Ziva adalah seorang penulis novel romantis yang di gemari banyak orang, suatu karya nya di notis oleh seorang sutradara.
namun mereka meminta Ziva untuk menambah sosok baru untuk membuat cerita lebih menarik lagi.
dan malam itu Ziva menciptakan tokoh figuran dengan kehidupan menyedihkan,di hamili oleh antagonis pria yang tergila-gila pada protagonis perempuan.
namun karena sesuatu yang terduga keesokan harinya, Ziva malah bertrasmigrasi ke tubuh figuran itu, dan sial nya dia berpindah setelah figuran melakukan malam panas nya.
bagaimana kelanjutan kisah nya, staytune yaaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16 bertemu protagonis pria
Netta dan priksa sudah sampai di kampus dan sudah masuk ke dalam kelas.
Di dalam ruangan masih cukup sepi, karna kelas akan di lakukan 10 menit lagi, jadi kebanyakan mahasiswa memilih menunggu diluar.
Di salam Agnetta sudah pucat, karena menahan mual, sungguh ia sudah lelah muntah seperti ini.
Tapi mau bagaimana lagi, ini bagian dari proses kehamilan nya, jadi dia harus menerima nya.
"Kamu gak papa. " tanya priska khawatir.
"Aman." ucap Netta tersenyum.
"Aku beli minum dulu. " ucap Priska khawatir.
"Gak papa ka- " ucap Netta, namun sahabat nya itu sudah pergi menjauh dari sana.
Netta hanya pasrah dan memilih menunggu sahabat nya itu, ia menelusup kan kepalanya di lipatan tangan nya.
Jujur Netta lemas dan benar benar mual, tadi sebelum masuk ke dalam kelas, orang orang mengucapkan selamat atas pernikahan palsu nya.
Netta sebenarnya tidak enak hati, tapi bagaimana lagi, ini demi kehidupan nyaman nya.
Netta mengangkat kepala nya saat para mahasiswa mulai masuk satu-persatu ke dalam kelas.
Juga bersamaan dengan pekikan mereka, untuk menyambut kedatangan pangeran fakultas manajemen.
Silas Frederik.
Pemuda itu berjalan bersama kedua sahabat nya masuk ke dalam kelas, dan duduk tepat di belakang netta.
Karena posisi tempat duduk mereka yang berbentuk setengah lingkaran, dengan kursi panjang yang menyatu.
Dan netta duduk kursi bagian paling depan, dan Silas dkk duduk di kursi jajaran ke dua.
"Netta, dia kelihatan pucat. " ucap sahabat Silas sambil memerhatikan Netta, nama nya Arka.
"Iya, hah... Padahal kalo belum nikah, udah ku confess perasaan ku pada dia. " ucap sahabat Silas yang lain, dia Dimas.
Silas hanya diam, walaupun dia tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia memilih untuk mengikuti permainan gadis di depan nya itu.
"Semua nya, dosen kita gak masuk hari ini. " ucap seseorang yang baru masuk ke dalam kelas.
Para mahasiswa hanya menghela nafas nya lelah, tau gini mending tidur sampe siang.
Netta menghela nafas lega mendengar nya, ia bangun dari duduk nya, karena ia sudah tidak tahan ingin muntah.
Silas yang melihat Agnetta berjalan keluar kelas pun mengikuti nya.
"Mau ke mana. "Tanya heru.
" toilet. "Ucap Silas datar.
Kedua teman nya hanya menganggukkan kepala nya mendengar itu, mereka pun ikut keluar, hanya saja mereka akan pergi ke kantin.
Di sisi lain Netta, gadis itu berusaha untuk berjalan menuju kamar mandi, walaupun rasa mual mulai terasa semakin pekat.
Setelah sampai di kamar mandi, Netta langsung berlari menuju wastafel dan memuntahkan semua isi perut nya.
Padahal dia belum makan apapun saat ini, dan alhasil yang keluar hanya cairan bening saja.
Huek...
Hah..
Huek...
Suara muntahan netta terdengar ke pendengaran seseorang yang berada di luar pintu toilet itu.
Dia silas, pemuda itu menatap sekitar lalu masuk ke dalam dan mengunci pintu kamar mandi itu.
Saat berbalik ia menatap netta yang terlihat pucat, dan tubuh nya terlihat mulai limbung.
Dengan cepat silas melihat itu langsung berlari dan menangkap tubuh mungil Arnetta.
Netta yang tadinya sudah pasrah akan terjatuh, membuka matanya pelan dan menatap sayu siapa yang menolong nya.
Dan ternyata itu adalah silas, ia merasa heran kenapa pemuda itu selalu berada di mana-mana, tapi...
