Terikat Kesalahan Gus Zayn

"Kenakan jilbab Alexa, tadi Papaku berpesan. Kau tak berniat tebar pesona atau menggoda para santri di pondok dekat rumahku kan?" Zayn mengingatkan Alexa, yang mana gadis itu langsung masuk lagi ke dalam kamarnya.

Alexa sudah membawa beberapa baju miliknya, ti dalam sebuah tas ransel. Alexa pamit pada bibi penjaga rumah untuk menginap di rumah tante Lexi.

Menurut Zayn jika Alexa menutup auratnya gadis itu terlihat seperti seorang gadis cantik, namun sayangnya Alexa belum istikomah menutup auratnya.

"Harusnya kau tidak usah membawa pakaian. Aku bersedia membelikan banyak pakaian yang layak kau pakai dari pada pakaian yang sering kau gunakan." Zayn berjalan keluar mendahului langkah Alexa yang kesulitan membawa ransel yang lumayan berat baginya.

Siapapun lihatlah, Zayn adalah seorang pria yang super tega. Bahkan Zayn tidak menawarkan bantuan sama sekali.

"Tidak usah sok perduli terhadapku. Aku hanya membiarkan dua pria memenuhi kebutuhanku, termasuk pakaian untuk ku pakai, yang pertama ayahku yang kedua priaku selain itu aku tak menerima sumbangan dalam bentuk apapun." Angkuh sekali Alexa mengatakan pemberian orang sebagai sumbangan.

"Memangnya si Adam sudah membelikanmu apa?"

"Semua yang ku inginkan."

Alexa menyaut tak acuh. Ia sesekali bernyanyi untuk mengusir rasa bosannya saat dalam perjalanan pulang ke rumah tantenya.

"Lexa kau serius menjalin hubungan dengan Adam?"

"Tentu saja serius memangnya kapan aku bercanda." Alexa kembali bernyanyi pelan.

"Oh ya, aku mendengar dari Anna kau akan di jodohkan dengan Lula ya? Selamat untukmu."

"Apanya yang selamat? Aku sudah menolak rencana Papaku."

"Loh kenapa? Lula gadis yang baik juga penurut harusnya kau senang saat jodohkan dengannya." Alexa berbicara apa adanya Lula gadis baik dan sepertinya cocok jika bersanding dengan Zayn.

"Entahlah, hatiku tak menginginkannya menjadi wanitaku. Itu sebabnya aku menolak perjodohan dengannya. Aku tak ingin menjalani hubungan yang tidak ku inginkan sebelumnya." Zayn nampak seperti orang bener jika berbicara serius tanpa umpatan pedasnya.

"Kalian sebagai pria membuatku bingung. Adam juga begitu mengaku mencintaiku dan mengatakan ingin hidup denganku. Tapi di saat papaku memintanya untuk menikahiku ia meminta waktu sekitar dua tahun lagi, padahal kami sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Entahlah aku merasa dia mengulur-ulur waktu terus." Ada nada sendu di nada bicara gadis itu. Wajar jika Alexa menginginkan kejelasan hubungan mereka, sebagai seorang wanita Alexa tak ingin membuang-buang waktunya dengan hubungan tanpa kejelasan.

Adam juga belum melamarnya secara resmi, seakan menegaskan jika hubungan mereka hanya main-main, terlebih keluarga Adam tidak terlalu menyukainya. Keluarga Adam memiliki calon yang pantas untuk Adam yaitu Alena, sepupu Zayn sendiri putri Kayla dan Ghaza.

"Aku juga tak yakin Adam serius denganmu." Zayn malah sengaja menjadi kompor, ia hendak memancing di air keruh, memancing hubungan Adam dan Alexa agar goyah jika bisa biar kandas sekalin.

"Maksudmu?" Akhirnya mereka bertukar pikiran selama menuju rumah keluarga Kahfa.

"Ya menurutku Adam memang selengean menjalani hubungannya denganmu, ngerti ga maksudnya, kaya iya-iya enggak-enggak. Padahal aku denger dari tante Green jika papamu mengatakan akan menikahkanmu pada pria lain jika ada yang melamarmu. Jika aku yang di desak seperti itu oleh ayah dari gadis yang ku cintai aku pastikan besoknya gadis itu ku nikahi." Ujar Zayn, ia sengaja ingin membuat Alexa berpikir jika Adam tak serius dengannya.

Sayangnya yang di tangkap oleh otak Alexa berbeda dengan apa yang di sampaikan oleh pria yang duduk di sebelahnya.

