupan lebih baik dan tak akan tertindas oleh orang-orang yang membenci dirinya.
" Aku janji padamu,akan memberikan kehidupan yang lebih baik dari ini." batin Misya yang saat itu berjanji akan memberikan kehidupan yang lebih baik dari ini.
Bahkan akan memberikan kebahagiaan untuk dirinya walaupun ini bukan tubuh miliknya tapi milik orang lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
situasi makin memanas ####
"Apa kamu bilang!" Teriak Fendi.
"Bisa tidak kalian berdua diam!" Teriak tuan Mahendra yang mendengar keduanya saling ribut.
"Dia yang salah pa,ditanya bukannya menjawab malah diam tanpa menjawab. Mana sopan santun kamu Misya." Fendi benar-benar tak bisa menahan rasa marahnya.
Mendengar ceramah pria itu makin membuat Misya makin diuji kesabaran dirinya.
"Coba kamu introspeksi diri,apa benar posisi kamu disaat kita sedang makan harus berbicara?" Tanya Misya yang tak mau kalah dirinya disalahkan.
Fendi langsung terdiam,dia pun sadar diri jika itu tidak baik saat posisi kita sedang makan berbicara."Kamu diam aku anggap kamu paham." Jawab Misya yang melanjutkan makan malamnya.
Reaksi satu ruangan hanya terdiam, mereka merasa jika Misya seperti terlihat beda tidak seperti biasanya dan dirinya lebih berani menjawab yang biasanya hanya terdiam dan menundukkan kepala karena ketakutan.Tapi berbeda dengan sekarang,Misya lebih berani dan membuat semua orang kaget dengan perubahan dalam diri Misya.
"Beraninya kamu."ucap Tiara yang terlihat marah besar.
"Diam dan makan.Bukan waktunya berdebat hal sepele,sepertinya tuan harus mengingatkan putri anda ini bagaimana cara bersikap baik pada saat makan." Ucap Misya langsung menegur papanya,tuan Mahendra hanya melirik sembari melihat putrinya begitu tenang menikmati makan malamnya.
"Lihat putrimu yang sudah keterlaluan pa." Ucap nyonya Andini yang terlihat marah.
Misya segera mengakhiri makan malamnya,dia mulai muak dengan akting keluarganya yang terlalu lebay.Misya memilih pergi meninggalkan tempat,tuan Mahendra hanya terdiam menatap putrinya yang sudah pergi menjauh.
Misya langsung masuk kedalam kamarnya,baru saja dia duduk tiba-tiba saja handphone miliknya berdering.
"Halo ."
"Kamu siapa,kenapa kamu menyuruhku untuk." Belum selesai berbicara tiba-tiba saja Misya berkata sesuatu.
"Kode mawar hitam." Mendengar kata-kata itu,sontak saja Arya dibuat kaget dengan ucapan kode itu.
"Nona Misya."
"Iya,ini aku.Pasti kamu menganggap aku sudah mati kan?" Tanya Misya yang dapat menebak apa yang dipikirkan asistennya.
"Kalau begitu siapa yang dikubur didalam tanah itu?" Tanya Arya yang makin bingung.
"Lebih jelasnya besuk aku ceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan ingat perintahku tadi, besok kita bertemu ditempat biasanya pukul 9 pagi .Jangan sampai ada orang lain tahu tentang hal ini." Peringatan Misya pada asistennya.
"Baik nona, saya mengerti.tapi boleh saya tanya sesuatu pada nona, sekarang nona berada dimana?" Tanya Arya yang masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Saat ini aku berada ditempat aman, kalau kamu ingin tahu besok kita bertemu ditempat biasa dan disanalah aku akan bercerita semuanya padamu." Jawab Misya dengan santai.
"Baik nona saya mengerti." Jawab Arya yang begitu antusiasnya ingin bertemu dengan Misya.
Setelah memutuskan sambungan teleponnya,Misya tiduran ditempat tidurnya yang memang hanya kasur busa yang cukup tipis hingga Misya harus beradaptasi dengan kondisinya saat ini.
"Memang tempatnya tak begitu nyaman, yang terpenting aku bisa istirahat walaupun keadaan seperti ini." Batin Misya yang diliputi rasa pasrah dengan kondisi saat ini.
Misya langsung memilih untuk istirahat karena besok dia akan disibukan dengan kegiatannya.