"Terima kasih. " ucap Netta lirih.
Gadis itu mencoba bangkit dari pelukan silas, dan sial nya rasa mual nya kembali menyerang.
Dan netta buru-buru memuntahkan cairan bening nya kembali di wastafel.
Silas yang melihat itu termenung, ia langsung memijat tenguk netta dan mengusap punggung mungil itu.
"Sudah baikan. " tanya silas sambil mengusap kepala Netta.
Gadis itu hanya diam, lalu menganggukan kepalanya dengan nafas terengah-engah.
"Lumayan." lirih Agnetta pelan.
Silas memeluk perempuan itu, ia reflek melakukan nya entah kenapa, tapi hati nya tergerak untuk melakukan itu.
Agnetta pun hanya diam, ia merasa nyaman dalam pelukan Silas, mungkin itu keinginan calon baby nya.
Namun ia mencoba sadar, netta berbicara pada dirinya agar ia tidak tenggelam terlalu dalam pada kenyamanan ini.
Bagaimana pun rencana nya ada menjauhi Silas, yang walaupun riri mengatakan untuk mencoba berteman dengan pemuda itu.
Tapi netta tidak ingin terjebak dan berakhir jatuh cinta pada laki-laki itu, yang sial nya nanti akan bertunang dengan Michelle.
Netta melepaskan peluk silas, lalu mengusap mulut nya dengan tangan, ia membungkuk pada silas untuk mengucapkan terimakasih.
"Terima kasih. " ucap Netta.
Lalu gadis itu buru-buru langsung keluar dari kamar mandi itu, ingat an nya entah kenapa tiba-tiba mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu.
Netta begidik gelii, ia memilih langsung pulang saat itu, ia mengambil HP nya untuk menghubungi Priska.
"Kenapa netta. " tanya priksa di sebrang telpon.
"kamu ke mana? Dari tadi gak balik-balik. " tanya netta heran.
"Hehe itu sorry, tapi aku udah tau dosen nya gak hadir jadi aku makan dulu sebentar. " ucap priksa cengengesan.
"Tega nya, gak ngajak-ngajak lagi. " ucap Netta cemberut.
"Ya maaf. " ucap priksa namun terdengar suara grasak grusuk di sana.
"Kamu itu sendiri. " tanya netta sambil berjalan ke arah parkiran.
"Iya.. Sayang lama banget. " ucap seseorang di sebrang telpon.
"Heh itu kamu sama siapa. " tanya Netta kaget.
"Itu... " ucap priksa gugup.
"Suara nya kayak gak asing. " ucap Netta menebak.
Ia mencoba mengingat seseorang yang suara nya mirip seperti itu, hingga ingatan nya berhenti pada saat satu minggu yang lalu.
Tepat ia memergoki orang yang membuntuti nya, dia suruhan silas kan? Jika tidak salah.
"Demi apa!. " kaget Netta saat sadar siapa orang itu.
"ahk.Netta jangan gitu, nanti aku jelasin semuanya nya, dah ah. " ucap priksa terlihat gugup lalu mematikan telpon nya.
Netta menatap HP nya heran sambil cemberut, apa apaan sahabat nya itu.
"Aneh." gumam netta.
Gadis itu memilih untuk memasukan HP nya ke dalam tas, lalu ia berjalan ke luar gerbang.
"Hah... Pulang sendiri nih. " gumam Netta sambil menatap sekitar.
Ia berjalan pelan, ah seperti nya ia tidak jadi pulang, lagi pula masih siang, di rumah nya cukup membosankan juga.
Ia berencana pergi ke taman saja, tiba-tiba ia mengidam ingin makan, makanan asam.
Netta melihat taman yang ada di dekat kampus nya yang kebetulan sedang ada bazar di sana.
"Kebetulan banget. " ucap Netta tersenyum bahagia.
Ia langsung menyebrang jalan untuk pergi ke arah taman yang kebetulan berada di sebrang sana.
Namun saat ia menyebrang, dia tidak telalu fokus, hingga hampir saja dia terserempet motor, yang kebetulan sedang ngebut.
"Ahk... Astaga. " gumam Netta kaget.
Bagaimana tidak, ia hampir tertabrak, dan tiba tiba di tarik oleh seseorang ke arah belakang.
Netta melihat ke arah belakang, menatap heran, siapa laki-laki tinggi yang menolong nya itu.
"Robert... " panggil seseorang membuat Netta dan pemuda itu mengalihkan pandangan nya.
'Hah... Robert berarti dia protagonis pria. 'Batin Netta kaget.
***