NovelToon NovelToon
Tumbal Mata

Tumbal Mata

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Horror Thriller-Horror / Epik Petualangan / Kutukan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Tumbal
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Foerza17

Setelah aku selamat dari kecelakaan itu, aku berhasil untuk bertahan hidup. Tetapi masalah yang kuhadapi ternyata lebih besar daripada dugaanku. Aku tersesat dihutan yang lebat dan luas ini. Aku mungkin masih bisa bertahan jika yang kuhadapi hanyalah binatang liar. Tapi yang jadi masalah bukanlah itu. Sebuah desa dengan penduduk yang menurutku asing dan aneh karena mereka mengalami sebuah penyakit yang membuat indera penglihatan mereka menjadi tidak berfungsi. Sehingga mereka harus mencari "Cahaya" mereka sendiri untuk mengatasi kegelapan yang amat sangat menyelimuti raga mereka. Mereka terpaksa harus mencari dan mencari sampai bisa menemukan mata mereka yang hilang. Dan akhirnya mereka bertemu dengan kami. Beberapa penumpang yang selamat setelah kecelakaan itu, harus bertahan hidup dari kejaran atau mungkin bisa kusebut penderitaan mereka atas kegelapan yang menyelimuti mereka. Berjuang untuk mendapatkan "Cahaya Mata" mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Foerza17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hampir Sampai

Akhirnya kami pun sampai di penghujung ladang ini. Kami tiba sebuah aliran sungai yang seperti digunakan sebagai saluran irigasi. Karena ditepian sungai ini sudah dibangun dan cukup terawat untuk sebuah tempat antah berantah ini. Dan juga dikejauhan sana terlihat siluet seperti jalan raya yang dipenuhi oleh hiruk pikuknya kendaraan yang berlalu lalang. Kami pun merasa sedikit lega melihatnya.

Kak Willie terlihat sangat senang, dia langsung berlari kearah sungai yang cukup lebar itu dan langsung membuka bajunya berniat untuk segera menceburkan diri disana.

"Udah lama gue gak mandi cok. Akhirnya bisa juga ngerasain mandi air bersih disini," seru Kak Willie dengan bersemangat melepaskan seluruh bajunya kecuali celana dalamnya. Vivi dan Aini dengan spontan langsung memalingkan mukanya kearah lain.

"Kalau mau berenang hati-hati, Will! Mungkin sungainya agak dalam," ucap Pak Bonadi mengingatkan. Kak Willie seperti tidak terlalu mendengarkan ucapan Pak Bonadi dan langsung menceburkan diri disana.

"Seger banget coy. Ayo, Ndra! Lu gak mau ikutan juga?" tantang Kak Willie.

"Boleh deh!" jawabku dengan semangat.

Aku pun ikut melepaskan bajuku kecuali celana dalamku dan langsung menceburkan diri disana. Kami berdua pun terlihat seperti anak itik yang baru saja dilepaskan setelah berbulan-bulan dikurung didalam kandang. Kami saling bercanda dan saling bergulat didalam sungai itu.

"Hadeh dasar cowo," desah Vivi sembari menggelengkan kepalanya.

"Tapi aku juga mau mandi sih. Udah lengket juga ini kulit," sambung Kak Ayu. Vivi pun terlihat juga ingin segera membersihkan dirinya.

"Tapi kita cari tempat yang agak jauhan kalo gitu," ajak Kak Ayu.

"Boleh deh. Ayok!" seru Vivi bersemangat.

"Aku ikut ya kak?" tanya Aini. Mereka berdua pun mengizinkan. Tak lupa juga mereka berpamitan kepada Pak Bonadi terlebih dahulu. Kemudian mereka bertiga pun pergi.

Kami semua pun membersihkan diri kami hingga tak terasa air sungai mulai sedikit membuat tubuhku menggigil. Aku pun segera naik ke permukaan dan segera mengeringkan tubuhku terlebih dahulu.

"Udahan dulu, Kak. Udah kedinginan aku," ucapku sembari berjalan menuju pinggir.

"Yah masa udahan? Aku masih belum puas ini," gerutu Kak Willie yang masih berendam dan hanya menyisakan kepalanya saja.

"Udah sore. Takut dimarahi mama," jawabku.

"Apalah mana ada kek gitu," jawab Kak Willie kesal dan kami berdua pun tertawa bersama.