Pagi hari
Seperti biasanya Misya bangun lebih pagi,dia menyempatkan waktunya untuk olahraga pagi seperti yang dia lakukan.Tanpa ia sadari ada seseorang yang terus mengawasi dirinya.Orang itu bersembunyi melirik kearah Misya yang menikmati waktu dengan berolahraga.
Hingga orang itu memilih untuk pergi agar tidak diketahui oleh Misya, setelah selesai olahraga Misya memilih untuk segera mandi .Tapi tiba-tiba saja tangannya ditarik dari belakang yang sontak membuat kaget Misya.
"Kamu mau kemana lagi bukannya menyiapkan sarapan pagi." ucap nyonya Andini yang menghentikan langkah Misya.
Misya mengernyit dahinya."Apa tidak salah,bukannya anda yang harus menyiapkan itu semua?" Tanya Misya yang mulai berani membantah.
"Masih berani kamu melawan!" Teriak nyonya Andini yang begitu marah besar pada Misya.
Misya langsung maju mendekati nyonya Andini."Harusnya anda yang tahu diri,kamu sebagai ibu harus mempersiapkan itu semua untuk anak dan suamimu bukan aku yang harus mengerjakannya.Paham kan apa yang aku bicarakan." ucap Misya yang langsung pergi masuk kedalam kamar mandi.
Nyonya Andini benar-benar tak terima apa yang Misya lakukan padanya."Awas saja akan ku laporkan papamu." Gumam nyonya Andini yang benar-benar tak terima apa yang Misya lakukan padanya.
Dari perdebatannya itu Misya tak mau diam saja, bahkan dirinya bukan Misya yang mereka kenal.Dirinya adalah Misya yang lain,misya awalnya heran betapa jahatnya mereka yang secara terang-terangan menindas dirinya.
Tapi bagi Misya itu tidak berlaku baginya, dia bahkan melakukan hal yang lebih keras.Cukup Misya yang dulu yang merasakan itu semua. Kini posisi Misya dia tempati walaupun badan ini bukan miliknya.
Misya seperti biasanya sibuk didalam kamar, tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dan ternyata itu bibi Mia yang datang menghampiri dirinya.
"Nona Misya."
"Ada apa bibi?" Tanya Misya yang baru saja merapikan rambutnya.
"Sudah waktunya nona untuk sarapan pagi, tapi kenapa nona masih ada di dalam kamar?" Tanya balik bibi Mia.
"Ini , sebentar lagi selesai." Jawab Misya yang sibuk menata rambutnya.
Bibi Mia tampak tersenyum melihat Misya yang tampak begitu berbeda."Kenapa bibi tersenyum?" Tanya Misya yang melihat ekspresi aneh dari bib Mia.
"Tidak apa-apa non,bibi hanya merasa nona terlihat berbeda seperti tidak biasanya.Bahkan nona terlihat lebih cantik seperti biasanya." ucap bibi Mia yang pangling dengan penampilan Misya yang sekarang ini.
"Biasa saja bibi,ya sudah Misya mau sarapan dulu." Pamit Misya pada bibi Mia, setelah Misya pergi keruang meja makan semuanya sudah berkumpul dan dirinya terakhir datang. Respon Misya terlihat santai tanpa menyapa mereka semuanya.
"Kamu." ucap Fendi yang terlihat tidak suka dengan kehadiran Misya ditempat itu.
" Ada apa lagi, mau protes?" Pertanyaan itu membuat Fendi makin marah.
Misya langsung mengambil piring dan mengambil beberapa lauk untuk dia sarapan. Tiara benar-benar kesal dengan Misya yang semakin berani.
"Apa itu sopan santun mu pada mamamu, sampai-sampai kamu tak mau membantu mamamu." ucap tuan Mahendra pada Misya yang terlihat begitu menikmati sarapan paginya.
"Membantunya apa, sepertinya aku tidak punya masalah yang lain ." Jawab Misya dengan sinis.
"Misya!" Teriak tuan Mahendra yang tak bisa bersabar menghadapi putrinya lagi.
"Ada apa tuan Mahendra." Ucap Misya yang makin membuat papanya makin emosi.
Suasana di ruangan itu makin memanas dan Misya lebih memilih untuk berdiri dari tempat duduknya.
"Sepertinya kesabaran saya sudah habis tuan Mahendra."Ucap Misya yang menatap tajam kearah papanya dengan tatapan benci.