kunjungi ig author meylani_ lindak untuk melihat karya-karya author lainya
Aku menjaga kesucian ku untuk suami yang begitu aku cintai. Namun, ternyata ia tak pernah menginginkannya.
Sebuah dendam mengubah cinta menjadi benci.
"Aku menikahimu, bukan karena aku menginginkan mu. Tetapi hanya ingin balas dendam atas penghinaan ayahmu pada ku, sekarang status sosial kita berbeda, sekarang kau lah yang tak pantas untuk ku Ze"
Bagai tersambar petir Zhezha mendengar pernyataan Yoga, pria yang dinantinya selama lima tahun.
Aku akan tetap menunggu kamu, meski seribu tahun lamanya. Namun, ada batas bagi seorang istri untuk menunggu, dan aku akan menunggu sampai jatuhnya talaq 3. Batas dimana ketidak mungkinan lagi untuk memiliki kamu.
"Terima kasih Mas, telah mengeluarkan aku dari kutukan perawan tua itu. Mungkin kutukan itu memang benar, aku akan tetap jadi perawan, meski aku sudah resmi jadi istri mu. "
Bagaimana kisah Zhezha, akan Zhezha menemukan cinta lain selain Yo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecelakaan
Yoga sedang menikmati makan siangnya, tanpa sengaja ia menyenggol gelas kaca yang ada di sampingnya.
Prank.
Gelas tersebut berderai ketika menyentuh lantai.
" Aduh ada-ada saja, " keluhannya.
Yoga pun memunguti pecahan kaca yang berserakan di lantai. Tanpa sengaja ia menyentuh bagian runcing dari pecahan kaca tersebut.
" Astagfirullah, " ucapnya ketika melihat darah mengalir di jari telunjuknya. Yoga pun membersihkan darah tersebut dengan peralatan P3K seadanya.
Setelah itu ia kembali membersihkan pecahan kaca tersebut. Entah kenapa Yoga menjadi tak enak hati. Ia merasa gelisah, seperti ada yang mengganjal di hatinya.
' Zhezha, ' batin Yoga. Tiba-tiba ia teringat akan Zhezha. Itu karena Yoga tak memiliki siapapun yang dekat dengannya saat ini, kecuali Zhezha. Seorang istri yang sudah ia jatuhkan talak, meski begitu status Zhezha saat ini masih resmi sebagai istrinya.
Yoga menghampiri meja kerjanya kemudian meraihnya handphonenya.
Ia sedang melakukan panggilan telepon, tapi Zhezha tak mengangkat telepon darinya. Padahal nomornya aktif saat itu.
" Kemana Zhezha? 'batinnya.
Yoga kembali menelpon Zhezha, hingga beberapa kali. Hingga nomor Zhezha tak aktif lagi.
***
Wisnu sedang berkendara di jalan raya, jalanan cukup lengan saat itu, karena itu ia menambah laju kecepatannya untuk segera tiba tempat tujuan.
Ketika sedang melaju di jalan raya, tiba-tiba saja di hadapannya sudah ada wanita yang berlari kencang ke tengah jalan. Wisnu kaget, ia pun coba untuk mengerem secara mendadak.
Tapi semua terlambat. Mobilnya terlanjur menabrak wanita tersebut dan melambungkan hingga menghantam trotoar.
Saat itu keadaan cukup sepi. Namun ada beberapa pengendara lain yang langsung membantu gadis itu.
Wisnu segera menepikan mobilnya. Kemudian menghampiri korbannya
Seorang laki-laki langsung menghampiri Wisnu sambil marah-marah.
" Anda harus tanggung jawab karena telah menabrak gadis itu! " serunya dengan nada emosi.
" Iya Pak, tenang dulu. Saya memang ingin bertanggung jawab. Makanya saya turun, " jelas Wisnu.
Wisnu langsung menghampiri kerumunan orang yang hanya melihat saja, tanpa ada yang menolong korbannya.
Wisnu mendekati Zhezha yang sudah tak sadarkan diri, saat itu kepala bagian kirinya mengeluarkan darah.