Aku kemudian duduk dipinggiran sungai itu dan melihat Kak Willie dan Novan yang masih bermain air. Perlahan langit biru pun mulai memerah keemasan. Gemericik air sungai membawa perasaan damai dan tenang. Bayangan panjang daun tebu pun ikut meneduhkan pandangan. Dan angin sore yang berhembus pelan menambah perasaan damai dan menenangkan.

Kemudian Kak Willie dan yang lainnya pun mulai beranjak keluar dari air dan segera mengeringkan tubuhnya masing-masing. Kemudian para perempuan juga sudah kembali dari tempat mereka membersihkan diri. Penampilan kami pun sedikit menjadi lebih segar dari kemarin. Stamina kami juga perlahan mulai pulih. Kami sejenak duduk dipinggiran sungai dan menikmati senja bersama-sama.

"Eh liat ada tai!" seru Novan secara tiba-tiba.

"Lah iya njir," sahut Kak Willie sembari tertawa. Kak Ayu dan Vivi terlihat jijik melihatnya dan juga melihat tingkah mereka berdua.

"Kalian ini bisa gak sih sehari aja gak bikin kesel," ucap Vivi kesal. Kak Willie pun terdiam mendengarnya.

"Tidak, tidak! Ini sebuah pertanda baik," ucap Pak Bonadi menanggapi hal tersebut.

"Pertanda baik yang berasal dari benda kuning yang mengapung itu?" tanya Vivi keheranan.

"Aku juga berpikir demikian, Letnan. Tapi apa mungkin mereka masih bisa merasakan buang air besar?" sambung Pak Juari.

"Kita tidak akan tahu jika kita tidak mencari tahu," jawab Pak Bonadi singkat sembari berdiri dan membawa barang bawaannya kembali.

"Kita mau kemana?" tanya Vivi yang masih kebingungan dengan apa yang sedang dibicarakan.

"Begini. Berhubung sungai ini cukup luas dan kita tidak bisa menyeberanginya secara langsung, pertama-tama kita akan mencari sebuah jembatan untuk ke seberang. Kemudian dilihat dari benda yang mengapung itu, kita bisa tahu jika di hilir sungai mungkin terdapat sebuah pemukiman. Atau mungkin seseorang yang masih normal menurutku," terang Pak Bonadi.

"Tidak ingatkah kita kemarin pas mencoba untuk mencari bantuan dengan mengikuti alur sungai malah bertemu dengan pemukiman zombie?" sanggah Kak Ayu.

"Tapi ini dalam konteks yang berbeda. Aku sangat yakin para zombie itu tidak bisa merasakan buang air lagi. Jadi itu pasti kotoran manusia yang masih normal," jawab Pak Bonadi yakin.

"Baiklah. Aku setuju," sahut Kak Willie sembari bangkit dan mengambil barang bawaannya.

Kemudian semua pun sepakat untuk berjalan ke hilir sungai dan mencari jembatan atau mungkin sebuah bantuan. Kami berjalan beriringan dipinggir sungai itu.

Matahari pun mulai terbenam bersama cahayanya. Kembali meninggalkan kegelapan malam yang sunyi dan teror yang bisa dipastikan datang kembali. Kami mulai mempersiapkan senjata kami untuk menghadapi para zombie bersembunyi meringkuk diantara semak-semak. Suara serangga dan hewan malam membuat suasana menjadi tidak terlalu sepi. Dan cahaya rembulan sedikit menerangi perjalanan kami.

Setelah beberapa menit kami berjalan menyusuri sungai, kami menjumpai sebuah dam yang melintang diatas sungai. Dengan sebuah kincir air yang terpasang dibawahnya, dan sebuah bangunan diseberang. Kami langsung berjalan menuju kesana melewati dam itu dengan hati-hati. Karena kami tahu, bahwa sungai ini pasti sangat dalam.

Setelah kami sampai diseberang, kami langsung menuju kearah bangunan itu. Ternyata terdapat beberapa pemuda yang sedang nongkrong disana. Kami sedikit curiga dengan mereka. Pak Bonadi pun langsung berjalan didepan mencoba untuk mengobrol dengan mereka.

"Selamat malam kalian semua," ucap Pak Bonadi. Para pemuda itu sedikit terkejut akan kehadiran kami. Beberapa pemuda bangkit dari duduknya dan menghampirinya kami. Penampilan mereka sedikit normal buatku. Tanpa mata yang aneh, dan postur tubuh seperti orang normal pada umumnya. Tapi sepertinya mereka seorang berandalan.

