Menikahi Ayah Anak Asuhku

Menikahi Ayah Anak Asuhku

Permintaan Aurora (REVISI)

Di sebuah sekolah taman kanak-kanak, seorang anak perempuan berwajah cantik sedang murung di sudut kelas. Aurora, nama anak kecil itu, duduk sambil menopang dagunya dengan muka muram. Dari tadi ia terus diledek oleh teman-temannya.

"Aurora enggak punya Mama," ucap salah satu anak laki-laki berbadan gembul.

"Mamanya udah meninggal ketabrak mobil!" teriak teman yang lainnya.

"Aurora bukan lahir dari Mama, tapi dari batu," ledek temannya yang berkacamata.

Beberapa bocah kecil berusia empat tahun tampak begitu bersemangat meledek si cantik Aurora. Riuh tepuk tangan serta gelak tawa mengiringi candaan mereka. Entah sudah berapa kali Aurora menjadi bahan candaan teman-temannya itu.

Hati Aurora tentu saja sedih karena sejak dulu dia tidak pernah tahu di mana sang mama berada. Setiap kali ia bertanya kepada papanya, laki-laki itu hanya mengatakan mamanya sedang pergi bekerja. Entah sampai kapan sang mama pergi, Aurora pun tidak tahu. Papanya hanya bilang supaya Aurora bersabar.

Sepulang sekolah, Aurora tampak murung. Gadis kecil itu sama sekali tidak mau makan dan minum. Dia hanya berdiam diri saja di ruang tengah, tempatnya biasa bermain.

Ghani, papanya Aurora yang seorang dokter, baru saja pulang dari rumah sakit. Melihat putri kesayangannya murung, ia pun turut bersedih. Pria itu langsung mendekati Aurora dan bertanya dengan lembut.

"Princess-nya Papa, kenapa? Kok, wajahmu cemberut, gitu?" tanya Ghani. Ia belai puncak kepala Aurora yang sedang termenung, duduk di karpet berbulu tebal terbuat dari bahan berkualitas nomor satu.

"Tadi di sekolah Aurora diledekin sama teman-teman," jawab Aurora pendek tanpa menoleh ke arah Ghani.

Ghani mengerutkan kedua alis petanda bingung. "Diledekin kenapa?" tanyanya penasaran sebab selama ini tidak pernah mendengar jika ada teman sebaya Aurora meledeki putrinya itu.

"Karena Aurora enggak punya Mama." Saat mengucap kalimat tersebut, Ghani merasa ada sebuah anak panah yang melesak begitu saja, menancap di jantung hingga membuat jantungnya berhenti berdetak. Pria itu terdiam, tak mengerti harus berkata apa.

Si kecil Aurora membalikan badan saat menyadari telapak tangan Ghani tak lagi mengelus puncak kepalanya. "Papa, bisa enggak Aurora punya Mama? Kenapa Mama enggak pulang-pulang? Kenapa kerjanya lama, Pa? Aurora pengen punya Mama kayak temen-temen yang lain," rajuk Aurora. Bola matanya yang indah mengerjap perlahan.

Ghani menarik napas panjang. Sungguh permintaan Aurora tidak berlebihan, tetapi sangat sulit ia wujudkan.

"Papa, kenapa diam? Aurora cuma mau Mama saja. Bilang sama Mama supaya lekas pulang. Jadi nanti saat berangkat ke sekolah Aurora diantar Mama kayak teman-teman yang lain," ucap Aurora sambil menarik-narik tangan Ghani.

Pria itu tak tahu harus menjawab apa karena cerita yang ia karang tentang mama Aurora adalah sebuah kebohongan belaka. Aurora adalah putri yang ia adopsi saat sedang bertugas di sebuah rumah sakit di daerah Sukabumi, lima tahun lalu. Papa kandung Aurora tewas sesaat setelah kecelakaan terjadi, sedangkan mamanya meninggal dunia beberapa menit setelah melahirkan Aurora.

Ghani mengusap kedua pipi Aurora dengan lembut. Pria dingin yang terkesan cuek tampak begitu hangat apabila di dekat anak kecil, terlebih itu adalah putrinya sendiri.