Darah segar terus saja mengalir di kening Zhezha, begitupun di hidungnya.
"Permisi, biar saya bawa kerumah sakit saja, " ucap Wisnu sambil mengangkat tubuh Zhezha.
***
Gunawan keluar dari kantornya untuk mengejar Zhezha, saat itu melihat kerumunan yang ada memenuhi jalan raya, bahkan dalam sekejap saja jalanan sudah macet .
Sesampainya di mobil, Wisnu meminta satu orang untuk menjaga Zhezha selama di mobil, dan kebetulan seorang ibu paruh baya bersedia menjaga Zhezha selama di mobil.
Wisnu membawa laju mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Sepuluh menit mobilnya pun tiba di lobby ruang UGD.
Melihat mobil yang masuk jalur darurat, dengan sigap petugas medis menyambut mereka dengan sebuah bankar kosong.
Setelah dikeluarkan dari mobil, Zhezha langsung ditangani. Sementara Wisnu siap sedia di tempat itu.
Tanpa bermaksud lancang, Wisnu coba membuka tas milik Zhezha untuk mencari Kartu Identitas atau apa saja yang bisa didapatkan untuk menghubungi pihak keluarga dari korbannya.
Setelah mendapatkan dompet milik Zhezha, Wisnu mencoba mencari Kartu Tanda Penduduk milik gadis yang ia tabrak. Ia pun menemukan KTP Zhezha.
" Zhezha Zaskia, tapi sepertinya dia bukan asli penduduk sini, " gumam Wisnu setelah membaca kartu Identitas Zhezha.
Setelah mendapatkan identitas dari korbannya, Wisnu langsung mendaftarkan Zhezha ke bagian pendaftaran rawat inap.
Tugas mengurus administrasi sang korban pun selesai, ia kembali ke ruang UGD untuk menyerahkan berkas dari ruang pendaftaran kepada petugas medis yang merawat Zhezha.
Wisnu menunggu dengan gelisah, sesekali ia melirik petunjuk waktu yang melingkar di pergelangan tangannya.
Sebenarnya saat ini ia ada janji dengan seseorang tapi harus batal karena musibah ini.
" Keluarga pasien yang bernama Zhezha! " seru salah seorang suster.
Wisnu yang mendengar pun segera menghampiri suster tersebut.
" Iya ada apa suster? " tanya Wisnu.
" Anda keluarga pasien? " tanya Suster.
" Bukan saya orang yang menabrak pasien, " Jawab Wisnu dengan jujur.
" Ehm, sudah hubungi pihak keluarga? " tanya suster tersebut lagi.
" Memangnya ada apa ya suster? " Wisnu balik bertanya ketika melihat sedikit kekhawatiran pada pada suster tersebut.
" Pasien mengalami cedera kepala ringan. Namun, harus membutuhkan tindakan operasi untuk menghentikan pendarahan pada bagian kepalanya, " papar suster tersebut.
Hah, Wisnu kaget. Kini ia pun jadi khawatir.
"Karena operasi harus segera dilakukan, saya minta Anda yang menjadi penanggung jawab dari pasien. Jika menunggu pihak keluarga dikhawatirkan darah akan menggumpal di bagian lika kepala dan kemungkinan yang lebih buruk bisa terjadi, " papar suster itu lagi.
" Iya suster, saya bersedia bertanggung jawab asalkan pasien bisa ditangani secepatnya."
***
Setelah menandatangani prosedur operasi, Wisnu masih berusaha mencari identitas lain dari wanita yang di tabrak nya.
Ia coba mencari nomor keluarga Zhezha yang biasa di hubungi. Namun Wisnu mendapati Smartphone Zhezha yang sudah rusak layar LCDnya.
" Aduh handphone rusak lagi, bagaimana cara menghubungi pihak keluarganya ya? " gumam Wisnu yang menjadi bingung.
Wisnu berada di depan kamar operasi, saat itu lampu panel berwarna merah masih menyala. Itu berarti korbannya masih dalam tindakan pembedahan.
