NovelToon NovelToon
Kisah Si Elang Putih.

Kisah Si Elang Putih.

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: Alvinoor

Xiao Yuen sang putra mahkota kerajaan Hindipura, yang dianggap sampah lantaran memiliki Dantian yang cacat semenjak lahir, setiap saat, mendapat hinaan dan siksaan dari pangeran Gumantri saudara tiri nya.

Hingga pada suatu hari, seorang pertapa tua mengajak nya pergi ke Negeri seberang untuk mencari keberadaan ayah nya.

Bertemulah dia dengan ayah nya?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Guru Darma.

Baru saja pangeran Yurendra berniat maju mendekati Xiao Yuen, namun saat mata nya menatap mata kakek tua di samping Xiao Yuen itu, tiba tiba tenaga nya seperti hilang entah kemana.

"kakek Guru Darma!, apa yang terjadi sebenar nya?" tanya Ratu Nalina heran melihat guru spiritual ayahanda nya itu datang tiba tiba.

"Aku diutus ayahanda mu, untuk menjemput putra mu, ayahanda mu beberapa waktu yang lalu, mendapat bisikan bahwa di tanah seberang, ada seorang murid Sian Wu yang berkepandaian tinggi, yang bisa mengobati penyakit putra mu ini, namun saat aku tiba di belakang Istana, aku melihat pangeran yang lebih tua itu sedang mencambuki tubuh putra mu secara sadis, hanya karena ingin menguasai cincin kecil yang kau berikan pada putra mu itu, tidak salah kan bila aku sedikit memberi pelajaran adab kepada nya!" ujar guru Darma.

"Kau!, kau pasti berbohong, selama ini putra ku anak yang baik, yang penurut kata kata orang tua nya!" bantah pangeran Yurendra.

Guru Darma menarik tubuh Xiao Yuen dan melepaskan pakaian nya, sehingga balur balur merah kebiruan beserta luka luka terlihat jelas di tubuh pangeran Xiao Yuen.

Ratu Nalina sampai terpekik melihat keadaan sang putra nya itu.

"Biadab!, putra mu benar benar biadab!, apa kesalahan putra ku sehingga dia disiksa seperti ini, panggil penjaga kuda semua nya kesini sekarang juga!" teriak Ratu Nalina murka.

Tidak berapa lama, seluruh penjaga kuda istana datang menghadap, termasuk kakek Ranu.

"Apa yang kalian ketahui tentang penyiksaan putra mahkota oleh pangeran Gumantri heh?" tanya Ratu Nalina murka.

Semua tertunduk tanpa ada yang berani menjawab atau bercerita tentang kejadian yang sebenar nya.

"Ka!… kami tidak melihat ada penyiksaan yang mulia Ratu!" sahut salah seorang dari mereka.

"Pengawal!, bawa tukang kuda ini keluar, dan pancung kepala nya, karena telah bersekongkol dengan orang lain untuk menyiksa putra mahkota!" teriak sang Ratu dengan sangat murka sekali.

Beberapa orang pengawal segera menyeret pria itu ke halaman istana, dan melakukan hukuman yang di titahkan oleh sang Ratu.

Meskipun pria itu menangis memohon ampunan, tetapi murka ratu Nalina sudah benar benar mencapai titik batas kesabaran nya.

"Sekali lagi aku bertanya, apa yang dilakukan pangeran Gumantri kepada putra mahkota heh?, jawab lah, kalian mengetahui nya atau tidak, aku tidak sayang memancing seluruh tukang kuda di istana ku ini, bila aku tahu berkomplot dengan orang lain, menyiksa putra ku, jawab!" teriak Ratu Nalina.

Semua terdiam dalam dilema, berbicara jujur, mati, berdusta juga mati.