"Baiklah, nanti Papa akan kasih tahu Mama supaya lekas pulang. Mama kerjanya jauh, Sayang. Ada di luar negeri dan enggak bisa pulang sewaktu-waktu," jawab Ghani. Hatinya seakan diremas tatkala mengucap kalimat tersebut. Ada perasaan berdosa karena lagi dan lagi ia membohongi Aurora. Namun, untuk mengatakan yang sejujurnya, ia tak sanggup.

"Jadi, Mama kerja di luar negeri? Kalau pulang harus naik pesawat, ya, Pa?" Ghani mengangguk mendengar pertanyaan polos putrinya.

"Kalau gitu, kita aja yang jemput Mama ke luar negeri. Aurora juga pingin naik pesawat, Pa, ingin melihat awan-awan dari dekat. Sepertinya indah. Pasti menyenangkan," jawab Aurora dengan antusias.

"Iya, Sayang, nanti Papa akan usahakan supaya kita bisa naik pesawat untuk menjemput Mama Aurora. Berdoa supaya Papa kerjaannya lancar. Jadi bisa menabung untuk pergi ke luar negeri, Sayang."

Sebenarnya Ghani bisa saja pergi ke luar negeri detik itu juga tanpa perlu menunggu tabungannya terisi penuh. Kedua orang tuanya kaya raya, rumah sakit tempatnya bekerja merupakan warisan turun menurun dari mendiang sang nenek. Jadi, sudah bisa ditebak berapa banyak pundi-pundi rupiah yang diperoleh dari rumah sakit. Hanya mengeluarkan uang sekitar 50 juta, bukanlah perkara sulit.

Mata indah yang berubah sendu menatap Ghani dengan lekat. "Emangnya kalau mau ke luar negeri harus punya uang banyak, ya, Pa?"

Ghani tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Aurora. Putri kecilnya itu memang selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkadang ia sendiri sulit untuk menjawabnya.

Pria itu merangkul Aurora dan membawa tubuh mungil putrinya dalam dekapan. "Iya, dong, kalau naik pesawat itu biayanya mahal. Makanya kita harus rajin menabung. Aurora juga rajin menabung 'kan?" Aurora menjawab dengan anggukan kepala.

Lalu, sesuatu tak terduga terjadi. Aurora melepaskan diri dari pelukan sang papa kemudian berlari ke kamarnya dan keluar lagi dengan membawa sebuah celengan berbentuk ayam.

Gadis kecil itu menyodorkan celengan tersebut kepada Ghani. Dengan polos ia berkata, "Ini, Pa, tabungan Rara diambil saja untuk menjemput Mama biar Mama bisa pulang dan bareng-bareng sama kita."

Ghani sungguh terharu mendengar ucapan putrinya. Dia memang mengajarkan Aurora untuk rajin menabung, tetapi justru dari obrolan mereka Aurora berinisiatif memecah celengannya. Lagi-lagi hal itu dilakukan agar bisa bertemu dengan mamanya.

Dalam hati Ghani menyesali karena cerita yang ia karang menjadi imajinasi tersendiri di benak putrinya. Akan tetapi, jika tidak seperti itu dia sendiri pun kesulitan untuk menjawab pertanyaan Aurora.

"Ya udah, biar penuh dulu celengannya, baru nanti kita buka. Kalau sekarang belum cukup, Sayang. Aurora makan dulu, ya, biar cepat gede. Kalau cepat gede dan sehat, nanti Mama pasti senang ketemu Aurora. Apalagi putri Papa ini sangat cantik." Jari telunjuk Ghani menoel ujung hidung si cantik.

Ghani tidak tahu lagi caranya untuk meredam keinginan Aurora yang ingin segera bertemu dengan mamanya. Memberitahu yang sebenarnya? Rasanya Ghani tak sanggup. Bagaimana ia tega memberitahu jika sebenarnya kedua orang tua Aurora sudah meninggal dunia.

Untuk menikah dengan seorang wanita lalu mengatakan bahwa wanita itu adalah mamanya Aurora, tentu saja Ghani tidak mau sebab ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan menikahi siapa pun selain wanita yang pernah ia renggut kesuciannya.

Andai saja, aku bisa bertemu dengan gadis itu, aku pasti akan bersimpuh dan meminta maaf kepadanya, batin Ghani.

