NovelToon NovelToon
Dokter Culun Tapi Jenius

Dokter Culun Tapi Jenius

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Dokter Genius / Identitas Tersembunyi / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:461.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Desau

Rendra bisa menempuh pendidikan kedokteran lewat jalur beasiswa. Di kampus dia diremehkan karena miskin dan culun. Tak jarang Rendra bahkan dibully.

Namun dibalik itu semua, Rendra adalah orang yang jenius. Di usianya yang masih 22 tahun, dia sudah bisa menghafal berbagai jenis anatomi manusia dan buku tebal tentang ilmu bedah. Gilanya Rendra juga piawai mempraktekkan ilmu yang telah dipelajarinya. Akibat kejeniusannya, seseorang menawarkan Rendra untuk menjadi dokter di sebuah rumah bordil. Di sana dia mengobati wanita malam, pecandu, orang yang tertusuk atau tertembak, dan lain-lain. Masalah besar muncul ketika Rendra tak sengaja berurusan dengan seorang ketua mafia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3 - Departemen Penyakit Dalam

Usai membuat keributan, Vino pergi begitu saja dari hadapan Rendra. Sundutan rokoknya sukses membuat ban sepeda Rendra bocor.

Rendra menghela nafas panjang. Kejadian seperti ini memang sudah biasa terjadi. Dalam satu bulan, dia pasti menemukan sepedanya dirusak. Namun Rendra tak pernah bertindak apapun untuk melawan para pembully, terutama jika mereka tidak menindasnya secara berlebihan. Bagi Rendra, dia masih bisa bertahan selama pembullyan tidak sampai ke ranah fisik.

Selain pintar, Rendra juga bisa dibilang memiliki mental yang kuat. Lihat saja, dia bahkan bisa dengan tenangnya menghadapi para pembully yang mengganggu. Itu juga bukan jadi halangan bagi Rendra untuk menuntut ilmu.

Kini Rendra masuk ke wilayah kampus. Kebetulan ada hal yang ingin dia urus di sana. Mengingat dia dipilih menjadi kandidat untuk ikut pertukaran mahasiswa ke luar negeri. Rendra penasaran dengan ilmu yang dia akan dapatkan di negeri orang.

Usai mengurus urusannya, Rendra langsung ke rumah sakit. Untuk sekarang dia bertugas menjadi dokter koas di departemen penyakit dalam. Dalam pendidikan kedokteran sendiri ada masa yang disebut masa koas atau tahapan terakhir dalam mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi dokter. Di tahap ini, para mahasiswa kedokteran akan mendapat tugas praktek di berbagai departemen spesialis di rumah sakit.

Sudah tiga bulan lebih Rendra menjalani masa koasnya. Dia telah melewati masa koas di departemen spesialis anak.

Hari itu Rendra bertugas menangani pasien yang cuci darah. Pasien tersebut tergolong masih sangat muda. Tepatnya berusia 18 tahun. Namanya adalah Anika.

Anika terbaring di hospital bed dengan tatapan kosong. Ini sudah cuci darah ketiga puluh kali baginya.

"Dok... Apa aku bisa sembuh? Sampai kapan aku akan terus begini?..." lirih Anika. Matanya tampak berkaca-kaca.

Rendra tersenyum tipis sembari memeriksa kondisi fisik Anika. "Jangan ngomong begitu. Harusnya kau bersyukur, karena penyakitmu bisa di obati. Kau juga bisa berjalan seperti biasanya. Banyak loh pasien di rumah sakit ini yang penyakitnya nggak bisa di obati," tanggapnya panjang lebar.

"Tapi aku capek, Dok... Aku nggak bisa kerja. Karena ini juga aku diputusin sama pacarku..." Anika terisak.

Rendra dan dua perawat yang ada di sana lantas bertukar pandang. Menemukan pasien yang putus asa seperti ini tentu adalah hal biasa.

"Semuanya sudah siap, Dok. Prosedur pencucian darah bisa kita lakukan," imbuh Fitri, salah satu perawat yang sekarang menemani Rendra.

Rendra mengangguk. "Tunggu sebentar," ucapnya seraya menatap Anika.

"Kau nggak boleh merasa tidak memiliki harapan dalam hidupmu. Kalau kau terus begini, bagaimana kau bisa sembuh? Karena biasanya orang yang cepat sembuh itu adalah orang yang percaya kalau dirinya akan sembuh. Percaya kalau semuanya baik-baik saja. Lupakan orang yang sudah menyakitimu," tutur Rendra panjang lebar. Dia memang tipe dokter yang peduli pada pasien. Setidaknya untuk saat ini.

