SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ada yang mengawasi?
Sedangkan di tempat lain, di sebuah gedung tua yang sudah tak terpakai dan terbengkalai, ada seorang pria berpakaian serba hitam tengah duduk rileks di kursi kebesarannya. Sepertinya pria itu tengah memikirkan suatu rencana yang sangat jahat. Terlihat dari senyum sinis yang terukir jelas di wajahnya saat menatap sebuah foto seseorang yang telah dia ambil secara diam diam.
"Sepertinya gadis ini cukup berpengaruh bagi Alfaro." Gumam pria tersebut sambil terus menatap selembar foto yang ada di tangannya.
"Cari tahu siapa gadis ini, dan ada hubungan apa dengan Alfaro!" Perintah pria tersebut pada asistennya sambil melemparkan selembar foto yang ia genggam ke meja.
"Baik tuan... Akan saya laksanakan." Ucap sang asisten dengan patuh, dan bergegas keluar dari ruangan tuannya di ikuti oleh dua orang pria tinggi kekar yang menjadi anak buahnya.
"Gadis yang cantik... Sepertinya aku tertarik padamu." Ucap pria tersebut dengan senyum yang sulit di artikan.
"Kau akan segera merasakan kehancuran Alfaro... Akan ku pastikan kau akan sangat menyesal karna sudah mengusikku." Gumam pria tersebut sambil menatap tajam foto yang di tempel papan bidik.
"Mungkin aku akan sedikit bermain main denganmu, memanfaatkan gadis itu yang akan menjadi kelemahan mu, lalu..." Ucap pria tersebut menggantungkan ucapannya lalu melempar foto Alfaro dengan pisau belati. Pisau tersebut tepat mengenai wajah Alfaro yang di dalam foto.
"Bam...kau akan kuhancurkan sepenuhnya." Ucap pria tersebut melanjutkan ucapannya sambil tertawa iblis yang menggema di ruangan tersebut.
*****
Pagi pagi sekali mobil Alfaro sudah berada di depan pintu gerbang rumah Syafira. Seperti biasa dia akan sarapan di rumah Syafira sambil melepas rindu yang mengganjal di hatinya. Padahal dia cuman berpisah selama semalam saja, namun baginya itu sangat lama.
"Huh.... Sepertinya aku harus menyuruh anak buahku agar menjadi satpam rumah ini... Aku malas jika setiap hari harus membuka dan menutup pintu gerbang terlebih dahulu sebelum masuk dan keluar rumah ini." Gerutu Alfaro merasa kesal sambil menggeser pintu gerbang ke samping agar terbuka lebih lebar supaya mobilnya bisa masuk.
Setelah mobil Alfaro bisa masuk dan berhenti tepat di depan rumah Syafira, Alfaro pun langsung masuk kedalam rumah tanpa permisi ataupun ketuk pintu terlebih dahulu seperti biasa.
Alfaro langsung berjalan menuju meja makan dan langsung duduk di sana. Syafira yang baru keluar dari dapur sambil membawa sarapan paginya merasa terkejut dengan hadiran Alfaro yang sudah berada di meja makannya.
"Selamat pagi sayang...!" Ucap Alfaro sambil tersenyum lebar menatap kedatangan Syafira yang baru selesai memasak sarapan.
"Pagi juga kak... Kakak kok ada di sini, terus kenapa gak ketuk pintu dulu, main masuk aja tanpa permisi!" Ucap Syafira sambil menatap tajam Alfaro.
"Ya gapapa dong. Kan aku yang punya rumah, dan aku juga calon suamimu. Jadi bebas dong." Ucap Alfaro dengan santainya.
"Baru jadi calon, belum jadi suami yah... Jadi jangan seenaknya dulu" ucap Syafira sambil memutar bola matanya malas.
"Sayang kenapa duduknya di sebrang aku sih?" Ucap Alfaro mengalihkan pembicaraan dengan cara memprotes Syafira yang duduk di seberangnya.
"Ya gapapa dong, suka suka aku... Kenapa kak yang protes" ucap Syafira sedikit sinis karna tak terima protes Alfaro.
Alfaro hanya bisa berdecak kesal dan segera pindah duduknya ke kursi yang berada di samping Syafira.
"Aku tuh gak mau jauh jauh dari kamu sayang!" Kesal Alfaro setelah duduk di samping Syafira.
"Dih lebay... Cuma kehalang meja makan aja di bilang jauh" ucap Syafira santai padahal ia tengah beruhasa menutupi senyum gemas karna tingkah Alfaro yang kesal hanya karna tak mau jauh darinya.
Syafira pun langsung mengisi piring Alfaro dengan nasi goreng dan ayam goreng lalu meletakkannya di hadapan Alfaro. Namun saat ia hendak mengambil sepering nasi goreng lagi untuk dirinya, tiba-tiba tangannya di tahan oleh Alfaro.
"Gak perlu kebanyakan piring sayang, kita makan sepiring berdua aja yah." Ucap Alfaro sambil menahan tangan Syafira.