Ghani bukan pria brengsek yang suka mencuri-curi kesempatan. Apalagi sampai meniduri perempuan yang tidak ia kenal sebelumnya. Ghani sendiri tidak mengerti kenapa malam itu dia menjadi sangat bernapsu. Yang ia ingat hanya berada di atas tubuh seorang perempuan yang terus menangis dan memohon-mohon agar menghentikan aksinya. Mendengar suara rintihan kesakitan justru membangkitkan gairahnya yang semakin tak terbendung.

"Papa, aku mau makan, tapi Papa yang suapin," ucap Aurora, membuyarkan lamunan Ghani.

Ghani mengerjapkan mata beberapa kali lalu tersenyum lebar kepada anak tercinta. "Iya, Sayang. Ya udah yuk, kita ke ruang makan. Mbak Tina udah masak makanan kesukaanmu, tuh." Pria itu mengulurkan tangan, lalu jemari mungil Aurora menyambutnya. Lantas mereka berjalan beriringan menuju meja makan.

"Kayaknya enak kalau kita makan masakannya Mama ya, Pa?" Aurora berceloteh sepanjang jalan. Pembahasannya masih seputar ... mama.

Ghani hanya terdiam mendengar ucapan putrinya. Sepertinya memang Aurora saat ini sedang membutuhkan kehadiran sosok ibu. Jika memikirkan hal itu Ghani jadi merasa frustrasi sendiri.

Apakah aku harus mempekerjakan seorang babysitter untuk menemani  Aurora? Agar putriku tidak merasa kesepian karena tak ada sosok ibu di dekatnya? tanya Ghani di dalam hati.

Memang dulu ada seorang babysitter yang membantu merawat Aurora sejak masih bayi, tetapi sudah beberapa bulan ini babysitter itu pulang kampung karena harus menikah. Sejak saat itu Ghani belum berniat untuk mencari babysitter pengganti karena menurutnya Aurora sudah mulai sekolah dan lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah.

"Papa, kenapa diam aja? Ayo, makan. Aku udah lapar." Suara lembut Aurora membuat Ghani kembali tersadar dari lamunannya.

Kini Ghani baru menyadari bahwa ia benar-benar membutuhkan seorang pengasuh untuk Aurora. Meskipun waktunya lebih banyak dihabiskan di sekolah, tetapi dengan jadwal Ghani yang padat di rumah sakit, ia juga tidak bisa setiap saat menemani putrinya itu.

"Aah ... Papa lama deh. Perut aku 'kan udah laper banget, pingin makan ayam goreng. Ayo, aku bantu Papa jalan. Papa pasti capek, 'kan habis kerja?" Lantas, Aurora menggamit lengan Ghani. Laki-laki itu dipenuhi rasa haru karena Aurora telah tumbuh menjadi anak kecil yang peduli dengan sekitar dan juga mempunyai rasa empati yang besar.

"Sabar ya, Sayang, nanti pasti kita akan ketemu Mama. Aurora anak yang baik dan pintar pasti bisa menunggu Mama pulang." Entah kenapa ucapan itu meluncur begitu saja dari bibir Ghani. Tidakkah dia sadar bahwa apa yang baru saja diucapkan justru membuat harapan Aurora akan sosok seorang ibu semakin membumbung tinggi?

"Aurora pasti mau menunggu Mama pulang, Pa." Gadis kecil itu mendongakan kepala hingga mempertemukan dua netra. Aurora pun mencoba tersenyum manis supaya Ghani tidak merasa sedih.

...***...

