Kehidupan berat dan pahit harus dirasakan Cristal Aaron setelah kematian suaminya. Kematian sang suami yang mendadak meninggalkan banyak hutang yang membuatnya harus pontang panting mencari uang dan menjadi seorang penari striptis untuk membayar hutang yang ditinggalkan oleh suaminya dan menghidupi putri kecilnya yang berusia 3 tahun juga ibu mertuanya yang sakit-sakitan.
Gail Bernard seorang mantan mafia yang tidak mengenal cinta selalu memperhatikan Cristal saat sore hari dan pada akhirnya menyadari jika dia telah jatuh cinta pada wanita itu.
Semula dia patah hati karena mengira Cristal seorang jal*ng dan melupakan cintanya namun suatu hari Gail bertemu dengan Cristal yang sedang dalam masalah karena dia diincar oleh mafia yang menginginkan tubuhnya.
Akankah Gail kembali ke dunia hitam yang sudah dia tinggalkan sejak lama untuk membantu Cristal dan apakah dia mau memperjuangkan wanita itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Rasa penasaran memenuhi hati, Cristal sudah tidak sabar namun dia harus menemani putrinya di rumah yang sangat asing bagi mereka. Saat itu mereka sudah berada di sebuah kamar yang bisa mereka tempati. Tidak ada siapa pun di rumah itu selain mereka, satu pelayan pun tidak tapi rumah itu terlihat begitu bersih dan rapi. Itu karena Gail adalah seorang pria pecinta kebersihan.
Dia tidak suka ada yang menyentuh barang-barang yang ada di rumahnya, sebab itu tidak ada pelayan. Satu minggu sekali dia akan membayar jasa pembersih untuk membersihkan rumahnya yang tidak begitu kotor. Lagi pula dia bujangan, dia memiliki banyak waktu saat akhir pekan. Dia tidak perlu pergi keluar menghabiskan uang untuk menyenangkan seorang wanita, sebab itu sebagian besar gaji yang dia dapat masuk ke dalam tabungan.
Gail juga bukan pria yang boros, walau pakaiannya pakaian bermerk tapi dia tidak suka pergi berbelanja. Rumah yang dia tempati saat ini adalah rumah yang dia beli dari hasil kerja kerasnya selama dia menjadi tangan kanan seorang mafia.
Cristal memandangi kamar yang sedang dia dan putrinya tempati saat ini. Untuk seumur hidupnya, dia belum pernah menempati kamar seluas itu tapi dia tidak boleh senang karena dia harus waspada pada pemilik rumah tersebut karena bisa saja ada maksud tersembunyi dari pemuda yang selalu menolongnya.
"Mom, Angela takut," ucap Angela yang saat itu sedang berbaring di atas ranjang.
"Tidak perlu takut, ada Mommy," Cristal mencoba menghibur putrinya. Mereka tidak memiliki tempat untuk kembali lagi selain rumah mereka namun Gail berkata di sana tidak aman lalu ke mana mereka bisa pergi?
"Tapi Uncle itu menakutkan."
"Ssstt, nanti Mommy akan berbicara dengannya dan memintanya untuk tidak menakuti Angela jadi Angela tidak perlu takut."
"Apakah Mommy tidak takut dengannya?"
"Tentu saja tidak, bukankah sudah Mommy katakan? Rupanya memang menakutkan tapi sesungguhnya dia baik jadi Angela tidak perlu takut."
Angela mengangguk, suara pintu diketuk terdengar. Cristal melangkah menuju pintu, itu pasti Gail. Dia harus tahu bagaimana nasibnya dengan putrinya setelah ini. Apakah mereka harus menetap lama, atau hanya untuk sesaat saja.
Gail berdiri di depan pintu saat Cristal sudah membuka pintu. Tatapan dingin yang Cristal dapatkan namun dia sudah terbiasa. Tapi satu hal yang dia inginkan, dia harap Gail tidak selalu menunjukkan wajah seperti itu di hadapan putrinya karena Angela bisa semakin takut dengannya.
"Ajak putrimu untuk sarapan. Kalian belum makan, bukan?"
"Bolehkah aku meminta sesuatu padamu?": Cristal memberanikan diri. Bagaimanapun dia ingin putrinya nyaman berada di sana.
"Katakan!"
"Maaf jika aku lancang tapi apakah bisa kau tidak memasang wajah menakutkan seperti itu di hadapan putriku? Maaf atas permintaan tidak sopan ini tapi aku ingin dia nyaman dan tidak takut denganmu."
"Rupa wajahku memang selalu seperti ini," ucap Gail. Karena dia dibentuk untuk menjadi pembunuh jadi dia tidak tahu bagaimana caranya harus berekspresi di hadapan anak-anak.
Gail berlalu pergi setelah berkata demikian, Cristal juga masuk ke dalam kamar untuk mengajak putrinya sarapan karena mereka memang belum makan apa pun. Angela mengekori ibunya dari belakang dan terlihat ketakutan, gadis itu bahkan melihat sana sini sampai mereka masuk ke dalam dapur.