Saat Syafira ingin membuka mulutnya untuk menyampaikan ketidak setujuannya, Alfaro langsung menimpali ucapannya dan tak membiarkan Syafira berproses lagi.
"Aku tidak menerima bantahan, penolakan, dan protes lagi" ucap Alfaro tegas sambil menatap mata Syafira.
Syafira pun langsung ciut dan hanya bisa mengikuti printah Alfaro saja, jujur saja ia merasa sedikit ngeri ngeri sedep saat mendengar suara tegas Alfaro.
Alfaro yang melihat Syafira seperti ketakutan pun langsung menenangkannya dan menjelaskan maksud dan tujuannya, agar Syafira tak salah faham dan merasa ketakutan padanya lagi.
"Sayang, kamu jangan takut gitu dong, aku cuma gak mau kamu mencuci piring terlalu banyak, maaf yah kalo sifat tegas aku menyakitimu" tutur Alfaro dengan lembut sambil menggenggam tangan Syafira.
"Iya gapapa kak, aku ngerti kok." Ucap Syafira yang menatap mata Alfaro sambil tersenyum hangat.
"Sendok dan garpu nya juga satu aja yah" ucap Alfaro sambil tersenyum jahil.
"Maksud kakak, kita giliran gitu makannya?" Ucap Syafira sambil mengerutkan alisnya menatap Alfaro.
Alfaro hanya mengangguk sambil tersenyum manis menatap Syafira lalu berkat. "Biar gak banyak cucian mending kamu suapin aku" ucapnya yang membuat Syafira memutar bola matanya malas.
"Itu mah akal akal kamu aja kali" ucap Syafira yang sudah mengerti modus Alfaro. Alfaro hanya tersenyum lebar saat Syafira sudah mengerti modunya.
Akhirnya Syafira dan Alfaro pun sarapan pagi dengan Syafira yang menyuapi Alfaro, begitu juga dengan Alfaro yang menyuapi Syafira. Mereka menghabiskan waktu sarapannya dengan romantis sambil sesekali tersenyum dan tertawa karna ke usilannya masing masing.
*****
Setelah selesai dengan saparannya Alfaro pun lantas mengantarkan Syafira ke tempat kerjanya, dan ia pun segera pergi ke Tempak kerjanya juga. Meskipun tadi sempat terjadi sedikit drama karna Alfaro tak ingin berpisah dengan Syafira, namun pada akhirnya Alfaro pun melepaskan Syafira karna terus terusan mendapat kata kata mutiara dan cubitan mesra dari Syafira.
Setalah sampai di kantornya, Alfaro pun langsung menemui Leon untuk menanyakan jadwalnya hari ini.
"Al, lu kemana aja tadi pagi gua kerumah lu, terus lu nya dah gak ada," tanya Leon saat telah bertemu dengan Alfaro.
"Setiap pagi gua kerumah ayang, buat sarapan bareng." Ucap Alfaro santai dengan nada datarnya.
"Dasar bucin lu... Eh iya kayanya ada yang terus ngawasin lu sama cewek lu dari kejauhan dah." Ucap Leon dengan wajah serius, menyampaikan kecurigaannya.
"Hmmm, gua dah tau itu, biarin aja dulu supaya dia masuk dalam perangkap," ucap Alfaro yang telah menyadari hal itu sedari lama.
"Bagus dah kalo lu dah ngerasa, dan apa lu dah tau siapa di baliknya." Tanya Leon kembali mencari tahun.
"Yah... Perketat penjagaan dan siapkan strategi untuk menjebanya." Ucap Alfaro dengan dingin sambil berjalan ke meja kerjanya.
"Kita harus selesaikan semuanya Minggu ini, dan kosongkan jadwal Minggu depan." Ucap Alfaro setelah duduk di kursi kebesarannya.
"Oke siap bos, gua bakal atur semua" ucap Leon patuh dan segera kembali ke ruang kerjanya.
Setelah Leon keluar dari ruangannya, Alfaro pun langsung mengambil ponselnya dan segera menghubungi Rian.
"Perketat penjagaan gadisku, jangan sampai ada satupun orang jahat menyentuhnya." Ucap Alfaro setelah telponnya tersambang dengan Rian .
"Baik tuan muda, akan saya laksanakan. Saya juga sudah mengetahui bahwa ada yang tengah mengawasi nona Syafira saat ini," ucap Rian di sebrang telpon sana.
"Bagus, perketat penjagaan di sekitar Syafira. Dan terus pantau orang yang sedang mengawasi Syafira dari kejauhan, jangan lupa kerahkan beberapa pengawal bayangan untuk berjaga di sekitar caffe mulai dari saat ini sampai seterusnya." Ucap Alfaro panjang lebar memerintahkan Rian agar lebih ketat lagi menjaga gadisnya.
Setelah mengatakan itu Alfaro pun langsung mematikan Sambungan telponnya secara sepihak dan tak menunggu jawaban Rian.