Terpopuler

Comments

Yuli Silvy

Yuli Silvy

lngsung mampir ksni Thor🤭

2023-12-02

1

Tien Ensoe

Tien Ensoe

kira2 siapa yg di perkosa ghani

2023-09-24

0

Dessy Widya Dellyar

Dessy Widya Dellyar

mampir

2023-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Permintaan Aurora (REVISI)
2 Tawaran Pekerjaan Baru (REVISI)
3 Pertemuan Ghani dan Queensha (REVISI)
4 Jangan Pergi, Kakak Cantik! (REVISI)
5 Baby Sitter Baru untuk Aurora (REVISI)
6 MOHON DIBACA
7 Kesempatan Kedua
8 Tugas Pertama
9 Mama?
10 Ibu dan Menantu Idaman
11 Pernikahan
12 After Wedding
13 Surat Kontrak Pernikahan
14 Kedatangan Tamu Tak Diundang
15 Sebuah Fakta
16 Sembilu
17 Bukan Wanita Lemah
18 Dunia Terasa Tidak Adil Bagiku
19 Kenyataan
20 Kencan?
21 Maafkan Saya, Sha
22 Jangan Salah Paham!
23 Siapa Wanita Itu?
24 Hanya Itik Buruk Rupa
25 Aku Sudah Menikah
26 Juteknya Bini Gue!
27 Firasat
28 Rencana Mia
29 Penculikan
30 Missing
31 Uang Tebusan
32 Upaya Penyelamatan
33 Proses Barter
34 Bebas
35 Rumah Sakit
36 Kenyataan yang Terjadi
37 "Memaafkanmu? Tidak Semudah itu, Sha!"
38 Berbicara Secara Empat Mata
39 "Apa Aku Memang Tidak Pantas?"
40 Sepenggal Kisah Masa Lalu
41 Lagu Pengantar Tidur
42 "Mulai Detik Ini Kamu ...."
43 Cassandra
44 Good Bye, My Princess
45 Akan Ada Pelangi Setelah Hujan
46 Harus Berpisah
47 Selamat Tinggal, Ayah dan Bunda
48 Keputusan Ghani
49 Best Friend Forever
50 Rama si Dewa Penolong
51 "Rora Mau Mama, Pa!"
52 Hampa
53 Bertemu Kembali
54 Tawaran Kerjasama
55 Cemburu?
56 Kompor Meleduk
57 Gundah
58 Istri Sah Ghani
59 Mencari Informasi
60 Jauhi Ghani
61 Harapan Queensha
62 Wanita Itu Adalah ....
63 PROMOSI KARYA BARU
64 Kejanggalan
65 Jangan Sentuh Istriku!
66 Salah Paham?
67 Biarkan Aku Bertanggung Jawab
68 Berita Duka
69 Sesuai Rencana Awal
70 Menemuinya Lagi
71 Teman Lama
72 Penyelidikan
73 Kunci Utama
74 Flash Back
75 Ketika Semua Terbongkar
76 Pemeriksaan Tes DNA
77 Hasil Tes DNA
78 Pergi Menemui Queensha
79 "Putri Kita Belum Meninggal"
80 Kesempatan Kedua
81 Pertemuan yang Mengharukan
82 Adik Kembar untuk Aurora
83 "Saya Sayang Kamu"
84 Motif Terselubung
85 Posesif
86 Rencana Liburan Bersama
87 Family Time
88 Cincin Warisan
89 Wanita Istimewa dalam Hidup Ghani
90 Queensha VS Cassandra
91 Sedikit Pelajaran untuk Cassandra
92 Ancaman Ghani
93 Rayuan Ghani
94 Kencan Ala Rakyat Biasa
95 Rahasia Ghani
96 "Akulah Gadis Itu!"
97 Hanya Masa Lalu
98 Rencana Penyergapan
99 Sebuah Firasat
100 Target Pertama