Dua piring makanan sudah terhidang di atas meja, makanan itu masih hangat karena Gail baru saja membuatnya. Cristal tersenyum tipis, pemuda yang tidak terduga. Dia tidak menduga pemuda itu begitu peduli dengan mereka padahal mereka tidak memiliki hubungan apa pun.
Angela menikmati makanannya dengan lahap saat Gail masuk ke dalam dapur. Gadis itu tampak ketakutan karena Gail menghampirinya namun sebuah boneka berada di tangan. Gail meletakkan boneka itu di atas meja tanpa berkata apa-apa, Angela mengambil boneka itu dan terlihat senang.
"Apakah ini untuk Angela?"
Gail hanya mengangguk dan mengusap kepala gadis itu. Entah dari mana boneka itu, dia tidak tahu yang pasti boneka itu ada di dalam lemari.
"Terima kasih, Uncle," ucap Angela sambil tersenyum manis.
Gail ingin tersenyum tapi wajahnya tanpa ekspresi, dia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya memasang ekspresi apalagi di depan anak-anak. Sepertinya setelah ini dia harus melakukan olah raga pipi agar gadis itu tidak terlalu takut dengannya.
"Terima kasih atas makanannya, apa kau tidak makan?" tanya Cristal.
"Tidak, setelah selesai sarapan cari aku karena ada hal penting yang ingin aku bicarakan padamu."
"Baiklah, aku akan segera mencarimu."
Gail mengangguk, pria itu melangkah pergi. Cristal menghabiskan makanannya dengan terburu-buru karena dia sudah sangat ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada ibu mertuanya.
"Mom, lihat boneka ini," ucap Angela sambil memperlihatkan bonekanya.
"Apa Angela suka?" Cristal tersenyum, putrinya mengangguk sambil tersenyum menandakan jika dia suka dengan bonekanya.
"Sudah Mommy katakan, bukan? Uncle itu tidaklah jahat seperti rupanya jadi Angela tidak perlu takut."
"Mommy benar," Angela kembali tersenyum sambil memainkan bonekanya.
Cristal juga tersenyum, sepertinya sudah saatnya mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada ibu mertuanya. Piring kotor di letakkan, Cristal menghampiri putrinya dan mengusap kepalanya.
"Mommy ingin berbicara dengan Uncle sebentar jadi tunggu di sini baik-baik. Angela mau, bukan?"
"Tentu saja, Angela akan menunggu dengan teddy di sini," ucap Angela.
"Bagus, gadis pintar," Cristal mencium pipi putrinya dan setelah itu dia keluar dari dapur.
Dia tampak kebingungan di rumah besar itu namun sosok Gail terlihat sedang berdiri di depan jendela sambil menghisap sebatang rokoknya. Cristal mendekati Gail dengan rasa penasaran yang sangat tinggi.
Firasatnya mengatakan kematian ibu mertuanya tidaklah wajar sebab itu Gail membawa mereka ke rumahnya dan mengatakan bahaya jika mereka kembali ke rumahnya.
"Apa yang ingin kau bicarakan, sebenarnya apa yang terjadi pada ibu mertuaku?" tanya Cristal tanpa basa basi.
Gail melihat ke arahnya sejenak. Rokok kembali di hisap. Cristal menunggu dengan tidak sabar, jantungnya bahkan berdebar. Dia harus siap menerima kenyataan yang terjadi apa pun itu.
"Kenapa kau diam saja?" tanya Cristal.
"Ibu mertuamu telah dibunuh oleh seseorang."
"Apa?" Cristal terkejut. Kedua lututnya terasa lemas. Apa Gail tidak sedang bercanda?
"Si-Siapa yang melakukannya?" tanya Cristal ingin tahu. Pantas saja firasatnya buruk, dia bahkan berperasangka jika ibu mertuanya meninggal karena bunuh diri. Satu sisi dia lega karena ibu mertuanya tidak melakukan hal itu, tapi di sisi lain dia sangat ingin tahu siapa yang telah membunuh ibu mertuanya dan kenapa dia tidak tahu padahal dia berada di dalam ruangan itu bersama dengan Angela.
"Entahlah, yang pasti pelakunya seorang wanita," jawab Gail. Dari rekaman cctv memperlihatkan, pelakunya memang seorang wanita dengan pakaian seorang perawat bahkan Angela tampak terbangun saat wanita itu masuk namun Angela terlalu kecil untuk menyadari situasi dan dia terlihat kembali tidur.
Langkah Cristal mundur ke belakang, seorang wanita? Siapa? Dan untuk apa ibu mertuanya dibunuh? Apakah ada yang membenci ibu mertuanya ataukah ada hubungannya dengan Lucius? Pertanyaan-Pertanyaan itu muncul, dia sungguh tidak menduga ada yang membunuh ibu mertuanya tapi siapa yang melakukan hal itu dan apa yang terjadi? Sungguh dia sangat ingin tahu.
karya mu keren keren,ada lucunya tegangnya,sedihnya,romantisnya semangat trs thor