ENDING (Akhir Dari Cinta Dan Dendam)

Dengan perasaan takut dan khawatir. Catherine mondar mandir di depan UGD menunggu dokter keluar dari dalam. Tak beberapa lama dokter akhirnya keluar.

"Pasien tiba-tiba mengalami serangan jantung. Ia harus melakukan rawat inap selama 2 hari ke depan untuk memastikan kondisi pasien lebih detail."

"Perawat akan memindahkan pasien ke kamar rawat inap. Anda bisa menjenguknya setelah dipindahkan ke kamar rawat." lanjutnya sebelum pergi dari sana.

Tak butuh waktu lama. Seorang perawat mendorong brankar ibu Catherine keluar dari ruangan UGD. Catherine mengikuti mereka dari belakang.

Disisi lain

Tuan Jonas belum mengetahui kondisi istrinya karena masih sibuk menyelesaikan urusan perusahaan.

"Tuan apa yang harus kita lakukan? Kondisi keuangan perusahaan sudah sangat kritis. Kita sudah tidak memiliki dana simpanan untuk biaya operasional perusahaan kedepannya. Bahkan para investor menarik saham mereka dan berlomba-lomba menjualnya kepada Albertus Group."

Tuan Jonas sangat cemas mendengar perkataan asistennya. Namun, otaknya tiba-tiba buntu mengatasi masalah yang menimpa perusahannya.

"Jika terus begini maka kemungkinan besar Albertus Group akan menjadi pemegang saham terbesar setelah Anda."

Tuan Jonas menatap papan namanya yang terpajang dengan kokoh di atas meja. Papan nama itu mengingatkan pria itu dengan masa lalunya.

Bagaimana perjuangannya membangun bisnis mulai dari nol hingga besar seperti sekarang ini.

"Jika kondisi ini terus terjadi. Saya yakin Albertus Group akan mengakuisisi Jonas Group dalam waktu dekat."

"Ajukan pinjaman ke bank!" perintah Tuan Jonas tiba-tiba mengeluarkan beberapa dokumen perusahaannya.

"Tapi, Tuan?"

"Lakukan saja. Aku tidak ingin puluhan ribu karyawan harus mengalami PHK dalam situasi seperti ini."

Asisten Tuan Jonas akhirnya mengangguk dan keluar dari ruangan atasannya untuk melaksanakan perintah.

Tak beberapa lama ponsel Tuan Jonas berdering. Ia langsung mengangkat panggilan telepon dari putrinya.

[Pa. Mama mengalami serangan jantung setelah menerima telepon dari seseorang. Kami sekarang ada di rumah sakit.]

Deg

Pria paruh baya itu langsung berdiri dan keluar dari ruangannya dengan perasaan cemas.

Saat tiba di lobi. Beberapa wartawan terlihat berdiri di depan gedung menunggu pria itu keluar dari perusahaannya.

Tuan Jonas memutuskan pergi ke parkiran ruangan bawah tanah mengendarai mobil kantor untuk pergi ke rumah sakit.

Sepanjang perjalanan pria itu tak henti-hentinya memikirkan kondisi istrinya dan juga masalah perusahaan.

"Mengapa masalah datang bertubi-tubi ke keluarga kami." gumam Tuan Jonas dengan mata berkaca-kaca.

Saat mobil yang dikendarai pria itu melaju dengan kecepatan normal. Maka disaat itu juga sebuah mobil dari arah yang berlawanan melaju dengan kecepatan tinggi.

Tin

Tin

Tin

Tuan Jonas menyembunyikan klakson mobil yang dikendarainya berulang kali. Namun, mobil yang datang dari arah berlawanan melaju semakin kencang hingga sejajar dengan jalan yang dilalui mobilnya.

Citttt

Tuan Jonas menginjak rem dengan kuat. Namun, sepersekian detik kemudian mobil yang dikendarainya menghantam sebuah benda besar hingga terdengar suara ledakan yang cukup nyaring.

BRAK

Mobil terguling-guling di atas aspal hingga mengalami kerusakan mencapai 50%.

DUAR

DUAR

Suara ledakan itu membuat para pengguna jalan memutuskan berhenti dari jarak 200m. Mereka dengan cepat memanggil ambulan dan juga polisi menangani kecelakaan itu.