101 Target Kedua dan Ketiga
102 Mulai Beraksi
103 "Jangan Pernah Berani Menyentuh Istriku!"
104 Pembalasan Yogi
105 Pesan dari Yogi
106 Badai Sudah Berlalu
107 Melepas Rindu Bersama Kekasih
108 Bayi Besar Queensha
109 Tugas dan Tanggung Jawab Sebagai Calon Istri
110 Cemburu Buta
111 Permintaan Queensha
112 Membesuk Mia
113 Salam Perpisahan
114 Terapi Hari Pertama
115 Full Time Mommy
116 Hari Terakhir Bekerja
117 Resmi Resign
118 H-1 Wedding Day
119 It's Wedding Day
120 Detik-Detik Sebelum Ijab Kabul
121 Penculikan
122 Upaya Penyelamatan Queensha
123 Sah!
124 Wedding Party
125 Buket Bunga Mawar Putih
126 Akan Ada Pelangi Setelah Turun Hujan
127 After Wedding Party
128 Tamu Asing Berseragam Polisi
129 Insiden di Pagi Hari
130 Penangkapan Cassandra
131 Janji Seorang Suami Kepada Istrinya
132 Terapi Terakhir
133 Sisi Baik Seorang Ghani
134 Rencana Bulan Madu
135 Edisi Honeymoon (Ghani dan Queensha)
136 Edisi Honeymoon (Kepulauan Maldives)
137 Edisi Honeymoon (Kamu, Aku, Menjadi Kita)
138 Edisi Honeymoon (Banana Reef, Maldives)
139 Tokyo, Jepang
140 Buah Manis dari Sebuah Kesabaran
141 Liburan Terakhir di Jepang
142 I Miss You, Mama dan Papa
143 Dipecat
144 Karma Kecil untuk Puji
145 Gadis Berkuncir Kuda
146 Rencana Kepindahan
147 Percakapan Dua Wanita Penting dalam Hidup Ghani
148 Pindah Rumah
149 Home Sweet Home
150 Rutan Makassar
151 Pigura Foto
152 Bumbu Penyedap dalam Rumah Tangga
153 Nasihat Bijak
154 Berbaikan
155 Keseruan di Siang Hari
156 Pasca Pertengkaran Kecil di antara Ghani dan Queensha
157 Sisi Baik Seorang Ghani
158 Pondok Indah Mall
159 Promosi Terselubung
160 Apakah Aku Pantas?
161 Kejutan untuk Ghani
162 Berubah Demi Suami
163 Aku Mau Kamu
164 Impian yang Sempat Kandas
165 Impian Ayu
166 Saat Induk Macan Berbicara
167 Nasib Jadi Jomlo
168 Imbalan untuk Ghani
169 Salah Paham Lagi (Lulu dan Leon)
170 Wedding Anniversary
171 Tom dan Jerry Dunia Real
172 Pembalasan Leon
173 Niat Baik Ghani
174 Hanya Ingin yang Terbaik untukmu
175 Kencan Buta
176 Gelisah
177 Semakin Aneh
178 Bekal Makan Siang untuk Ghani
179 Positif?
180 Dua Garis Merah untuk Ghani
181 "Rora Mau Punya Adek, Ma?"
182 Triplet
183 Rahasia yang Akan Terungkap
184 Terungkap (Flash Back)
185 Kabar Gembira untuk Keluarga Wijaya Kusuma
186 Memikirkan Dia
187 Modus
188 Malam Minggu
189 "Siapa Dia?"
190 Kekasih Masa Lalu
191 Bogem Mentah untuk Andri
192 Kepedulian Leon
193 Terus Menjaganya
194 Ketika Macan Betina Mengamuk
195 Meminta Maaf dan Berbaikan
