Kumpulan Kisah horor komedi, kisah nyata yang aku alami sendiri dan dari beberapa narasumber orang-orang terdekatku, semuanya aku rangkum dalam sebuah novel.
selamat membaca. Kritik dan saran silahkan tuliskan di kolom komentar. 😘😘😘😘😘😘
Lawor di mulai!!! 😈😈😈😈😈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Sekolah Berhantu
"Tapi, aku berani bersumpah kok!" Kataku ke Edwin. "Barusan aku bersama anak kecil perempuan..."
"Namanya?" Tanya Edwin.
"Aku belum sempat menanyakan nya..."
"Keyz, lebih baik kamu tidak mengosongkan pikiranmu. Ini adalah nasehat dari seniormu, oke?" Dia menatapku dengan tajam. "Banyak kejadian aneh di sini selama aku bersekolah di sini."
"Ok. Mungkin saja aku tadi sedang melamun atau gimana."
"Nanti malam akan di adakan upacara penerimaan siswa-siswi baru. Kita akan melakukan kegiatan outbound tahun-an. Disana akan di ceritakan sejarah dan kejadian-kejadian aneh yang di alami oleh para senior selama bersekolah di sini. Pastikan kamu datang, oke?"
"Ok, ok. Tapi, benarkah sekolah ini sebegitu angker nya?"
"Lebih dari itu, Keyz. Oke, aku harus bersiap-siap untuk nanti malam. Kapan-kapan kita mabar. Kalau ada apa-apa, silahkan bertanya ke para ketua OSIS. Jangan sungkan."
Dia pun berlari menuju bagian dalam sekolah. Edwin, berbadan tegap, cukup berotot di usianya yang masih sekitar lima belas tahun yang menjadikannya dia terlihat jauh lebih tua dari yang seharusnya.
Aku kembali memfokuskan diri ke game Toram Online yang aku mainkan, di sana teman-teman yang bermain denganku sudah pada ngomel karena aku AFK cukup lama.
Baru lima menit bermain. Gadi kecil tadi muncul lagi di dekatku sambil tersenyum manis. "Hehe."
"Apanya yang hehehe?" Tanyaku. "Kamu ngilang kemana barusan?"
"Sembunyi di sana." Dia menunjuk ke tikungan yang ada di sebelah kiri ku. "Dia orangnya galak. Aku takut."
"Tapi, sepertinya dia tidak segalak yang kamu katakan deh."
"Lagian, tubuhnya empat kali lipat ku sih. Terus, aku kan masuk ke sini tanpa ijin. Wajar kan takut ketahuan."
"Haah..." Aku menghela nafas. "Lain kali jangan ngilang dan muncul mendadak, aku bisa jantungan."
"Ok, siap kak. Emm... Nama kakak siapa? Kita kan belum kenalan."
"Ah, benar. Aku keasyikan maen game sih. Maaf, maaf, namaku Keynard Lazuardi. Panggil saja Keyz."
"Hihihi, nama kakak aneh sekali. Namaku Siti Nurhaliza. Salam kenal juga kak."
"Kamu tinggal di dekat sini kan?" Aku menutup game Toram Online yang aku mainkan karena teman-teman sudah pada bubar. Kini aku menatap wajah gadis kecil yang bernama Siti Nurhaliza itu. Dari dekat, wajah benar-benar terlihat sangat cantik walaupun banyak kotoran yang menempel di wajahnya.
"Iya, kenapa?" Jawabnya sambil memainkan tangannya dengan kaku. Sepertinya dia salah tingkah saat aku menatap wajahnya.
"Kalau begitu, kamu tahu ada cerita apa di sekolah ini? Misalnya, kenapa sekolah ini angker dan semacamnya?"
"Iya. Aku tahu hampir semuanya. Mau dengar cerita ku?"
"Boleh, mau banget. Tapi, tidak sekarang, sebentar lagi ada kelas... Yahh walaupun masuk kelas, tapi tidak ada pelajaran, hanya saling sapa dan berkenalan dengan para siswa-siswi baru. Bagaimana kalau sepulang sekolah ku?"
