NovelToon NovelToon
Satu Biduk Dua Cinta

Satu Biduk Dua Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yeni Eka

Ini bukan kisah istri yang terus-terusan disakiti, tetapi kisah tentang cinta terlambat seorang suami kepada istrinya.

Ini bukan kisah suami yang kejam dan pelakor penuh intrik di luar nalar kemanusiaan, tetapi kisah dilema tiga anak manusia.

Hangga telah memiliki Nata, kekasih pujaan hati yang sangat dicintainya. Namun, keadaan membuat Hangga harus menerima Harum sebagai istri pilihan ibundanya.

Hati, cinta dan dunia Hangga hanyalah untuk Nata, meskipun telah ada Harum di sisinya. Hingga kemudian, di usia 3 minggu pernikahannya, atas izin Harum, Hangga juga menikahi Nata.

Perlakuan tidak adil Hangga pada Harum membuat Harum berpikir untuk mundur sebagai istri pertama yang tidak dicintai. Saat itulah, Hangga baru menyadari bahwa ada benih-benih cinta yang mulai tumbuh kepada Harum.

Bagaimana jadinya jika Hangga justru mencintai Harum saat ia telah memutuskan untuk mendua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni Eka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Semangat Harum sejatinya telah menghunjam ke titik bawah sebab kebiasaan Hangga yang selalu pulang malam beberapa hari ini. Tidak pernah lagi menyentuh karya masakannya, dan selalu keluar rumah saat libur kerja.

Hangga seakan tidak memberinya celah barang setitik pun untuk Harum agar dapat masuk ke dalam hatinya. Jangankan untuk masuk, bertandang sekejap dalam ruang hati Hangga pun tidak dapat dilakukan sebab Hangga menutup rapat-rapat pintunya.

Akan tetapi, tidak dengan pagi ini. Pagi ini berbeda. Tumbuh kembang-kembang indah yang merekah. Meskipun tidak ada ucapan manis dari bibir suaminya, namun perlakuan Hangga pagi ini terasa sangat manis bagi Harum.

Terutama ketika Hangga tiba-tiba datang membawa salep untuknya, saat Harum berpikir Hangga akan ‘kabur’ lagi pagi itu.

Perintah Hangga untuk membereskan dan memindahkan barang-barang ke kamarnya dan memintanya untuk tidur di sana adalah kesempatan luar biasa yang akan ia manfaatkan sebaik-baiknya untuk “menyentuh” hati Hangga.

Bagaimana ia bisa membangun pondasi hubungannya bersama Hangga, sedangkan selama ini waktu bertemu dan jarak mereka terbentang oleh kamar yang terpisah.

Namun, tiada disangka dan tidak diduga, kembang-kembang rasa di hati Harum pagi ini kuncup seketika, bahkan dipaksa jatuh terserak-serak.

Ia masih ingat jelas bahwa wanita cantik di depan pintu itu adalah Nata. Perempuan mirip artis Korea yang dikenalnya dua hari lalu di kedai. Perempuan yang telah “diselamatkan” dari kecurian ponsel. Harum bahkan sempat terhipnotis oleh kecantikannya.

Harum berdiri terpaku dan membisu menyaksikan drama yang terjadi di hadapannya. Perlahan ia mulai memahami bahwa Nata adalah kekasih Hangga.

Segenap rasa hadir menyeruak di dada menyaksikan pemandangan Nata yang menangis meraung saat menanyakan status dirinya pada Hangga.

Dan Harum melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sang suami dengan lembut memberikan pengertian dan penjelasan kepada wanita cantik itu.

Rasa cinta yang begitu besar terpancar jelas dari manik coklat Hangga, saat laki-laki berstatus suaminya itu menggenggam erat tangan Nata, mengecup lembut tangannya, bahkan memeluk tubuh molek wanita itu di depan matanya.

Bukan saja kuncup, Harum merasakan bunga-bunga yang baru tumbuh itu musnah tercabik-cabik berserakan. Bagai petir yang menyambar bunga kecil nan rapuh hingga terbakar dan hancur dalam sekejap pandangan mata.