196 Virus Merah Jambu?
197 Ngidam
198 Tetap Cantik dan Menarik Meski Terlihat Gendut
199 Hari Pertama Bekerja
200 Pertemuan Lulu dan Bu Ayu
201 Nasihat Bijak Bu Ayu
202 Kekhawatiran Leon
203 Doa dan Harapan Bu Ayu
204 Semakin Protective
205 Sebuah Kesepakatan
206 Rencana Pertama
207 Pentas Seni Sekolah
208 Misi Terselubung
209 Japanese Steak House Restaurant
210 Kriteria Calon Istri Leon
211 Neko-chan
212 Apakah Dia Mencintaiku?
213 Wǒ ài nǐ
214 Jadian?
215 Firasat
216 Kemunculan Andri Secara Tiba-Tiba
217 Pertarungan Sengit
218 Kritis
219 Tidak Ingin Kehilangan Queensha
220 "Mas Ghani, Aku Pulang."
221 Siuman
222 Buket Bunga untuk Mama
223 Kebohongan Andri
224 Kunjungan Lulu dan Leon ke Rumah Sakit
225 Balasan untuk Andri
226 Ngidam Soto Mie Bogor
227 Rencana Pulang Kampung
228 Kabar Tentang Andri
229 Lampu Hijau dari Camer
230 Kekecewaan Lulu pada Bu Fatimah
231 Makan Siang Bersama Orang Tua Lulu
232 Meminta Penjelasan Andri
233 Lelaki Sejati
234 Keseruan di Perkebunan
235 Tamu Tak Diundang
236 Ancaman Ghani
237 Kejujuran Andri
238 Penyesalan Andri
239 Kedatangan Andri di Kediaman Wijaya Kusuma
240 Berdamai
241 Rencana Lamaran
242 H-2 Lamaran
243 Lamaran (Edisi Leon dan Lulu)
244 Engagement
245 Resign
246 It's Wedding Day (Lulu dan Leon)
247 Resepsi Pernikahan
248 Dua Insan Menjadi Satu
249 Resepsi Pernikahan, Jakarta
250 Detik-Detik Kelahiran Triplet
251 Welcome to The World, Baby Triplet
252 Tiga Jagoan Queensha
253 Anugerah Terindah dari Tuhan untuk Ghani
254 Angan dan Cita-Cita Leon
255 Kado untuk Triplet
256 Pasca Persalinan
257 Hadiah dari Ayah Mertua
258 Saraswati Arundaya
259 Kerikil Kecil dalam Hidup Berumah Tangga
260 Sisi Baik Seorang Ghani
261 Keributan di Pagi Hari
262 Mulut Pedas Tetangga Julid
263 Bentuk Kepedulian Bu Ayu pada Lulu
264 Pergi Berlibur
265 Leon Sudah Tahu
266 Cemburu?
267 Akibat Sebuah Foto Menimbulkan Rasa Iri
268 Me Time Versi Queensha dan Lulu
269 Cosplay Kucing Garong
270 Akan Indah pada Waktunya
271 Ketika Dua Wanita sedang Berkumpul
272 Cosplay Anak Sekolahan
273 Menyiapkan Kejutan untuk Queensha
274 Kejutan untuk Queensha
275 Hadiah Kecil untuk Istri Tercinta
276 Seperti Keluarga Bahagia
277 Pregnant?
278 Dua Garis Merah
279 Kebahagiaan Kecil untuk Keluarga Leon
280 Periksa Kandungan
281 Baby Twins
282 Tak Ada yang Mustahil di Dunia Ini
283 Semua Orang Turut Bahagia
284 Kebahagiaan yang Tak Pernah Terbayangkan
285 Balas Dendam untuk Menantu Tersayang
286 Happy Ending
Episodes

