NovelToon NovelToon
Sweet Marriage With You (Season 1)

Sweet Marriage With You (Season 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sendu

Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 21

"Terima kasih, Sayang"

Sandi mencium kening Mesya yang sudah terlelap dalam pelukannya, tak lupa Sandi menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuh Mesya agar terasa hangat.

Malam itu, Mesya menyerahkan seluruh tubuhnya kepada Sandi yang memang sejak awal sudah seharusnya Sandi dapatkan. Sandi menutup matanya dan tertidur memeluk Mesya.

Keesokan paginya Mesya membuka matanya, pemandangan yang pertama kali ia lihat pertama kali saat bangun dari tidurnya adalah wajah Sandi yang masih terlelap. Mengingat kembali kejadian semalam yang mereka lakukan membuat Mesya tersipu malu dan membenamkan wajahnya di dalam selimut.

Merasakan pergerakan dari Mesya, Sandi membuka matanya dan menarik selimut yang menutupi wajah istrinya itu. Dengan mata sayu nya Sandi tersenyum dan kemabli mencium kening Mesya.

"Selamat pagi istriku. Sudah mau subuh, sebaiknya kita mandi air hangat lalu sholat subuh" ucap Sandi

Keduanya pergi ke pemandian air hangat yang terletak tidak jauh dari tempat kemah mereka. Setelah sholat subuh, keduanya kembali ke tenda mereka dan bersiap untuk melihat matahari terbit bersama.

Pandangan Sandi tak sedikitpun lepas dari menatap Mesya yang tengah menyiapkan susu hangat untuk mereka. Sandi terlihat terus tersenyum menatap Mesya yang ada di hadapannya.

"Ini sudu nya, Kak Sand"

Mesya memberikan cangkir berisi susu hangat kepada Sandi.

"Bisakah kamu berhenti memanggil Sand dengan panggilan Kak Sand?"

Mesya menoleh ke arah Sandi. Bagaimanapun Mesya terbiasa memanggil sandi dengan panggilan Kakak, sehingga setelah Sandi menjadi suaminya pun panggilan itu tak pernah berubah.

"Lalu aku harus panggil apa?"

"Yaaa.... Kamu bisa panggil sayang, Mas, atau apa gitu. Selain Kakak"

"Baiklah kak Sand...."

"Eeehh...."

"Hmmm.... Iya Mas"

Sandi tersenyum melihat Mesya yang memanggilnya dengan panggilan Mas, melihat pipi istrinya yang memerah seperti tomat itu Sandi menarik kursi milik Mesya dan meminta ia duduk disampingnya.

"Ayok kita segera nikmati matahari terbit bersama"

Mesya duduk di samping Sandi dan Sandi pun merangkul Mesya. Mesya bersandar di bahu Sandi dan menunggu matahari terbit bersama.

****

"Lu serius?!"

Yuda mengangguk. Ajiz terkejut saat mendengar kabar jika Mesya berhenti kuliah.

"Tapi kenapa?!"

"Gua gak tau, yang gua tau si Seni bilang sempat ketemu si Mesya yang datang ke kampus. Mereka berbincang dan mendapat kabar jika si Mesya bakalan berhenti kuliah"

Ajiz menelan saliva nya, ia tak percaya jika pertemuan terakhir kali dengan Meysa benar-benar menjadi pertemuan terakhir mereka. Bahkan Ajiz belum sempat berterima kasih kepada Mesya, namun ia sudah tidak bisa bertemu lagi dengannya.

"Lu punya alamat dia?!"

Yuda menggelengkan kepalanya. Meski mereka saling mengenal, tapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui alamat satu sama lain karena setiap perkumpulan akan di adakan di tempat tertentu.

Ajiz mencari tahu tentang keberadaan Mesya dengan mencoba menghubunginya. Namun bahkan nomor Mesya sudah tak bisa dihubungi lagi. Rasa penyesalan Ajiz semakin besar saat ia mengetahui jika wanita yang selama ini ia sia-sia kan itu benar-benar pergi meninggalkannya.

"Tolong jangan seperti ini Mesya!! Tolong hubungi alu sekali saja. Tolong bertemu dengan aku sekali lagi saja"

Ajiz terus berulang kali menghubungi nomor Mesya meski ia tahu jika panggilannya itu tidak pernah terhubung.

"Ah sial!!"

"Kamu kenapa, Bang"

Seorang gadis dengan tubuh sedikit berisi mendekati Ajiz. Ajiz yang mendengar seseorang menyapanya menoleh dan menyadari jika itu adalah Vea.

"Apa kamu lagi butuh bantuan?!"

"Tidak" Jawab Ajiz ketus.

"Bang, aku mau bicara sebentar sama kamu"

"Gak ada yang perlu dibicarakan lagi Vea, hubungan kita sudah berakhir. Jadi gak ada yang perlu kita bicarakan lagi"

"Tapi aku mohon Bang, beri aku kesempatan sekali saja untuk mengobrol denganmu"

"Cukup Vea!! Sudah aku katakan, kita tak ada hubungan apa-apa lagi. Sebaiknya kamu pergi sekarang"

"Tapi Bang..."

"Pergi Vea!!"

Kini Ajiz meninggikan suaranya saat Vea terus mengganggunya meski berulang kali ia meminta Vea untuk pergi. Melihat Ajiz yang membentaknya Vea terdiam dan kemudian pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.

Vea  berlari ke arah sebuah taman  kota yang telah terlihat kedua temannya sedang menunggunya.