#

#

#

Di rumah sakit

Setelah mengabari ayahnya. Catherine memutuskan masuk ke kamar rawat ibunya. Ia menggenggam tangan ibunya dengan sangat lembut. "Ma, sebenarnya kenapa Mama tiba-tiba terkena serangan jantung?"

Ibu Catherine merupakan wanita yang selalu menjaga pola makan dan kesehatan tubuhnya. Ia tidak akan pernah mau makan makanan yang bisa merusak kesehatannya.

Kelopak mata Nyonya Jonas terbuka dengan perlahan. Ia menatap wajah sedih putrinya dengan mata berkaca-kaca. "Maafkan Mama Calista. Mungkin ini adalah karma yang harus Mama tanggung setelah menelantarkan mu selama bertahun-tahun."

"Ma. Jangan berkata seperti itu."

Hiks

Hiks

Hiks

"Maafkan Mama. Karena kesalahan Mama kamu dan Catherine harus menderita seperti ini." Hanya kalimat itu yang terucap dari bibir Nyonya Jonas.

"Jangan sedih, Ma. Kita pasti bisa melewati ujian yang diberikan Tuhan hari ini. Aku yakin dia juga sudah tenang di alam sana."

Catherine mengelus punggung tangan ibunya dengan lembut hingga membuat wanita paruh baya itu tiba-tiba mulai mengantuk.

Waktu terus berjalan. Namun, Tuan Jonas tak kunjung datang menjenguk istrinya. Catherine kembali menghubungi nomor ponsel ayahnya. Tapi panggilan itu sudah tidak tersambung.

Tak beberapa lama pintu di ketuk dari luar.

Tok

Tok

Tok

"Mohon maaf menganggu, Nona. Seseorang ingin berbicara dengan Anda." Seorang perawat meminta Catherine keluar karena dicari seseorang. Catherine memutuskan menyelimuti tubuh ibunya sebelum keluar dari kamar.

Dengan perasaan cemas dan takut Catherine menghampiri dua petugas polisi yang mencarinya. "Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Catherine dengan ragu-ragu.

Salah satu petugas polisi itu mulai menanyakan beberapa hal kepada Catherine.

"Apa benar Anda mengenal Jonathan Jonas?"

"Ya. Benar Pak. Jonathan Jonas merupakan ayah kandung saya." jawab Catherine dengan wajah gelisah.

"Ayah Anda mengalami kecelakaan dan sudah dilarikan ke rumah sakit. Dia sedang berada di ruangan ICU. Keadaan sangat kritis dan pihak rumah sakit masih melakukan pertolongan pertama menyelamatkannya."

Deg

Deg

Deg

Jantung Catherine tiba-tiba berdetak dua kali lebih cepat. Bahkan Ia merasa dunianya tiba-tiba berhenti bergerak.

Pandangan Catherine tiba-tiba berubah gelap. Suara-suara disekitarnya tiba-tiba menghilang entah kemana. "Nona! Apa Anda baik-baik saja?" tanya petugas itu dengan wajah cemas.

Tubuh Catherine tiba-tiba luruh ke lantai dan tidak sadarkan diri.

Dengan wajah panik kedua petugas itu memanggil dokter dan membopong tubuh Catherine ke salah satu kamar kosong di samping kamar rawat ibunya.

Setelah memeriksa kondisi Catherine. Dokter melangkah menemui kedua petugas polisi yang berjaga diluar.

"Bagaimana keadaannya?" tanya salah satu dari dua petugas itu.

"HB pasien sangat rendah. Kami menemukan bekas operasi sesar di tubuhnya. Sepertinya pasien habis melahirkan."

"Jangan khawatir. Kondisi pasien akan pulih setelah beristirahat beberapa hari. Kalau begitu saya permisi. Saya harus memeriksa pasien lain."

Dokter berlalu begitu saja meninggalkan keduanya.

"Berarti putri Tuan Jonas sudah menikah dan memiliki anak. Namun, mengapa kita tidak melihat keberadaan suami dan anak putrinya? Apa mereka belum mengetahui berita kecelakaan mertua, kondisi terkini istri serta ibu mertuanya?"

"Cari tahu identitas suami putri Tuan Jonas." perintah pria itu kepada pria yang memiliki pangkat 2 tingkat dibawahnya.

Pria itu bergerak cepat keluar dari rumah sakit menyelidik identitas detail suami Catherine.