Updated 286 Episodes

1
Permintaan Aurora (REVISI)
2
Tawaran Pekerjaan Baru (REVISI)
3
Pertemuan Ghani dan Queensha (REVISI)
4
Jangan Pergi, Kakak Cantik! (REVISI)
5
Baby Sitter Baru untuk Aurora (REVISI)
6
MOHON DIBACA
7
Kesempatan Kedua
8
Tugas Pertama
9
Mama?
10
Ibu dan Menantu Idaman
11
Pernikahan
12
After Wedding
13
Surat Kontrak Pernikahan
14
Kedatangan Tamu Tak Diundang
15
Sebuah Fakta
16
Sembilu
17
Bukan Wanita Lemah
18
Dunia Terasa Tidak Adil Bagiku
19
Kenyataan
20
Kencan?
21
Maafkan Saya, Sha
22
Jangan Salah Paham!
23
Siapa Wanita Itu?
24
Hanya Itik Buruk Rupa
25
Aku Sudah Menikah
26
Juteknya Bini Gue!
27
Firasat
28
Rencana Mia
29
Penculikan
30
Missing
31
Uang Tebusan
32
Upaya Penyelamatan
33
Proses Barter
34
Bebas
35
Rumah Sakit
36
Kenyataan yang Terjadi
37
"Memaafkanmu? Tidak Semudah itu, Sha!"
38
Berbicara Secara Empat Mata
39
"Apa Aku Memang Tidak Pantas?"
40
Sepenggal Kisah Masa Lalu
41
Lagu Pengantar Tidur
42
"Mulai Detik Ini Kamu ...."
43
Cassandra
44
Good Bye, My Princess
45
Akan Ada Pelangi Setelah Hujan
46
Harus Berpisah
47
Selamat Tinggal, Ayah dan Bunda
48
Keputusan Ghani
49
Best Friend Forever
50
Rama si Dewa Penolong
51
"Rora Mau Mama, Pa!"
52
Hampa
53
Bertemu Kembali
54
Tawaran Kerjasama
55
Cemburu?
56
Kompor Meleduk
57
Gundah
58
Istri Sah Ghani
59
Mencari Informasi
60
Jauhi Ghani
61
Harapan Queensha
62
Wanita Itu Adalah ....
63
PROMOSI KARYA BARU
64
Kejanggalan
65
Jangan Sentuh Istriku!
66
Salah Paham?
67
Biarkan Aku Bertanggung Jawab
68
Berita Duka
69
Sesuai Rencana Awal
70
Menemuinya Lagi
71
Teman Lama
72
Penyelidikan
73
Kunci Utama
74
Flash Back
75
Ketika Semua Terbongkar
76
Pemeriksaan Tes DNA
77
Hasil Tes DNA
78
Pergi Menemui Queensha
79
"Putri Kita Belum Meninggal"
80
Kesempatan Kedua
81
Pertemuan yang Mengharukan
82
Adik Kembar untuk Aurora
83
"Saya Sayang Kamu"
84
Motif Terselubung
85
Posesif
86
Rencana Liburan Bersama
87
Family Time
88
Cincin Warisan
89
Wanita Istimewa dalam Hidup Ghani
90
Queensha VS Cassandra
91
Sedikit Pelajaran untuk Cassandra
92
Ancaman Ghani
93
Rayuan Ghani
94
Kencan Ala Rakyat Biasa
95
Rahasia Ghani
96
"Akulah Gadis Itu!"
97
Hanya Masa Lalu
98
Rencana Penyergapan
99
Sebuah Firasat
100
Target Pertama
101
Target Kedua dan Ketiga
102
Mulai Beraksi
103
"Jangan Pernah Berani Menyentuh Istriku!"
104
Pembalasan Yogi
105
Pesan dari Yogi
106
Badai Sudah Berlalu
107
Melepas Rindu Bersama Kekasih
108
Bayi Besar Queensha
109
Tugas dan Tanggung Jawab Sebagai Calon Istri
110
Cemburu Buta
111
Permintaan Queensha
112
Membesuk Mia
113
Salam Perpisahan
114
Terapi Hari Pertama
115
Full Time Mommy
116
Hari Terakhir Bekerja
117
Resmi Resign
118
H-1 Wedding Day
119
It's Wedding Day
120
Detik-Detik Sebelum Ijab Kabul
121
Penculikan
122
Upaya Penyelamatan Queensha
123
Sah!
124
Wedding Party
125
Buket Bunga Mawar Putih
126
Akan Ada Pelangi Setelah Turun Hujan
127
After Wedding Party
128
Tamu Asing Berseragam Polisi
129
Insiden di Pagi Hari
130
Penangkapan Cassandra
131
Janji Seorang Suami Kepada Istrinya
132
Terapi Terakhir
133
Sisi Baik Seorang Ghani
134
Rencana Bulan Madu
135
Edisi Honeymoon (Ghani dan Queensha)
136
Edisi Honeymoon (Kepulauan Maldives)
137
Edisi Honeymoon (Kamu, Aku, Menjadi Kita)
138
Edisi Honeymoon (Banana Reef, Maldives)
139
Tokyo, Jepang
140
Buah Manis dari Sebuah Kesabaran
141
Liburan Terakhir di Jepang
142
I Miss You, Mama dan Papa
143
Dipecat
144
Karma Kecil untuk Puji
145
Gadis Berkuncir Kuda
146
Rencana Kepindahan
147
Percakapan Dua Wanita Penting dalam Hidup Ghani
148
Pindah Rumah
149
Home Sweet Home
150
Rutan Makassar
151
Pigura Foto
152
