"Ingat Queensha. Aku menikahimu hanya demi Aurora. Jadi jangan pernah bermimpi jika kamu akan menjadi ratu di rumah ini!" ~ Ghani.
Queensha Azura tidak pernah menyangka jika malam itu kesuciannya akan direnggut secara paksa oleh pria brengsek yang merupakan salah satu pelanggannya. Bertubi-tubi kemalangan menimpa wanita itu hingga puncaknya adalah saat ia harus menikah dengan Ghani, pria yang tidak pernah dicintainya. Pernikahan itu terjadi demi Aurora.
Lalu, bagaimana kisah rumah tangga Queensha dan Ghani? Akankah berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan Saya, Sha
"Tapi semua harapan dan impian itu pupus akibat ulah ibu tiri saya, Pak. Dia merayu mendiang Papa untuk tak menyekolahkan saya ke perguruan tinggi padahal saat itu perekonomian keluarga kami sedang bagus. Namun sayang, saya-"
Ucapan Queensha terhenti saat menyadari jika dia sudah banyak menceritakan masalah keluarga kepada orang asing. Meskipun orang itu adalah Ghani, yang tak lain adalah sang suami, tetapi hubungan mereka hanyalah sebatas majikan dan baby sitter saja. Suatu hari nanti mereka akan berpisah jadi sebaiknya dia tak membebani Ghani dengan masalah pribadinya.
"Kenapa tidak dilanjutkan? Saya masih penasaran dengan kelanjutan ceritamu, Sha."
Queensha tersenyum manis dan berkata, "Saya rasa memang tidak sebaiknya diteruskan, Pak. Enggak penting juga membicarakan masa lalu. Yang ada malah bikin hati saya semakin gondok karena teringat kejadian di masa lalu."
Suasana tiba-tiba hening. Tak ada satu orang pun yang berkata. Baik Ghani maupun Queensha, keduanya terdiam menikmati malam indah bertabur bintang.
"Lalu, Pak Ghani sendiri mau bicara apa?" tanya Queensha, memecah keheningan.
Ghani tak langsung menjawab, pria itu justru terdiam beberapa saat. Entah kenapa lidahnya terasa kelu, mulut seolah terkunci rapat seakan ada seseorang yang mengunci dan melemparkan kunci tersebut ke sembarang tempat. Sementara itu, Queensha hanya menarik napas dalam, tak mau memaksa majikannya untuk berbicara.
Ayolah, Ghani, jangan jadi lelaki pengecut! Bicaralah apa yang ingin kamu sampaikan kepada wanita ini. Akui kesalahanmu dan minta maaflah. Ingat, Ayah dan Bunda mengajarkanmu untuk menjadi pria gentle yang selalu meminta maaf apabila melakukan kesalahan, batin Ghani, mencoba meyakinkan diri untuk berani meminta maaf pada Queensha.
Kembali mengumpulkan keberanian di dalam dada. Pasrah jika setelah ini reputasinya sebagai pria dingin dan cuek hancur setelah meminta maaf kepada sang istri.
"Ehm ... Sha. Sebenarnya ... saya mau ... mau ...."
Sial, kenapa mulutku susah sekali meminta maaf kepadanya! dengkus Ghani kesal karena lidahnya benar-benar terasa kelu.
Kening Queensha mengerut, petanda bingung. "Bapak mau apa? Mau makan? Mau minum? Atau Bapak mau gantian sama saya untuk gendong Rora?"
Kepala Ghani menggeleng. "Bukan itu, Sha."
"Lalu?"
Ghani menarik napas panjang dan berat. Kemudian dia memejamkan mata sejenak guna mengumpulkan keberanian di dada. "Sebetulnya saya mau minta maaf atas kejadian semalam. Tidak seharusnya saya membentakmu dan mengatakan hal-hal yang tak sepatutnya diucapkan oleh seorang suami kepada istrinya. Semalam saya dikuasai amarah hingga tak dapat mengendalikan diri untuk tidak berbicara sesuatu yang justru melukai hatimu. Tolong maafkan saya."
Usai meminta maaf, pundak Ghani terasa lebih enteng seakan beban yang sejak semalam terangkat semua. Benar kata Rayyan, hati akan terasa lebih tenang jika kita mengakui kesalahan.
Segera mengatupkan bibir setelah mendengar permintaan maaf Ghani. Queensha tak menduga jika pria dingin yang terkenal sangat antipati terhadap perempuan bisa meminta maaf padanya.
"Kalau boleh jujur, sebenarnya saya sakit hati banget loh, Pak, saat mendengar Bapak menghina saya. Tanpa pernah tahu apa yang saya lalui di masa lalu, dengan mudahnya Bapak men-judge saya dan menghina saya sesuka hati. Sungguh, perkataan Bapak semalam telah menorehkan luka di hati saya."