“Tiga minggu yang lalu aku menikah. Namanya Harum. Dia salah satu karyawan Ibu. Aku enggak bisa menolak keinginan Ibu untuk menikahi Harum.” Harum melihat Hangga mengusap air mata yang membasahi pipi mulus Nata, setelah mengucapkan kalimat tersebut.

“Aku tidak pernah mencintainya. Cintaku hanya untuk kamu, Nata. Bahkan, sampai detik ini, aku belum pernah menyentuhnya sekali pun. Selama ini kami tidur terpisah. Harum tidur di kamar tamu.”

Harum baru memahami. Inilah alasannya Hangga tidak pernah "menyentuhnya". Rupanya ada hati dan cinta yang ia jaga untuk perempuan lain, kekasihnya.

Kalimat yang diucapkan Hangga sungguh membuat Harum terluka. Hatinya tergores perih. Merasakan sakit teramat sakit. Mungkin ini yang namanya sakit tak berdarah. Dengan dada yang bergemuruh pilu, Harum memilih untuk berlalu dari drama di hadapannya.

Duduk di teras dengan kedua tangan menutupi wajah, air mata Harum jatuh meluruh. Sayup-sayup, masih terdengar suara Hangga yang memberikan penjelasan kepada Nata, yang justru membuatnya semakin sakit dan terluka.

“Harum, kamu kenapa?” Tiba-tiba saja ayah dan ibu mertua sudah berdiri di hadapannya.

Situasi yang sangat menyesakkan itu ternyata menghilangkan fokus, sehingga ia tidak menyadari kedatangan Bu Mirna dan Pak Hendra.

“Ibu, Ayah.” Harum segera menyusut air mata, lalu berdiri menyambut kedatangan kedua mertuanya serta mencium takzim punggung tangan keduanya bergantian.

“Loh, kenapa menangis, Rum?” tanya Bu Mirna.

Harum menjawab dengan menggelengkan kepalanya. Ia tidak mampu menjawab dengan suara, khawatir sang mertua benar-benar mengetahui kalau ia memang tengah menangis.

“Hangga mana?” cecar Bu Mirna.

Belum Harum menjawab pertanyaan, sang ibu mertua kembali mencecarnya dengan banyak pertanyaan. “Itu siapa di dalam? Hangga lagi bicara sama siapa? Sepertinya suara perempuan?”

Tanpa menunggu jawaban dari Harum, Bu Mirna masuk ke dalam, disusul oleh Pak Hendra—suaminya. Sementara Bi Jenah yang turut datang bersama sang mertua, diam di luar menemani Harum.

“Sumpah itu hanya akting. Hubungan aku dan Harum tidak seperti pasangan suami istri kebanyakan. Aku menunggu Harum merasa lelah sendiri dengan pernikahan ini. Sehingga dia merasa enggak tahan lalu menggugat ce ....” Bu Mirna yang baru masuk ke dalam rumah sontak meradang mendengar penuturan Hangga.

“Keterlaluan kamu, Hangga!” sentak Bu Mirna murka.

“Ibu.” Hangga yang tengah berlutut dan menggenggam tangan Nata tampak sangat terkejut mendapati ayah dan ibunya telah hadir di hadapannya.

“Jadi begitu kamu memperlakukan istrimu selama ini?” cecar Bu Mirna sembari melangkah mendekati Hangga.

“Ibu kecewa, Hangga. Sangat kecewa!” geram Bu Mirna.

“Maafkan Hangga, Bu. Tapi, Hangga tidak mencintai Harum. Hangga hanya mencintai Nata.”

“Ibu sudah bilang, tinggalkan perempuan itu! Ibu sudah pilihkan yang terbaik buat kamu.”

“Tapi Hangga tidak mencintai Harum, Bu.”

“Itu karena kamu tidak pernah membuka hatimu! Ibu kecewa sama kamu, Hangga!” sahut Bu Mirna dengan napas memburu karena emosi.