"Ada apa Vea?! Kenapa kamu menangis?!"

"Iya, ada apa Vea?! Apakah kak Ajiz melakukan sesuatu kepadamu sampai kamu menangis seperti ini?!"

Kedua temannya mendekati Vea dan menenangkan Vea yang tengah menangis tersedu-sedu.

"Sebelumnya....sebelumnya Bang Ajiz tidak pernah bernai meninggikan suaranya, dia selalu bersikap lembut dan penuh kasih sayang. Tapi-tapi tadi dia...."

Vea kembali menangis sebelum menyelesaikan kata-katanya.

"Apa kamu mengatakan sesuatu kepadanya sampai dia marah kepadamu?!"

"Tidak, aku hanya meminta untuk bisa berbicara dengannya sebentar saja. Tapi dia terus menolak ku dan malah mengusirku" Jelas Vea

Setelah mendengar hal itu kedua teman Vea hanya terdiam. Mereka mengenal baik sifat Ajiz yang tidak mungkin melakukan hal itu kecuali sudah benar-benar kecewa dan tidak peduli lagi pada seseorang. Hingga tanpa berkata, kedua teman Vea meragukan Vea yang mengatakan jika Ajiz meninggalkan dirinya karena wanita lain.

"Vea, sebetulnya siapa yang selingkuh diantara kamu sama kak Ajiz?!" Tanya Pia

Vea hanya terdiam, ia tetap membela dirinya dengan mengatakan Ajiz hanya salah paham kepada dirinya yang saat itu sedang bersama dengan satu teman organisasinya. Melihat kegelisahan dan kata-kata kaku yang terucap dari mulut Vea membuat Pia menyadari jika temannya itu tengah berbohong.

"Aku kecewa padamu,Vea. Aku bersedia membantu kamu karena aku pikir pertengkaran kalian memang karena kesalah pahaman. Tapi aku lihat di sini kamu yang salah, aku tau kamu sedang berbohong kepadaku" jelas Pia

"Apa maksud kami Pia?!"

Tanpa mengatakan sepatah katapun Pia pergi meninggalkan Vea. Melihat kedua temannya meninggalkan dirinya Vea frustasi dan kembali menangis histeris tak berdaya

***

"Setelah ini kamu mau pergi kemana lagi sayang?!" Tanya Sandi.

Mesya memanyunkan bibirnya dan memikirkan kemana mereka harus pergi selanjutnya.

"Aku belum kepikiran harus pergi kemana, Mas" Jawab Mesya yang kembali memakan sosis panggang di tangannya.

"Nah ini makan lagi sosisnya"

Sandi memberikan sosis yang baru saja di panggang kepada Mesya.

"Hmm.. tapi sebaiknya kita pulang saja Mas"

"Loh kenapa?! Kan Sand bilang kalau kita sekarang lagi bulan madu. Jadi kemana pun kamu ingin pergi, Sand akan kabulkan"

"Benarkah?!" Jawab Mesya dengan semangat

Sandi hanya mengangguk.

"Kalau begitu..... Aku pengen......makan satu sosis panggang lagi"

Wajah tersenyum Sandi seketika berubah menjadi masam. Ia pikir istrinya itu akan meminta sesuatu atau meminta untuk pergi ke tempat yang ia inginkan, namun Mesya ternyata hanya meminta Sandi memanggang satu sosis lagi untuknya.

"Baiklah permaisuriku, raja mu ini akan memanggang kan sosis yang banyak sampai kamu kenyang"

Mesya tersenyum dan menatap Sandi yang memanggang sosis dengan serius untuknya. Sesekali Mesya menyuapi Sandi.

"Haaa.. ini pedas sekali sayang. Apa kamu sengaja memberikan terlalu banyak saus"

Mendengar itu Mesya hanya tertawa, karena ia berhasil mengerjai Sandi dengan memberikan sedikit lebih banyak saus pada sosis bakarnya. Sandi yang tidak kuat dengan makanan pedas bergegas berlari mencari air minum ke dalam tenda.

Mesya melanjutkan memanggang sosis di saat Sandi mengambil air minum. Namun tanpa sengaja tangan Mesya terkena ujung panggangan dan melukai tangannya.

"Aww..."

Mendengar Mesya kesakitan Sandi langsung berlari mengecek keadaan Mesya. Melihat tangan Mesya yang sedikit memerah Sandi terlihat panik dan mencari salep di tas miliknya.

"Tidak apa-apa Mas, ini hal biasa. Bahkan saat aku memasak di dapur aku pernah tersiram minyak atau air panas"

Namun nampaknya Sandi tidak menghiraukan ucapan Mesya dan tetap mengoleskan salep pada luka di tangan Mesya.

"Kamu ini kenapa gak hati-hati sih!! Sudah Sand bilang jangan sentuh panggangannya biarkan Sand yang panggang sosisnya untuk kamu. Tapi kamu ngeyel sekali"

Mesya menatap Sandi yang meniup lembut luka di tangannya. Mata Mesya berkaca-kaca hingga Sandi yang menyadarinya seketika merasa bersalah.

"Ada apa sayang? Apa Sand menyakiti perasaan kamu?! Maafkan Sand, Sand gak bermaksud memarahi kamu"

Sandi berlutut dan menatap wajah Mesya yang menahan tangis.

"Kamu mau maafkan Sand kan?!" Tanya Sandi yang menyentuh dagu Mesya dan menatapnya.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!