Arnetha Julia Richardo adalah seorang putri tunggal dari pengusaha kaya. Hidupnya sempurna, ayahnya seorang pengusaha kaya dan ibunya adalah seorang kepala rumah sakit besar. Hidupnya tak ada kekurangan apapun baik materi ataupun kasih sayang.
Arnetha biasa dipanggil Arne oleh teman-temannya. Arne juga memiliki sahabat bernama Aini, mereka adalah teman sekelas yg cukup akrab. Disisi lain, Arne juga memiliki kekasih tampan dan populer bernama Boy. Mereka sudah berpacaran sejak bangku SMA.
Suatu hari, Boy memutuskan hubungannya dengan Arne dan malah melamar Aini. Bukan hanya itu pula, saat pulang ke rumah, ada Aini dan ibunya Marta yg ternyata adalah simpanan ayahnya. Sejak hari itu, Arne dan mamanya Jeny pergi dari rumah karena diusir oleh ayahnya Arne, Richardo.
Bukan hanya hati Arne yg terluka tapi juga keluarganya hancur karena ayahnya yg mengkhianati mereka. Bagaimana Arne melewati kehidupannya yg pilu?? Dapatkah Arne menemukan belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.6 Awal Penderitaan
Arne pun kembali ke apartemennya dengan semua luka dihatinya. Meskipun mobilnya sudah kembali ke tangannya, tapi tetap saja tak mampu mengobati luka di hatinya. Sementara di apartemen tersebut hanya dirinya seorang diri dan mamanya sudah pergi bekerja di rumah sakit.
Arne pun merasa benar-benar sendirian saat mamanya tak ada. Tapi dirinya harus segera sadar dan menghadapi kenyataan. Ini baru awalnya, tidak tahu apakah masih ada badai lagi yg akan menerpanya dan mamanya di depan.
Arne pun berusaha menyadarkan dirinya dan mulai menata hidupnya. Dirinya pun melanjutkan rencana hidupnya untuk bekerja di rumah sakit dan memiliki ijin praktik.
Meski jalannya tak mudah karena Arne harus berusaha ditengah hatinya yg hancur berkeping-keping ditambah keluarganya juga ikutan hancur karena ulah papanya. Arne terus berupaya keras mencapai keinginannya. Apalagi saat ini dirinya sudah tak dibiayai oleh papanya lagi dan mamanya harus bekerja keras untuk hidup mereka berdua.
Arne pun memutuskan untuk belajar dan mengikuti berbagai tes agar bisa bekerja di rumah sakit. Arne pun belajar mati-matian, tanpa mengenal lelah. Arne sudah lelah menangis setiap hari untuk hal-hal yg menyakitkan. Ayahnya bahkan sudah tak peduli lagi padanya dan tak pernah sekalipun menghubunginya setelah Arne dan ibunya keluar dari rumah.
Kadang saat sedang bosan Arne pun pergi ke cafe atau perpustakaan untuk membaca buku dan belajar. Disana Arne bertemu dengan temannya di universitas bernama Nino dan Kenzi. Mereka juga sama seperti Arne yg sedang belajar untuk mengikuti tes.
"Arne.. kau juga belajar disini?" tanya Kenzi.
"Iya.. kalian juga.." ucap Arne.
"Harusnya kau itu jangan menutup diri, kita kan teman bisa belajar bersama." ucap Nino.
"Iya, maaf ya.. nanti aku akan kabari saat ingin belajar diluar." ucap Arne.
Dan mereka pun berbagi buku bacaan untuk membantu satu sama lain. Dan Arne jadi terbantu karena keduanya memberitahu Arne banyak hal. Maklum, Arne memang memiliki keterbatasan dalam bersosialisasi. Bukan tanpa alasan tapi karena banyak yg iri padanya saat di sekolah menengah jadi Arne terlalu berhati-hati dalam bicara dan terbawa sampai di kampusnya.
Nino dan Kenzi pun menemani Arne yg sedang kesepian tersebut. Dan Arne menyadari betapa bodohnya dirinya yg dulu mendengarkan kata-kata Aini yg sering menyesatkannya dan berkata kalau banyak orang yg membenci Arne. Padahal kenyataannya yg membencinya adalah Aini sendiri. Dan teman-temannya, justru ingin dekat pada Arne karena Arne pintar tapi Aini memonopolinya karena tak ingin teman yg lain mendapat nilai lebih bagus dari dirinya.
Arne pun belajar banyak hal dari tragedi yg terjadi di hidupnya, kalau tak semua orang terdekatnya baik, dan tak semua orang yg tak dikenalnya akan berbuat jahat padanya. Contohnya Nino dan Kenzi, mereka justru banyak membantu dan menemani Arne hari ini.
Arne pun ingin berterimakasih pada mereka dengan mentraktir mereka makan di sebuah cafe. Mereka pun senang karena ternyata Arne orang yg ramah dan menerima mereka.
"Arne kukira kau orang yg sombong dan kaku." ucap Nino.
"Maaf ya aku terlalu tertutup selama ini." ucap Arne.
"Ya.. harusnya kita jangan sungkan untuk saling menyapa sejak dulu." ucap Kenzi.
"Dan terimakasih ya untuk traktirannya." ucap Nino.