Anika memecahkan tangis. Karena itu, Rendra akan melakukan prosedur pencucian darah saat Anika siap.

...***...

Setelah melakukan prosedur pencucian darah, Rendra sibuk mengikuti dokter Reza. Dokter Reza sendiri merupakan dokter senior spesialis penyakit dalam sekaligus pembimbing para dokter koas di rumah sakit Hermawan.

Dokter Reza memiliki beberapa pasien yang dirawat di rumah sakit. Bersama dua temannya, Rendra sibuk mencatat hal-hal penting tentang diagnosa dan penyakit.

Hari itu, Dokter Reza juga kedapatan pasien baru yang menderita kanker darah. Dia mengajak para dokter koas ke ruang operasi. Sekarang mereka sudah berada di ruangan dengan segala perlengkapan yang sudah steril.

Dokter Reza menatap para dokter koas secara bergantian dengan serius. Tak terkecuali Rendra.

"Apa kalian tahu dengan yang akan aku lakukan di ruangan ini?" tanya Dokter Reza.

Rendra sudah mengangakan mulut untuk menjawab. Namun kalah cepat dari Ian.

"Melakukan prosedur operasi kan, Dok?" ujar Ian.

"Anak ingusan juga tahu kalau sekarang aku akan melakukan operasi! Aku itu menanyakan tentang operasi seperti apa yang akan aku lakukan. Kalian kok mau jadi dokter cara berpikirannya pendek sekali!" omel Dokter Reza dengan mata melotot. "Jadi dokter itu bukan main-main loh!" tambahnya.

Memang kebanyakan dokter pembimbing galak. Mengingat ilmu kedokteran erat kaitannya dengan nyawa manusia. Rendra tak bisa membayangkan akan segalak apa dokter yang akan ditemuinya saat di departemen bedah.

Ian menunduk. Dia tak bersuara lagi karena tidak tahu dengan prosedur operasi apa yang akan dilakukan oleh Dokter Reza. Hal serupa juga dilakukan Erik.

Berbeda dengan Rendra. Dia yang tahu segera angkat suara. "Biopsi sumsum tulang, Dok! Kita melakukan proses ini untuk mengetahui perkembangan penyakit pasien," ungkapnya.

Dokter Reza mengangguk. "Benar sekali! Pintar kamu. Kalau begitu, kau dan kau keluar!" suruhnya, mengusir Erik dan Ian.

"Tapi, Dok. Kami--"

"Keluar!" tegas Dokter Reza. Nampaknya dia tidak memberikan keringanan untuk dokter koas yang ilmunya minim.

1
Lisyati Supriyati
no coment ahh but good job lah rend👍
Mahayabank
/Good//Good//Good//Ok//Ok/
Mahayabank
Nah pembully an vino...segera tiba../Facepalm//Facepalm/
Mahayabank
Penjara dengan fasilitas nyaman tentu,x ...hadeeh.
Mahayabank
Makasih up,x /Ok/
Aisyah 🐾
apakah ada preman yg dulu ada di club malam
Aisyah 🐾
gila lebih baik
Aisyah 🐾
🤣🤣bagus juga kayaknya kalo di bawah di cukur,kenapa ya gak ada cukuran buat pria pas ti rame
Leni Agustina
cerdik alias cerdas dan licik,itulah yg harus dilakukan Rendra untuk menghadapi seorang vino.pembalasan Rendra baru saja dimulai.
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
habis kau vino kata maaf gak cukup untuk membayar semua kesalahanmu 😂
Yuli a
cerdik banget.... melukai tanpa menyentuh... biar orang lain yang bekerja ya ren....🤣🤣🤣 cukup kasih jalannya aja... sambil mengamati....
kaila
lanjut
༄༅⃟𝐐Nadhifa 💕👋🔰π¹¹™❣️
obat pelumpuh otak ya
Nay Nayla
...
Mahayabank
Mantaaap...Lanjuuuut lagiiee 👌👌👌
Mahayabank
Yaudah lanjuuuut lagiiieee 👌👌👌
Mahayabank
Penyiksaan berikutnya baru saja dimulai...
Mahayabank
Makasih sudah up /Ok/
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
rasain kau vino gak bisa nyaman lagi karena ada Rendra 😂😂
kaila
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!