Harum yang masih duduk di teras segera masuk ke dalam begitu mendengar perdebatan sang ibu mertua dan suaminya. Melihat pemandangan tersebut, Harum gegas menghampiri sang ibu mertua dan menenangkannya.

“Ibu yang tenang, jangan emosi. Ibu duduk dulu, yuk! Kita bisa bicarakan baik-baik masalah ini.” Harum menuntun sang ibu mertua untuk duduk di sofa. Meskipun hatinya tengah sakit, ia tetap peduli pada ibu dari suaminya itu.

Cukup ia saja yang sakit, jangan sampai ibu mertuanya ikut sakit lalu masuk rumah sakit.

“Hangga, jadi kamu masih berhubungan dengan perempuan itu meski sudah menikah dengan Harum?" timpal ayah Hangga yang sedari tadi diam. "Kalau ada apa-apa dengan ibumu, ayah tidak akan memaafkan kamu!” ancamnya.

Hangga yang kini telah duduk di sofa hanya diam sembari menundukkan kepala.

1
Siti Rahayu
harum lebay pisan plinplan
Siti Rahayu
hahaha liat kandangnya saja
delfastri
ehh..Thor asal elu tau ya si nata mang kagak jahat..yang jahat itu eluu..Napa bikin story kek gini banget..coba lu bikin karakter jelek si nata..mungkin gua bisa ketawa jahat sekarang..tapi gimana mau ketawa mau nangis aja rasanya gimana..jadi bingungkan gua padahal cuma tinggal baca aja..maaf ye thoorrr
delfastri
lah ya banyak cuyyy..jgnkan modelan Hangga sekaliber kiyai yg kita duga pemegang kuncinya syurga aja masih banyak yg lebih dari Hangga jangan kata pacaran bini aja bisa sampai..lebih dari 2 dengan dalih ikuti sunahnya nabi..walau itu cuma sebagai alibi..yg di ikuti cuma banyak jumlahnya aja tapi gak sanggup ngikutin hal sebenar poligaminya nabi..dimana yg dinikahin Janda banyak anak Ama umur lebih diatas 60..ada satu yg mudahan dikit lw gak salah 45 an umurnya gitu..yg dilihat status jandanya aja ma bohaynya..malah ada noh ngejandain bini demi ngebiniin janda..error gak tuh..🤣🤣🤣
Bunda Iwar
Luar biasa
Henrita Henrita
tdk layak untuk di baca
Nadia
jujur aku bacanya tak loncat loncat emang dasarnya aku gak suka cerita poligami, 🤭🤭
Nadia
ya sama Yuda saja, jgn balikan sama si hangga
Nadia
pisah aja si Hanum, rumah tangga gak sehat
Anonymous
ceritanya menarik
Alfi Yah
Lumayan
Alfi Yah
Kecewa
MFay
eng, ing, eng, seru uyy
sungguh nikmat kn mas Hangga poligami itu 😈
MFay
Lah, sabar donk Nat 🤭 Harum kn istrinya jg 😁
asya yussi
Luar biasa
dhedoy wahyudi
cerita ngacak.. mna harum yang mau di bawa ke kantor
Idah Faridah
y nggak.jahat
yg bener nggak sadar diri
perempuan yang merendahkan diri sendiri demi cinta yg akhirnya di telan waktu
Aas Khasbiyah Khalik
Hangga kan gak berkulit putih dr.yuda pasti
Asma Rani
Luar biasa
Nasriati Bakri
kenapa baca novelmu thor seakan aku menbaca kisah ka2k laki2ku menikah dg wanita di jodohkan dgnnya dan meninggalkan kekasihnya di manado pdh sangat mencintainya namun perbedaan keyakinannya yg mengharuskan menyalani perjodohan walaupun bundaku sangat menyayangi ka micke tp dlm agama kami tk bisa menikah berbeda keyakinan.tapi ka2kku setia pd istrinya walaupun tk memiliki anak smpai skrg.bersyukurnyaf dia dan ka micke mereka bershbt sampai hr ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!