"Iya.. ternyata kau sebaik ini.." ucap Kenzi.
"Tak apa, lagipula aku sedang kesepian dan kalian menemaniku." ucap Arne.
"Lain kali kau hubungi kami saja, tak perlu sungkan apalagi mentraktir segala." ucap Nino.
"Benar, kami bukan teman yg hadir kalau ada butuhnya saja.." ucap Kenzi.
"Iya aku akan mengabari kalian kalau butuh sesuatu." ucap Arne.
Mereka pun makan di cafe tersebut sambil membahas beberapa materi. Dan ternyata ketiganya cukup nyambung sebagai teman belajar serta bicara. Mereka mulai agak terbuka setelah lama bicara bersama. Dan Arne bersyukur masih ada orang yg mau berteman dengannya.
Arne pun pergi ke toilet bersama Kenzi setelah makan. Dan tanpa sadar, Arne melihat Boy dan Aini sedang makan bersama di cafe itu juga. Kenzi pun menyadari kalau Boy sering bersama Arne walau tak tahu tentang hubungan keduanya.
"Arne dia sering bersamamu kan dulu.?" tanya Kenzi.
"Iya.. bisa dibilang dia mantan kekasihku, dan kekasihnya adalah mantan sahabat dekatku." ucap Arne.
"Wow.. gadis itu jahat sekali padamu." ucap Kenzi.
"Sudahlah, mari kita pergi aku malas bertatapan dengan mereka." ucap Arne.
"Oke." ucap Kenzi.
Kenzi pun memberi kode pada Nino untuk segera pergi, tapi Nino juga mau ke toilet dan mau tak mau mereka menunggu Nino.
Boy pun melihat Arne dan temannya di cafe tersebut. Dirinya berpikir kalau Arne membuntuti dirinya dan Aini.
"Itu Arne kan?" tanya Boy.
"Benar, apa dia membuntuti kita?" tanya Aini.
"Aku juga berpikir begitu." ucap Boy.
Lalu setelah Nino dari toilet mereka pun keluar dari cafe dan Boy mengikutinya.
"Arne.." panggil Boy.
"Ck.. mau apalagi si bre**k ini." gumam Arne yg didengar oleh kedua temannya.
Nino pun tak mengerti padahal Kenzi sudah memberinya kode untuk diam.
"Siapa dia? apa dia kurang ajar padamu Arne?" tanya Nino.
"Nino, mundur." ucap Arne.
"Arne, apa begini caramu membalas Aini dan aku?" tanya Boy.
"Tak usah basa-basi, apa maksud tujuanmu bicara denganku?" tanya Arne.
"Kau membuntuti kami kan?" tanya Boy.
"Cih, kau terlalu percaya diri Boy.. aku bahkan tak peduli kalian mau ke neraka sekalipun." ucap Arne.
"Benarkah? kau yakin tak peduli? lalu kenapa kemari?" tanya Boy.
"Apa hakmu melarangku kemari? aku kemari ingin makan dengan temanku, dan tak ada larangan untukku kemari." ucap Arne.
"Sudahlah Boy, Arne takkan mengaku." ucap Aini.
"Jika ingin bicara omong kosong lagi aku akan pergi." ucap Arne lalu mengajak Nino dan Kenzi.
"Dasar tak tahu malu." ucap Aini.
Arne pun langsung pergi dengan kedua temannya tersebut.
"Arne kau sepertinya salah memilih teman." ucap Kenzi.
"Benar, gadis itu sombong sekali dan mantanmu itu belagu." ucap Nino.
"Kalian benar, harusnya dari dulu aku meninggalkan mereka." ucap Arne.
Kenzi pun melihat tangan Arne gemetaran.
"Arne kau baik-baik saja?" tanya Kenzi.
"Tidak, aku tidak baik-baik saja.. ada masalah besar antara aku dan gadis itu. Mungkin nanti aku akan menceritakannya pada kalian." ucap Arne.
"Sudah kau minum dulu." ucap Nino.
"Terimakasih Nino."
"Kau pulang naik apa?" tanya Kenzi.
"Mungkin naik taksi." ucap Arne.
"Yasudah, nanti kami temani cari taksi." ucap Kenzi.
Kenzi dan Nino pun mencarikan taksi untuk Arne. Mereka memastikan Arne pulang dengan selamat dengan menemaninya. Dan keduanya mengkhawatirkan Arne karena sampai gemetaran saat berhadapan dengan Boy dan Aini.
.
.
Sementara itu, Boy dan Aini pun masih berpikir kalau Arne iri pada mereka sampai mengikuti mereka. Dan Aini melihat penampilan Arne yg begitu santai pasca meninggalkan rumah. Bahkan Arne tak lagi memakai mobil kemana-mana.
"Arne pasti sudah bankrut.. atau mobil yg kemarin sudah ia jual makanya dia kemana-mana tak bawa kendaraan." gumam Aini dalam hati.
"Aini jika Arne mengganggumu lagi kau harus kabari aku." ucap Boy.
"Iya Boy.. aku pasti bisa menjaga diri." ucap Aini tersenyum saat Boy mengantarkan Aini sampai di depan rumahnya.
kenapa gk sekalian ketiban bom
🤣🤣🤣
hehheeh laki2 didunia halu memang meresahkan