"Bapak darimana? Kok dari arah ladang?" tanya seorang pemuda.

"Hahaha tidak. Kami sebenarnya adalah penumpang dengan bis yang mogok. Jadi kami memutuskan untuk jalan-jalan sebentar disekitaran sini. Eh malah kejauhan terus tersesat," ucap Pak Bonadi seperti menyembunyikan fakta yang sebenarnya.

"Oh begitu ya pak? Tapi ya kebangetan juga sih nyasarnya sampe sini hahaha," jawab pemuda itu sembari tertawa dan diikuti oleh pemuda yang lain. Mereka kira-kira berjumlah 10 orang.

"Terus orang culun itu ngapain coba bawa-bawa panah segala," ledek pemuda yang lain.

"Apa lu bilang?" geram Kak Willie. Aku berusaha menenangkannya.

"Hahaha benar, benar. Tapi apa bisa kami meminta tolong untuk diantarkan ke jalan raya segera? Kami khawatir kalo kami ketinggalan rombongan," ucap Pak Bonadi lagi. Para pemuda itu sedikit berdiskusi satu sama lain. Kemudian salah satu dari mereka berbicara.

"Oh boleh kok pak. Tapi kami cuman ada 4 motor. Gantian aja ya nanti," ucapnya. Pak Bonadi pun menatap kami sebentar. Kami hanya mengangguk menurutinya karena tidak ada pilihan lagi.

"Baiklah. Yang pertama tolong antarkan yang cewe-cewe terlebih dahulu," ucap Pak Bonadi.

"Yang tua-tua dulu lah. Kasian kalo cewe-cewe dulu. Biar mereka istirahat disini dulu. Pasti mereka capek abis jalan-jalan di ladang," jawab pemuda yang bertingkahlaku seperti ketua geng.

"Baiklah. Kalo begitu Pak Juari, Willie, Ayu dan Novan kalian jalan dulu. Dibonceng oleh mereka. Sisanya kita istirahat sebentar disini," perintah Pak Bonadi. Kami hanya mengiyakan.

Mereka pun menyiapkan motor yang terlihat sudah dimodif dengan knalpot brong itu. Mereka pun mulai menyalakan motor dan teman-teman kami bersiap untuk naik. Tiba-tiba salah satu motor mengalami mogok dan tidak bisa dinyalakan. Terpaksa yang sekarang pergi hanyalah Pak Juari, Novan Kak Willie saja.

Akhirnya mereka bertiga pergi dulu, Kak Ayu terpaksa menunggu jemputan kedua bersama kami.

1
yanah~
enak di baca kak 🤗
yanah~
Mampir kak 🤗💪
Siti Yatmi
berasa nonton film...wk2
Foerza17: jangan buru² atuh bacanya kak. aku upload cuman sehari sekali
total 1 replies
ada badaknya🫡off
kayak nama Aini di sinetron "Aini malaikat tak bersayap" di ANTV
Foerza17: kalau ada kesamaan nama tokok adegan ini hanya fiktif belaka ya kak wkwk
total 1 replies
ada badaknya🫡off
hati hati banyak supir yang ngantuk l
Foerza17: mana ada pagi² mengantuk
total 1 replies
ada badaknya🫡off
harus buat rencana dulu lah masa malah diam aja di bis
ada badaknya🫡off
wkwkwkw sabar karena Allah yang tahu/Proud/
Siti Yatmi
berasa nonton film
Foerza17: pantengin terus ceritanya ya kak. diusahakan setiap hari update ❤️❤️❤️
total 1 replies
Siti Yatmi
serem ih...mata mu..mataku....
Aleana~✯
Hai kak aku mampir...yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Foerza17: makasihh udah mampir. semoga novelnya makin ramai pembaca yaw
total 1 replies
Jihan Hwang
hai. aku mampir.. yuk kamu juga mampir di karyaku/Smile/
Foerza17: makasih sudah mampir kak ❤️❤️
total 1 replies
Tsumugi Kotobuki
Gaya bahasa penulisnya enak banget, bisa ngebuat baper atau ketawa-ketawa.
Foerza17: thanks ya kak. ditunggu update selanjutnya. aku usahakan setiap hari update ❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!