***
Yoga membereskan barang-barangnya, rencananya ia akan pulang saat ini juga. Lebih maju tiga hari sebelum jadwal semula.
Meskipun terus ia ingkari, perasaan tersebut tetap saja menguasainya. Perasaan khawatir terhadap Zhezha. Padahal rencananya bulan depan ia sudah berencana untuk menggugat cerai Zhezha secara resmi.
Setelah beberes, Yoga segera keluar dari penginapannya. Entah apa yang ada di hati Yoga saat itu , yang jelas seperti ada sesuatu yang menuntutnya harus segera pulang.
Yoga pun membawa laju mobilnya, setelah memberi instruksi kepada asistennya untuk mengurusi pekerjaan nya. .
***
Wisnu tampak gelisah menunggu di depan kamar operasi, karena setelah dua jam, korban belum juga keluar dari ruangan operasi.
Meskipun gadis yang ditabraknya tersebut bukan orang asing. Namun ia merasa punya tanggung jawab untuk tetap menunggu di tempat itu.
Lima belas menit kemudian, dari lorong ruangan operasi Wisnu mendengar suara bed hospitals di dorang keluar dari ruangan operasi.
Ia, pun segera menghampiri suster yang mendorong pasien tersebut ke ruangan perawatan VIP.
Setibanya di ruangan tersebut, suster kembali meninggalkan ruangan tersebut setelah memeriksa keadaan pasien.
"Kondisi pasien sudah semakin membaik ya Pak, jika butuh sesuatu Anda bisa menghubungi kami dengan menekankan tombol darurat, begitupun jika pasien sudah sadar, " ucap suster tersebut sambil berlalu.
Wisnu sedikit kaget mendengar penuturan suster tersebut. Dilihatnya lagi gadis yang ia tabrak. Wajah gadis itu begitu pucat, dengan lilitan perban di yang melingkar di kepalanya, meskipun begitu, aura kecantikannya tak memudar sedikitpun.
'Apa? Kenapa aku yang harus menjaga gadis ini? ' batin Wisnu.
smoga Wisnu jd pengobat luka yg begitu dalam bwt Zhezha...
Yoga sungguh kamu keterlaluan, d saat Zhezha baru pulang dr RS kamu torehkan lg luka yg begitu dalam..smoga kamu cepat menyadari nya, dn d saat kamu sadar..Zhezha udh jauh dr jangkauan mu 😬
klo dendam ma bapa nya, anak nya jangan d bawa2 dooong..belum tentu anak nya punya tabiat sma kaya orangtua nya
kamu wanita kuat Zhee kamu pasti bisa melewati smua cobaan ini,,biarkan Yoga bersikap seperti itu..nanti jg ada masa nya dia akan menyesali smua perbuatan nya yg udh nyakitin kamu 🥺
kamu dgn mudah nya melampiaskan dendam mu terhadap pa Yanto dgn menyakiti Zhezha,,ingat Gaa dendam g hrs d balas dgn kejahatan tp tunjukanlah dgn keberhasilan qta!!!
lihat lah anak mu pa Yanto, dia mulai menjalani dendam nya Yoga terhadap mu pa Yanto..gara2 anda yg terlalu sombong dn serakah Zhezha d perlakukan tdk semesti nya sbagai seorang istri oleh suami nya 😠
ingat pa Yantooo roda itu selalu berputar, g selama nya orang akan terus d atas..bukti nya skarang pa Yanto smua kekayaan nya udh habis d jualin bwt berobat...tp pa Yanto masih aj sombong!!!
sampe Zhezha d lamar ma beberapa pria g sedikit pun Yoga ngasih kabar keadaan nya d kota,,,,apakah Yoga sengaja utk menguji kesetiaan Zhezha ga ngasih kabar hingga 5 tahun lama nya?
tp hidup memang harus d perjuangkan klo qta pengen jd orang yg sukses,,tp pertanyaan nya..mampukah qta menerjang keras nya dunia dgn sgala rintangan nya?
hanya Tuhan yg tau akan kemampuan qta...😔
Tetap semangat berkarya & sehat selalu..