Bumbu Penyedap dalam Rumah Tangga
153
Nasihat Bijak
154
Berbaikan
155
Keseruan di Siang Hari
156
Pasca Pertengkaran Kecil di antara Ghani dan Queensha
157
Sisi Baik Seorang Ghani
158
Pondok Indah Mall
159
Promosi Terselubung
160
Apakah Aku Pantas?
161
Kejutan untuk Ghani
162
Berubah Demi Suami
163
Aku Mau Kamu
164
Impian yang Sempat Kandas
165
Impian Ayu
166
Saat Induk Macan Berbicara
167
Nasib Jadi Jomlo
168
Imbalan untuk Ghani
169
Salah Paham Lagi (Lulu dan Leon)
170
Wedding Anniversary
171
Tom dan Jerry Dunia Real
172
Pembalasan Leon
173
Niat Baik Ghani
174
Hanya Ingin yang Terbaik untukmu
175
Kencan Buta
176
Gelisah
177
Semakin Aneh
178
Bekal Makan Siang untuk Ghani
179
Positif?
180
Dua Garis Merah untuk Ghani
181
"Rora Mau Punya Adek, Ma?"
182
Triplet
183
Rahasia yang Akan Terungkap
184
Terungkap (Flash Back)
185
Kabar Gembira untuk Keluarga Wijaya Kusuma
186
Memikirkan Dia
187
Modus
188
Malam Minggu
189
"Siapa Dia?"
190
Kekasih Masa Lalu
191
Bogem Mentah untuk Andri
192
Kepedulian Leon
193
Terus Menjaganya
194
Ketika Macan Betina Mengamuk
195
Meminta Maaf dan Berbaikan
196
Virus Merah Jambu?
197
Ngidam
198
Tetap Cantik dan Menarik Meski Terlihat Gendut
199
Hari Pertama Bekerja
200
Pertemuan Lulu dan Bu Ayu
201
Nasihat Bijak Bu Ayu
202
Kekhawatiran Leon
203
Doa dan Harapan Bu Ayu
204
Semakin Protective
205
Sebuah Kesepakatan
206
Rencana Pertama
207
Pentas Seni Sekolah
208
Misi Terselubung
209
Japanese Steak House Restaurant
210
Kriteria Calon Istri Leon
211
Neko-chan
212
Apakah Dia Mencintaiku?
213
Wǒ ài nǐ
214
Jadian?
215
Firasat
216
Kemunculan Andri Secara Tiba-Tiba
217
Pertarungan Sengit
218
Kritis
219
Tidak Ingin Kehilangan Queensha
220
"Mas Ghani, Aku Pulang."
221
Siuman
222
Buket Bunga untuk Mama
223
Kebohongan Andri
224
Kunjungan Lulu dan Leon ke Rumah Sakit
225
Balasan untuk Andri
226
Ngidam Soto Mie Bogor
227
Rencana Pulang Kampung
228
Kabar Tentang Andri
229
Lampu Hijau dari Camer
230
Kekecewaan Lulu pada Bu Fatimah
231
Makan Siang Bersama Orang Tua Lulu
232
Meminta Penjelasan Andri
233
Lelaki Sejati
234
Keseruan di Perkebunan
235
Tamu Tak Diundang
236
Ancaman Ghani
237
Kejujuran Andri
238
Penyesalan Andri
239
Kedatangan Andri di Kediaman Wijaya Kusuma
240
Berdamai
241
Rencana Lamaran
242
H-2 Lamaran
243
Lamaran (Edisi Leon dan Lulu)
244
Engagement
245
Resign
246
It's Wedding Day (Lulu dan Leon)
247
Resepsi Pernikahan
248
Dua Insan Menjadi Satu
249
Resepsi Pernikahan, Jakarta
250
Detik-Detik Kelahiran Triplet
251
Welcome to The World, Baby Triplet
252
Tiga Jagoan Queensha
253
Anugerah Terindah dari Tuhan untuk Ghani
254
Angan dan Cita-Cita Leon
255
Kado untuk Triplet
256
Pasca Persalinan
257
Hadiah dari Ayah Mertua
258
Saraswati Arundaya
259
Kerikil Kecil dalam Hidup Berumah Tangga
260
Sisi Baik Seorang Ghani
261
Keributan di Pagi Hari
262
Mulut Pedas Tetangga Julid
263
Bentuk Kepedulian Bu Ayu pada Lulu
264
Pergi Berlibur
265
Leon Sudah Tahu
266
Cemburu?
267
Akibat Sebuah Foto Menimbulkan Rasa Iri
268
Me Time Versi Queensha dan Lulu
269
Cosplay Kucing Garong
270
Akan Indah pada Waktunya
271
Ketika Dua Wanita sedang Berkumpul
272
Cosplay Anak Sekolahan
273
Menyiapkan Kejutan untuk Queensha
274
Kejutan untuk Queensha
275
Hadiah Kecil untuk Istri Tercinta
276
Seperti Keluarga Bahagia
277
Pregnant?
278
Dua Garis Merah
279
Kebahagiaan Kecil untuk Keluarga Leon
280
Periksa Kandungan
281
Baby Twins
282
Tak Ada yang Mustahil di Dunia Ini
283
Semua Orang Turut Bahagia
284
Kebahagiaan yang Tak Pernah Terbayangkan
285
Balas Dendam untuk Menantu Tersayang
286
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!