"Ampun Ratu Nalina!, nama saya kakek Ranu, saya sudah tua, bila harus mati, maka biarlah saya mati membela kebenaran, sepengetahuan saya, hampir setiap hari pangeran Gumantri menyiksa putra mahkota dengan mencambuki nya, mereka tidak berani bicara karena keluarga mereka akan di bantai habis bila mengatakan nya, dan mengenai penyakit pangeran Xiao Yuen, bukanlah cacat bawaan dari lahir, tetapi Dantian beliau dirusak oleh jendral Janu Ram dengan racun khusus yang bisa membuat Dantian cacat, saya punya bukti, tabib Ludra yang meracik racun itu , sedangkan yang memberikan nya adalah pangeran Gumantri sewaktu usia pangeran Xiao Yuen empat tahun!" ujar kakek Ranu menceritakan kisah sesungguh nya.

"Pengawal! Panggil Patih Anupram dan panglima jendral Janu Ram kesini sekarang juga, cepat!" teriak Ratu Nalina sangat murka sekali.

beberapa orang prajurit segera berlari ke luar istana, menuju kediaman Patih Anupram dan panglima jendral Janu Ram.

"Kalian!, panggil tabib Ludra kesini sekarang juga, kalau dia tidak mau, seret dia!" teriak Ratu Nalina lagi.

Dua orang prajurit segera berlari menuju kediaman tabib Ludra.

Beberapa saat kemudian, Patih Anupram, panglima jendral Janu Ram dan tabib Ludra telah hadir di hadapan Ratu Nalina.

"Ampun yang mulia Ratu, ada apa gerangan kau berkenan memanggil kami secara mendadak?" tanya Patih Anupram.

"Kakek Ranu, ceritakan lagi apa yang kau ketahui!" titah ratu Nalina.

Kakek Ranu segera mengulangi kembali cerita nya dari awal.

Awal nya Jendral Janu Ram membantah semua keterangan dari kakek Ranu. Tetapi setelah di konfirmasi dengan tabib Ludra serta keterangan para tukang kuda yang berbalik membela pihak istana , membuat Jendral Janu Ram mati kutu.

Dengan mata merah karena marah nya, Patih Anupram menatap kearah Jendral Janu Ram.

"Jendral!, apa yang sudah kau lakukan dengan putra mahkota heh?, ada hal apa sehingga kau melakukan perbuatan yang sangat keji seperti itu?" tanya Patih Anupram bergetar menahan amarah nya.

Dengan wajah tertunduk lesu, Jendral Janu Ram terbata bata bicara, "ma… maaf kan hamba Ratu, hamba khilaf, hamba terbawa dendam dengan ayah dari putra mahkota itu, dia dan istri nya Pek Hoat Sian Li yang pernah mempermalukan hamba dahulu di hutan" ucap nya.

Dahulu Jendral Janu Ram pernah bentrok dengan Cin Hai dan Pek Hoat Sian Li (Dewi penyihir putih) atau Dewi Anote *baca seri Dendam sang Rajawali* .

Ratu Nalina menatap kearah sang Jendral, "akal mu sungguh picik jendral, hanya karena ayah nya pernah bentrok dan mempermalukan diri mu, dengan tega nya kau hancurkan masa depan putra ku, putra mahkota negeri Hindi Pura, harapan ayahanda Raja Dyandra sebagai penerus beliau, kau sangat tega sekali Jendral!" ucap Ratu Nalina menahan sesak di dada nya.

"Sriing!" ....

Patih Anupram menghunuskan pedang pusaka nya, menatap kearah Jendral Janu Ram dengan sangat murka sekali.

"Kau tahu jika jiwa dan raga ku hanya untuk Hindi Pura?, aku rela mengorbankan lebih dari separo hidupku demi membebaskan Hindi Pura, kau dengan tega nya menghancurkan masa depan Hindi Pura tercinta, apa kesalahan anak kecil itu sehingga hidup nya kau rusak?, biadab kau Janu Ram!" ....

"A… a… ampun!" ....

"Tras!" ....

Dengan kecepatan luar biasa, pria tua itu menebas leher Jendral Janu Ram hingga kepala nya menggelinding di tanah.