Queensha sengaja mengutarakan apa yang dirasakan olehnya saat ini. Tidak bermaksud ingin membuat Ghani semakin merasa bersalah, dia hanya ingin agar pria yang telah mempersuntingnya dua hari lalu mengerti bahwa apa yang pernah pria itu ucapkan telah melukai perasaan seorang wanita yang berstatuskan sebagai istrinya.
"Namun, saya mengerti kenapa Pak Ghani bersikap begitu. Untuk menjaga nama baik keluarga, memang tak jarang membuat seseorang jadi gelap mata. Hal itulah yang Bapak alami kemarin malam. Saya pun kalau ada di posisi Bapak, akan melakukan hal yang sama. Tapi cara Bapak salah karena telah menuduh tanpa memberi penjelasan pada saya. Seharusnya Bapak tanya dulu sama saya apa yang terjadi kemarin siang. Setelah itu Bapak bebas mau membentak, menghina atau memukul saya sekalipun, saya ikhlas menerimanya karena memang saya bersalah."
"Saya bukan tipe pria yang mudah ringan tangan, Sha. Tidak ada dalam kamusku menampar serta memukul lawan jenis," sergah Ghani cepat. Ghani tidak mau jika Queensha beranggapan bahwa dia akan tega melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Queensha manggut-manggut, mendengarkan dengan seksama. Memang benar, selama tinggal dalam satu atap, para kaum Adam di keluarga Wijaya Kusuma tampak begitu menjaga dan melindungi kaum Hawa di rumah tersebut. Jadi, rasanya mustahil Ghani melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga mereka.
"Lalu, bagaimana? Apa kamu maafin saya, Sha?" tanya Ghani pada akhirnya. Dia harus mendapat jawaban sebelum mereka tiba di rumah. Ghani tidak mau jika masalah rumah tangganya diketahui Rayyan dan Arumi. Akan semakin keruh masalah rumah tangga mereka kalau sampai para orang tua turun tangan dan terlibat langsung dalam permasalahan yang tengah membelit pasangan pengantin baru itu.
Alih-alih menjawab pertanyaan Ghani, Queensha justru balik bertanya, "Menurut Bapak, gimana?" tanyanya menggoda. Entah mendapat keberanian dari mana, wanita itu berani menggoda sang suami. Mungkinkah pengaruh suasana sekitar membuat wanita itu lebih berani dari biasanya? Hanya Queensha dan Tuhan saja yang tahu.
Ghani berdecih kesal. Dia telah kembali ke mode semula. "Sudahlah, lupakan saja. Anggap saya tak pernah meminta maaf padamu." Pria itu mempercepat langkahnya menuju pintu masuk rumah dua lantai. Ia tinggalkan Queensha karena merasa kesal akan sikap wanita itu.
Sikap Ghani sukses membuat perut Queensha terasa seperti digelitik tangan tak kasat mata. "Hu ... baru aja jadi kucing manis, eh sekarang udah berubah jadi singa yang menakutkan." Terkekeh pelan sambil memegangi perut.
Wanita muda berparas cantik jelita berlari menyusul sang suami. Dia mengimbangi langkah Ghani agar mereka jalan bersisian. "Saya udah maafin Bapak, kok. Sebagai pelajaran, lain kali jangan langsung memarahi seseorang bila tak tahu duduk permasalahannya apa. Saya khawatir sikap gegabah ini justru merugikan Bapak sendiri."
Percakapan mereka terhenti ketika keduanya tiba di rumah. Saat kaki keduanya sudah menginjak lantai kediaman Wijaya Kusuma, Ghani dan Queensha sepakat menutup masalah rumah tangga mereka dan mencoba fokus menghadapi hari esok.
Saat ini Ghani tengah duduk bersandar di headboard tempat tidur. Tangannya sedang sibuk men-scrool layar ponsel. "Ehm ... ini bagus sih, tapi halamannya kurang luas. Enggak bisa naruh ayunan Aurora," gumam pria itu. Lalu dia kembali memilih contoh rumah dan apartemen di salah satu situs jual rumah terkenal di tanah air.
"Kalau yang ini kamarnya terlalu sempit. Yang ini cuma ada dua kamar doang, enggak bisa menampung banyak orang." Ghani meletakkan iPad miliknya di pangkuan, kemudian menyugar rambut dengan frustasi. "Ternyata mencari rumah itu tak semudah membalikkan telapal tangan, susah susah gampang. Tidak bisa langsung beli karena banyak yang perlu dipertimbangkan."
Lantas, Ghani menaruh benda pipih berukuran 10 inci ke atas nakas, lalu merebahkan tubuh di kasur empuk miliknya. "Besok saja aku cari lagi. Malam ini sebaiknya aku tidur karena besok harus berangkat pagi." Sebelum memejamkan mata, Ghani sempatkan melihat Queensha yang sudah terlelap beberapa menit yang lalu. "Good night, Sha."
...***...
😂😂😂
Bahkan lulu sampai memperingati ghani harus menjaga queensha 🤔