"Ok. Nanti temui aku di sana ya " Dia menunjuk ke arah kebin yang tadi. Ada yang aneh, dengan kebun itu. Saat pertama kali aku melihatnya, kebun itu begitu rapi. Tapi, saat berbicara dengan Edwin, kebun itu terlihat berantakan. Kini, saat berbicara dengan Siti, kebun itu terlihat rapi kembali. "Tuh, Gubuk kecil itu. Aku tinggal di sana. Kalau kakak mau bertamu ke sana sih. Aku ga bisa memberikan suguhan apa-apa."
"Nanti aku bawa cemilan sendiri deh. Aku benar-benar penasaran dengan cerita sekolah ini." Aku berdiri. "Ok, kalau begitu kita berpisah sekarang. Bunyi bel sudah terdengar. Daah."
Nex
Sepulang sekolah aku langsung mampir ke gubuk kecil milik Siti Nurhaliza, dia sedang membersihkan halaman depan rumahnya. Dia begitu senang saat melihatku memenuhi janjiku. "Haaii!!" Sapa dia penuh semangat. "Beneran datang!"
"Tentu saja, janji adalah hutang. Jadi, harus di lunasi." Jawabku. "Jadi, cerita seperti apa yang ingin kamu ceritakan?"
"Dih. Mampir sini dulu lah. Masa cerita di luar rumah. Cuacanya lagi panas gini." Dia menarik tanganku, saat dia memegang tanganku, aku merasakan kalau tangannya sedikit dingin. Aneh, padahal cuaca sedang panas-panasnya.
Gubuk kecil itu di bangun dengan bahan bambu dan kayu. Dan hanya di isi oleh dipan kecil yang di atasnya ada kasur kapuk yang sudah mulai menguning. Tidak ada perabotan apapun di sana selain itu. Apa lagi kamar mandi.
"Kamar mandi ga punya." Kata Siti seolah bisa membaca pikiranku. "Aku harus menyelinap ke sekolahnya kakak kalau ingin buang hajat dan mandi. Maka dari itu, selama musim sekolah, aku jarang mandi di pagi hari. Jadinya ya kotor seperti ini penampilanku."
"Oh. Kalau memasak?"
"Aku membuat dapur kayu di luar. Disana aku memasaknya. Kadang juga di kasih oleh orang yang memperkerjakan aku di sini."
"Dih, tega banget ya orang itu." Kataku sambil memperhatikan wajahnya sekali lagi. Dia tersipu. "Bisa-bisanya dia memperkerjakan anak kecil dan secantik kamu di kebun seperti ini sendirian."
"Yah, apa boleh buat, kedua orang tuaku mewarisi hutang yang sangat banyak ke orang itu. Dan kedua orang tuaku sudah meninggal, jadi aku harus bekerja keras untuk mencicil Hutang itu."
"Tapi kan.. Setidaknya dia memberikan kamu tempat tinggal yang lebih layak. Siapa nama orang itu?"
"Pak Rawi." Jawabnya singkat, dan langsung murung.
"Maaf, sepertinya aku bertanya yang seharusnya tidak di tanyakan." Aku mengeluarkan beberapa jajanan dan minuman ringan yang aku beli sebelum aku datang kesini. "Nih, sebagai permintaan maaf ku."
"Wah. Jajan! Aku belum pernah mencobanya sama sekali!" Seru dia penuh semangat. Aku jadi merasa sangat iba terhadapnya. Dia hidup begitu berat sehingga untuk makan makanan seperti ini saja tidak pernah. "Enak sekali..." Sangking bahagianya, dia sampai menangis tersedu. "Kakak Baik sekali.."
"Aku tidak sebaik itu kok." Jawabku malu-malu anjing. "Habiskan semuanya, kalau kurang nanti aku belikan lagi."
"Iya. Terima kasih banyak, kak."
"Setelah kenyang, ceritakan cerita yang ingin kamu ceritakan."
"Okay!!"
Nex!!!