"Dengarlah Pangeran Yurendra, karena kau tidak bisa menempatkan diri mu sebagai ayah dari putra ku, kau justru dengan kekuasaan mu yang ku berikan, dengan tega nya menindas putra ku, yang sesungguh nya putra mahkota negeri Hindi Pura, maka mulai sekarang, kau tidak ada ikatan apa apa baik dengan ku, maupun dengan negeri Hindi Pura, pergilah sejauh mungkin dan jangan tampakan batang hidung mu di negeri ini, jika itu kau langgar, maka siapa pun yang berhasil membunuh mu, akan kuberikan hadiah emas dan permata, bawa putra tersayang mu itu bersama mu!" titah Ratu Nalina ber maklumat.

Dengan wajah tertunduk lesu, siang itu juga, pangeran Yurendra dan putra nya pangeran Gumantri pergi meninggalkan Kota Raja Argapura dan negeri Hindi Pura dengan di kawal oleh sepasukan prajurit khusus menuju perbatasan negeri Hindi Pura.

Sesungguhnya pangeran Yurendra ini di negeri Madia adalah pangeran terbuang karena melakukan kejahatan serupa.

Awal nya dia adalah pangeran dari selir, namun menginginkan kedudukan putra mahkota, sehingga menggunakan cara yang sama untuk menyingkirkan putra mahkota.

Bekerja sama dengan istri nya Ratri, dia meracuni putra mahkota, namun sebelum hal itu kesampaian, istri nya keburu tertangkap dan dijatuhi hukuman mati, serta pangeran dan putra nya di usir dari negeri Madia.

Adapun niat awal pangeran mempersunting Ratu Nalina adalah untuk memperalat ratu nan cantik itu agar mau menyerang dan menaklukan negeri Madia.

Namun Ratu Nalina tidak menyetujui usulan dari pangeran Yurendra, karena semenjak dahulu, negeri mereka bersahabat dengan negeri Madia.

"Kakek guru!, kalau kakek ingin membawa Xiao Yuen ke tanah seberang, cari Fu Cin Hai ayah kandung dari Xiao Yuen, sebagai bukti dia benar benar putra Cin Hai, di dalam cincin Xiao Yuen itu ada sebuah seruling sakti bernama Shin Toat Siaw pemberian dari Cin Hai, perlihatkan seruling itu, maka dia akan tahu siapa Xiao Yuen sesungguh nya, semoga Cin Hai dapat mengusahakan kan penyembuhan bagi putra ku!" ucap ratu Nalina.

"Tentu saja Ratu, saya akan membawa pangeran ke tanah seberang, mencari keberadaan murid Sian Wu itu, sekaligus mencari keberadaan ayahanda sang pangeran Xiao Yuen!" sahut pertapa Guru Darma.

"Ada lagi Guru, didalam cincin ruang ditangan putra ku itu ada sebuah Cupu yang bernama Cupu sakti manikara, cupu ini setara dengan seratus cincin ruang kelas satu, ada sejumlah keping emas disana sebagai bekal putra ku merantau, dia bisa mempergunakan nya kelak bila dibutuhkan, terakhir, tolong jaga putra ku baik baik Guru Darma!" pesan dari Ratu Nalina seraya memeluk Xiao Yuen dengan linangan air mata nya.

Tidak jauh dari mereka, nampak seorang gadis kecil, menatap kearah Xiao Yuen dengan tatapan sayu.

...****************...

1
Jm Jm
afdetnya lama sekali afdet cuma 1 episod/Sob/
Orang Pinggiran
lanjuuuuuuuuuuuutttttttt ❤️❤️❤️❤️❤️
Bias Satria
juut lanjjuuuuuut Thor.
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Muantebz
kamir
josss
Amir Hamzah
mantap tetap lah berkembang perlahan dengan pasti 👍👍👍
Umar Muhdhar
10
Umar Muhdhar
1
Umar Muhdhar
10
Umar Muhdhar
1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hai
Bambang Widyatmoko
lanjutkan
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Semangat...
Redy Ryan Little
Mantap
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
kamir
josss
Umar Muhdhar
1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Ceritanya bagus..
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!