"Lagian aku heran sama Papa mengapa sampai mengancam kak Adam seperti itu, seperti aku tidak laku saja. Padahal jika aku ingin aku bisa mendapatkan ptia yang lebih baik dari Kak adam."

"Lalu kenapa kau masih bersamanya?"

"Aku terlanjur nyaman saat dengannya, perhatiannya dari mulai hal-hal kecil selalu ia tunjukan untukku, caranya membujuk juga membuatku bertekuk lutut. Tak segampang itu untukku mencari seseorang yang sepertinya. Itu sebabnya aku masih bertahan dengannya meskipun dia jarang berada di dekatku." Seulas senyum tulus Alexa sematkan di bibirnya.

Zayn merasa minder, berusaha menjatuhkan adam tapi Alexa memiliki pertahanan yang terbilang lumayan kokoh, jika mengingat pesonanya yang tak dapat di tolak. Sebenarnya jika Alexa ingin ia dapat memiliki banyak kekasih, tapi Alexa masih setia dengan satu pria yang sekarang menjadi kekasihnya.

"Kau tidak berniat mengakhiri hubungan dengan Adam?" entah mengapa Zayn ingin melihat hubungan Alexa dan Adam kandas.

"Sepertinya tidak, tapi terserah takdir saja, aku mengikuti alurnya."

"Arga teman sekelasmu tak kalah tampan juga dengan di tunjang dengan uang yang berlimpah. Sepertinya dia sangat tergila-gila padamu." Zayn mengalihkan pembicaraan.

"St, jangan sembaranga. Dia calon adik iparmu, crushnya Anna." Alexa terkekeh, mengingat temannya sangat menyukai Arga yang berpenampilan seperti bad boy.

"Tuhkan sudah ku katakan kau membawa pengaruh buruk untuk adikku, kau mengajarkan adikku yang lugu menjadi liar, membuat Anna yang penurut menjadi pembangkang. Alexa kau benar-benar virus yang berbahaya. Nanti kau tidur di kamar tamu saja jangan tidur dengan adikku. Aku tak ingin Anna di camari olehmu." Zayn mulai ke mode sengkleknya, menyalahkan Alexa atas apa yang terjadi pada adiknya.

"Terserah kau saja, kau tuan rumahnya." Alexa hanya pasrah.

.

Alexa benar-benar tinggal di rumah tante Lexi sudah dua hari. Alexa merasa di penjara saat Lexi dan Kahfa tidak membiarkannya pergi keluar malam, Alexa harus ikut mengaji dengan Hanna.

Dan ustadz yang paling menyebalkan adalah Gus Zayn, tidak di kampus tidak pondok, bahkan di rumah Alexa selalu malas saat berpapasan dengan Zayn, pria itu amat dangat ceplas ceplos.

Alexa sepertinya tidak terbiasa dengan kegiatan di pondok pesantren yang mengurangi waktunya untuk beristirahat karna tengah mengadakan acara. Tubuh Alexa drop sehingga ia harus di rawat di rumah sakit.

Alexa tidak menghubungi Mama dan Papanya, bahkan melarang tante Lexi untuk mengabari orangtuanya, ia tak ingin orang tuanya merasa khawatir.

Alexa hanya menghubungi dan mengabari kekasihnya. Tapi sayangnya kekasihnya masih di luar kota menyelesaikan urusannya sehingga tidak datang menjenguknya.

Meski vanyak teman-teman Alexa yang menjenguk tetap saja Alexa merasa sedih karna Adam tidak mendatanginya sejak hari pertama ia di rawat.

"Jangan mewek." Zayn membuka pinyu dan membawa buah serta bubur ayam di dalam kresek.

Alexa buru-buru mengeka vmcairan bening di ujung matanya.

"Kemana kekasihmu yang kau bangga-banggakan aku tak melihatnya sejak kemarin." Zayn sengaja meledek muduhnya itu, mumpung Hanna lagi keluar, kapan lagi ia bisa membuat Alexa kesal.

"Dia sibuk. Kak Adam bukan pengangguran."

"Sibuk adalah alasan. Tergantung kau di jadikan nomor ke berapa sebagai prioritasnya." Alxa bungkam, ia membenarkan kalimat Zayn hari ini. Jika ia menjadi prioritas Adam pasti akan mengutamakannya di banding pekerjaannya.

"Tidak usah terlalu berharap pada seseorang Alexa jika kau tak ingin di kecewakan." Zayn duduk dan membuka makanan Alexa, kemudian meletakan bubur dalam steropome itu di atas pangkuan Alexa.

"Makan sendiri. Jangan manja! Apa lagi minta di suapi olehku!"